cinta dalam jas putih

Wanita stereotip



Wanita stereotip

"Nita kamu yang bawa mobil! "      

"Aku??? " nita tercengang dengan perintah elsa pagi ini. Dia belum mengatakan penolakannya elsa sudah memelototinya terlebih dulu.     

Elsa lalu memberikan kunci yang dipegangnya pada Nita, dan langsung membawa axel untuk masuk kedalam mobil.      

'Tega sekali dokter elsa padaku! ' cetus nita dalam hatinya, tingkahnya kali ini seperti anak kecil. Menginjak-injakan kedua kakinya di lantai karena kesal.      

Nita kesal pada dirinya sendiri mengapa menjadi orang yang begitu penakut, dia sama sekali tidak dapat melakukan penolakan untuk sesuatu yang tidak diinginkannya. Dia selalu menjadi tokoh protagonis yang baik hati dan tertindas.     

"Kenapa Axel di depan? " Tanya Nita ketika dia  masuk ke dalam mobil, melihat axel duduk di kursi depan. Dan lalu pandangannya ke arah elsa yang tersenyum duduk di kursi belakang. Lagi-lagi dia mendapat sebuah kesusahan yang sepertinya telah mendarah daging di hidupnya itu.     

"Sekarang kamu membawa orang kesayanganmu, jadi jangan buat kesalahan yang fatal! " Raut wajah elsa memperlihatkan rasa senangnya, dia sudah membuat nita tidak bisa mundur lagi. Nita hanya harus menerimanya dan berusaha untuk melakukannya dengan sangat baik.     

"Ayo, cepat! Nanti Axel kesiangan.. " dan lagi-lagi dia harus sedikit berteriak untuk bisa membuat Nita bergerak cepat dan segera menghidupkan mesin mobilnya.     

"Iya, baik,,, baik,,, "  Nita segera memakai sabuk pengamannya dan berdoa sambil menghidupkan mesin mobilnya.     

Dia menoleh ke arah Axel yang terduduk di sampingnya, "Axel, pegangan yang kuat. Jangan lihat ke arah jalan jika takut! "     

Axel pada awalnya kebingungan karena yang dia tahu bubu kesayangannya itu tidak pernah membawa mobil sendiri. Tapi setelah nita mengatakan sesuatu sebelum berangkat membuat axel menertawakan bubunya yang sepagi ini sudah bertingkah lucu.     

Begitu pun elsa, dia kebingungan harus dengan cara apa dia menutupi rasanya yang tidak dapat menahan tawanya. Dia sudah mengalihkan pandangannya ke sisi kiri dan kanannya tapi tetap tidak bisa, yang pada akhirnya dia hanya dapat mengelus-elus dahinya untuk dapat sedikit menutupi tawanya yang tanpa suara.     

'Kemarin di jarak yang dekat aku seperti siput membawa mobilnya! ' gumam Nita dalam hatinya, 'dan sekarang sekolah axel, pasti akan memakan waktu banyak! '     

Nita meneriakkan tangisannya di dalam hati, sambil sesekali dia melihat arah jarum jam di tangannya.     

Dia pun sesekali melihat axel yang sudah gelisah, semakin besarlah rasa bersalahnya karena sudah membuat axel harus terlambat ke sekolah.     

"Axel maafkan bubu.. " Nita memasang wajah penuh kesedihan yang begitu besar pada putranya itu.     

Mereka telah sampai di sekolah axel dengan selamat. Akan tetapi di waktu yang telah membuat putranya itu telat untuk masuk ke dalam kelasnya.     

"Kamu sudah telat lima belas menit! " Suara elsa terdengar dari belakang Nita.     

Axel tersenyum ke arah nita menyembunyikan kegelisahannya karena harus terlambat ke sekolah.     

"Biar bubu bilang sama ibu guru alasan kenapa Axel terlambat.. " Nita lalu membuka sabuk pengaman yang dipakainya.     

"Tidak apa-apa, bu. Guru-guru di sekolah semua sangat baik, aku tidak akan diberi hukuman " ucapnya berbohong agar nita tidak sedih, "semangat belajar mengemudi mobilnya bubu.. "     

Lalu memberikan ciuman di pipi dan di tangan Nita, dia lalu membuka pintu mobil disampingnya.     

"Axel " panggil nita ketika dia hendak keluar dari mobilnya.     

Dia memberikan isyarat dengan bola matanya yang bergerak ke arah dimana Elsa duduk. Memberitahukan padanya bahwa dia telah melupakan ibu kandungnya yang berada di dalam mobil.     

Axel lalu teringat dan kembali masuk ke dalam mobil untuk mencium tangan Elsa, dan kemudian dia bergegas untuk masuk ke sekolahnya dengan wajah yang penuh ketakutan karena dia pasti akan menerima hukuman dari gurunya.      

"Lumayan " Elsa berkata seraya keluar dari mobil untuk berganti posisi duduk disamping nita.     

"Sekarang jalan " perintahnya setelah dia duduk disamping nita dan memakai sabuk pengamannya.     

Kedua alis nita terangkat, sejak hari ini dia mempunyai pekerjaan tambahan di saat cuti yaitu menjadi supir pribadi mantan istri dari suaminya. Ini terdengar lucu, tapi memang dia mengalaminya saat ini. Jika dia bertemu dengan penulis naskah film suatu saat nanti, dia akan begitu senang hati menceritakannya supaya dijadikan sebuah film dengan episode paling panjang.     

"Kita tidak langsung pulang hari ini " ucap elsa.     

"Mau kemana memangnya? "      

"Ada aja " jawab Elsa, "kamu cukup jalankan saja mobilnya dan ikuti perintah aku! "     

'Sempurna! ' cetus nita dalam hatinya, dia diterima bekerja menjadi seorang supir cadangan.     

'Aku lebih baik cuti satu Minggu saja! ' rencananya dalam hati.     

'Bisa-bisa aku sakit tuberculosis nanti karena harus merasakan tekanan batin! ' lagi-lagi dia berkata dalam hatinya sendiri.      

"Belok kiri " Elsa membuyarkan lamunan Nita.     

Kali ini dia harus mengakui kehebatan rivalnya itu adalah wanita yang begitu mudah belajar. Pembawaannya yang tenang membuatnya tidak terlihat cemas ketika dia harus belajar untuk hal baru.     

"Kita mau kemana? " Tanya Nita, dia benar-benar tidak mengetahui lokasi yang akan Elsa tuju hari ini.     

"Ikuti saja dan hapalkan dengan baik! " Jawaban elsa membuat nita terdiam seketika mengunci mulutnya, dia tidak bersuara lagi.     

"Di depan kamu belokan selanjutnya adalah rumah sakit " elsa memberitahukannya, ketika mereka tepat berada di depan rumah sakit nita terdiam untuk beberapa waktu.     

Elsa memberitahukan padanya tentang jalan tercepat dari sekolah axel menuju rumah sakit.      

"Dan arah lurus itu menuju ke perumahan kamu! "      

"Tunggu dulu " Nita menyela penjelasan Elsa padanya, "apa maksud dari semuanya? Kemarin aku harus belajar mengemudi dengan cepat dan sekarang aku harus mengingat jalan yang sehari-hari aku lewati. Apa maksudnya semua ini? "     

Elsa tertsenyum sinis, "kamu tidak perlu tahu untuk sekarang ikuti saja semua intruksiku"     

Nita tertegun dengan ucapan elsa yang terdengar sinis olehnya, dia menjadi curiga dengan apa yang dilakukan elsa padanya sampai dengan saat ini.     

"Setelah arah rumah sakit, di perempatan depan belok kanan " Elsa kembali memberikan perintahnya pada nita.     

Hari ini nita adalah supir pribadinya yang manis dan penurut, jadi nita harus mau melakukan apapun yang tuannya perintahkan.     

Setelah mengemudi dalam waktu lama akhirnya mereka sampai di satu tempat.     

"Kamu mau melakukan perawatan? " Suara Nita pelan ketika melihat sebuah tempat perawatan kecantikan dihadapannya, dia tidak terkejut jika Elsa mengajaknya ke tempat tersebut karena dia tahu Elsa pasti sering melakukan perawatan rutin pada tubuhnya. Terlihat dari kulitnya yang selalu terlihat indah.     

"Ayo ikut " ajak Elsa, dia lalu bergegas menuju keluar dari dalam mobilnya.     

Nita hanya termangu dengan ajakan Elsa kali ini, dia hanya tidak terbiasa melakukan perawatan yang sering dilakukan elsa dulu.     

"Kenapa tidak keluar! " Cetus elsa seraya membuka pintu mobil untuk nita.     

"Kamu mau terus di dalam mobil berjam-jam menunggu aku? " Bentaknya, "nita, kamu bukan anak kecil yang harus selalu aku marahi! "     

"Jika aku bilang ikut, kamu harus ikut! " Elsa melanjutkan ucapannya dengan geram, "jangan seperti supir yang menunggu majikannya di dalam mobil! "     

Nita terkejut mendengar kemarahan Elsa, dengan segera dia beranjak dari duduknya dan keluar dari dalam mobil. Dia bukan berniat membuat Elsa kesal hari ini, hanya saja dia tidak terbiasa dengan apa yang biasa Elsa lakukan.     

Kenapa dengan menjadi istri dokter dan penanggung jawab?, Nita sama sekali tidak pernah ingin menjadikan statusnya yang didapat saat ini dia jadikan ajang untuk menjadi wanita berkelas. Dia hanya menjadi dirinya sendiri.     

"Mbak, tolong perawatan untuk satu orang " Elsa bicara pada petugas di sebuah resepisionis.     

"Baik, atas nama siapa? "     

"Kanita "     

Pupil mata nita membesar, "aku?,,, Kenapa jadi aku? "     

Elsa terlihat berusaha menahan tawa di bibirnya, "sudah kamu masuk saja! "     

Diapun meraih tangan Nita, dipaksanya untuk masuk ke dalam sebuah ruangan khusus.     

"Aku sudah katakan tadi untuk ikuti saja semua yang aku perintahkan! " Cetus Elsa, "tunggu disini dan lakukan perawatan sesuai yang aku inginkan! "     

Elsa melangkahkan kakinya, meninggalkan nita sendirian. Dan dia tampak menghampiri petugas tempat perawatan yang dikunjunginya.     

"Tolong buat kanita secantik mungkin dan buat tubuhnya rileks " Elsa berkata pada sang petugas yang dia temui, "dan jangan biarkan dia meninggalkan tempat ini sebelum perawatannya selesai, dia harus mendapatkan perawatan terbaik! "     

"Baik "     

Elsa tersenyum lebar setelah dia memberikan intruksi, pandangannya berputar ke seluruh ruangan mencari sebuah tempat untuknya beristirahat.      

Dia terduduk di sebuah sofa dan mengambil satu majalah untuk dia baca. Senyumannya tidak pernah hilang ketika membayangkan beberapa jam kedepan melihat nita yang akan berwajah tidak senang karena perubahan penampilannya yang tidak sesuai dengan keinginannya.     

Elsa sedikit terkejut ketika ponselnya yang berada di dalam tasnya berdering, dan mendapati nama yoga yang tertera di layar ponselnya.     

"Wah, kalian benar-benar sehati! " Cetusnya sengaja menunda menerima panggilan dari mantan suaminya itu, dia hanya sedang senang mempermainkan kedua pasangan itu.     

Elsa tidak dapat menghentikan tawa tanpa suaranya ketika mendapati yoga masih terus menghubunginya ketika dia sama sekali tidak memberikan respon.     

"Bahkan di jam kerjapun kamu terus mengkhawatirkannya! " Ucap elsa seraya mereject semua panggilan yoga padanya.     

Sekarang.     

"Aku sedang membuat boneka cantikmu berubah.. " lalu dia kembali membaca majalah yang berada di tangannya.     

"Kamu pikir wanita setelah menjalani kuretase hanya perlu di panggil dengan ucapan sayang dan kata-kata manis tentang cinta! " Celetuk Elsa dalam hatinya.      

Saat ini Elsa telah menjadi stereotip, yang mana setiap tindakan orang-orang di sekelilingnya semua memiliki nilai negatif dan hanya dia saja yang melakukan tindakan yang paling benar hanya supaya semua yang direncanakannya akan mudah terealisasi dengan cepat sesuai dengan waktu yang diperhitungkan nya.     

Setelah menunggu waktu begitu lama, dia dihampiri oleh seorang wanita yang sangat dikenalnya dan berdiri tepat dihadapannya.     

Keterkejutan elsa begitu terlihat ketika melihatnya, membuat matanya sulit berkedi dan mulutnya yang terasa sulit untuk menutup.     

Ada sebuah keindahan yang dipandang Elsa ketika melihatnya...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.