cinta dalam jas putih

Melawan Rasa Takut



Melawan Rasa Takut

0"Ayo keluar! " Elsa membukakan pintu di arah nita ketika menunggunya cukup lama.     

Nita melepaskan sabuk pengaman dan segera beranjak dari dalam mobil. Dia memandangi elsa dengan penuh keanehan.     

Elsa hanya tersenyum dan kedua alisnya terangkat. Meraih tangan nita dan memaksanya untuk mengikutinya.     

"Duduk dan pasang sabuk pengamanmu! " Cetus elsa memberikan perintah pada nita untuk duduk di kursi tempat mengemudi.     

Kedua mata nita membulat, "apa yang mau kamu lakukan? Aku tidak bisa mengemudi mobil! "     

"Masuk saja dan ikuti apa yang aku sebutkan! " cetus Elsa, dia sedikit memaksa dan mendorongnya.     

Nita akhirnya harus mengikuti semua yang di inginkan Elsa padanya, dia masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.     

'wanita ini kenapa menjadi lebih sensitif dan mudah marah! ' cetus nita dalam hatinya, matanya terus memandangi langkah elsa dari dalam mobil. Dia baru menyadari sifat pemarahnya yang membuat axel selalu ketakutan jika sudah membuatnya kesal dahulu.     

Elsa kemudian masuk dan duduk disamping nita, dia lalu menoleh ke arah disampingnya dimana nita terduduk.     

"Lakukan apa yang video tadi sebutkan " ucap elsa, matanya begitu tajam menatap Nita. Kedua tangannya terlihat menyilang.     

"Apa.. " ucapan nita terhenti sejenak, dia memikirkan kembali video yang elsa berikan padanya tadi.     

"Kamu mau aku belajar mengendarai mobil ini? " Tanya nita untuk memastikan pada Elsa.     

"Ya " jawabnya pendek, "jangan berpikir aku akan menyingkirkanmu dengan cara membuat dirimu menabrakkan diri sendiri! "     

"Itu terlalu drama " elsa melanjutkan perkataannya, "aku hanya tidak mau saja kamu satu mobil dengan yoga jika bekerja ketika aku berada bersama kalian! "     

Dahi nita berkerut mendengar ucapan elsa yang begitu ingin membuatnya menjauh dari suaminya, terlihat semua cara dia lakukan.     

"Jangan bilang kamu tidak bisa " Elsa mendominasi seluruh pembicaraan antara dia dan nita saat ini.     

"Bukankah kamu wanita yang pintar " perkataan elsa sedikit memberikan sindiran pada Nita, "semua orang tahu kamu akan mudah belajar walaupun hanya dengan melihat video saja "     

"Aku bukan orang pintar seperti yang kamu pikirkan itu " Nita menyanggah sindiran Elsa padanya, dia tidak merasa dirinya seseorang yang begitu pintar sehingga mudah mempelajari apapun.     

"Ayo cepat mulai! " Cetus elsa sedikit berteriak, dia memasang wajah kesalnya pada nita.      

Dia tahu nita pasti akan bisa dengan cepat belajar berkendara kali ini, karena dulu dia pernah melihat dia bersma pamannya belajar mengendarai mobil. Meskipun itu sudah lama tapi dia hanya ingin nita bisa melakukannya dengan cepat.     

"Iya!! " Kali inipun nita membalas teriakan Elsa dengan teriakan yang sama, dia pun memasang wajah kesalnya karena elsa begitu memaksakan dirinya untuk bisa mengendarai mobil sendirian.     

Nita mulai menghidupkan mesin mobil, menginjak kopling dan rem di arah kakinya. Mengatur perseneling mobil yang berada di posisi netral. Untuk beberapa waktu dia mencoba mengingat instruksi yang dilihatnya di dalam video tadi.     

Dengan hati-hati Nita mencoba mengatur kedua pijakan kakinya.     

"Maaf! " Ucap nita ketika mobil yang pada awalnya menyala tiba-tiba terhenti karena nita belum terbiasa mengimbangi ketika melepaskan rem dan kopling yang menjadi pijakan kakinya.     

Elsa terlihat mengambil nafasnya dalam-dalam, "buka sepatumu jika kamu belum bisa mengatur kedalam kopling dan rem yang kamu injak! "     

Nita dengan cepat mengerti dan segera melepaskan kedua sepatunya, serta mencoba kembali menghidupkan mesin mobilnya.     

Kali ini mobil dapat berjalan walaupun begitu pelan, jika dibandingkan antara mobil yang Nita kemudikan berjalan lebih lambat dari seseorang yang berjalan kaki.     

Dan kali ini dia dapat dengan mudahnya mengatur arah mobil sesuai dengan jalan dihadapannya.     

"Jika mesin mobil sudah berbunyi seperti ini, kamu harus memindahkan perseneling ke gigi 1! " lalu Elsa memberikan intruksi selanjutnya.     

"Baiklah " nita mengalihkan pandangannya ke arah dimana persenelling mobil berada, satu tangannya mencoba mengubahnya.      

Tapi hasilnya, mesin mobil seketika mati.     

"Mati lagi.. " nita memperlihatkan wajah polos yang penuh dengan rasa bersalah pada Elsa. Tawa lebar yang begitu dipaksakan nita perlihatkan pada Elsa.     

Membuat wanita itu menggelengkan kepalanya, dia mulai terlihat jengkel.     

"Ketika kamu akan mengoper gigi, pastikan kamu menginjak kopling lebih dalam " elsa memberitahukan pada nita.     

"Dan jangan sekali-kali kamu mengoper gigi dengan terlebih dulu melihat ke arah ini! " Cetus elsa, satu jarinya menunjuk ke arah persenelling di samping nita. "perhatikan selalu jalan dihadapanmu! "     

"Kamu mau membunuh aku? " Tanya elsa dengan nada penuh kesinisan.     

"Iya,,, baiklah,,, aku minta maaf " nita berkata dengan nada pelan, terlihat mencucutkan bibirnya karena dia merasa elsa membuat kesalahannya seperti hal yang sangat berdosa besar.     

"Kamu jangan merendahkan dirimu dengan selalu meminta maaf, hanya karena kesalahan kecil seperti itu " ucap elsa, "kamu sudah menjadi kepala ruangan saat ini, jangan memperlihatkan kesalahanmu dengan mudah. Pemimpin itu harus lebih arogan dari bawahannya agar setiap perkataan yang kamu ucapkan dapat mereka percaya dan membuatmu lebih di segani! "     

"Cukup kamu yang tahu kesalahanmu sendiri, dan segera memperbaikinya "      

Kedua alis Nita terangkat, elsa sedang memberikan ilmu padanya diantara rasa marahnya. Gaya kepemimpinan yang elsa sebutkan tadi memang ada pada kehidupan nyata. Dia pun pernah mendapatkan pemimpin seperti itu, dan dia seperti sedang diberi peringatan oleh Elsa bahwa menjadi seorang pemimpin harus memiliki sikap tegas.     

Dan kali ini Nita akan dengan senang hati menerima masukan dari elsa walaupun dengan sedikit gaya sombong dan angkuhnya.     

"Baiklah, aku coba lagi.. " nita mulai termotivasi oleh ucapan elsa tadi, dia mempositifkan pikirannya pada tujuan elsa memaksanya untuk mengendarai mobil sendirian.     

Setelah memakan waktu berjam-jam, elsa meyakinkan nita bahwa dia akan bisa jika dia memiliki keberanian.     

"Sekarang bawa aku pulang " Elsa memberikan perintah selanjutnya, "aku sudah lelah mengajarimu hari ini, dan aku sudah kelaparan! "     

Mata nita terbelalak, "aku yang membawa mobil ini kerumah? "     

"Iya " elsa menjawab dengan singkat.     

"Tapi aku.. "     

"Aku tidak mau mendengar alasan " elsa menyela ucapan Nita, "aku serahkan keselamatanku padamu, jangan buat aku mati konyol! "     

"Tapi... " nita berusaha sekuat mungkin menolak.     

"Berangkat sekarang juga! " Dan elsa harus mengeluarkan amarahnya kembali pada Nita, dan dia tidak akan memberikan kesempatan pada nita untuk mengikuti semua rasa takutnya dia hanya ingin nita melawan rasa takutnya.     

"Iya, tunggu sebentar... " Nita hanya bereaksi datar ketika Elsa memarahinya, dia hanya sedang mempersiapkan diri dan melawan rasa takutnya sesuai dengan yang Elsa inginkan. Walaupun dia merasakan kesakitan di tangan dan kakinya karena harus berlatih dalam waktu yang lama. Dan juga perutnya masih terasa sakit karena kuretase yang dijalaninya.     

'Kalau seperti ini seperti senjata makan tuan! ' gumam elsa dalam hatinya.      

Elsa menyembunyikan kepalan tangan kirinya dari Nita, karena pada kenyataannya dialah yang paling ketakutan akan terjadi sesuatu karena membiarkan nita yang membawanya pulang dengan mobil miliknya.     

Dia berusaha mengatur nafasnya ketika mobil yang mereka tumpangi berada di jalan raya, Elsa selalu memperingatkan Nita untuk memberikan isyarat pada pengendara lain dengan menyalakan lampu sein setiap dia akan berbelok.     

"Aku bisa kena serangan jantung kalau setiap hari satu mobil denganmu! " Cetus elsa pada Nita ketika mereka akhirnya sampai di depan rumah.     

Dia bergegas membuka pintu dan keluar dari mobil, membiarkan nita berada sendirian didalam mobil.     

'Ya tuhan ' ucap nita bernafas lega karena akhirnya dia sampai di rumahnya.     

"Kenapa dia pergi! " Cetus nita sendirian di dalam mobil, dia sama sekali tidak dapat memarkirkan mobil yang dia bawa kali ini.      

Dan pada akhirnya dia kebingungan sendiri di dalam mobil, sudah cukup lama nita mencoba memajukan dan memundurkan mobil yang dibawanya untuk terparkir di depan rumah dengan baik.     

"Apa yang aku tabrak di depan! " Nita sangat terkejut dan segera keluar dari dalam mobilnya, memastikan apa yang telah di tabraknya.     

"Aku menabrak pot bunga " Nita berkata pelan menggaruk kepalanya dan sedikit lega karena dia hanya menbrak pot bunga bukan binatang yang seperti yang dia pikirkan. Lalu kembali masuk ke dalam mobilnya untuk memundurkan mobilnya.     

"Astaga! " Nita terkejut langsung menginjak rem mobil ketika mendengar suara klakson mobil dari arah belakangnya. Begitu keras dan panjang, sampai akhirnya seseorang mengetuk jendela kaca di samping Nita.     

Dengan cepat nita keluar dari dalam mobilnya, dan tertunduk ketika melihat seseorang yang mengetuk mobil yang dibawanya adalah yoga.     

"Kenapa kamu membawa mobil Elsa? " Yoga bertanya pada nita seraya memutarkan pandangannya yang tidak melihat sosok Elsa.     

"Oppa dokter " dalam waktu sekejap nita merengek di hadapan suaminya itu sambil memegangi kedua tangannya.     

Yoga tertegun melihat sikap nita, dan lagi tangannya yang terasa sangat dingin.     

"Aku mencoba memparkirkan mobil ini " ucap nita dengan terbata-bata, "tapi,,, aku menabrak pot bunga itu! "     

Yoga masih teraneh nita membawa mobil Elsa, akan tetapi dia terlebih dahulu melihat apa yang ditabrak Nita. Senyuman tipisnya muncul ketika melihat dua pot bunga besar sekaligus yang ditabraknya.     

"Apa mobilnya tidak apa-apa? " Nita terlihat penasaran dengan apa yang sudah yoga lihat, dia mengkhawatirkan mobil milik Elsa.     

"Kamu tidak apa-apa? " Berbanding terbalik dengan yoga yang mengkhawatirkan keadaan nita.     

"Aku baik-baik saja " jawab Nita, "mobilnya bagaimana? "     

Yoga tersenyum karena sikap lucu dari istrinya yang lebih mengkhawatirkan mobil milik Elsa dibandingkan dirinya sendiri.     

"Kenapa kamu membawa mobil Elsa? " Yoga mulai bertanya ketika melihat nita yang sedikit lebih tenang.     

"Dia ingin aku bisa membawa mobil sendiri, jadi hari ini dia menjadi instruktur kursus mengemudi dadakan! " Nita memberikan penjelasan pada yoga, dengan raut wajah yang membuat yoga gemas.     

Dia menanggapi ucapan nita dengan senyuman, "dari jam berapa kamu belajar? "     

Nita sedikit berpikir sebelum menjawabnya, "tadi kami mulai dari jam sembilan.. "     

Dan yoga melihat waktu yang ditunjukan di jam tangan yang dipakainya yang menunjukan pukul empat sore.     

Seketika raut wajahnya berubah, dia merasakan kekesalan yang muncul dari dalam hatinya, dia begitu tidak dapat menerima begitu saja perlakuan elsa pada Nita hari ini.     

"Biar aku yang parkirkan " yoga menutupi kekesalannya dengan senyuman yang dia perlihatkan pada Nita.     

"Apa kamu sudah meminum obatmu? "      

Mulut nita menganga dalam satu detik, "aku lupa! "     

"Aku masuk dulu untuk minum obat " nita melanjutkan perkataannya, dia meraih tangan yoga dan memberikan satu ciuman di punggung telapak tangan yoga.     

"Terima kasih, oppa! " Nita berkata seraya melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah.     

Yoga masih memasangkan senyuman di wajahnya ketika nita masih berada dalam jangkauan pandangannya.     

Dan perlahan menghilang, dia tidak bisa menerima perlakuan elsa hari ini pada Nita. Dalam pikirannya dia mulai menyusun rencana apa yang akan dia lakukan pada setelah yoga selesai memparkirkan mobil milik Elsa...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.