cinta dalam jas putih

Permainan pertama



Permainan pertama

0"Kebetulan ada kamu " ucap elsa pada yoga, "jadi kita bertiga bisa langsung membicarakannya hari ini! "     

"Jangan.. " yoga memandangi elsa yang berdiri dihadapannya dengan rasa ketidak sukaannya, dia hendak bicara pada Elsa tetapi nita lebih dulu menyelanya dengan menggenggam tangannya.     

Senyuman tipis terlihat di wajah nita ketika yoga menoleh ke arahnya, terlihat gelengan kepalanya di tunjukan pada yoga. Memberikan isyarat padanya untuk tidak berkata apapun saat ini.     

Sentuhan lembut dalam genggaman tangan nita padanya seketika melunakan hatinya, emosi yang pada awalnya terkumpul di ujung bibirnya dalam waktu sekejap mata menghilang begitu saja.     

"Bicaralah " ucap nita, setelah memastikan yoga yang pada awalnya begitu marah terlihat lebih tenang.     

Elsa yang sedari tadi memandangi mereka, berpura-pura tidak melihat perubahan sikap yoga ketika nita memegangi tangannya. Wanita itu seperti dengan mudah mengambil seluruh emosi yang berada pada mantan suaminya.     

"Tapi sepertinya suamimu itu tidak ingin mendengarnya! "     

Nita menoleh ke arah yoga, mereka saling bertatap mata saat ini. Mata indah nita dan begitu menyejukkan tertangkap olehnya, kedipan matanya seolah mengatakan padanya untuk mengikuti semua yang berada di hadapannya.     

"Katakan saja! " Nada bicara yoga memelan, tatapannya pun berubah. Dia tidak terlihat memasang wajah penuh kemarahannya karena Nita.     

Elsa tersenyum lebar, "kamu yakin? "     

"Ya " jawabnya, "katakan sekarang atau aku akan berubah pikiran! "     

Tawa kecil elsa muncul dalam anggukan kepalanya, "baiklah, aku harap kalian tidak akan terkejut dengan apa yang akan aku katakan! "     

"Dan nita.. " kali ini elsa menatap ke arah lagi-lagi tersenyum, "sebelumnya aku minta maaf, tapi ini harus aku lakukan untuk kebaikanku sendiri.. "     

Kedua alis nita terangkat, dia terlihat begitu tidak sabar ingin mendengarkan apa yang akan dikatakan Elsa padanya. Agar jika tuhan mencabut nyawanya saat ini dia tidak akan pergi dengan rasa penasaran yang begitu banyak.     

"Kedatanganku adalah untuk mengambil janjimu padaku dulu! " Ucapnya.     

 Nita terlihat menarik nafasnya begitu dalam, dia memang sudah dapat menebak tentang kedatangan Elsa yang disertai banyaknya perubahan pada dirinya.     

"Lalu... " Ucapan nita terhenti sejenak, "apa yang kamu inginkan sekarang? "     

"Kamu ingin aku berpisah dengan dokter yoga? " Lanjutnya.     

"Nita! " Cetus yoga pelan, dia tidak menyangka Nita akan berbicara seperti itu pada elsa. Sebagai laki-laki dia merasa seperti tidak dihargai, layaknya seperti barang kedua wanita itu saling bekerja sama untuk melempar dan menerimanya.     

Yoga tidak melanjutkan ucapannya, ketika genggaman tangan Nita padanya semakin erat dan bergetar.     

"Akan aku lakukan jika memang kamu menganggap semua lelucon ini benar! " Suara nita pun sedikit gemetar, "hal yang serius yang kamu anggap akan dapat dengan mudah menggantinya! "     

Dan kali inipun rasa bersalah muncul, karena dia merasa sudah mempermainkan suaminya. Dengan tidak langsung dia meremehkan kedudukan suaminya itu.     

'Maafkan aku.. ' teriak nita dalam hatinya, dia berharap yoga akan mengetahui apa yang diucapkan apa yang hatinya ucapkan dengan genggaman tangannya.     

"Aku tidak ingin seperti itu " Elsa masih dapat tersenyum ketika ucapan nita itu menyindir keinginannya.     

"Seperti perkataanmu dulu.. " dia mengingatkan nita akan ucapannya dulu, "kali ini pun aku punya permainan untukmu! "     

"Dan kalian berdua yang harus mengikuti permainanku saat ini! " Cetusnya.     

Jika seorang pembunuh akan dengan cepat menghabisi korbannya ketika dia menyimpan dendamnya, tidak dengan Elsa. Dia akan menjadi lebih psycopat saat ini, membuat mereka sakit secara perlahan hingga akhirnya tidak dapat berkutik lagi.     

"Aku tidak memintamu meninggalkan yoga " Elsa melanjutkan perkataannya. Dia mengeluarkan tawanya terlebih dulu sebelum kembali berkata pada nita.     

"Karena aku tahu dia tidak bisa hidup tanpamu.. " Elsa memberikan penjelasan, "aku tidak suka melihatnya terpuruk dengan cepat ! "     

Dia lalu menyilangkan kedua tangannya, memperlihatkan keangkuhannya dan memunculkan sebuah kesombongan diwajahnya.     

"Aku ingin melihat cahaya pada dirimu memudar dan menghilang secara perlahan " ucapnya pada Nita, "aku ingin menyaksikan dengan mataku sendiri saat kamu gagal meraih kebahagiaanmu! "     

Nita tertegun, dia tidak menyadari rasa sakit hati karena ucapan elsa padanya membuat air matanya menetes begitu saja. Dia telah kehilangan sosok seorang kakak yang melindunginya hanya karena cinta seorang laki-laki yang sama yang mereka cintai.     

"Aku benci tangisanmu! " Cetusnya, "aku tidak akan berubah dengan melihat tangisanmu itu.. "     

Yoga menoleh ke arah Nita, dia menyaksikan wanita yang dicintainya itu mematung dan tidak menyadari air matanya.     

"Lalu apa maumu? " Satu tangan nita mengusap air matanya, dia sedang menyembunyikan sesuatu di pikirannya yang membuatnya harus begitu sedih dan meneteskan air matanya.     

"Rapikan semua pakaianmu dari ruang tidurmu sekarang " Elsa lalu memberikan perintah pertamanya, dia menyembunyikan keterkejutannya nita akan dengan cepat mengikuti semua keinginannya.     

"Kamu harus tetap tinggal di rumah ini, akan tetapi kamu harus mengganti ruang tidurmu " ucap elsa, "dan mengganti teman tidurmu! "     

"Mulai malam ini kamu harus tidur dikamar Axel " elsa mulai mendominasi semua sesi pembicaraan mereka dia dengan begitu lancarnya mengucapkan perkataan yang begitu menyakitkan.     

"Aku yang akan tidur dengan yoga malam ini! "     

"Apa! " Cetus yoga dengan nada tinggi, "apa pengobatan itu sudah membuatmu gila? "     

"Atau sudah mengambil semua isi hatimu! " Yoga masih dalam amarahnya, "sehingga kamu menjadi wanita yang sangat tidak berperasaan! "     

Elsa tidak bergeming, dia hanya tersenyum mendengar kemarahan yoga padanya. Karena memang inilah yang dia inginkan menghancurkan mereka secara perlahan.     

"Kamu ikuti atau kamu akan kehilangan nita dengan cepat? " Kali ini dia memberikan dua pilihan sulit pada yoga. Dia sangat menyadari keegoisan yang dimiliki sedari dulu, yang tidak dapat dia hilangkan. Karena hanya dengan sifat inilah dia dapat menekan mantan suaminya itu.     

'Dia sudah gila! ' cetus yoga didalam hatinya, kewibaanya sebagi seorang laki-laki kembali tercabik oleh wanita yang sama.     

Mungkin dia tidak layak disebut sebagai laki-laki, jika dia terus menerima perlakuan seperti ini. Dia hanya terlalu mencintai saja sehingga selalu menerima apa yang mereka lakukan padanya. Karena menurutnya semua yang dia lakukan ini masih dalam tahap wajar.      

Tidak semua laki-laki di dunia ini sangat kuat, ada segilintir orang yang menomor satukan wanita sehingga tindakan apapun yang menyakitkan akan dengan mudah mereka terima. (Karena mereka adalah orang terbaik yang dianggap semua orang di dunia ini tidak memiliki ketegasan).     

"Kamu sudah benar-benar keterlaluan! " Yoga meraih tangan nita, dia membawanya untuk pergi bersamanya meninggalkan ruangan dimana Elsa berada.     

"Aku akan memberikan kalian kesempatan memikirkannya dengan baik! " Ucapan Elsa itu membuat langkah mereka terhenti karena hatus mendengarkan semua omong kosongnya.     

"Aku tidak bercanda " lanjutnya, "apa yang aku katakan tadi itu adalah kebenaran, pikirkan baik-baik, kanita! "     

Nita terdiam, dia mendengarkan dengan baik apa yang sudah dikatakan elsa tadi.     

Yoga memandangi Nita, dia yang telah mengenalnya dengan baik mengetahui ada yang sudah mengganggu pikirannya saat ini, sehingga dia hanya berdiam diri dan menerimanya.     

"Kita pergi sekarang juga! " Suara yoga terdengar lembut, jika dihadapkan pada nita dia selalu berusaha untuk bersikap lembut seperti itu. Semua muncul secara tiba-tiba dan tanpa dibuat-buat.     

Nita sempat tersenyum dalam kesedihannya, dan menganggukan kepalanya menyetujui perkataan yoga.     

Di belakang mereka masih berdiri Elsa yang menyaksikan langkah mereka, senyumannya muncul.     

'Bertahanlah seperti itu! ' ucapnya pada diri sendiri.     

Kedua matanya menutup untuk beberapa detik, dia tengah merasakan sesuatu menarik nafasnya dan kembali tersenyum.     

"Aku akan lihat berapa lama kalian bertahan! " Cetusnya pelan, ketika kedua sosok pasangan paling romantis itu menghilang dari pandangannya.     

"Oppa dokter tidak apa-apa kan? " Nita memegang kedua pipi suaminya itu, "maafkan aku, jika semua yang diinginkan elsa mengoyak harga dirimu sebagai suami dan pemimpin dirumah ini! "     

"Kamu pasti tahu kelemahan laki-laki juga adalah seorang wanita! " Cetusnya.      

Mereka berdua berada di dalam ruang tidur, nita melepaskan tangannya dari pipi yoga. Dan membuka kedua pintu lemari pakaiannya.     

Berdiri memandangi semua pakaiannya yang masih tertumpuk rapi.     

Yoga memeluknya dari arah belakang nita, melingkarkan kedua tangannya di pinggan ramping milik nita. Dia mengkhawatirkan wanita cantik yang berada di dalam pelukannya itu, setelah harus kesakitan karena kuretase hari ini harus mengikuti semua keinginan Elsa yang lebih menyakitkannya.     

"Jangan kamu lakukan jika kamu merasa tidak akan mampu menghadapinya! " Yoga mencium rambut nita yang tergerai di pundaknya.     

Nita tersenyum kecil, "tidak apa-apa, ini peringatan juga untukku.. "     

"Agar di kemudian hari aku lebih berhati-hati jika ingin memberikan janji pada seseorang " Nita melanjutkan ucapannya seraya memegang kedua tangan yoga yang melingkar di pinggangnya.     

"Akan ada satu wanita cantik baru yang bersama oppa dokter mulai malam ini! "     

'Aku hanya akan bersamamu! ' cetus yoga dalam hatinya, 'aku sudah lelah, hanya ingin kamu yang memegang tanganku sampai rambutku memutih nanti.. '     

Lalu satu tangan nita mengusap pipi yoga, "kita harus kembali bersabar mulai hari ini, dan semua harus kita jadikan kekuatan untuk kebersamaan kita selamanya "     

"Aku tidak akan melepaskan oppa dokter! " Cetusnya, "kita lihat siapa yang akan bertahan dengan baik.. "     

Yoga menggelengkan kepalanya, "bisa-bisanya kalian menganggap aku sebagai piala bergilir seperti ini! "     

Nita tersenyun dan berbalik ke arah yoga, kali ini mereka saling berpandangan.     

"Aku yakin ini yang terakhir! " Ucapnya.     

Yoga mengernyit, "apa maksudmu? "     

Nita mengoreksi ucapannya dengan senyuman dan gelengan kepalanya, dia sedang menyembunyikan sesuatu yang teramat penting.     

"Jangan lupa nanti oppa dokter buat permainan seru juga untukku! " Nita menyimpan kedua tangannya dipundak yoga.     

"Jika dokter elsa membuat permainan secara terang-terangan dihadapan kita, maka kita harus membuat permainan kecil dibelakangnya! "     

Dahi yoga berkerut dan lalu tersenyum mendengar ide licik dari wanita pintar dihadapannya, dia begitu antusias memikirkan permainan kecil yang akan dibuatnya nanti.     

'Aku akan membuat elsa menyadari bahwa kami tidak akan mudah menyerah begitu saja! " ' yoga berkata dalam hatinya, dan memeluk erat nita. Karena mulai hari ini akan ada permainan elsa yang selanjutnya, dan dia harus mempersiapkan dirinya agar dapat terus melindungi Nita...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.