cinta dalam jas putih

Sebuah Pembicaraan



Sebuah Pembicaraan

0Di dalam satu ruangan tertutup, yoga memandangi elsa yang duduk di hadapannya. Untuk beberapa waktu mereka masih saling memandang, seperti dua orang yang baru bertemu.     

"Apa maksudmu tiba-tiba datang kembali? Kamu tahu nita baru saja menjalani kuretasenya yang kedua! " Yoga menjadi orang pertama yang melontarkan pertanyaannya pada elsa.     

"Apa maksud kedatanganmu kesini untuk menertawakan kesedihannya? "     

Elsa mengernyit untuk beberapa detik, lalu tawa kecilnya muncul. Tawanya itu bukan karena menertawakan kesedihan nita seperti yang dituduhkan oleh yoga padanya. Melainkan karena ucapan yoga yang seperti sebuah tuduhan tidak beralasan padanya.     

Yoga melihat tawa elsa ketika dia membicarakan tentang Nita, membuatnya semakin yakin bahwa memang kedatangan elsa bukan karena Axel semata.     

"Kamu takut? " Tiba-tiba elsa berkata yang membuat yoga memandanginya dengan rasa ketidakpercayaannya.      

"Apa yang harus aku takuti? " Yoga balik bertanya.     

"Aku akan kembali kerumah ini dan dengan mudah menyingkirkan istri kesayanganmu itu? " Ucap elsa.     

Ada yang berubah darinya saat ini, yoga merasa wanita yang berada dihadapannya itu telah berubah. Dia telah memiliki rasa percaya diri yang begitu kuat saat ini, itu terlihat dari cara bicaranya yang terdengar lantang.     

"Kamu heran kenapa aku bicara seperti ini? " Dan kali ini elsa yang mendominasi pembicaraan mereka berdua.     

"Aku berhak mengambil kembali apa yang aku miliki dulu! " Cetus Elsa, "aku sudah siap mengambilnya kembali dari seseorang yang telah merebut kalian, apapun caranya! "     

Senyuman miring terlihat di wajah Elsa, dia kembali mengingat bahwa selama dia menjalani pengobatannya berusaha memperhatikan setiap gaya bicara nita yang terlihat percaya diri. Dan kali ini dia mencoba mempraktekannya di hadapan mantan suaminya itu.     

"Apa kamu tidak mau kembali denganku? " Lalu elsa memberikan pertanyaan yang seharusnya tidak dia tanyakan pada seorang laki-laki yang bukan lagi menjadi miliknya.     

"Nita dan aku sama-sama tidak dapat memberikanmu seorang anak! " Cetusnya, "dan hanya axel yang akan menjadi satu-satunya putramu! "     

Dalam duduknya yoga terlihat menyilangkan kedua tangannya, dia terus saja memperhatikan gaya bicara Elsa. Tanpa dia sadari, kali ini yoga memiliki sifat yang begitu sama dengan nita. Memberikan kesempatan pada elsa untuk terus bicara dan berusaha mengontrol emosinya.     

Elsa mengikuti yoga menyilangkan tangannya dalam duduknya, dan tersenyum ke arah yoga.     

"Mengapa kamu tidak bicara? " Tanya elsa, matanya terus memandangi yoga yang masih terlihat tenang menghadapinya kali ini. Bahkan ketika elsa mengatakan hal yang tidak baik pun yoga terlihat masih tenang.     

Laki-laki dihadapannya itu telah banyak berubah, dia tidak lagi menjadi seseorang yang begitu emosi ketika menghadapinya. Walaupun setiap kata-kata yang diucapkannya terdengar begitu memprovokasinya.     

"Apa ini menandakan kamu setuju dengan apa yang aku ucapkan tadi? "     

Dan pertanyaan Elsa padanya kali ini membuatnya bereaksi, matanya terlihat menatap tajam ke arah Elsa.     

"Apa kamu sudah selesai bicara? " Tanya yoga.     

Elsa memberikan jawaban pada yoga melalui isyarat kedua alis matanya yang terangkat serta senyuman lebarnya.     

"Dengarkan aku.. " ucap yoga, "apa kamu tidak menyadari apa yang sudah kamu ucapkan tadi menandakan bahwa kamu adalah orang tidak tahu berterima kasih! "     

"Siapa yang memberikanmu suport untuk kesembuhanmu sendiri? " Yoga melanjutkan ucapannya, "siapa yang sudah merawat putramu ketika kamu pergi meninggalkannya? "     

"Apa kamu tahu axel sekarang telah berubah disekolahnya? " Yoga tidak memberikan kesempatan elsa untuk memotong pembicaraannya, "dia berubah setelah mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari wanita yang tidak melahirkannya! "     

"Dan wanita itu Nita " lanjut yoga, "wanita yang selalu mengutamakan axel dari kepentingannya sendiri! "     

"Dan sekarang kamu masih berpikir untuk mengambil alih kembali posisimu? "     

Elsa tidak bergeming sedikitpun, dia hanya tersenyum seolah-olah semua yang diucapkan yoga tidak sedikitpun menggetarkan hatinya.     

"Dan jika alasanmu adalah karena nita sama sepertimu tidak dapat memberikanku seorang anak, aku hanya memberitahumu bahwa alasanku menikah dengannya bukan karena satu tujuan yaitu mendapatkan keturunan! " Yoga mengucapkan itu dengan nada yang sedikit tinggi, "dia selalu membuatku merasa dibutuhkan, dan dia wanita yang setia! "     

"Aku tahu kamu berbohong! " Celetuk elsa, dia mengeluarkan tawanya sebelum dia kembali melanjutkan ucapannya.     

"Kamu mau mengatakan dia wanita baik, yang telah merebut seorang laki-laki yang telah beristri? "     

"Aku yang tertarik padanya! " Yoga menegaskan, "aku mohon padamu jangan salahkan dia, semua ini salahku! "     

Elsa menggelengkan kepalanya sambil menunjukan wajah penuh keterkejutan mendengar semua yang telah diucapkan yoga.     

"Aku tidak menyalahkan dia " elsa beranjak dari duduknya.     

"Aku hanya menagih janji yang telah dia ucapkan padaku sebelum aku menjalani pengobatanku! " Cetusnya.     

"Janji adalah sebuah hutang, dan aku akan menagih itu padanya! "      

Elsa melangkahkan kakinya untuk meninggalkan yoga, akan tetapi di langkah ketiganya yoga menahannya dan menarik tangannya untuk tetap berada didalam ruangan.     

"Apa yang kamu inginkan? " Yoga langsung bertanya pada inti yang telah direncanakan oleh Elsa.     

"Jangan sakiti Nita! " Ucapnya kembali, dan kali ini ucapannya itu terdengar seperti sebuah permohonan.     

"Ikuti semua permainanku " Elsa memberikan jawaban, dia melepaskan tangan yoga yang memeganginya dengan paksa.     

"Kamu yang pergi atau dia yang pergi! " Ucapan Elsa itu seperti sebuah ancaman yang dia ucapkan pada yoga dan nita. Wanita itu benar-benar telah berubah, menjadi sosok yang benar-benar mendapat kekuatan baru setelah kesembuhannya.     

Setelah ancaman yang diucapkannya elsa melangkahkan kakinya meninggalkan yoga sendirian di ruang kerjanya.     

'Dia benar-benar melakukan itu sekarang! ' kata hati yoga muncul setelah dia seorang diri berada di dalam ruang kerjanya.     

Dia berpikir bahwa kesedihan nita belum berakhir di kejadian kehilangan calon bayinya, dan kali ini dia lah yang menjadi penyebabnya.     

***     

Jauh dari jangkauan yoga, Nita yang tengah tertidur tampak terlihat gelisah. Di dalam tidurnya dia melihat seorang wanita tua yang pernah bertemu dengannya di ruang laboratorium beberapa waktu yang lalu.     

Dia menghampiri wanita tua yang tengah terduduk di sebuah kursi tua di satu ruangan yang hanya di terangi sebuah lampu pijar, wanita tua yang masih dengan pakaiannya seperti seorang Noni Belanda tersenyum ke arah Nita.     

"Apa yang ingin kamu tanyakan? " Wanita tua itu memberikan nita sebuah pertanyaan yang seolah-olah dia mengetahui maksud dari kedatangan nita padanya.     

Nita membalikan pandangannya ke arah belakang, untuk memastikan bahwa wanita tua itu berbicara padanya. Dan memang hanya dia dan wanita itu di dalam ruangan tersebut.     

"Ini mimpi atau kenyataan, nek? " Nita balik bertanya.     

Setelah dia sampai di dekat sosok tersebut, dia terduduk di lantai dan kedua tangannya menggenggam telapak tangan wanita tua itu. Terasa dingin, namun itu seperti sebuah kenyataan.     

Nita menengadahkan pandangannya ke arah wanita itu, dan senyuman lebarnya muncul sebelum dia kembali berkata.     

"Aku yang akan bertanya pada nenek.. "     

"Apa itu? "     

Nita terdiam sejenak, "apa nenek sengaja datang dalam mimpiku? Ingin bertemu denganku untuk memberitahukan sesuatu padaku? "     

Senyuman lembut muncul di wajah wanita tua tersebut, kali ini satu tangannya mengusap pipi Nita dengan begitu lembutnya.     

"Jangan larut dalam kesedihan ketika kamu harus kehilangan cahaya hidupmu untuk kedua kalinya! " Ucapnya, "karena tidak lama lagi kamu akan menghadapi hal lebih sulit dari yang kamu pikirkan.. "     

"Dan semua itu membutuhkan kekuatan yang banyak " lanjutnya.     

Nita mengernyit, "apa yang nenek katakan itu ada hubungannya dengan kedatangan Elsa hari ini? "     

"Pikirkan janji yang pernah kamu ucapkan padanya dulu " dia tidak menjawab pertanyaan Nita, justru membuatnya untuk kembali mengingat pada apa saja yang sudah dia ucapkan pada elsa.     

"Ada seseorang yang akan menagih janjimu itu " lalu dia kembali mengucapkan sebuah kata yang penuh dengan teka-teki pada nita.     

 "Dia wanita yang juga memiliki cahaya yang baik " ucapnya.     

Wanita itu mengusap lembut rambut Nita kali ini dan tersenyum ke arahnya.     

"Kamu akan dihadapkan pada pilihan yang begitu sulit! " Cetus wanita tua itu, "antara putramu atau suamimu... "     

"Jangan itu! " Nita tidak dapat menerimanya jika benar yang wanita tua itu ucapkan, "mereka bukan barang yang harus aku pilih! "     

Dan wanita tua itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Nita.     

Kali ini kedua mata Nita mulai berkaca, dan lelehan air mata mulai beemunculan. Dia tidak dapat menahannya.     

"Jangan mereka aku mohon! " Teriak nita.     

Tangisannya semakin menjadi ketika sosok wanita tua itu tiba-tiba menghilang dari pandangannya, dia hilang seketika.     

"Nenek! " Lagi-lagi nita berteriak dalam tangisannya, "aku mohon, dengarkan aku! "     

Nita tersedu-sedu, tidak ada seorang pun yang mendengarkan teriakannya saat ini. Satu tangannya begitu reflek memukul-mukul kecil dadanya sendiri, dia merasakan kesakitan yang tiada tara di dalam hatinya mendengarkan ucapan wanita tua itu.      

Dia tahu pasti ini hanyalah sebuah mimpi, tetapi dirasakannya begitu nyata.     

"Nenek! " Bibir nita berucap dan dalam beberapa detik kemudian kedua matanya terbuka.     

Dia telah terbangun dari mimpinya, kedua telapak tangannya mengusap jejak-jejak air mata di kedua pipinya.     

'Aku menangis dalam tidurku? '     

Nita menyadari pada apa yang telah terjadi ketika dia telah membuka matanya dan mengakhiri mimpinya.      

Dan lalu beranjak dari tidurnya, dan terduduk. Mengambil gelas berisi air yang tersimpan di meja samping tempat tidurnya. Dia meminumnya dalam satu tegukan, dan terdiam dalam lamunannya. Memikirkan kembali pada apa yang sudah dia alami dalam mimpinya tadi.     

'Apa yang terjadi padaku tadi! ' cetusnya seraya mengusap keningnya yang dipenuhi oleh keringat.     

Dia melihat ke arah jam di tangannya yang menunjukan pukul enam petang, dengan segera dia beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju ke arah luar ruang tidurnya.     

Matanya dengan cepat menyaksikan keakraban axel dengan ibu kandungnya kali ini. Mereka berada di ruang makan bersama dengan tawa-tawa bahagia. Lalu dia memutarkan pandangannya ke seluruh ruangan, karena dapat menemukan sosok suaminya.     

"Nita! " Panggil Elsa dari kejauhan, "kemarilah, kita makan bersama "     

Langkah nita begitu pelan setelah elsa mengajaknya untuk bergabung.     

"Aku sudah membuat makanan ini untuk kalian! " Ucap elsa.     

Nita tersenyum kecil mendengar ucapan Elsa, dan lalu terduduk. Memandangi semua makanan yang telah dibuat Elsa sendirian.     

Wanita itu kini telah dengan percaya diri memperlihatkan keahlian barunya membuat sebuah masakan yang terlihat enak.     

"Kamu harus banyak makan " Elsa mengambil sebuah piring untuk nita.     

Dia lalu memasukan satu persatu masakan yang telah dibuatnya, dan diberikan pada nita yang terduduk di sampingnya.     

"Karena setelah makan aku akan membicarakan satu hal penting denganmu! " Elsa tersenyum begitu penuh keceriaan yang dia perlihatkan pada nita.     

Senyuman di wajah nita terlihat begitu dipaksakan, "terima kasih makanannya. "     

Elsa menjawab ucapan terima kasih nita dengan senyuman, dan kembali fokus pada axel yang begitu lahap memakan semua masakannya.     

Nita memandangi axel yang tengah mengunyah makanannya, ada hal yang membuatnya bahagia menghilangkan semua rasa cemasnya. Melihat raut bahagia di wajahnya sudah cukup untuk mengobati semua luka di dalam hatinya.     

"Aku tunggu kamu di ruang kerja yoga! " Cetus elsa pelan ketika melihat nita telah selesai menghabiskan makanannya, dia meraih tangan axel.     

"Aku antar axel lebih dulu ke kamar tidurnya " dia lalu melanjutkan ucapannya pada Nita, "tunggu aku disana! "     

Nita menganggukan kepalanya, setelah Elsa dan axel menghilang dari hadapannya dia merapikan semua peralatan makan sebelum akhirnya dia pergi ke ruang kerja yoga.     

"Gelap sekali! " Ucap ketika membuka pintu, dan menyalakan lampu ruangan.     

"Astaga! " Nita terkejut ketika melihat sosok yoga yang terduduk di kursi dan memandanginya.     

Dia menepuk-nepuk kecil dadanya karena terkejut tiba-tiba mendapati sosok yoga dihadapannya dengan mata yang tajam menatap ke arahnya.     

"Oppa dokter " geram nita, "aku terkejut sekali melihatmu yang duduk dengan mata seperti itu! "     

Dahi yoga berkerut, dan tertawa kecil menanggapi keterkejutan nita ketika melihatnya.     

"Untung aku keren jadi tidak akan membuatmu ketakutan! " Yoga melemparkan candaan pada nita.     

"Malah ngegombal! " Cetus nita.     

Dia memandangi yoga yang sedari tadi berada di ruangannya, menghindari bertatap secara langsung dengan elsa yang hari ini  berada di rumahnya.     

"Oppa dokter sudah berapa lama bersembunyi disini? " Nita memberanikan diri untuk bertanya hal ini pada yoga.     

Yoga tersenyum ketika menanggapi kebenaran ucapan Nita, dia lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri istrinya yang masih berdiri di posisi yang tidak jauh dari jangkauannya.     

Satu tangannya melingkar di dada Nita, dia memberikan pelukan dari arah belakang.     

"Karena hanya kamu yang mengetahui semua yang berada dalam pikiranku! " Ucap yoga, mendekatkan wajahnya disamping nita.     

"Ada apa? " Nita teraneh dengan ucapan yoga padanya.     

Yoga tersenyum, "biarkan aku memelukmu seperti ini untuk beberapa saat.. "     

Nita semakin kebingungan dengan setiap pembicaraan yoga padanya, ada rasa curiga yang muncul selintas di pikirannya. Dia sedikit menebak-nebak bahwa yoga telah bicara dengan Elsa tanpa sepengetahuannya yang membuatnya bersikap aneh seperti saat ini.     

Yoga melepaskan pelukannya dengan cepat ketika suara ketukan dari balik pintu, dan tidak lama setelah itu muncul Elsa dari balik pintu.     

Lengkungan bibir membentuk senyuman terlihat di wajahnya yang dia perlihatkan pada yoga dan Nita yang berdiri di hadapannya.     

"Maaf aku harus mengganggu kalian " ucap elsa, "aku hanya akan menyampaikan beberapa alasan kedatanganku hari ini.. "     

Matanya secara bergantian memandangi ke arah nita dan yoga dengan senyuman yang tidak pernah hilang dari wajahnya.     

"Aku harap datang di saat yang tepat sekarang " Elsa melanjutkan ucapannya.     

Nita menarik nafasnya dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk mendengarkan setiap ucapan elsa yang mungkin saja melenceng dari semua yang berada dalam pikirannya.     

Dia telah mempersiapkan dirinya untuk tidak lari, dan bertanggung jawab dengan apa yang pernah dia ucapkan dulu pada elsa.     

Di satu ruangan mereka bertiga saling berhadapan untuk membicarakan sesuatu yang teramat penting, kedua mata elsa menatap ke arah nita yang juga tengah menatapnya. Dia hanya lebih fokus pada nita dibandingkan pada laki-laki yang pernah menjadi suaminya...     

Note :     

Cerita selanjutnya akan mengingatkan pada cerita di chapter 131-132.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.