cinta dalam jas putih

Elsa



Elsa

0"Nita " panggilnya ketika melihat sosok nita dan yoga di depan pintu.     

'Elsa! ' cetus yoga di dalam hatinya, melihat sosok wanita cantik berambut pendek yang terduduk di ruang tamu rumahnya adalah mantan istrinya. Dia telah berubah, wajah dan tubuhnya terlihat lebih sehat. Perubahan penampilannya membuatnya seperti seseorang yang baru muncul dihadapan mereka berdua.     

Nita dengan cepat menghampiri sosok Elsa dan memberikannya pelukan, perasaannya tentu saja senang melihat perubahan tersebut.     

"Apa kabar? " Tanya elsa yang masih dalam pelukan nita.     

Nita terdiam sejenak, lalu senyuman kecil muncul diwajahnya.     

"Baik " jawaban nita menutupi semua kejadian yang baru saja menimpanya.     

Elsa hanya menanggapinya dengan senyuman, dia tahu apa yang sudah terjadi pada nita beberapa hari yang lalu dari sahabatnya mei. Dia tahu benar sifat wanita yang berada dalam pelukannya itu tidak pernah terbuka untuk menceritakan permasalahannya sendiri.     

"Aku sudah sangat baik saat ini " ucap elsa, "karena itu aku berharap kamu juga baik-baik saja.. "     

Dia membawa nita untuk duduk disampingnya di sofa yang sama.     

"Kenapa kamu hanya berdiri disitu? " Elsa kemudian membuyarkan lamunan yoga yang terus saja memandangi dia dan nita, dengan posisi yang tidak berubah tetap berdiri di depan pintu.     

"Aku simpan dulu ini " yoga menunjukan tas yang dipegangnya, dan lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang tidur.     

'Apa yang membuatnya tiba-tiba muncul di rumah ini! ' yoga berkata pelan ketika dia sampai di dalam ruang tidur dan terduduk dengan pikirannya yang penuh dengan tanda tanya akan kehadiran elsa yang tiba-tiba.     

Satu telapak tangannya terlihat mengusap dada sebelah kirinya.     

'Mengapa tiba-tiba terasa sesak? ' yoga bertanya pada dirinya sendiri ketika merasakan sesak di dadanya.     

Dia mencoba mengatur nafasnya, pikirannya mulai diliputi oleh perasaan yang tidak menentu.     

Jauh dari yoga yang tengah berpikiran aneh, nita dan elsa yang masih terduduk di ruang tamu tengah berbicara begitu serius.     

"Aku sengaja datang kerumah ini untuk menemuimu " ucap elsa sambil memegang satu tangan nita yang terduduk di sampingnya.     

Nita tersenyum mendengar ucapan elsa padanya, walaupun sebenarnya saat ini dia merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya.     

Hati dan pikiran Nita pun ternyata merasakan hal yang sama dengan yoga yang berada di ruangan lain.     

"Aku membawa mobil itu untukmu! " Cetus Elsa.     

"Untuk aku... " Suara nita pelan, sehingga hanya dia sendiri yang dapat mendengarnya.     

'Apa hanya perasaan aku saja yang terlalu negatif dengan kedatangan Elsa dan mobil yang terparkir di depan rumah! ' cetus nita dalam hatinya, perasaan di dalam hatinya semakin merasakan hal yang tidak baik.     

"Aku akan menyimpan mobil itu disini.. " elsa kembali berucap seraya menatap nita, "dan saat ini aku sudah sehat! "     

Senyuman di wajah nita terlihat dipaksakan, dia menangkap ucapan Elsa dengan sedikit keanehan. Mencoba menarik nafasnya dalam-dalam dan berusaha menghilangkan sugesti negatif di pikirannya.     

"Aku bersyukur sekali jika kamu telah mempunyai semangat sehat kembali " nita berucap seraya menatap wajah Elsa, "tapi untuk apa mobil itu? "     

"Dokter yoga sudah mempunyai kendaraan sendiri, untuk axel sekolah pun sudah ada pak itor yang membawa mobil khusus untuk dipakai Axel " lanjut Nita.     

"Itu untukmu " jawab Elsa, "tapi aku tidak akan menjelaskannya hari ini, kamu beristirahat saja untuk hari ini "     

Elsa tersenyum ke arah nita, "aku tahu kamu harus kembali kehilangan calon bayimu, jadi besok saja kita bicarakan.. "     

Perkataan elsa telah membuat rasa penasaran nita bertambah, dia begitu ingin cepat-cepat melalui hari ini agar dia dapat mengetahui semua yang telah elsa rencanakan.     

"Tapi... " Ucapan elsa terputus-putus ketika dia akan mengatakan sesuatu pada Nita, "apa hari ini aku boleh menginap disini? "     

"Aku ingin sekali bertemu dengan Axel " elsa kembali melanjutkan ucapannya.     

Raut wajah nita berubah seketika, senyuman kecilnya pun perlahan memudar dari wajahnya.     

'Ya tuhan, mengapa kali ini aku merasa ketakutan dia akan merebut axel dariku? ' celetuk nita dalam hatinya, ketakutannya begitu besar sehingga membuatnya memiliki pemikiran aneh seperti itu.      

Setelah keguguran yang dialaminya, dia merasa tidak ingin kehilangan axel walaupun dia bukan putra yang lahir dari rahimnya. Tetapi nita telah merasa memiliki hak atas putra kesayangannya itu.     

"Aku tidur dengan axel, tidak apa-apa kan? " Suara elsa membuyarkan lamunan nita.     

"Aku tidak akan membawa Axel, hanya saat ini aku merasa ingin berada di dekatnya " dia kembali berucap seraya memegang kedua tangan Nita, "aku benar-benar merindukannya, ketika aku berada di rumah sakit dan mendengarkan suaranya membuatku merasa seperti manusia yang hanya diciptakan seorang diri di dunia ini! "     

Dan perkataan elsa kali ini membuat rasa iba nita muncul dan mengalahkan semua rasa takut dan pikiran negatifnya tentang Elsa.     

Nita tersenyum dalam anggukan kepalanya, "aku antar ke kamar Axel! "     

"Nanti aku beritahu dokter yoga " ucap nita seraya beranjak dari duduknya diikuti elsa yang berjalan di belakangnya menuju ke arah kamar Axel.     

Dari arah belakang, Elsa yang berjalan mengikuti nita tersenyum memandangi sosok nita. Dia sangat tahu kelemahan nita yang tidak akan pernah tega membiarkan siapapun terlihat sedih dihadapannya, wanita yang berjalan di depannya itu tidak pernah berpikiran negatif tentang orang lain. Dan elsa tidak menyukai itu.     

"Istirahatlah " nita membukakan pintu kamar axel untuk elsa yang berada di belakangnya.     

"Jika membutuhkan sesuatu mba Mumu berada di ruang dekat taman belakang, atau cari saja aku di ruangan depan.. "     

"Baiklah! " Elsa tersenyum ke arah nita dan satu usapan lembut darinya pada pundak Nita, "kamu beristirahatlah, aku bisa panggil mba Mumu nanti! "     

"Ya " nita melemparkan satu senyuman terlebih dulu pada elsa sebelum akhirnya dia meninggalkannya sendirian di dalam kamar axel.     

Dia mendapati yoga yang masih terduduk di dalam ruang tidur, nita menghampirinya dan duduk di sampingnya. Nita tahu yoga sengaja menghindari elsa tadi, dan diapun tidak dapat berbuat apa-apa.     

"Aku tidak bisa menolaknya ketika dia mengatakan rindu pada putranya " ucap nita pelan, dia tidak menatap wajah yoga ketika mengatakan itu.     

"Aku minta maaf tidak meminta persetujuan oppa dokter terlebih dulu.. " lalu nita tertunduk.     

Yoga memegang tangan Nita, "tidak apa, kamu kan pemilik rumah ini. Jadi semua keputusan ada padamu! "     

"Tapi pikiranku mengatakan keputusan aku itu akan menjerumuskan diriku sendiri " ucap nita, dia menyandarkan kepalanya di pundak yoga.     

"Kali ini aku tidak dapat mempositifkan pikiranku! " Cetusnya, "aku merasa seperti bukan diriku saat ini.. "     

Yoga tersenyum mendengar ucapan nita, dan merangkul kan tangannya di pundak wanita yang kini berada di dalam pelukannya itu.     

"Ada saatnya orang baik sepertimu memiliki perasaan negatif pada seseorang, dan itu sangat wajar " yoga memberikan nasehat pada Nita, "kamu juga memiliki hati yang dapat merasakan niat jahat seseorang padamu! "     

"Tapi sepertinya aku terlalu berlebihan! " Cetus nita.     

Yoga mengusap pundak Nita dengan lembut, "sedikit berlebihan "     

Nita memandangi wajah yoga, "benarkah? Aku tahu aku salah sudah mengijinkan elsa tadi, maaf.. "     

"Lupakan saja " yoga memainkan tangannya untuk merapikan poni-poni nita yang terlihat berantakan.     

"Aku merasakan hal aneh, apa ini tidak seperti dalam sebuah film? " Ucap yoga, "istriku memberikan ijin pada mantan wanita yang pernah mengisi kehidupanku dulu.. "     

Nita sedikit berpikir keras setelah mendengar semua ucapan suaminya itu padanya.     

"Maaf " dia bergumam dihadapan yoga setelah menyadari kesalahannya, "oppa dokter aku minta maaf karena sudah memutuskan sendiri "     

"Maafkan aku... " Rengek nita dia memasang wajah penuh rasa bersalah dihadapan yoga.     

Yoga memencet kecil hidung nita, dan lalu mengusap pipi nita dengan penuh kelembutan. Dia tidak akan pernah bisa marah jika nita sudah memasang wajah paling imut dihadapannya      

"Tadikan aku sudah katakan tidak apa-apa " ucap yoga seraya mencium kening Nita, "hal yang paling penting saat ini adalah kesehatanmu, sekarang istirahatlah! "     

"Tidak perlu pikirkan hal yang lain, fokus saja pada kesehatanmu "      

Yoga memaksa nita untuk berbaring di tempat tidur, dan beristirahat. Dia menyelimuti nita yang telah terbaring di atas tempat tidurnya.     

"Kamu itu pasien paling keras kepala! " Cetusnya, "jadi karena sudah berada di rumah kamu harus mematuhi semua perkataanku! "     

"Iya, baik pak dokter " Nita tertawa kecil.     

"Sekarang tidurlah.. " yoga memberikan ciuman di pipi Nita, dan memastikan terlebih dulu beristirahat.     

'Aku akan memastikan semuanya akan baik-baik saja.. ' yoga berucap dalam hatinya, seraya mengusap anak-anak rambut yang berjajar rapi di kening nita, memandanginya tidurnya yang begitu tenang.     

Setelah beberapa waktu dan memastikan Nita telah tidur, dia lalu beranjak dan berjalan ke arah luar ruang tidurnya.     

Dia berjalan menuju ke arah kamar axel dan mendapati Elsa yang tengah merapikan pakaiannya.     

"Bisakah kita bicara? " Suara yoga membuat Elsa menghentikan aktifitasnya menoleh ke arah yoga yang bicara padanya di depan pintu kamar Axel.     

"Aku menunggumu di ruang kerja! "      

"Ya " elsa tersenyum seraya menganggukan kepalanya.     

Yoga lebih cepat pergi sebelum mendengarkan jawaban dari Elsa, dia lebih dulu berjalan ke arah ruang kerjanya.     

Dalam beberapa detik, elsa datang dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia terduduk di kursi dihadapan yoga.     

Satu senyuman terlihat dari wajah elsa, ketika dia telah duduk berhadapan dengan mantan suaminya yang masih terlihat sama dimatanya.     

Untuk beberapa waktu mereka hanya terdiam dan hanya mata mereka yang saling bertatapan satu sama lain...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.