cinta dalam jas putih

Tempat yang Baru



Tempat yang Baru

0Nita telah terduduk di kursi didalam ruangan yang pernah dia datangi dalam mimpinya, ruangan yang masih sama seperti dulu.     

Dia memutarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan tersebut, dan tersenyum tipis mengingat apa yang sempat dia lakukan disini dulu.     

Nita berdiri ketika pintu kantor dibuka seseorang, dia tersenyum ke arah Aditya yang masuk kedalam kantornya bersama dengan seorang wanita. Dan nita begitu mengenalnya, tapi tentu saja wanita tersebut tidak akan mengenal nita saat ini.     

"Sudah lama menunggu? " tanya aditya.     

"Tidak " jawab nita, "saya baru saja sampai.. "     

Wanita disampingnya tersenyum ke arah nita, dia begitu serius memandangi nita.     

"Bidan kanita ya? " tebaknya.     

"Ya " seraya tersenyum kecil dalam anggukan kepalanya.     

"Kia " dia mengulurkan tangan kanannya ke arah nita, "senang berkenalan denganmu "     

Nita tersenyum sambil menjabat tangan wanita bernama kia itu.     

"Kebetulan sekali " adit menyela, "kia ini tunangan saya! "     

"Tunangan? " kita bicara pelan ke arah aditya, dia menyikut pinggang Aditya.     

"Kami dulu teman satu sekolah " aditya memberi penjelasan pada nita lebih panjang walaupun nita tidak menanyakannya.     

"Selamat, pak " nita tersenyum tipis ke arah mereka berdua.     

Dalam pikirannya dia sudah tahu bahwa Aditya akan menjadikan sahabatnya yang bernama kia itu sebagai tunangan palsunya pada Nita. Mungkin dengan alasan agar nita menjadi cemburu, atau untuk membuktikan saja pada nita bahwa dia bukanlah satu-satunya wanita yang disukainya.     

Dan hanya nita saja yang tahu bahwa pada akhirnya nanti mereka akan menjadi sepasang kekasih dalam kehidupan nyata.     

"Kami akan menikah secepatnya! " celetuk aditya.     

Kedua mata kia yang cantik membulat seraya memandang ke arah aditya.     

Dan tersenyum kecut, "iya kita akan menikah "     

Dia lalu menginjak kaki aditya sekilas membuat laki-laki itu harus menahan kesakitannya di hadapan nita.     

"Selamat pak! " seru nita, dia sebetulnya tidak mempunyai alasan untuk peduli pada laki-laki yang selalu memberikan perhatian lebih padanya itu. Tapi dia akan sangat bahagia melihat orang terbaik dimatanya mendapatkan kebahagiaan.     

"Bidan Sani tadi pagi mengatakan agar saya menghadap bapak di kantor siang ini " nita memutuskan untuk bicara langsung dari tujuannya menemui aditya siang ini.     

"Tadi pagi direktur sudah menandatangani surat keputusan, tapi dokter yoga menghubungiku " ucapnya, "dia meminta untuk surat mutasi dua rekan mu dan penundaan hari kerja "     

"Jadi untuk dua hari mulai besok kamu cuti " sambungnya.     

Nita berpikir sejenak, dia tidak diberitahu oleh yoga tentang rencana cutinya itu. Tapi berusaha menyembunyikan ketidaktahuannya itu dengan senyumannya.     

"Ini buku peraturan kepala ruangan PONEK " Aditya memberikan nita beberapa tumpuk buku, "disitu juga terdapat buku untuk penilaian para stafmu nanti, buku individu yang berisi curiculum vitae, aku percaya kamu akan melakukan penilaian dengan baik pada mereka untuk kemajuan rumah sakit tempat kita bekerja! "     

"Terima kasih,,, " nita tersenyum, "saya akan berusaha sebaik mungkin "     

"Apa sekarang kamu sudah sehat? " tanyanya kembali.     

"Saya baik-baik saja, terima kasih " jawab nita dia membawa buku yang aditya berikan dalam dekapannya.     

"Saya pamit jika tidak ada lagi yang harus di instruksikan pada saya.. "     

"Biar aku meminta pak rian membawakan bukumu! " aditya melarang nita membawa buku itu sendiri.     

"Tidak apa-apa, saya bisa pak " nita menolak bantuan Aditya, "saya permisi dulu.. "     

Nita berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan aditya dan kia yang masih memandanginya.     

"Biasa aja pak lihatnya! " sikut kia.     

Aditya mengusap perutnya sambil tertawa kecil, dia lalu terduduk di kursi kerja miliknya.     

"Pantas saja pak aditya gak maju-maju, yang nolaknya lemah lembut seperti itu! " sindir kia, menertawakan sahabatnya itu. "dia wanita yang menarik, aku saja yang perempuan suka dengannya. Apalagi laki-laki seperti kamu! "     

Aditya tertawa malu, "dia itu istri dokter yoga, kia! "     

"Hanya bisa dipuji dan dipandang saja, tidak bisa dimiliki.. " aditya melanjutkan ucapannya.     

"Awas saja kalau kamu nekad jadi perebut bini orang! " kia mengancamnya, "kamu tunggu saja sampai dia sendiri... "     

"Huss! " aditya memperingati kia, "tidak baik mendoakan orang seperti itu! "     

Kia tersenyum tipis, "aku kan mendoakan supaya dia jadi milikmu! "     

"Aku hanya perlu melihatnya bahagia saja, itu sudah cukup "     

Aditya tersenyum seraya membayangkan senyuman nita tadi di pikirannya, dia tiba-tiba menjadi laki-laki yang begitu berbesar hati ketika tidak bisa memiliki cinta seseorang seperti nita.     

Kia menggelengkan kepalanya memandangi sahabatnya itu yang sampai saat ini masih mengalami penderitaan patah hati karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.     

Jauh dari jangkauan aditya dan kia, nita yang telah sampai di ruang bersalin bergegas menuju ke tempat ruang ganti dan menyimpan buku yang menjadi tugas barunya nanti kedalam loker miliknya. Ketika hendak membaca buku miliknya itu, dia mendengar suara ketukan pintu.     

"Siapa? " nita sedikit berteriak.     

Tapi tidak ada yang menjawabnya, seseorang diluar sana masih terus mengetuk pintunya.     

"Sebentar! " nita sedikit kesal ketika tidak ada jawaban.     

Dia bergegas berjalan menuju ke arah pintu dan membukanya. Wajah kesalnya seketika berubah menjadi keterkejutan, melihat sosok yoga yang sudah berdiri di depan pintu dengan senyuman lebarnya ke arah nita.     

"Kenapa oppa dokter tiba-tiba kesini? " nita celingak-celinguk melihat ke arah kiri dan kanan ruangan yang sepi.     

"Kamu jangan kepedean dulu.. " jawabnya, "aku kesini bukan karena aku rindu, tapi melakukan pekerjaanku sebagai kepala SMF yang harus memberikan instruksi kepada kepala ruangan PONEK yang baru! "     

"Aku tidak bilang seperti itu,,, " nita berkata pelan, tawa kecilnya muncul mendengar yoga yang berkata seperti itu padanya.     

"Kamu bawa buku yang pak aditya berikan tadi! " serunya, "aku tunggu di depan, kita sama-sama ke ruang ponek. Aku akan memperkenalkanmu pada staf barumu secara resmi hari ini! "     

Nita mengernyit, "bukankah aku bekerja disana hari Senin besok? "     

"Kenapa hari ini? " nita menyambung kembali pertanyaannya.     

Yoga tampak menarik nafasnya dalam-dalam dan memandangi nita.     

"Sayang,,, " yoga memanggil nita pelan, "nanti malam kita ada acara di rumah dokter Kim, kamu ingat rencana kita? "     

"Iya " nita menjawab dengan ekspresi datar, "lalu? "     

"Kita berencana pergi untuk dua hari! " cetus yoga, "jadi,, aku sengaja membuat acara penyambutan hari ini, supaya Senin nanti kamu tidak perlu repot memperkenalkan diri lagi! "     

Nita baru bisa mengerti maksud dari ajakan yoga kali ini, "baiklah, aku bawa dulu buku tadi.. "     

"Aku tunggu di depan! " seru yoga berjalan lebih dulu dan menunggunya di pintu depan.     

Nita berjalan cepat menghampiri yoga yang sudah menunggunya, tangannya membawa beberapa buku yang harus dia bawa.     

"Mari, pak! " cetus nita pelan seraya melontarkan candaannya pada yoga.     

Yoga tertawa kecil, mengambil alih buku yang di pegang nita menjadi berada di tangannya.     

"Ibu negara jangan membawa barang berat! "     

Dia lalu memberikan isyarat pada nita untuk segera melangkahkan kakinya dengan anggukan kepalanya.     

"Biar aku saja yang bawa bukunya! " nita mencoba mengambil bukunya yang dipegang oleh yoga, "nanti apa kata orang-orang yang lihat! "     

Yoga dengan pintar mencegahnya, buku-buku itu tetap berada dalam pegangannya.     

Nita begitu mengkhawatirkan pandangan orang banyak terhadap suaminya itu.     

"Tidak perlu pedulikan semua perkataan orang-orang yang tidak bermanfaat! " cetus yoga, "ketika menjadi seorang pemimpin kamu harus bisa menjadi orang yang kuat dengan semua pembicaraan orang tentangmu! "     

"Kamu harus tahu bahwa mereka semua boleh memiliki kepala dengan warna rambut yang sama, tapi pasti memiliki hati yang berbeda " yoga memberikan nasehat pada nita kali ini.     

"Tidak semua orang dapat kita paksa untuk menyukai kita, pasti akan ada yang membenci kita.. " sambungnya. "kamu harus pandai menilai karakter seseorang nanti "     

Yoga berhenti ketika mereka berada didepan pintu ruangan besar yang berdampingan dengan ruang instalasi gawat darurat.     

"Selamat datang ditempat kerjamu yang baru! " yoga membuka pintu tersebut untuk nita.     

Nita tersenyum diiringi detak jantungnya yang dua kali lebih cepat, ketika dia masuk dan mendapati delapan orang rekan kerjanya termasuk aline serta erin yang berdiri dan memberikan salam pada nita dengan meletakkan telapak tangan kanan mereka di dada sebelah kiri disertai senyuman ramah mereka.     

Nita hampir saja lupa karena terpana dengan suasana yang membuatnya menjadi terharu, lalu dengan cepat dia pun memberikan salamnya kepada seluruh rekan barunya di ruang ponek...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.