cinta dalam jas putih

Pesan



Pesan

0"Coba lihat, istri cantikku ini! " yoga pagi ini memeluk nita dari arah belakang ketika tangan-tangannya sedang merapikan rambut-rambutnya di depan cermin.     

Nita tertawa kecil, "terima kasih sayangku yang paling tampan serumah sakit dan seluruh hatiku! "     

"Cover boy rumah sakit! " celetuk yoga, dia mengecup pipi nita. "tapi masih kalah tenar sama bu bidan.. "     

Tangannya melingkar di pinggang nita, dia memandangi wajah nita dari cermin dihadapannya.     

Nita mengernyit ditatapi oleh yoga seperti itu, "kenapa melihatku seperti itu? "     

Yoga mencium pundak nita, "ketakutan ku semakin bertambah sekarang, walaupun beberapa hari lagi aku bisa mengawasi pekerjaanmu dengan mudah.. "     

"Jangan seperti itu " nita berbalik ke arah yoga, dia menyisirkan rambut suaminya itu dengan penuh perasaan. "cukup doakan saja oppaku sayang... "     

Yoga tersenyum malu, "yang aku khawatirkan itu kesehatanmu! kemarin kamu demam tinggi dan sekarang sudah bersiap dengan seragam kerjamu. "     

"Apa kamu yakin kuat untuk bekerja hari ini? " yoga menyambung perkataannya.     

"Aku dapat pesan pagi ini dari aditya yang menanyakan keadaan istri cantikku " yoga memperlihatkan ponselnya pada nita, ditunjukannya satu pesan itu. "dan ini pesan dari dokter edwin yang kata-katanya panjang sekali! "     

Kedua alis nita terangkat dan tawa kecilnya muncul ketika membaca pesan singkat dokter Edwin yang sudah seperti cerita pendek yang sering dia tulis.     

"Dia itu kirim pesan singkat atau percakapan pelajaran bahasa Indonesia ya? " yoga mencoba membaca kembali pesan tersebut bersama nita.     

Sesekali menoleh ke arah Nita, dia begitu penasaran melihat ekspresi begitu membaca pesan dari pemujanya.     

"Kamu baca pesannya " ucap yoga, "kata-kata yang penuh kekhawatirannya begitu jelas! "     

Nita tertawa kecil melihat ke arah yoga, "kan sudah dibaca sama oppa sayang, aku tahu suamiku itu sedang cemburu! "     

Yoga tertawa membenarkan, "kamu mau aku peluk terus sepanjang hari seperti ini? atau berangkat kerja sekarang juga? "     

"Berangkat sekarang juga! " nita langsung memberikan jawaban pada yoga tanpa harus berpikir terlebih dahulu.     

Mereka harus segera berangkat ke rumah sakit untuk bekerja.     

Ada yang aneh di sikap yoga hari ini, dia sesekali menggenggam tangan nita dan diciumnya tangan tersebut.     

"Biar aku yang pegang! " ucap nita langsung mengambil tas yang yoga pegang, melihat suaminya itu sedikit kesusahan ketika tiba-tiba ponselnya berdering.     

"Biarkan saja! " yoga bicara pelan ke arah Nita sebelum dia melanjutkan pembicaraannya di telpon.     

"Tidak apa-apa " nita tetap membawakan tas milik yoga, "aku antar sampai poli kebidanan! "     

Dia berjalan lebih dulu membiarkan yoga serius dengan telponnya.     

Tetapi sesampainya di persimpangan koridor yoga yang masih berbicara dengan ponselnya, menarik tangan nita.     

Satu tangannya menggenggam tangan nita, dan membawanya berjalan bersama menuju ke ruang bersalin.     

"Aku yang akan antar kamu lebih dulu! " cetus yoga pelan, dia kembali serius berbicara dengan seseorang di ponselnya.     

Nita tersenyum menggelengkan kepalanya, dia hanya bisa mengikuti perlakuan manis suaminya itu.     

"Aku masuk dulu.. " nita bicara pelan ketika mereka sampai di pintu ruang bersalin.     

Yoga tersenyum seraya mengedipkan satu matanya ke arah nita, dan melambaikan tangannya.     

Nita tertawa kecil melihat kelakuan yoga yang memperlakukannya seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta.     

"Kenapa aku bawa tas oppa dokter! " cetus nita, dia baru menyadari tas yoga yang dia bawakan tadi terbawa olehnya.     

"Nanti saja aku antar.. " cetusnya membuka loker miliknya, dan memasukan tas milik yoga. Mengambil baju ruangan miliknya.     

Nita telah selesai mengancingkan baju ruangan yang baru saja dia ganti ketika mendapati sosok aline sudah berdiri di hadapannya.     

"Selamat pagi " nita mencoba menyapa aline yang sedari tadi memandanginya begitu serius.     

"Pagi " satu senyuman tampak di wajah aline.     

Dipandangi seperti itu nita teraneh, dia lalu melihat seluruh pakaian dan sepatu nya.     

"Apa ada yang salah? " tanya Nita.     

Aline tersenyum menggelengkan kepalanya, "tidak ada.. "     

"Lalu kenapa melihatku seperti itu? " tanyanya kembali.     

Kali ini aline tersenyum dan tertunduk, "ada yang ingin aku bicarakan denganmu.. "     

Nita terdiam sejenak, "apa ada yang begitu serius? melihat wajah kamu itu seperti aku pikir mau memakanku! "     

Aline tertawa kecil, "aku,,, akan bicara serius denganmu! "     

"Baiklah aku dengarkan " tangan nita sibuk memasukan seragam miliknya yang dipakainya dari rumah.     

"Aku mohon bawa aku! " seru aline, "dan biarkan aku belajar denganmu.. "     

Nita mengernyit, "membawamu? "     

"Kemana? " tanya nita tidak mengerti dengan perkataan aline padanya.     

"Kak Sani menunjukan surat pengangkatan mu menjadi kepala ruangan PONEK tadi " ucapnya, "dan terhitung mulai besok "     

Nita menganggukan kepalanya, namun dia masih belum bisa mengerti dengan apa yang dimaksudkan aline.     

"Lalu? "     

"Aku sadar bahwa aku harus lebih banyak lagi belajar.. " ucap aline, "aku hanya ingin kamu mengajarkanku agar supaya aku mendapat keahlian kembali sepertimu! "     

"Kita bisa belajar dari ruangan mana saja aline! " ucap nita, dia berusaha untuk tidak menyinggung perasaannya. "dengan siapapun kamu tetap bisa belajar, kamu yakin saja.. "     

"Aku ingin kamu yang membantuku! "serunya.     

Dia lalu terduduk di hadapan nita, posisi duduk seperti seorang bawahan menghadapi ratunya.     

Nita terkejut dan ikut terduduk agar posisinya sama dengan aline.     

"Apa yang kamu lakukan! " cetus nita.     

Nita memandangi aline yang tertunduk, "aku tidak suka hal seperti ini! "     

"Ayo bangun.. " dia mencoba membantu aline berdiri.     

Aline menerima bantuan dan berdiri, dia masih tertunduk ketika nita memandanginya.     

"Aku ingin ikut kamu ke ruang PONEK " ucapnya, "aku mau kamu membawaku ke ruang PONEK, aku bersedia menjadi stafmu.. "     

"Tapi bagaimana caranya " nita menjadi kebingungan, "aku sama sekali tidak mengetahuinya! "     

"Aku berkata jujur padamu " nita kembali meyakinkan aline, "aku sama sekali tidak pernah mengetahui kalau aku bisa membawamu ke PONEK nanti! "     

Aline memegang tangan kedua tangan nita, "kamu bisa bicarakan ini dengan dokter yoga soal ini! "     

Nita terdiam seperti memikirkan sesuatu, dia sama sekali tidak pernah meminta bantuan yoga untuk hal seperti ini.     

"Aku tidak pernah meminta dokter yoga untuk hal seperti ini " ucapnya, "dia pun tidak pernah mencampuri semua hal yang aku kerjakan, dia selalu membedakan yang mana pekerjaan dan yang mana hal pribadi "     

"Aku akan memohon padamu jika kamu inginkan itu! " aline mencoba bersujud di hadapan nita, tapi dengan cepat di tolaknya.     

"Aku tidak suka hal seperti ini! " seru Nita pada aline, "aku akan mencobanya, tapi aku tidak akan berjanji lebih padamu! "     

"Aku minta maaf.. " nita mengusap kedua tangan aline, dan memberikannya satu senyuman.     

"Terima kasih " aline membalas senyuman nita, dan menganggukan kepalanya.     

"Kita harus bekerja.. "     

"Aku ambil sepatuku dulu! " ucap aline pada Nita.     

Nita menganggukan kepalanya, dan melangkahkan kakinya meninggalkan aline sendiri di ruang ganti.     

"Nanti aku menyusul! " aline berkata ketika dia mendengar suara pintu yang dibuka seseorang, dia mengira itu adalah nita.     

Mulutnya membuka tidak dapat berkata apa-apa ketika sosok yang berdiri di depan pintu itu bukan nita melainkan sosok lain.     

"Dokter,,, yoga " aline terbata-bata.     

Yoga berjalan masuk ke dalam ruang ganti petugas dengan tatapannya yang begitu lekat ke arahnya.     

Dia berjalan ke arah aline lebih dekat dan matanya tidak pernah berpindah dari arahnya, aline tidak dapat mengeluarkan suaranya ketika atasannya itu berdiri tepat dihadapannya dan begitu dekat...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.