cinta dalam jas putih

kedua kali



kedua kali

0Yoga melemparkan senyuman lebarnya ke arah nita yang baru saja masuk ke dalam mobil. Dia terlihat begitu lelah karena pekerjaannya hari ini, rambut-rambutnya terlihat memberontak dari ikatannya.     

"Maaf lama.. " ucap nita.     

Dia memberikan satu ciuman di pipi yoga, dan melemparkan senyumannya ke arah yoga.     

"Sudah lama menunggu? " tanya nita.     

Tangannya sibuk memasangkan sabuk pengaman, dan lalu duduk dengan tenang.     

"Aku baru saja masuk mobil ketika kamu muncul dari arah gerbang.. "     

Yoga lalu mengemudikan mobilnya, dan sesekali melirik ke arah nita yang sedang memandanginya. Membuat yoga malu karena diperhatikan seperti itu.     

"Kita bisa bicara nanti dirumah berdua? " tanya yoga, "ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan.. "     

Nita tersenyum, "bukankah setiap hari kita bicara? "     

"Ada hal penting apa? " lanjut Nita.     

Yoga tersenyum tipis, "nanti saja dirumah ya,, kalau di mobil aku pikir tidak pantas! "     

Nita menganggukan kepalanya, dan kembali fokus pada pandangannya di depan. Beberapa waktu yang lalu dia sempat mengalami kebingungan harus bersikap seperti apa karena yoga sudah membohonginya, dan ternyata akhirnya dia berpura-pura tidak terjadi sesuatu apapun dihadapan yoga.     

"Aku mandi dulu " nita berucap begitu mereka sampai dirumah.     

Yoga menganggukan kepalanya, seraya tersenyum.     

"Nanti temui aku di ruang kerja! " seru yoga memberitahukan nita.     

"Baiklah, tunggu sebentar "     

Nita segera masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang dipenuhi keringat ketika dia bekerja tadi.     

Setelah beberapa waktu nita selesai membersihkan tubuhnya, dia memandangi tumpukan pakaian di dalam lemari. Dan mengambil satu dress pendek berwarna navy.     

Dia segera melangkahkan kakinya menuju ke ruang kerja yoga.     

Setelah mengetuk pintu ruang kerja yoga, dia membuka pintu tersebut. Wajahnya muncul di balik pintu, dengan senyuman lebarnya.     

"Aku sudah selesai.. " lalu nita masuk kedalam ruang kerja yoga, menghampiri yoga yang sedang terduduk sambil membaca sesuatu di laptopnya.     

"Masih ada pekerjaan? " tanya nita.     

Dia berdiri disamping kursi dimana yoga terduduk, dan membaca sebuah laporan yang tertera di layar laptopnya.     

Yoga tertawa kecil dan menutup laptopnya, "tapi bukan ini yang akan kita bicarakan! "     

Kedua alis nita terangkat, "lalu apa yang akan kita bicarakan? "     

Lalu nita terduduk di pangkuan yoga, dengan wajah yang saling berdekatan dia menatapi wajah yoga yang mengerutkan dahinya melihat ulah manja nita padanya.     

"Ayo bicara! " seru nita.     

Dia melingkarkan kedua tangannya di leher yoga, dengan matanya yang terus mengunci mata yoga.     

"Aku jadi ketakutan seperti ini.. " yoga berkata sambil tertunduk.     

Dia mengambil waktu untuk beberapa detik sebelum dia kembali menatap nita dan berucap, "Aku akan mengatakannya karena selama aku menyembunyikannya,, aku malah semakin merasa bersalah.. "     

"Ada apa? " tanya nita.     

Dia masih dalam kepura-puraannya, dia berusaha memberikan kesempatan pada yoga untuk mengatakannya sendiri. Untuk memperlihatkan rasa bersalahnya.     

"Aku sebelumnya harus meminta maaf terlebih dahulu padamu " dia menatap nita, "kemarin aku sudah berbohong padamu.. dan aku tahu memaafkan itu tidaklah mudah! "     

"Berbohong tentang hal apa? "     

"Kemarin aku berkata padamu kalau aku akan menghadiri perkumpulan dan semua itu bohong! "     

Nita tentu saja begitu senang, yoga mengakui semua kesalahannya pada nita karena kebohongannya. Dan nita lebih menghargai kejujurannya walaupun mungkin akan membuat hatinya sakit.     

Dia terus memperhatikan wajah yoga yang begitu serius ketika mengatakan semuanya satu persatu.     

"Kemarin aku menghadiri acara perpisahan koas anak. Dan sebenarnya itu terpaksa aku lakukan.. "     

Nita terdiam mendengarkan setiap perkataan yoga padanya, memberinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Semua kebenaran terungkap dengan sendirinya dari mulut yoga, dan menceritakan secara detail kejadian yang dialaminya kemarin.     

"Aku tahu aku salah, tapi jika sudah bersama dengan teman-temanku aku kesulitan menolak.. "     

Nita tersenyum tipis, mencubit pipi yoga yang begitu dekat dengannya.     

"Asal oppa dokter tahu, aku tidak akan melarang kamanapun oppa dokter pergi asal bicara jujur! " seru nita. "pak dokter juga kan harus bersosialisasi dengan teman-teman pak dokter, atau mungkin sekedar ingin bersenang-senang melihat pemandangan indah, dengan latar para koas-koas muda dan cantik! "     

Dia tersenyum lebar memperhatikan perubahan wajah yoga ketika nita mengatakan hal yang akan dibicarakannya setelah bicara jujur pada nita.     

"Apalagi sampai berfoto dengan syilla yang cantik, dan begitu dekat! " cetus nita.     

Dia memelototi yoga, "aku percaya pasti pak dokter bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk, jangan sampai terjadi seperti dokter cindy dan dokter Fredy! "     

Dahi yoga berkerut, "apa yang terjadi pada mereka? "     

"Tadi dokter lani bilang mereka bertengkar hebat, sampai bicara soal perceraian! " jawab nita, "kasihan nanti anak-anak mereka.. "     

"Aku malah tidak tahu soal itu " yoga menatapi nita, memasang wajah polos "aku juga aneh sejak kapan istriku jadi suka berkumpul dengan istri-istri temanku? "     

Nita terkekeh, "tadi siang itu dokter lani meneleponku ke ruangan, dia meminta aku untuk pergi ke poli mata untuk membicarakan sesuatu. Kita membicarakan suami-suami nakal kita yang sengaja berbohong supaya bisa berkumpul di acara perpisahan koas cantik! "     

"Apa yang kalian bicarakan lagi? " tanya yoga.     

Nita mencoba mengingat kembali pembicaraan mereka tadi siang, di acara perkumpulan para istri yang telah dibohongi.     

"Dokter lani mau membuat acara balasan, membuat sebuah acara yang isinya laki-laki muda yang keren, dan lebih meriah dari acara perpisahan kemarin. Laki-laki muda bertelanjang dada, memperlihatkan perut mereka yang atletis dan yang pasti jago merayu... "     

Tapi setelah nita selesai mengatakannya, matanya menyipit dengan bibirnya yang membentuk huruf 'U' terbalik dan setelah itu lidahnya keluar mengekspresikan rasa mualnya.     

"Kenapa ekspresinya seperti itu? " tanya yoga kembali.     

Dia tertawa gemas memperhatikan wajah nita yang menceritakan tentang laki-laki muda dengan tubuh atletis, awalnya dia merasa cemburu tapi kemudian dia tidak dapat menahan tawanya melihat ekspresi jijik nita pada obrolannya sendiri.     

"Jangan mengulanginya lagi! " cetus nita.     

Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi sedikit serius. Dengan tatapannya yang begitu dalam pada yoga.     

"Aku sedih sekali karena kebohongan itu, tapi dari awal mendengar semua cerita itu aku seperti menolak untuk percaya pembicaraan orang lain, sebelum pak dokter sendiri yang mengatakannya! "     

Yoga tertunduk malu karena perkataan nita.     

"Aku tidak mempermasalahkan kebohongan itu, tapi yang aku pikirkan adalah pak dokter. Aku takut mereka membuat cerita yang bukan-bukan tentang pak dokter "     

"Aku bersalah padamu, maaf.. " dan itulah perkataan yang muncul dari mulut yoga.     

"Aku,,, semakin merasa bersalah mendengar ucapanmu tadi, aku tidak seharusnya mendengarkan semua ajakan teman-temanku! "     

"Tapi aku percaya sama pak dokter " nita berucap, "karena pak dokter pulang lebih awal, dibanding teman-teman yang lain.. "     

"Iya, seharusnya aku bisa pulang lebih awal lagi. Tapi tiba-tiba syilla datang dan aku mengantarnya terlebih dahulu ke tempat kost nya lalu pulang.. "     

Pupil mata nita membesar, dan langsung melihat ke arah yoga. Dahinya berkerut.     

"Ini nih yang aku nggak suka,,, " nita memberi cubitan kecil di perut yoga, "pekerjaan jadi kepala SMF belum cukup ya,, sampai cari sampingan jadi taksi online! "     

Yoga tertawa dalam kesakitannya, "aku kan hanya tidak tega, malam-malam dia pulang sendiri dengan jalanan yang sepi. Kalau terjadi apa-apa nanti bagaimana.. "     

"Iya kasihan, mana dia cantik, seksi, baik hati juga.. " nita memberikan sindiran pada yoga.     

Dia tersenyum memeluk nita yang masih terduduk di pangkuannya, dan menyimpan dagunya di pundak nita.     

"Kenapa kamu selalu baik seperti ini? " tanya yoga, "padahal aku sudah membuat kesalahan yang sangat besar.. "     

"Jangan membesarkan permasalahan yang bisa selesai jika kita bicarakan baik-baik! " jawab nita, satu tangannya mengacak-acak rambut yoga yang masih berjajar rapih.     

"Kalau hanya karena masalah ini kita ribut besar, sepertinya tidak akan berfaedah buat rumah tangga kita! "     

Nita tersenyum ke arah yoga, "lagipula aku sedang malas meributkan hal ini, kita lupakan saja,,, tapi awas jika sekali lagi melakukannya, dan aku tahu dari orang lain sudah pasti aku tidak akan bisa memaafkannya! "     

"Jadi aku dimaafkan? "     

Nita menganggukan kepalanya, "iya aku maafkan.. "     

"Terima kasih "     

Nita tersenyum, dan memberikan satu ciuman di pipi yoga. "cantik aku atau syilla? "     

Yoga tersenyum tipis dengan kedua alisnya yang terangkat, "tentu saja cantik istriku.. "     

Nita tersenyum tidak percaya, ucapan yoga terlihat begitu jelas seperti bualan.     

"Kalau pak dokter belum menikah denganku,,, ketika melihat syilla lebih cantik siapa? "     

Yoga berpura-pura sedikit berpikir, "eumm,,, mungkin aku akan melihat syilla lebih cantik! "     

"Tuh kan,,, " nita merengek, lagi-lagi tangannya mencubit perut yoga ditambah dengan menggelitiknya.     

"Aku hanya bercanda, sayang,,, " yoga mencubit kecil kedua pipi Nita.     

Dengan cepat nita membalasnya dengan mengacak-acak kembali rambut yoga.     

Dan yoga tidak akan pernah menduga nita dengan begitu saja memaafkannya, hal ini semakin membuatnya malu karena kebodohannya kemarin.     

Dia telah berjanji untuk tidak membuat nita kecewa untuk yang kedua kali...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.