cinta dalam jas putih

Perkumpulan para istri



Perkumpulan para istri

0"Ihh,,cantik banget ya itu koas-koas Stase anak! " pekik ivanna pagi ini, "memang ya,, kalo perawatan itu harus ada modal! "     

"Eh, lihat ini koas syilla! " seru dewi, "ya ampun dia memang cantik tiada tara deh, aku aja yang perempuan naksir. Apalagi laki-laki.. "     

Nita memandangi aneh sahabatnya ivanna dan dewi yang pagi ini sudah ramai bergosip, dengan topik yang sepertinya menarik sekali. Secara mereka sama sekali tidak terganggu dengan nita yang sedari tadi bolak-balik membawa persiapan obat dan alat.     

Ketika Nita sibuk dengan pekerjaannya, mereka hanya duduk manis dan fokus pada ponsel dan gosip yang tengah ramai dibicarakan.     

"Kakak tahu? " tanya erin berdiri disamping nita, "kemarin katanya acara perpisahan koas paling heboh! "     

"Memangnya heboh seperti apa? " tanya nita.     

Wajah Erin terlihat begitu antusias untuk menceritakan pada kakak seniornya itu, "koas anak itu terkenal cantik-cantik kak, aku dengar dari temanku di ruang anak tidak ada pembimbing perempuan yang diundang. Koas cantik,,, pembimbing laki-laki,,, pasti kan ceritanya jelek kak! "     

Nita tersenyum tipis, dia sedikit merasakan ketidaknyamanan dalam hatinya ketika mendengar erin bercerita. Ditempat kerjanya ini, jika satu berita buruk mencuat akan begitu cepat sampai kesemua penjuru ruangan. Dan ajaibnya berita yang sampai tidak ada yang pernah sama, terkadang terdengar berlebihan.     

"Kita terlalu heboh menanggapi ceritanya " nita berucap pada erin, "dokter juga kan manusia, mereka pasti pernah melakukan kesalahan juga jangan terlalu menghakimi "     

"Wah, kakak membela dokter yoga yah.. "     

Nita tertawa kecil, "kenapa juga harus membela dokter yoga? diakan tidak tahu apa-apa "     

Erin terkekeh, "dokter yoga kan terkenal tidak pernah menghadiri acara seperti itu.. "     

Nita menganggukan kepalanya, wajahnya terlihat sumringah mendengar ucapan erin tentang yoga. Karena sejak lama nita tahu yoga jarang menghadiri acara seperti itu.     

"Nitaaa!! " teriak ivanna dari ruang depan.     

Nita segera berjalan menuju ke arah ivanna yang sedang terduduk di kursi nurse station, masih dengan kesibukannnya membuka Instagram story yang sedari tadi dibicarakannya.     

"Ada telpon untukmu " ucap ivanna.     

Wajah nita terlihat penuh tanda tanya, siapa yang menelpon di jam kerja seperti ini.     

"Selamat siang, dengan bidan kanita ada yang bisa saya bantu.. "     

"Bidan kanita? " suara wanita diujung telpon memastikan.     

"Ya "     

"Bidan kanita, bisa datang ke poliklinik mata sekarang? "     

"Ini dokter lani yang berbicara, ada yang harus kita bicarakan.. "     

Nita mengernyit dan mengangguk, "ya dokter, sebentar lagi saya ke poliklinik mata "     

"Saya tunggu sekarang! "     

Nita sangat terkejut ketika dokter lani dengan cepat menutup telponnya. Dan dia seperti orang yang tergesa-gesa memanggilnya untuk pergi ke poliklinik mata.     

"Vanna, aku ijin ke poliklinik mata sebentar.. "     

Ivanna menoleh sekilas dan kembali serius ke pada ponselnya.     

"Iya, santai saja " jawab ivanna, "kebetulan pasien hari ini juga hanya post partum! "     

"Iya.. " nita tersenyum lega karena ivanna sedang memiliki mood yang bagus hari ini, dia terlihat tidak emosional. Mungkin lebih baik dia memegang ponselnya itu seharian untuk merubah suasana hatinya.     

"Eh, nita ada foto dokter yoga lihat " teriak ivanna menghentikan langkah kedua nita.     

"Disampingnya ini kalau tidak salah koas syilla kan! "     

Seketika nita berbalik dan berjalan menghampiri sahabatnya ivanna, dia begitu penasaran pada apa yang disebutkannya.     

"Lihat, benarkan? " ivanna memastikan dia tidak berbohong dengan menunjukan foto di ponselnya.     

Pupil mata nita membesar memandangi foto yang ivanna tunjukan, dia mengedipkan matanya beberapa kali terlebih dahulu untuk memastikan bahwa yang dilihatnya itu memang sosok suaminya dan disampingnya itu adalah koas syilla.     

Walaupun yang nita lihat bukan hanya foto suami dan murid bimbingannya saja, tapi beramai-ramai dengan konsulen lain dan koas-koas lainnya.     

"Aku pikir dokter yoga masih seperti dulu, tidak suka dengan acara perpisahan seperti itu. Tapi ternyata kali ini ikut juga! "     

Dewi menyikut tangan ivanna, memberikan peringatan pada ivanna untuk tidak berbicara sembarangan.     

"Aku pergi dulu sebentar " ucap nita pada kedua sahabatnya itu.     

Dengan segera dia melangkahkan kakinya meninggalkan ruang bersalin, dia tidak mau membuat dokter lani yang menelponnya tadi menunggunya begitu lama. Dari nada bicaranya seperti ada hal penting yang harus dibicarakan.     

Nita berdiri di depan pintu poliklinik mata yang sudah tidak ada pengunjung pasien, pintu tersebut tertutup rapat.     

Dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu poliklinik.     

Tidak lama nita mengetuk, pintunya terbuka. Sosok dokter meilina muncul dihadapan nita, masih menggunakan jas putih lengan panjang kebanggaan mereka.     

"Masuk bidan.. " ajaknya.     

Nita tersenyum malu, melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruangan poliklinik mata.     

Tampak dokter lani yang sudah terduduk di kursi tersenyum ke arah nita, dan disampingnya terduduk satu wanita dengan jas putih yang sama.     

"Nah, ini istrinya dokter yoga! " seru dokter lani.     

Dia memperkenalkan nita pada ketiga sahabatnya.     

"Bidan kanita, saya perkenalkan pada teman saya.. " jari telunjuknya menunjuk ke arah wanita yang tadi membukakan pintu. "itu dokter meilina, dia itu istrinya dokter Kim.. "     

Nita tersenyum seraya menganggukan kepalanya, ke arah dokter yang memiliki wajah oriental dan cantik.     

"Yang ini, dokter Cindy " kali ini jarinya menunjuk ke arah wanita berambut pendek dengan dengan wajah khas turunan India tersenyum ke arah nita, "dia itu istrinya dokter Fredi.. "     

"Dan saya istri dari dokter danu "     

Nita kembali mengingat nama dokter danu yang disebutkannya, dia pernah bertemu dengan sosok dokter danu ketika mengantar yoga membeli kamera beberapa hari yang lalu.     

"Jadi begini bidan,,, " dokter lani memulai pembicaraan, "saya ingin memberitahukan kelakuan suami-suami kita di acara perpisahan koas kemarin! "     

"Anak-anak cantik jaman sekarang ini lebih suka laki-laki mapan, walaupun statusnya suami orang! " cetus dokter lani.     

Dari ucapannya terdengar jelas dia sedang merasakan kesal.     

"Iya, mereka mau enaknya karena suami kita sudah sukses. Sedang kita nemenin suami dari nol sampai sekarang. Enak banget pikirannya! " kali ini dokter meilina mengeluarkan suaranya, "laki-laki ya kalau di deketin perempuan cantik siapa yang tidak suka,, bohong itu! "     

Nita celingak-celinguk tidak mengerti sedikitpun dengan apa yang para dokter ini debatkan. Mereka tidak memberikan judul pada nita bahwa yang mereka kesalkan adalah kelakuan nakal para suami di belakang mereka.     

"Bidan, suamimu juga itu. Kenapa tiba-tiba jadi suka ikutan acara seperti itu! " cetus dokter lani, "padahal selama ini aku pikir selama menikah dengan bidan kanita dia akan tetap menjadi lelaki yang baik! "     

Nita memasang wajah polos, dan belum bisa mengeluarkan suaranya. Karena untuk saat ini dia masih belum bisa mencerna inti pembicaraan dari perkumpulan istri-istri dokter ini.     

"Yang memprihatinkan itu dokter cindy " dokter lani kembali mendominasi pembicaraan, "dia sampai pulang tengah malam, dengan wangi parfum perempuan! "     

"Suamiku juga pulang tengah malam! " seru dokter meilina.     

"Aku juga " dokter lani kembali berucap.     

Nita tiba-tiba menjadi pusing karena harus memperhatikan mereka satu persatu-satu.     

"Tapi kemarin dokter yoga pulang pukul delapan malam.. " suara nita seketika membuat mereka bertiga terdiam.     

"Apa ada hal yang membuat acara tersebut salah? " lagi-lagi pertanyaan dari nita membuat semua terdiam.     

Nita segera memperbaiki sikapnya, karena melihat semua orang yang berada di hadapannya terdiam. Dia merasa membuat kesalahan karena ucapannya.     

"Nah, ternyata tidak semuanya nyebelin " celetuk dokter lani, "yoga itu emang sebenarnya dari dulu tidak pernah ikut-ikutan "     

"Jelas salah sayang " dokter meilina mencoba menjelaskan pada Nita, " kemarin itu, suami-suami kita berbohong pada kita semua. Bilangnya ada acara perkumpulan, tapi kenyataannya mereka senang-senang sama koas muda, cantik lagi! "     

Nita baru tersadar ketika dokter lani menyebutkan kata 'perkumpulan', dia baru mengerti arah dari pembicaraan para istri yang berkumpul ini. Mereka marah karena telah dibohongi oleh suami mereka, disaat genting seperti ini tiba-tiba otak nita menjadi sedikit lemot seperti komputer yang sudah dimasuki banyak virus.     

Seketika jantung nita dirasa berdetak dua kali lebih cepat, dia begitu tidak percaya dengan yang apa yang dia dengarkan saat ini. Yoga telah membohonginya hanya untuk dapat berkumpul dengan sahabat dan anak didik bimbingannya.     

"Nanti kalau kita sudah bikin perkumpulan acara untuk istri-istri yang dibohongi suami baru tahu rasa mereka! " cetus dokter lani. "kita juga bisa bawa berondong, kita kumpulin laki-laki yang lebih tampan dari mereka! "     

"Lagipula kita punya penghasilan sendiri, kita bisa lakuin apapun walau tanpa mereka.. " ucap dokter meilina menanggapi perkataan dokter lani.     

"Bidan kanita bagaimana menurutmu? " dokter lani kali ini bertanya pada nita, "nasib rumah tangga dokter cindy lebih parah, mereka bertengkar hebat sampai bicara soal perceraian pula.. "     

Mulut nita seketika terkunci, dia tidak dapat berkata apapun, bahkan dia tidak bisa mengungkapkan rasa prihatinnya pada rumah tangga dokter cindy.     

"Kalau dokter yoga berbuat macam-macam, bidan kanita hubungi saja kita. Anggap saja sebagai saudara.. "     

Nita hanya memberikan satu senyuman pendek pada ketiga dokter yang baru saja dikenalnya, yang sudah begitu akrab dan menganggap Nita sebagai saudara.     

"Aku mungkin saja pernah berbohong,, " ucap nita dalam hatinya, "tapi ternyata aku tidak suka jika dibohongi! "     

Nita berjalan sendirian sore ini menyusuri koridor rumah sakit yang telah sepi, dia masih dapat fokus pada jalan yang disusurinya walaupun pikirannya tidak berada di tempat seharusnya.     

Terbang ke tempat paling jauh, dimana nita mengingat kembali satu foto yang dilihatnya tadi. Foto yoga yang disampingnya berdiri sosok syilla koas cantik yang selalu menjadi perbincangan banyak orang karena kecantikan dan penampilan yang seperti model.     

Langkah nita terhenti ketika dihadapannya terdapat sosok yoga yang sedang menunggu di dalam mobilnya.     

"Aku harus bertindak seperti apa? " nita bertanya kembali dalam hatinya, dan merasakan kesulitan mendapat jawabannya.     

"Hari ini, kamu benar-benar membuatku kecewa! " seru Nita dalam hatinya.     

Dan lalu segera menghampiri yoga dan masuk ke dalam mobil...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.