cinta dalam jas putih

Cinderella and the knights3



Cinderella and the knights3

0Nita berjalan berjalan menuju ke arah poliklinik dengan lamunan dan penuh pertanyaan di kepalanya, darimana kedua laki-laki itu mengetahui setiap apa yang dia lakukan selama ini.     

"Aku mungkin lebih baik tidak terbangun dari mimpiku kemarin! daripada aku harus dibuat pusing seperti ini.. "     

Dia berdiri tepat di depan pintu depan poliklinik kebidanan, langkahnya begitu berat untuk masuk karena ketakutan yang sudah mendahului pikirannya.     

Nita menarik napasnya dalam-dalam, dan melangkahkan kakinya. Matanya tertuju pada sosok yang sudah terduduk di ruangannya tengah serius dengan laptop dihadapannya.     

"Oppa dokter.. " suara nita pelan dan segera duduk di kursi yang berada di depan meja berhadapan dengan yoga.     

Mata yoga berpaling dari laptopnya ke arah nita,"kamu sudah makan? "     

Nita menggelengkan kepalanya, "bukannya tadi oppa dokter melarang aku makan makanan itu! "     

Mendengar jawaban nita yang bernada manja membuat yoga tertawa kecil, dan beranjak dari duduknya.     

Dia berdiri tepat disamping nita, "kita makan saja di luar.. "     

Dengan kepala menengadah nita melihat yoga yang berdiri di sampingnya, "sepertinya ada yang mencurigakan dengan hari ini! "     

Melihat nita yang mencurigainya memasang ekspresi wajah kebingungan seperti itu membuat yoga tidak bisa menahan tawanya.     

"Kenapa tertawa? " kali ini nita memasang wajah serius ditunjukan ke arah yoga.     

"Aku senang melihatmu marah! " yoga sedikit membungkukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada nita. mencubit kecil pipi nita.     

Dan kali ini mereka saling bertatapan dengan begitu dekat, "cuma aku yang boleh melihatmu dekat seperti ini! "     

Lengkungan bibir membentuk senyuman tampak diwajah yoga. Matanya memandangi mata Nita yang terlihat indah.     

"Oppa dokter tidak mau membicarakan tentang mutasiku? " tanya nita begitu penasaran.     

"Kenapa? kamu sangat sedih atau sangat senang? " wajah yoga seketika kehilangan senyumnya.     

"Tentu saja sedih, aku jadi tidak bisa mengawasi oppa dokter yang selalu di kelilingi koas cantik! "     

Yoga tertawa kecil mendengar jawaban Nita, dia beranjak dan mengambil sesuatu dari bawah meja. Sebuah bungkusan berwarna hitam, dan disimpan di atas pangkuan nita.     

"Apa ini? " nita langsung membuka bungkusan yang berada di pangkuannya itu, sebuah baju dress berwarna navy. Nita melihat ke arah yoga yang masih berdiri di hadapannya.     

Yoga tersenyum, dia begitu tertarik memandangi nita yang terlihat cantik ketika dia menggigit bibirnya sendiri.     

Dia lebih mendekat ke arah nita dan mendaratkan satu ciuman di bibir nita, "kamu ganti seragammu dengan dress itu, aku akan menunggumu di mobil.. "     

Nita terdiam dan menutup bibirnya dengan satu tangannya, matanya tidak berkedip menatap ke arah yoga yang setelah mendaratkan satu ciuman di bibirnya pergi begitu saja.     

Dia benar-benar terkejut, jantungnya pun terasa bekerja dua kali lebih cepat karena keberanian yoga tadi. Walaupun di ruangan tersebut hanya ada dia dan yoga, tapi Nita tidak pernah menyangka yoga menciumnya di tempatnya bekerja.     

"Kita mau kemana? " tanya nita ketika dia masuk kedalam mobil.     

Yoga yang sudah menunggu nita tercengang melihat penampilan nita, dia terlihat begitu berbeda. Dress berwarna navy itu membuat penampilannya terlihat anggun dan cantik ditambah dengan rambutnya yang lurus nita biarkan terurai terurai dibawah bahunya.     

"Oppa dokter sejak kapan suka membeli pakaian wanita seperti ini? " pertanyaan nita itu membuat yoga gugup, "aku kok gak tahu ya,, kalo oppa dokter diam-diam suka pergi ke butik! "     

Kali ini nita membuat yoga tidak berkutik, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali hanya wajah yang terlihat kebingungan yang sedikit ditutupi dengan tawanya yang terpaksa yoga tunjukan pada nita.     

Kedua alis nita terangkat, "tidak usah dijawab kalo takut aku marah! "     

"Itu sebenarnya sudah lama aku beli.. " yoga dengan cepat menjawabnya, "sudah lama sekali, aku membelinya ketika kamu dan Axel memberikanku kejutan ulang tahun. Dulu aku merencanakan mengajakmu untuk makan malam berdua tetapi tidak pernah terwujud karena pekerjaanku "     

Dalam hitungan detik nita sudah dapat mempercayai perkataan yoga.     

"Oppa dokter maafkan aku.. " nita memegang satu tangan yoga dengan wajah penyesalannya karena secara tidak langsung tadi nita menunjukan kecurigaannya pada yoga.     

"Tidak apa-apa " yoga mengusap pipi nita, "bagaimana kalau sekarang kita pergi mencari tempat makan, kamu belum sempat makan tadi.. "     

Nita melihat ke arah jam ditangannya, dan tersenyum manja ke arah yoga. Dia menunjukan jam di tangannya pada yoga.     

"Baiklah.. " yoga menarik napasnya dan menggelengkan kepalanya, yoga sudah bisa menebak Nita pasti memintanya untuk membawa Axel pergi dengan mereka "aku kan sudah merencanakan hari ini kita pergi berdua saja! "     

"Boleh ya.. " nita merengek, dia seketika berubah menjadi gadis manja di hadapan yoga.     

"Baiklah, kita jemput axel sekarang supaya bisa ikut! " yoga tertawa sedikit kesal dan mengalah pada keinginan wanita disampingnya itu, dia memang tidak bisa dipisahkan dari axel putra kesayangannya itu.     

"Terima kasih suamiku yang super duper terbaik, paling keren.. " puji Nita.     

Dan.. pujian dari nita itu seperti sebuah sihir yang dalam waktu sekejap membuat wajah yoga memerah dan salah tingkah dihadapan nita.     

"Kenapa kita jadi nonton film kartun? " bisik yoga pada nita, rencananya menjadi berantakan ketika harus ada axel di tengah-tengah mereka berdua.     

"Axel kan tidak boleh nonton film dewasa, jadi kita ikut axel saja.. " nita menjawab dengan berbisik sama seperti yoga, dia tersenyum ke arah yoga dan merangkul tangan yoga yang duduk disampingnya. "kita nonton filmnya nanti saja dirumah, bagaimana? "     

Yoga tertawa kecil, "tapi harus aku yang memilih filmnya, karena kamu sudah mengacaukan rencanaku hari ini dengan membawa Axel! "     

"Baiklah, terserah oppa dokter saja.. " nita tersenyum memandangi wajah yoga yang awalnya begitu kecewa menjadi sedikit berubah ketika nita memberikan penawaran yang menguntungkannya.     

Nita memperhatikan yoga yang seperti memendam kekecewaannya karena nita sudah mengacaukan semua rencana yang dibuat suaminya itu. Dia bahkan dengan sengaja pulang lebih awal hanya untuk bisa pergi berdua saja dengannya.     

"Oppa dokter sedang apa? " nita yang muncul dari balik pintu kamar mandi, memperhatikan yoga yang serius dengan laptopnya sambil berbaring di atas tempat tidur.     

"Memilih film yang akan kita tonton " yoga menjawab pertanyaan nita tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.     

Senyuman nita muncul seraya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku yoga yang terkadang Nita merasa sama seperti axel.     

Dia beranjak mengambil sebuah tas kecil, dan dibawanya menuju tempat tidur terduduk di samping yoga yang masih serius dengan laptopnya.     

"Tapi filmnya harus korea ya.. " nita sengaja bicara untuk mengganggu konsentrasi yoga.     

Dahi yoga berkerut dan melihat ke arah nita namun tanpa mengatakan apapun.     

"Ya ampun, wajah oppa dokter terlihat tua kalau menatapku seperti itu! " nita berusaha menahan tawanya, dia memasang wajah polosnya berpura-pura tidak menyadari ekspresi yang yoga perlihatkan adalah sebagai penolakan terhadap permintaannya kali ini.     

"Kemarilah.. " nita menarik yoga untuk lebih mendekat ke arahnya, dan dia memasangkan headband bandana di kepala yoga. Lalu memaksa yoga untuk membaringkan kepalanya di pangkuan nita. "coba aku lihat dulu sekarang.. "     

Setelah nita mengusap wajah yoga dengan kedua tangannya, dia mengeluarkan sebuah kapas dan menuangkan cairan pada kapas tersebut.     

Seketika yoga tertawa ketika Nita membersihkan wajahnya dengan kapas tersebut, "bu bidan berganti profesi sepertinya menjadi ahli kecantikan? "     

"Iya benar, karena aku sedih oppa dokter menyetujui mutasiku! " celetuk nita, tangannya masih membersihkan wajah yoga.     

Yoga tersenyum kecil, "kamu harus kembali mandiri mulai besok, yang harus kamu tunjukan adalah memperlihatkan bahwa aku tidak pernah salah memilihmu, kamu wanita yang sangat pintar.. "     

"Wahh,,, aku dapat pujian berlebihan malam ini" nita tersenyum seraya mengambil sesuatu dari dalam tasnya "jadi, oppa dokter aku kasih bonus dengan serum wajah.. "     

"Aku tidak mau " yoga tertawa kecil lalu bangun dari tidurnya, "aku bukan wanita Bu bidan cantik,,, tidak usah pakai serum-serum segala! "     

Nita terkekeh, dia semakin sengaja mempermainkan yoga dengan memaksa memberikan serum pada wajah yoga dan tentu saja yoga menghindarinya.     

"Coba aku lihat isi tas kecil ini! " tangan yoga berhasil merebut tas kecil yang nita pegang, "wow,, tas kecil ini sepertinya hadiah dari Doraemon, isinya satu toko lengkap! "     

"Lebay deh.. " nita tertawa sambil mencubit kecil pinggang yoga.     

"Giliranku " yoga berpindah duduk di belakang nita, dia melepaskan ikatan rambut nita dan merapikan rambutnya dengan sisir yang di pegangnya.     

Nita terdiam dan kembali teringat, kejadian yang pernah ada dalam mimpinya namun dengan situasi yang sangat berbeda.     

"Besok kamu akan bertemu dengan dokter Edwin, dia baru satu minggu bergabung di rumah sakit.. " yoga begitu hati-hati menyisir rambut Nita, "jika kamu merasa tidak nyaman kamu harus mengatakannya padaku! "     

Nita tersenyum, "oppa dokter ini lucu, sudah seperti nenek yang memberikan nasehat pada cucunya sambil menyisirkan rambut! "     

"Aku kan suamimu, jadi aku harus melindungi dan melayani bu bidan yang cantik ini! " yoga lalu memeluk nita dari arah belakang, menyimpan dagunya di bahu nita.     

Nita tertawa kecil mengusap lembut pipi yoga. Dia dengan sengaja mengambil foto yoga dengan ponselnya.     

"Ini pasti viral! " nita tidak bisa menahan tawanya ketika melihat foto yoga yang masih menggunakan headband bandana yang dia pakaikan di kepala yoga.     

"Nita!!! " yoga geram mengetahui nita sengaja memotretnya dengan headband di kepalanya. Dia berusaha mengambil ponsel yang dipegang oleh nita.     

Nita menjulurkan lidahnya ke arah yoga, tertawa senang bisa mempermainkan suaminya itu. Menyembunyikan ponselnya di balik punggungnya.     

"Kamu sepertinya sengaja menggodaku ya.. " yoga menggunakan kedua tangannya untuk menggelitik pinggang nita, membuat nita akhirnya menyerah dan yoga dapat mengambil ponsel yang nita pegang dan segera menghapus fotonya.     

"Terima kasih " yoga yg terbaring disamping nita mengusap rambut nita.     

"Terima kasih untuk apa? " tanya Nita.     

"Karena hari ini lagi-lagi kamu sudah membawa tawa dalam hidup aku dan axel.. "     

Nita tersenyum dia mendaratkan satu kecupan di bibir yoga sebelum dia berkata pada yoga, "sama-sama oppa dokter kesayangan, terima kasih hadiah dan nasehatnya.. "     

Yoga merasa tidak cukup jika dia hanya mendapatkan satu kecupan saja dari nita, dia memulai mencium bibir nita dan mengambil alih kedudukan menguasai tubuh nita malam ini...     

next_     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.