cinta dalam jas putih

Cinderella and the knights2



Cinderella and the knights2

0"Dokter yoga maaf mengganggu waktunya.. "     

Langkah yoga pagi ini terhenti oleh sosok aditya yang sudah berada persis dihadapannya.     

"Ada sesuatu yang pentingkah? " yoga berkata dengan memasang wajah dingin, dia masih memendam kekesalannya pada aditya yang kemarin telah mengambil kesempatan memberikan perhatiannya pada Nita. Terlebih dia melihat dengan mata kepalanya sendiri aditya memegang tangan nita.     

"Saya baru saja mendapat laporan dari bagian kepegawaian tentang rencana staff dokter di ruang bersalin yang menolak bidan kanita, jika dia tidak menyetujui perihal surat mutasi yang sudah keluar itu.. "     

Yoga menjadi semakin merasakan ketidak sukaannya pada aditya setelah membicarakan hal yang tidak ingin dia bicarakan di suasana pagi ketika dia akan memulai pekerjaannya.     

"Bidan kanita sama sekali tidak mengetahui perihal mutasi ini. Karena saya sendiri yang menolak dia dipindahkan dari poliklinik, jadi biar saya sendiri yang menghadapi staf saya di ruang bersalin! " yoga memperingatkan aditya dengan ucapannya yang sedikit bernada tinggi, dia tidak begitu peduli dengan posisi aditya di rumah sakit yang sebagai wakil direktur.     

"Tapi, apa dokter tidak memikirkan dampak negatif yang terjadi pada Nita? " tanya aditya di iringi dengan senyuman kecil di wajahnya, "apa yang para pegawai rumah sakit bicarakan tentang nita yang dokter tidak tahu, tapi mungkin nita sudah mengetahuinya? "     

"Sebaiknya dokter pikirkan kembali tentang surat mutasi itu.. " lanjut Aditya.     

"Apa maksudmu tentang orang-orang yang membicarakan nita? " tanya yoga tidak mengerti, dia sama sekali tidak mengetahui tentang hal yang aditya ucapkan.     

"Mungkin nanti dokter akan mendengarnya sendiri apa yang dibicarakan para pegawai akhir-akhir ini. Dan,, nita pasti sudah mendengarnya, dia hanya sengaja tidak membicarakannya saja pada dokter. Kita berdua tahu seperti apa kanita." dan ini merupakan ucapan terakhir aditya pada yoga, setelah dia berkata lagi-lagi satu senyuman terlihat di wajahnya yang sengaja dia perlihatkan pada yoga."saya hanya ingin memberitahukan itu saja.. "     

Aditya berlalu begitu saja dari hadapan yoga setelah membuatnya berpikir keras tentang apa yang orang-orang bicarakan dan yoga sama sekali tidak mengetahuinya.     

"Dia hanya sengaja membuatku kesal saja! dengan sengaja mengatakan hal yang menunjukan dia sangat mengenal nita.." yoga bicara ketus dalam hatinya seraya melangkahkan kakinya menuju ruang bersalin, karena pagi-pagi sekali dia mendapat telpon untuk melakukan visite bersama koas dan residen obgyn. Yoga merasa apa yang dikatakan aditya adalah supaya dia menyetujui surat mutasi Nita.     

"Mereka bilang nita yang sengaja menggoda dokter yoga, supaya bisa menjadi kepala ruangan.. "     

Yoga dengan jelas menangkap seseorang yang membicarakan nita dari ruang ganti, ketika dia hendak berjalan menuju kantornya. Pagi ini dia datang ke ruang bersalin tanpa ada yang mengetahuinya, karena datang terlalu pagi.     

"Pasti mudah buat Nita, diakan cantik dan juga aku dengar dia dekat sekali dengan putranya dokter. Pastilah nita akan mudah bila menginginkan jabatan apapun! "     

Sepertinya yoga sudah merasa cukup untuk mendengarkan apa yang orang-orang bicarakan tentang nita selama ini. Dia bergegas masuk ke dalam kantornya.     

Tawa kecil muncul di wajah yoga, dia menggelengkan kepalanya sambil memikirkan satu rencana yang ingin dia buat untuk bisa membuktikan bahwa nita tidak seperti yang mereka bicarakan.     

"Kenapa semua orang di sini memperhatikan kita? " edna kebingungan ketika siang ini dia dan nita mengambil tempat duduk di kantin untuk makan siang.     

Nita tersenyum kecil,"mereka cuma sedang memastikan yang duduk disini itu yang sedang menjadi trending topik.. "     

Edna menahan tawanya seraya memandang ke arah Nita yang masih terlihat tenang tidak mempedulikan pandangan orang banyak terhadapnya."mereka tidak tahu saja,nit. Yang sabar ya.. "     

"Yang mereka tahu.. aku itu pelakor! " nita berbisik ke arah edna,"itukan sangat kejam, pembunuhan karakter artis utama yang sebenarnya baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung! "     

Mendengar bisikan Nita, Edna cekikikan"aku pesan makanan dulu ya,, kamu tunggu disini. Nanti aku pesan makanan dan minuman favorit kamu "     

"Terima kasih.. " nita terharu dengan edna yang begitu mengerti keadaannya."kamu memang sahabat yang terbaik! "     

"Tapi nanti kamu yang bayar ya.. " edna menjulurkan lidahnya dan dengan cepat melesat pergi meninggalkan nita yang menunjukan ekspresi melotot ke hadapannya.     

"Aneh juga, sudah menjadi simpanan dokter masih makan di kantin! diakan bisa minta makan di restoran.. "     

Dahi nita berkerut mendengar satu perkataan di belakangnya yang dia merasa sengaja bervolume tinggi agar Nita dapat mendengarnya.     

"Mungkin cuma buat cari simpati biar bisa dapat kedudukan.. " lagi-lagi perkataan mereka menyudutkan nita. Ditambah tawa mereka yang begitu renyah menandakan mereka begitu puas bisa menghujat seseorang yang adalah rekan sejawat mereka di lingkungan kerja.     

"Sabar nita.. " ucapannya dalam hati, nita mencoba mengontrol emosinya dengan menarik napas panjang beberapa kali dan berdoa di dalam hatinya.     

Dia sengaja tidak menoleh ke arah belakang untuk mengetahui siapa orang yang berbicara dengan kata-kata yang menyindirnya, karena itu akan menambah daftar pustaka deretan wajah orang-orang yang tidak suka padanya di otaknya.     

"Bukankah kalian seharusnya sudah berada di ruang rapat! " tiba-tiba muncul suara seorang laki-laki dengan nada marah, "sekarang ini bukan waktunya kalian bergosip, tapi melaporkan dashboard yang direktur minta kemarin! laporan ruangan kalian saja masih acak-acakan. "     

Seperkian detik tidak terdengar perkataan apapun di telinga nita.     

"Baik, pak kami ke kantor sekarang "     

Nita tersenyum lega, Tuhan mendengar doanya mengirimkan seseorang yang menolongnya. Dia sangat mengenal suara khas milik aditya yang sudah membantunya.     

"Nita " aditya yang berada tepat di belakang nita memanggilnya.     

Nita berbalik dan kini berhadapan dengan Aditya, "iya pak "     

"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan.. " tanpa mendengar jawaban dari nita, aditya duduk di kursi tepat di samping nita.     

Nita terkejut, namun di wajahnya muncul senyuman yang terlihat di paksakan. Diapun harus mengalah berpindah kursi, dan akhirnya mereka duduk berhadapan.     

"Dokter yoga setuju dengan mutasimu ke ruang bersalin.. "     

Nita terdiam dengan wajah polosnya yang memperlihatkan ketidakpercayaannya.     

"Akhirnya dokter yoga mengambil keputusan yang tepat " lanjut aditya.     

"Iya.. " nita menganggukan kepalanya dengan tawa kecilnya yang juga sangat terpaksa.     

"Tapi, dia meminta kami menetapkan jadwalmu tetap di shift pagi " aditya mulai mengambil perhatian pada nita, tatapannya tidak lepas dari sosok nita. "aku akan bertanya padamu, apa kamu tidak keberatan dengan permintaan yoga? aku hanya akan bertanya padamu karena kamu yang menjalani pekerjaan ini.. "     

"Aku ikut saja apa yang dikatakan dokter yoga pada bapak " nita segera menjawab pertanyaan aditya, dia merasa tidak enak diperhatikan sedekat itu oleh aditya yang menjadi atasannya.     

"Apa kamu harus selalu mengikuti semua perkataan dokter yoga? bukan kata hatimu? "     

"Karena dia suami saya! " jawaban nita ini spontan keluar dari mulutnya begitu saja, "saya ikut saja, karena saya yakin dokter mengambil keputusan yang terbaik untuk saya.. "     

"Baiklah " aditya tersenyum kecil dan mengangguk dengan tatapan matanya masih tertuju pada nita, "kalau begitu bolehkah aku yang membuatkan jadwalmu? "     

Nita terkejut dan terdiam, kali ini dia tidak dapat memberikan jawaban apapun.     

Melihat ekspresi nita yang terkejut dengan wajahnya yang berubah memerah membuat aditya tersenyum dan semakin ingin terus memandangi wanita dihadapannya itu.     

"Aku yang akan memutuskan seperti apa jadwalmu nanti " aditya kembali menyambung perkataannya, "supaya aku bisa memastikan kamu akan baik-baik saja ketika kamu kembali kesana dengan keadaan yang berbeda.. "     

Nita dibuat mati kutu dengan setiap ucapan aditya padanya kali ini. Lagi-lagi dia hanya bisa mendengarkan saja.     

"Kamu tenang saja, selain dokter yoga aku juga akan melindungi dan memastikan orang-orang yang bicara tadi tidak melakukan hal aneh padamu! "     

Dan tidak ada hal lebih menyeramkan bagi nita selain kejadian hari ini, dia lebih memilih dibicarakan orang-orang dibanding harus kembali bertemu dengan aditya. Laki-laki yang wanita manapun jika dia dekati pasti akan tertarik dengan kemapanan dan wajahnya yang tergambar seperti park seo joon, dengan ciri khas lesung pipi di tawanya.     

"Pak ini pesanannya.. " tiba-tiba seorang pekerja kantin mengantarkan satu piring nasi goreng dan segelas jus jeruk di meja nita.     

"Baiklah, ini makanan yang seharusnya kamu makan. Aku sengaja memesannya untukmu, supaya kamu tidak memakan mie kesukaanmu itu setiap hari.. "     

Nita mematung, bibirnya begitu rapat. Hanya kedua matanya saja yang awalnya melotot melihat makanan yang sudah ada di mejanya, berganti menjadi seribu kedipan.     

Aditya tersenyum gemas, dia menyukai ekspresi nita seperti itu."aku selalu memperhatikannya setiap kali kamu kesini.. "     

"Kamu makanlah, aku akan pergi supaya kamu lebih nyaman untuk makan " ucap aditya pada Nita sebelum dia pergi meninggalkan nita yang masih membisu.     

"Enak banget jadi kamu, nit! " edna berteriak kecil duduk disamping nita setelah aditya pergi."tuan putri dengan banyak ksatria yang melindungi.. "     

"Jangan mulai deh! " cetus Nita memandangi makanan yang ada di hadapannya itu, dia baru menyadari bahwa selama ini dia ternyata diawasi.     

"Tadi itu aku pesan makananmu, tapi pak adit tiba-tiba muncul, bilang kalau dia yang akan memilih makanan buatmu. Dan dia yang bayar semua makanannya! "     

"Edna.. " panggil nita, "ini bukan mimpi kan? "     

"Bukan! " edna mencubit sekerasnya di tangan nita.     

"Jangan kuat-kuat juga nyubitna, na! " nita kesakitan, dia mengusap tangannya."biasa aja kali.. "     

Edna terkekeh, "maaf,,, maaf,,, abis aku iri sama kamu diperhatiin orang-orang keren "     

"Ingat anak sama suami dirumah,Bu! "     

Nita dan edna tertawa bersamaan menertawakan kejadian aneh hari ini, dan terhenti ketika ponsel Nita berdering.     

"Dokter yoga " bisik nita pada edna, membuat edna langsung menghentikan tawa kerasnya.     

"Kamu masih di kantin? " tanya yoga.     

"Iya "     

"Sekarang juga ke poli. Kamu tidak perlu makan makanan yang diberikan Adit! "     

"Sekarang? tapi.. " nita memperlihatkan wajah sedihnya ke arah edna, karena yoga dengan cepat menutup telponnya.     

"Aku tarik kembali perkataanku yang iri sama kamu " ledek edna, "aku gak mau kalau hidupku sampai tidak bebas buat makan enak.. "     

"Dia tahu makanan itu pak adit yang pesan " Nita merengek pada edna, "gimana dong?? "     

"Sudah sana, dokter yoga kan bilang sekarang juga ke poli" edna memberikan saran pada Nita. "kamu tenang saja, makanan ini biar aku yang habiskan! "     

"Malah mikirin makanan " nita memasang wajah kesal, "bukannya bantuin! "     

"Aku bantuin pakai doa dari sini " edna tersenyum."cepet kesana, nanti dia tambah marah.. " edna mengusir nita dengan kedua tangannya, seperti mengusir seekor ayam.     

"Ingat, jangan berbuat aneh-aneh di ruang poli ya.. "     

"Edna! "cetus nita, seketika wajahnya memerah mendengar edna sengaja meledeknya. Dan segera pergi meninggalkan edna..     

next_     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.