cinta dalam jas putih

Bertemu di waktu yang berbeda



Bertemu di waktu yang berbeda

0" Aku sudah pulang Bu " teriak Axel, dia menghampiri Nita yang tengah sibuk di dapur.     

Kedua pipi Nita masing-masing mendapat ciuman dari Axel.     

" Kamu mandi dulu, nanti kita makan "     

" Baiklah "     

Axel kembali mendaratkan ciuman di pipi Nita sebelum dia berlari ke kamarnya.     

" Kamu kan aku suruh belajar tadi " tiba-tiba yoga muncul dengan pelukannya dari arah belakang.     

Pada awalnya Nita terkejut mendapat pelukan tiba-tiba, dan lalu tersenyum ke arah yoga yang mengganggu pekerjaannya di dapur dengan menyandarkan kepalanya di pundak Nita.     

" Aku sudah baca sebagian pak dokter, nanti malam aku baca lagi. Sekarang aku melakukan tugas utamaku dulu "     

" Pak dokter mandi dulu, nanti kita makan sama-sama " sambung Nita.     

" Baiklah " yoga melepaskan pelukannya, dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Nita.     

Pada langkah ketiganya dia berhenti dan kembali melihat sosok Nita yang masih sibuk memasak. Dia memutuskan untuk kembali menghampiri nita, memberikan satu pelukan dan satu ciuman di pipi Nita.     

" Ada apa lagi? " Nita tertawa kecil dalam keterkejutannya mendapati yoga yang kembali memeluknya ditambah dengan satu ciuman di pipinya.     

" Aku senang masih dapat melihatmu dirumah ini, terima kasih " yoga semakin mempererat pelukannya.     

Nita tertawa kecil melihat tingkah yoga yang sangat mirip dengan Axel, dan lalu menyimpan satu tangannya di pipi yoga. Memberikan satu usapan lembut.     

" Aku juga akan mengatakan terima kasih pada oppa dokter yang manja ini "     

" Apa ini sudah cukup? " dan lalu mendaratkan satu ciuman di pipi yoga.     

Membuat laki-laki yang berada di hadapannya itu tersenyum malu.     

" Dan sekarang pergi mandi " Nita menggunakan kedua tangannya untuk mendorong yoga berjalan menjauh dari dapur.     

Pekerjaannya tidak akan pernah selesai jika yoga masih tetap disampingnya dengan kata-kata mautnya yang akan membuat wanita manapun menjadi terpesona padanya ketika mendengar rayuan gombalnya.     

" Apa-apaan ini " Nita bergumam sendiri, dia kebingungan dengan materi selanjutnya yang keseluruhannya berbahasa Inggris.     

" Oppa dokter mau meledekku karena nilai TOEFL ku jelek! " ketus Nita lagi-lagi muncul, emosinya tiba-tiba mencuat ketika membaca sisa materi yang harus dia pelajari.     

Beberapa menit kemudian, yoga muncul dan duduk di samping Nita yang terlihat fokus pada materi yang dia berikan.     

" Oppa dokter " panggil Nita dengan nada manja.     

Yoga tersenyum " aku tidak menerima translate dengan gratis yah "     

Mendengar yoga sudah mendahului apa yang ingin dikatakannya, membuat Nita mengurungkan niatnya itu.     

Dia hanya bisa menarik napasnya begitu dalam dan memasang wajah yang begitu serius kembali membaca.     

Yoga tertawa kecil melihat tingkah lucu dari wanita yang berada di sampingnya itu.     

" Kecuali dia mau merayuku " yoga memberi pelukan pada punggung Nita.     

" Oppa dokter mau aku merayu seperti apa? "     

Yoga tersenyum dan terlihat sedang memikirkan sesuatu begitu lama.     

" Bilang saja emang oppa dokter tidak berniat membantuku " Nita memicingkan matanya ke arah yoga yang sepertinya begitu sengaja berpikir begitu lama.     

" Kalau aku buatkan makanan, gimana? "     

Yoga tersenyum dan menjawab dengan gelengan kepala.     

" Boleh deh pake bayaran dipotong uang belanjaku "     

Mendengar Nita mengatakan hal ini membuat yoga seketika tertawa, dan lagi-lagi menggelengkan kepalanya.     

Kedua alis Nita terangkat dan terlihat kerutan di dahinya.     

" Kalau aku jadi asisten oppa dokter secara gratis tidak perlu dibayar? "     

Yoga tetap menggelengkan kepalanya dengan senyuman di wajahnya.     

" Kalau ini? " Nita lalu mendaratkan satu kecupan di bibir yoga, dan lalu memasang wajah yang paling imut di hadapan suaminya itu.     

Yoga tertawa kecil " satu ciuman untuk satu materi yang diterjemahkan, boleh juga sepertinya "     

" Sesuai dengan resiko pekerjaannya " sambung yoga.     

Nita seketika menambahkan tawa kecil di wajah imutnya.     

" Boleh,,," Nita menganggukan kepalanya.     

Dan dalam beberapa detik wajahnya berubah menjadi serius.     

" Di dalam mimpi oppa dokter " lanjut Nita seraya menjulurkan lidahnya ke arah yoga, dan kembali fokus pada materi yang harus dibacanya itu.     

Yoga tertawa kecil, sangat mudah baginya menaklukan Nita yang masih berada di dekatnya.     

Menangkap Nita dalam pelukannya, dan menempelkan pipinya begitu dekat di pipi Nita.     

" Distosia atau persalinan macet, terjadi ketika uterus berkontraksi dengan normal, namun bayi belum juga keluar dari panggul selama persalinan karena jalan keluar terhalangi. Komplikasi pada bayi di antaranya tidak mendapat oksigen yang cukup hingga menyebabkan kematian. Hal ini meningkatkan risiko ibu terkena infeksi, ruptur uterus, atau perdarahan pasca persalinan "     

Yoga mulai membacakan terjemahan materi yang dia buat, dengan mudahnya seperti dia membaca dalam bahasa Indonesia.     

" Komplikasi jangka panjang pada ibu yaitu terbentuknya fistula obstetri. Persalinan macet disebabkan oleh persalinan memanjang, ketika persalinan kala satu fase aktif memanjang lebih dari 12 jam "     

" Kenapa berhenti? "     

Nita melihat ke arah yoga yang masih begitu dekat dengannya.     

" Aku kan cuma dapat satu kali ciuman " jawab yoga " dan itupun hanya sebentar "     

" Pak dokter! " nada suara Nita sedikit tinggi.     

Yoga tersenyum gemas dengan segera menghentikan kekesalan Nita, satu tangannya menjangkau leher Nita dan memberikan serangan pada Nita, mencium bibir indahnya.     

" Baiklah, sekarang waktunya oppa dokter menerjemahkan kembali " Nita menghentikan ciuman yoga.     

Yoga tertawa kecil, dia lalu menarik Nita dan tertidur tepat dibawahnya.     

" Pak dokter, aku bilang menerjemahkan materinya, bukan mempraktekkan "     

Yoga seketika tertawa dan berbisik ke telinga kanan Nita " bukankah praktek lebih mudah diingat daripada teori "     

Nita mengernyit dan tertawa, dia memukul kecil tangan yoga ketika laki-laki itu mendaratkan ciuman di leher Nita.     

" Baiklah aku menyerah " ucap Nita menatap lekat wajah yoga.     

" Tapi janji ya semua materinya harus diterjemahkan "     

Yoga tersenyum menggelengkan kepalanya, beberapa detik kemudian kedua mata mereka saling menatap begitu dalam.     

" Terima kasih sudah bersedia menjadi teman hidupku "     

Kata- kata yoga itu sepertinya dalam seketika menghipnotis Nita.     

Terlebih ketika yoga dengan lembut mencium keningnya, dan lalu berpindah ke mata, hidung, pipi dan berakhir di bibirnya. Dan menyatukan cinta mereka malam ini.     

Nita terperanjat dari tempat tidurnya ketika melihat sinar matahari sudah terlihat dari jendela kamarnya.     

" Aku kesiangan " Nita mengusap wajahnya ketika mendapati jam yang tertempel di dinding menunjukan pukul enam pagi.     

Matanya berkeliling ke seluruh penjuru tempat tidurnya, dia mencari semua pakaiannya yang semalam dipakainya tidak terlihat satupun.     

" Dimana pakaianku? "     

Akhirnya Nita memutuskan untuk berdiri dari tempat tidurnya dan menutupi tubuhnya itu dengan selimut menuju ke kamar mandi, beruntunglah Nita karena tidak harus keluar dari ruang tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Jadi dia bisa sedikit lega karena Axel tidak akan melihatnya dalam keadaan seperti sekarang ini.     

" Pagi, Bu " sapa Axel.     

Nita tersenyum malu melihat Axel yang sudah duduk di ruang makan lebih dulu untuk sarapan, dia mencium pipi Axel dan duduk di samping Axel.     

Dia melihat Axel sedang melahap roti yang dipegangnya dan juga segelas susu yang berada di mejanya.     

" Makanlah " Nita terkejut ketika yoga mencium pipinya dan menyimpan piring yang berisi roti dan segelas susu di atas meja.     

Dan senyuman malu kembali muncul di wajah Nita, ketika tahu bahwa yoga lah yang sudah menyiapkan sarapan pagi ini.     

" Oppa dokter, maafkan aku kesiangan " Nita memasang wajah sedih ketika Axel sudah turun dari mobil dan masuk ke dalam sekolahnya.     

Yoga tersenyum " tidak usah dipikirkan, aku juga tidak setiap hari membuatkan kalian sarapan. Lebih banyak kamu yang selalu bangun pagi "     

" Iya, benar " Nita mengangguk.     

" Lagipula kan aku kesiangan itu gara-gara oppa dokter juga "     

Yoga seketika tertawa dan menggelengkan kepalanya.     

" Kamu cantik sekali hari ini " puji yoga " kamu terlihat cocok dengan pakaian seperti itu, elegan dan sesuai dengan kegiatan mengajar hari ini "     

" Oppa dokter manis sekali " Nita memegang kedua pipinya dan mengedip-ngedipkan matanya seperti boneka.     

Tawa yoga semakin menjadi melihat tingkah lucu wanita yang menjadi istrinya itu.     

" Oh, iya aku lupa di kelas yang sekarang kamu ajar ini ada seorang anak perempuan yang tingkahnya itu aneh "     

Yoga masih terlihat fokus menyetir " dia itu selalu memperhatikan aku aneh ketika sedang menjelaskan materi, kadang aku seperti merasa dia mengambil fotoku dengan ponselnya "     

Dahi Nita berkerut dan tersenyum " perasaan oppa dokter saja mungkin, buat apa coba dia mengambil foto, memangnya oppa dokter ini Jungkook membernya BTS, atau Kim bum artis drama Korea "     

Yoga seketika tertawa mendengar ledekan istrinya itu.     

" Kamu harus lihat gadis itu, dia duduk paling depan "     

Nita menganggukan kepala dan mengedipkan matanya tanda setuju ke arah yoga begitu sampai di kampus tempat dia akan mengajar hari ini.     

" Di karenakan dokter yoga ada rapat mendadak, materi hari ini akan disampaikan oleh asisten beliau "     

Seorang staf kampus memperkenalkan Nita di depan kelas.     

" Bidan kanita STR.Keb kebetulan bekerja juga di rumah sakit, jadi kalian gunakanlah kesempatan ini sebaik mungkin "     

Nita memasang senyuman di wajahnya untuk menghilangkan rasa tegang dan canggung pada semua siswa.     

" Sepertinya kita langsung saja pada materi "     

Nita langsung bersiap membacakan materi.     

" Maaf saya telat " tiba-tiba muncul sesosok murid yang tergesa-gesa masuk karena sudah terlambat.     

Nita tersenyum dan membiarkan gadis cantik itu masuk lalu dia pun duduk di bangku paling depan.     

Diapun begitu lama memandangi gadis yang baru saja muncul di hadapannya itu, mereka akhirnya dipertemukan kembali namun di waktu dan kejadian yang berbeda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.