cinta dalam jas putih

Kejadian seperti Mimpi



Kejadian seperti Mimpi

0Nita terdiam sejenak mengingat semua yang telah dialaminya, menatapi cincin pernikahannya yang melingkar di jari manisnya. Dia sempat mengambil keputusan dalam keadaan emosi dan meninggalkan keluarganya.     

" Sekarang aku kembali mengalaminya,," diapun melambungkan pikirannya ke dalam kejadian dimana dia harus merasakan sakitnya ketika harus berpisah dengan yoga dan Axel dalam waktu yang lama.     

Nita mencoba terbangun dari duduknya, dan beranjak dari duduknya, berjalan perlahan menuju ke arah jendela di sudut ruangan dimana Nita mendapatkan perawatan.     

Menatap sekeliling pemandangan dari dalam ruangannya yang berada di lantai tiga.     

" Apa yang kamu lihat?? " tiba-tiba suara seseorang mengejutkannya dari arah belakang, suara yang begitu dekat tepat di telinga kanannya.     

Secepat kilat Nita berbalik ke arah suara dan mendapati yoga sudah berdiri di belakangnya, menyandarkan dagunya tepat di pundak Nita.     

Yoga memeluk Nita " Apa yang kamu pikirkan? sampai kamu tidak mendengar aku masuk ke dalam ruangan ini?"     

Nita tersenyum lembut, dan lalu kembali memalingkan pandangannya ke arah luar jendela " apa pekerjaan oppa dokter sudah selesai? "     

" Aku mengkhawatirkanmu " yoga menempelkan pipinya dengan pipi Nita " aku takut kalau nanti tiba-tiba kamu pergi meninggalkan aku dan Axel "     

Dahi Nita berkerut dan memicingkan kedua matanya menatap ke arah yoga " oppa dokter tahu kalau aku berniat pergi dari sini? "     

" Aku hanya menebak saja " yoga masih tetap memfokuskan matanya di sosok Nita yang berada dalam pelukannya " karena aku tahu, tidak akan ada wanita manapun yang tidak tersakiti ketika dia tahu bahwa dia telah di khianati "     

Nita terdiam, bibir manisnya tidak mengeluarkan satu katapun setelah mendengar perkataan yoga. Kedua matanya pun seperti enggan melihat yoga setelah dia mengucapkan perkataan yang membuat Nita terdiam.     

" Aku,,, " yoga menghentikan sejenak ucapannya, dia memegang kedua tangan Nita yang masih berada dalam pelukannya.     

" Tidak ingin melepaskanmu " lanjutnya     

Mata indah Nita seketika menangkap sosok yoga, dengan kerutan dahinya yang menunjukan satu ungkapan aneh yang dia tujukan pada yoga atas apa yang dia ucapkan pada Nita.     

" Aku hanya ingin mengatakan ini padamu, bahwa hanya kamu saja yang harus menjadi istriku, walaupun aku sudah membohongimu dan menyakitimu "     

Yoga tampak menarik nafasnya begitu dalam sebelum dia melanjutkan perkataannya.     

" Aku,,,tidak mau melihatmu dengan orang lain, atau bahkan menjadi milik orang lain, karena aku sudah mengagumimu semenjak aku melihatmu pertama kali "     

Nita merasakan ini seperti kejadian yang pernah dia alami, di waktu dia tidak sadarkan diri.     

Wajah Nita memucat, tangannya bergetar hebat, dia merasa tubuhnya begitu berat membuatnya terduduk di lantai dengan yoga yang berada disampingnya terkejut dan kebingungan melihat Nita yang tiba-tiba terduduk.     

Nita menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dia merasakan seperti titik didih yang muncul dari wajahnya begitu panas.     

" Apa yang terjadi padaku?? " Nita bertanya dalam hatinya, dia fokus pada dirinya dan semua pertanyaan dalam pikirannya. Tidak mempedulikan yoga yang sedari dari terus menerus memanggilnya dan menanyakan apa yang terjadi padanya.     

" Nita " yoga memegang kedua sisi pundak Nita dengan kedua tangannya yang membuatnya tersadar dan melihat ke arah yoga.     

" Apa yang terjadi padaku? " Nita berkata pada yoga dengan diiringi lelehan air mata di wajahnya.     

Dan lalu Nita memeluk yoga dan menangis dalam pelukannya " aku mohon jelaskan padaku apa yang terjadi selama ini yang tidak aku ketahui, aku kebingungan seperti ini seperti orang yang sudah gila "     

Yoga mengusap lembut rambut Nita dan menciuminya " Nita, sudah jangan pikirkan apapun. Sebaiknya untuk sekarang kamu harus lebih banyak istirahat "     

Yoga membawanya ketempat tidur dan membuat Nita membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.     

" Tidurlah " yoga yang duduk disamping Nita mencium kening Nita dan menatapi Nita dengan senyuman, dia mencoba menenangkan Nita walaupun dia sangat tahu bahwa dialah yang membuat Nita seperti itu.     

" Bisakah kamu tetap disini " Nita menahan yoga dengan memegang satu tangan yoga yang hendak beranjak dari samping Nita.     

" Baiklah " yoga masih dengan senyumannya kembali duduk disamping Nita yang terbaring diatas tempat tidurnya.     

Satu tangannya mengusap lembut pipi Nita, mengawasi Nita yang masih terlihat begitu kebingungan dengan apa yang terjadi padanya selama tidak sadarkan diri.     

" Bisakah aku mengatakan sesuatu? " Nita mengucapkan sesuatu pada yoga ketika dia merasa dirinya sudah cukup tenang.     

" Tentu saja "     

Nita menyimpan satu tangan yoga di genggaman kedua tangannya, matanya menatap ke arah yoga seperti akan menyampaikan satu permohonan.     

" Aku ingin untuk beberapa waktu ini kamu ijinkan aku untuk sendiri saja " Nita mengucapkannya dengan sedikit ragu " dan memikirkan semua yang aku alami yang terasa seperti nyata, dan menyadarkan kembali pikiranku bahwa apa yang aku alami itu adalah hanya sebuah mimpi "     

Nita masih mengawasi yoga yang sepertinya tidak menyetujui apa yang diinginkannya.     

" Kamu boleh tidak melepaskan aku sampai kapanpun kamu mau, dan tetap berhubungan dengan Elsa, tapi untuk sekarang aku mohon ijinkan aku sendiri " Nita mencoba meyakinkan yoga.     

Yoga dan Nita saling bertatapan dalam waktu yang begitu lama.     

" Baiklah " yoga menyetujuinya " tapi dengan satu syarat, kamu harus tetap tinggal dirumah yang aku siapkan "     

Nita tersenyum dalam wajah sedihnya dengan anggukan yang sekaligus memberikan jawaban persetujuannya atas persyaratan yang yoga sebutkan.     

" Dan,,," Nita menghentikan kata-katanya untuk seperkian detik.     

" Bisakah aku pulang besok? " Nita benar-benar ingin cepat keluar dari tempat yang dia anggap seperti penjara baginya beberapa hari ini.     

Yoga tersenyum dan mengusap lembut rambut Nita.     

" Baiklah, aku akan membawamu pulang besok " yoga memberikan jawaban yang membuat Nita sedikit mengubah kesedihan diwajahnya.     

" Sekarang istirahatlah " yoga memberi satu usapan lembut di pipi Nita " aku harus kembali bekerja "     

" Baiklah " Nita tersenyum seraya menganggukan kepalanya.     

Dia mengambil tangan kanan yoga yang berada di pipinya, dan memberikan satu ciuman di punggung telapak tangan yoga sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.     

" Hati-hati pak dokter " Nita melemparkan senyuman setelah dia memberikan satu ciuman di tangan yoga.     

Yoga masih dalam tatapan ketidakpercayaannya ketika satu ciuman Nita di tangannya itu seketika membuat hatinya merasakan sesuatu yang berbeda.     

" Kamu harus janji untuk istirahat " yoga menutupi wajah kikuknya dengan mencium kening Nita, dan sesegera mungkin beranjak untuk pergi meninggalkan ruangan dimana Nita dirawat.     

Dia berhenti sejenak di balik pintu, dan menatapi tangannya, mengingat kembali kejadian beberapa menit yang lalu ketika Nita mencium tangannya.     

Kemudian senyumannya muncul " sekarang ini aku semakin tidak ingin melepaskanmu "     

Tiba-tiba ponselnya berbunyi membuyarkan semua senyuman dan lamunan yoga ketika melihat nama Elsa yang tertera di layar ponselnya.     

Yoga berjalan cepat dan menjauh dari ruangan dimana Nita dirawat.     

" Ada apa? "     

" Kamu sudah bicara dengan Nita? "     

Yoga mengambil nafasnya sebelum dia menjawab " sudah, sekarang apa lagi yang kamu inginkan? "     

" Aku sendiri yang akan bicara pada Nita " jawab Elsa yang membuat yoga harus kembali dihadapkan pada satu masalah.     

" Elsa " yoga memanggilnya " bisakah kamu membiarkan Nita untuk beberapa waktu, biarkan dia pulih, dia baru saja mengalami hal yang buruk dalam hidupnya "     

Yoga mendapat jawaban dari Elsa dengan kebisuan dan sepi tanpa suara.     

" Aku akan melakukan apa yang inginkan jika kamu menyetujui permintaanku " kebisuan Elsa membuat yoga memberikan janji yang setelah beberapa detik diucapkannya membuat satu rasa penyesalan.     

" Baiklah " satu ucapan Elsa di ponsel yoga yang terdengar dan kemudian menghilang tanpa suara apapun. Elsa mengakhiri pembicaraannya setelah mendengar yoga yang mengucapkan janji.     

Yoga menatapi ponselnya dan wajah Nita terlintas begitu saja di wajahnya. Dia merasakan perasaan bersalahnya pada Nita atas apa yang dilakukannya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.