cinta dalam jas putih

Bertemu dengan masa lalu



Bertemu dengan masa lalu

0Nita terduduk di samping yoga yang masih terbaring di tempat tidurnya, dengan laptop yang berada di pangkuan nita.     

" Oppa dokter,,," belum selesai nita menyelesaikan kata-katanya yoga sudah memotong ucapan nita.     

" Panggil yoga saja,," yoga memandangi nita dengan senyumannya " atau kamu mau panggil aku sayang?,,atau suamiku sayang?,,, atau cintaku?,,"     

Seketika wajah nita memerah " yoga saja cukup,,"     

Nita kembali fokus pada layar laptop di hadapannya " apa tidak ada yang berbahasa indonesia? "     

Yoga tertawa kecil " kan tadi sudah dibilang, lebih baik baca yang ada di atas meja itu "     

" Tidak mau " nita masih fokus pada pandangannya " aku mau baca yang kamu selalu ajarkan pada dokter muda yang sedang praktek, pasti ilmu terbaru "     

" Kalau begitu kamu bawa saja kamus sambil baca materinya,," yoga berkata seperti memastikan pada nita dia tidak akan membantu nita menerjemahkannya.     

Nita tertawa kecil " iya, ini juga aku sudah bawa kamusnya,,"     

" Dokter yoga tidur saja,," nita mengedipkan satu matanya " nanti kalau ada yang tidak aku paham bahasa inggrisnya, aku tanya pada suamiku tersayang ini,,"     

Dahi yoga berkerut dan kemudian tertawa kecil ketika menyadari maksud dari ucapan nita " jadi kamu secara tidak langsung mau bilang aku kamusnya? "     

Nita tersenyum ke arah yoga " kan aku sudah panggil suamiku tersayang, jadi kalau aku sedikit minta tolong suamiku harus mau menolongku "     

" Iya, aku kalah,,," yoga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum " aku kan cuma serpihan debu yang ingin selalu membahagiakanmu,,,"     

" Mulai deh,," nita tertawa geli " keluar lagi kata-kata rayuannya "     

Yoga tertawa kecil " karena kamu yang membuat aku menjadi berubah seperti ini, itu spontan, kata-katanya keluar begitu saja,,"     

" Sudah,," nita tersenyum tegas ke arah yoga, dan kembali menatap laptopnya.     

" Sedang baca saja cantik " suara yoga pelan sambil terus menatapi wajah nita " apalagi kalau sedang memijitkan tanganku, dia semakin cantik! "     

Nita begitu jelas menangkap semua ucapan yoga walaupun pelan, dia tersenyum menangkap kode dari suaminya itu.     

" Ini, bukan karena aku ingin disebut cantik ya,," nita akhirnya menyimpan laptopnya dan membalikan tubuhnya ke arah yoga dengan tatapan lembutnya " aku hanya mendengar permintaan suamiku yang sedang sakit "     

Tangan nita mulai memberikan pijitan lembut di tangan yoga " apa tangannya masih sakit? "     

" Tidak " yoga tersenyum ke arah nita " aku hanya ingin menggunakan waktu sakitku untuk mendapatkan semua perhatianmu "     

" Aku sudah mendapatkannya,," lanjut yoga     

Nita terlihat begitu ikhlas melakukannya dengan memperlihatkan senyuman indahnya pada yoga " tunggu sebentar, aku lupa memberitahumu hari ini kita akan kedatangan tamu istimewa, dia orang yang pertama yang membuat aku jatuh hati pada setiap ceritanya"     

Nita mengernyit " cerita apa? " dia menghentikan sejenak pijatannya dan melihat ke arah yoga " memangnya siapa? apa aku mengenalnya?"     

" Kamu sangat mengenalnya dengan baik bahkan mungkin lebih baik dari aku,,"     

Nita semakin teraneh " nanti saja aku lihat daripada harus menebak-nebak, suamiku ini hebat sekali memberikan aku tamu yang istimewa"     

Yoga tersenyum " kalau begitu berikan aku ciuman sebagai hadiah,,"     

Nita dibuat yoga tertawa kecil " sedang sakit tapi pikirannya aneh-aneh! mau dokter mau bukan dokter kalau jenisnya laki-laki sama semuanya,,"     

Dia sengaja mengganti pijatannya pada yoga dengan mencubitnya, membuat laki-laki itu meringis kesakitan dalam tawanya.     

Candaan mereka terhenti ketika terdengar ketukan dari arah luar pintu, dan terlihat sosok mba mumu muncul dengan senyumannya.     

" Pak dokter ada tamu, apa saya persilahkan saja masuk kekamar pak dokter? "     

Yoga tersenyum ke arah mba mumu " iya,mba. saya minta tolong antar mereka kesini,,"     

" Siap tuan oppa " mba mumu segera bergegas keluar ketika yoga selesai berbicara.     

Nita tersenyum aneh ke arah yoga " sepertinya istimewa sekali tamunya "     

" Iya, dulu dia guru yang sangat membantuku menjadi seperti sekarang ini " jawab yoga "dan istrinya itu sangat bijak sekali seperti kamu, dia yang selalu memberiku nasehat ketika tahu aku dan elsa bercerai dan akhirnya menikahimu"     

" Matanya mirip dengan mata kamu " lanjut yoga.     

" Aku jadi penasaran " nita tersenyum dengan gambaran penuh tanda tanya di wajahnya " apa aku mengenalnya? "     

Yoga hanya menjawab dengan senyuman dan satu tangannya memegang tangan nita, menggenggamnya dengan kuat. Satu ciuman pun mendarat di punggung tangan nita.     

" Itu bapak radiaz dan istrinya " yoga berbicara pelan ke arah telinga nita " ibu akmeela,,"     

Senyuman di wajah nita seketika hilang mendengar yoga yang menyebutkan nama seseorang wanita yang begitu sama persis dengan nama depannya.     

Tatapannya pun kini berganti ke arah pintu, matanya begitu lekat menatapi dua sosok yang tengah berjalan ke arahnya.     

Seorang laki-laki paruh baya dengan penampilannya yang rapi dan masih terlihat gagah walaupun dengan rambutnya yang sudah memutih. Dan satu wanita yang membuat mata nita tidak berkedip sedikitpun, wanita yang masih sangat cantik dimata nita. Masih dengan senyumannya yang indah dan tatapannya yang lembut seperti waktu terakhir nita melihatnya dahulu ketika wanita yang dia kenal sebagai ibunya itu meninggalkannya.     

Nita segera menyadari lamunannya ketika yoga mengusap tangannya dengan lembut, dengan senyuman ke arah nita " kamu tidak apa-apa? "     

Nita tersenyum sekilas " tidak apa-apa "     

" Sapalah mereka " yoga bicara pelan ke arah nita dan melepaskan genggamannya " bagaimanapun juga sekarang ini mereka orang tuamu "     

Nita menarik napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya beranjak dari duduknya menghampiri sosok ibu dan ayah sambungnya.     

Dia mulai menyapa dengan memberikan satu ciuman di punggung tangan ayah dan ibunya.     

" Kanita " wanita paruh baya bernama ibu akmeela itu memanggil nama nita " apa kabar kamu dan calon bayimu? "     

Nita tersenyum kaku " baik,,,"     

" Jadi kamu yang dinikahi oleh murid terbaikku " laki-laki paruh baya itu membelai lembut rambut nita " maaf,nak. Kami baru sempat menemui sekarang "     

Nita tersenyum menatapi wajah laki-laki paruh baya yang memberikan belaian lembut di rambutnya " duduklah, saya akan buatkan minuman "     

Tanpa menunggu jawaban dari ibu dan ayah sambungnya, nita bergegas berjalan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke ruang dapur. Dia merasakan keengganan untuk bertemu dengan semua orang di masa lalunya yang begitu menyakitkan.     

" Aku tidak menyangka akan bertemu dengan ibu setelah sekian lama menganggapnya tidak pernah ada lagi dalam hidupku,," nita berkata lirih dalam hatinya, tangannya mulai menggapai satu gelas yang tersimpan di dalam lemari tapi tatapannya terlihat kosong.     

" Ibu sedang apa? " suara mba mumu mengejutkan nita, membuat dia dengan reflek melepaskan gelas yang sedang di pegangnya.     

Dan gelas yang dipegangnya jatuh tepat di kakinya.     

" Ibu kan bisa panggil mba mumu kalau mau sesuatu "     

Mba mumu membantu nita untuk duduk di kursi yang berada di ruangan dapur " mba mumu carikan dulu kassa di kotak obat, ibu jangan bergerak.Biar saya yang obati lukanya "     

" Mba, jangan bilang pada siapa-siapa " nita bicara pelan memberikan perintah agar mba mumu merahasiakannya.     

" Jangan bilang sama siapa? " tiba-tiba sosok ibu mertuanya datang dan melihat ke arah nita " kakimu kenapa? "     

Dia terduduk di hadapan nita " lain kali panggil mba mumu saja kalau perlu sesuatu "     

Ibu mertuanya membantu nita membersihkan darah di kaki nita.     

" Iya bu "     

" Ibu tahu kamu pasti terkejut jika tiba-tiba bertemu dengan ibu kandungmu sekarang"     

Perkataan ibu mertuanya itu membuat nita semakin terkejut " ibu tahu? "     

Senyuman terlihat di wajah ibu mertuanya itu dan menatap nita dengan tatapannya yang begitu lembut " mereka pernah datang kemari sebelum yoga memperkenalkan kamu pada ibu, dan suamimu itu memberitahu semua tentang hubunganmu dengan ibumu,,"     

" Biarpun seperti itu, dia tetap akan menjadi ibumu. Dan nita yang ibu kenal adalah orang yang selalu memaafkan,," lanjutnya     

Nita terdiam untuk beberapa saat, dan tersenyum kecil ke arah ibu mertuanya. Dia terkadang selalu mengingat kejadian ketika umurnya 8 tahun, kepergian sang ibu yang terlihat sendiri oleh matanya begitu membuatnya merasakan kesakitan tersendiri.     

Jika dia sangat berusaha membuat axel memaafkan ibu kandungnya, ternyata untuk dirinya sendiri itu sangatlah tidak mudah. Terlebih ketika kepergian sang ibu membuat dia harus kehilangan sosok ayah untuk selamanya.     

Dia sedang berpikir apa yang akan dia lakukan saat ini, menghadapi ibunya yang tiba-tiba muncul dihadapannya dengan pria yang sudah menjadi ayah sambungnya itu.     

Dan yang paling dia tidak percaya adalah bahwa yoga menyembunyikan semuanya selama ini padanya, itu membuat nita merasakan yoga tidak pernah bisa jujur terhadapnya. Dan nita sangat membenci semua ketidak jujuran suaminya itu, dia sangat ingin segera menanyakan alasan apalagi yang akan dikatakan yoga padanya kali ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.