cinta dalam jas putih

Menikah denganmu setiap hari



Menikah denganmu setiap hari

0" Waktunya sarapan,,," pagi ini yoga membuka matanya dengan pemandangan bidadari yang begitu cantik dihadapannya.     

Senyumannya lebih cerah dari sinar matahari pagi, tatapan matanya pun membuat satu keteduhan setiap orang yang melihatnya.     

" Coba aku lihat dulu,,," nita menempelkan termometer di dahi yoga " 37.6 "     

Dan lalu tersenyum ke arah yoga " setelah sarapan dan minum obat, pak dokter harus ganti pakaian,,,"     

Senyuman terlihat di wajah pucat yoga " bu bidan yang gantikan? aku kan masih sakit dan tidak punya tenaga,,"     

Nita mengernyit " masa cuma ganti pakaian saja tidak bisa? kalau dokter yang sakit ternyata manjanya kelihatan,,"     

" Bolehkan bu bidan yang cantik? " yoga menatap ke arah nita dengan wajah polosnya.     

Nita menarik napasnya dalam-dalam " baiklah, yang sakit memang berkuasa,," dia beranjak dari duduknya hendak mengambilkan yoga pakaian, tapi terhenti karena yoga memegang satu tangannya.     

" Apalagi pak dokter?" tanya nita.     

Yoga tersenyum dan menyimpan satu tangan nita di dagunya " ini juga ya sayang,,,"     

" Alat dan shaving creamnya ada di kamar mandi " sambung yoga " bu bidan cantik deh! "     

Nita menatap yoga aneh dan tersenyum kaget " Apa maksudnya? "     

" Membersihkan ini,," yoga tersenyum satu jarinya dia simpan di dagu dan di bawah hidungnya.     

Nita tertawa kecil " pak dokter takut kelihatan tua kalau kumis dan jenggotnya tumbuh? "     

" Sedang sakit juga ingatannya takut kehilangan popularitas jiwa muda,," ledek nita     

" Aku kan pasien bu bidan,," yoga tersenyum lebar " aku mohon bu bidan,,,sekali saja,,,"     

Nita tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya " aku ambil dulu peralatannya pak dokter,,"     

Nita beranjak dari duduknya, dia akan mengabulkan permintaan pasiennya yang sangat manja itu. Berjalan menuju ke kamar mandi.     

" Nita " yoga memanggilnya ketika nita sudah berada tepat di depan pintu kamar mandi.     

Nita berdiri dan membalikan pandangannya ke arah yoga yang masih berada di tempat tidurnya " ada apa lagi pak dokter? "     

" Hati-hati, aku takut lantai kamar mandinya licin " yoga tersenyum ke arah nita.     

Nita tersenyum " pak dokter memang suamiku yang terbaik,,"     

" Kamu juga istri terbaikku,,"     

Nita melanjutkan langkahnya ke dalam kamar mandi untuk beberapa saat. Tidak lama, kedua tangannya sudah membawa semua yang yoga sebutkan.     

Yoga menyambut sosok nita dengan senyuman, dia masih merasakan sakit di seluruh badannya tapi semua itu tidak bisa menghentikan keusilannya pada nita.     

" Baiklah,,, " nita menarik napas panjang " pak dokter sebutkan saja apa yang harus dilakukan, karena aku tidak tahu caranya "     

" Kamu ratakan shaving creamnya disini,," yoga memberikan instruksinya yang pertama pada nita.     

" Oke " pada awalnya nita terlihat terpaksa, tapi lama kelamaan raut wajahnya seperti memancarkan ketertarikannya melakukan hal yang sama sekali belum pernah dia lakukan.     

" Ingat mencukurnya ke arah bawah,, " yoga sedikit mengulangi peringatannya pada nita yang sudah bersiap dengan alat yang di pegangnya.     

Mata nita memelototi yoga " cerewet, nih! aku berhenti saja,,,"     

" Jangan sayangku,,," satu tangan yoga menahan nita " baiklah terserah istriku yang cantik saja,,aku pasrah deh,,"     

Nita menahan tawanya ketika memandangi yoga " pak dokter jangan banyak bicara, aku jadi tidak fokus dan pusing! ternyata mencukur kumis itu tidak semudah yang aku pikirkan,,,"     

" Hati-hati sayang,,," yoga pun sedikit merasakan ketakutan ketika pisau-pisau tajam yang di pegang nita berada di wajahnya, dan akhirnya dia memutuskan ini adalah pertama dan terakhir kalinya menyerahkannya pada nita. Dia takut jika kerja jantungnya selalu bekerja cepat seperti ini akan membuatnya merasa tua dengan sangat cepat.     

" Pak dokter terlihat tampannya,," puji nita setelah selesai melakukan semua apa yang diminta suaminya yang begitu manja padanya hari ini.     

Nita terduduk di samping yoga dan memegang satu tangannya, melemparkan senyumannya ke arah yoga.     

" Terima kasih, sayang " yoga pun membalas senyuman nita " maap sudah merepotkanmu "     

" Jangan berkata seperti itu,," nita mengusap tangan yoga dengan tatapannya yang lembut " sekarang, istirahatlah,,,"     

Yoga terdiam untuk sesaat ketika masih dalam pengawasan mata nita " apa kamu sudah memikirkan jawaban mengenai ucapanku kemarin? tentang pernikahan kita? "     

" Dulu itu, aku melamarmu dengan cara yang tidak layak " sambung yoga " setelah kamu melahirkan nanti, aku akan membayar semua janjiku menikahimu dengan mengundang semua orang-orang yang kamu kenal "     

Nita tersenyum dan memegang kedua pipi yoga dengan gemas " oppa dokter selalu membuat kata-kata manis yang membuatku tersihir, sejujurnya aku tidak pernah berpikir seperti apa yang disebutkan tadi. Kita sudah menikah secara resmi, walaupun tidak banyak yang tahu aku sudah merasa cukup. Aku tidak mengutamakan cara lamarannya, yang terpenting adalah cara oppa dokter menjalani pernikahan ini bersamaku,,aku selalu merasakan seperti kita yang menikah setiap hari, kamu selalu penuh kejutan,,"     

" Kita lakukan perayaan pernikahannya axel saja nanti,,," lanjut nita.     

" Itu artinya kamu akan berjanji akan terus berada disampingku? " yoga tersenyum ke arah nita " sampai kita menikahkan axel nanti?"     

Nita tersenyum dalam anggukan kepalanya "kita berdoa saja pada tuhan, agar dia selalu mempersatukan kita. Dan aku hanya akan meninggalkanmu ketika aku tidak berada di dunia ini,,"     

Nita membetulkan posisi selimut yang yoga pakai " istirahatlah oppa dokter yang paling tampan dan romantis, kamu harus cepat sembuh demi pasien-pasienmu,,"     

Yoga tersenyum " Aku ingin mendengar kamu memanggilku dengan namaku saja "     

Kedua alis nita terangkat dan senyuman di bibirnya tidak pernah hilang sedikitpun, dia tampak menggigit kecil bibirnya " Selamat istirahat yoga ku tersayang,,," nita lalu mendaratkan satu ciuman di pipi yoga " kamu berhentilah berpikir hanya untuk selalu membahagiakanku, pikirkanlah kebahagiaanmu juga. Aku akan selalu bahagia jika kamu juga bahagia,,,"     

" Terima kasih sudah mau mendampingi hidupku " yoga mencium tangan nita " aku tidak bisa mengungkapkan kalau sekarang ini aku sangat bahagia bersamamu,,"     

" Aku juga bahagia,,," nita tersenyum sambil beranjak dari duduknya, dia merasa lebih baik meninggalkan yoga sendiri agar dia bisa lebih banyak istirahat.     

" Nita " yoga memanggilnya ketika nita baru saja membalikkan badannya.     

Nita menarik napasnya kuat-kuat dan kembali berbalik ke arah yoga " ada apa? "     

" Kamu kelihatan seksi dengan hamil yang sudah membesar seperti itu,,,"     

Wajah nita memerah " yoga,,, berhentilah mengatakan hal yang membuatku malu!"     

" Wah, suara kamu juga terdengar indah kalau memanggil namaku seperti itu,," yoga semakin menjadi menggoda istrinya itu, wajah nita menjadi semakin memerah.     

" Kamu cepat tidur,," nita menjadi salah tingkah, dia begitu dibuat yoga semakin malu. Dan memutuskan untuk cepat-cepat melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar untuk menghentikan gombalan yoga yang terus saja di dengarnya.     

" Ya tuhan, aku selalu saja terpesona oleh kata-katanya,," suara nita dalam hatinya ketika berada di luar kamar, dia mengibaskan kedua tangannya di wajahnya yang terasa panas karena ucapan yoga tadi.     

Sementara itu di dalam kamar, yoga masih tersenyum melihat ke arah layar ponsel yang di pegangnya. Tatapannya begitu lekat pada foto nita dan axel di ponselnya.     

" Aku akan selalu jujur padamu,,," suara yoga pelan " kalau aku,,,sudah sangat tergila-gila padamu, terlalu mencintaimu, dan tidak ingin kehilanganmu,,,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.