cinta dalam jas putih

Berkah dari sang ibunda



Berkah dari sang ibunda

0Yoga menghampiri nita yang muncul dari balik pintu kamar mandi,dengan senyumannya dia menggapai tangan nita dan membantunya untuk duduk di sofa.     

" Aku bantu merapikan rambutmu,," yoga beranjak untuk mengambil sisir yang tersimpan di meja rias.     

Nita masih dengan wajah dingin dan aksi diamnya hanya memperhatikan sosok yoga yang sepertinya sedang berusaha membuatnya senang.     

Dengan begitu sabar yoga tersenyum dan tangannya begitu lihai merapikan rambut-rambut nita " ada apa dengan istriku yang paling cantik dan manja ini?tidak biasanya dia diam,,,"     

" Aku tidak apa-apa " jawab nita dengan nada datar,dia tidak menoleh sedikitpun ke arah yoga.     

" Baiklah,,," yoga telah selesai merapikan rambut nita,masih dengan senyumannya yoga duduk di samping nita yang masih membelakanginya " beberapa hari ini aku sepertinya menjadi orang yang menyedihkan, ditinggal oleh ayah,putraku juga tiba-tiba pergi dengan ibunya,,,sekarang nuna cantik dan putri kecilku tidak mau menghiburku,,"     

Nita tertegun dan sikap marahnya pun berubah seketika menjadi begitu merasa sangat bersalah,rasa marahnya telah membuat dia lupa bahwa yoga masih dalam suasana sedih.Dan sikap kekanak-kanakannya itu telah membuatnya tidak memperhatikan perasaan suaminya,lalu berbalik ke arah yoga.     

" Aku minta maap,,," nita berkata dengan wajah penyesalannya yang begitu dalam,dia menggapai tangan yoga dan memegangnya, karena rasa bersalahnya yang begitu besar nita menciumi tangan yoga " maapkan aku tidak mengerti apa yang sedang dirasakan oleh suamiku"     

Yoga tersenyum,dia sangat tahu istrinya itu akan sangat cepat bereaksi dengan kata-kata yang diucapkannya tadi.     

Dengan cepat menyembunyikan senyumnya ketika nita melirik ke arahnya.     

" Aku minta maap,,,oppa dokterku,," nita tersenyum ke arah yoga,tatapannya begitu manja " maapkan aku,,"     

Pertahanan yoga sepertinya telah menipis,dengan panggilan kesayangan nita padanya dan wajahnya yang begitu cantik ketika manja membuat dia tidak bisa meneruskan kepura-puraannya.     

" Aku tidak mau jadi istri durhaka,," dan nita mulai merengek seperti anak kecil " nanti bisa-bisa aku di kutuk jadi patung yang di pajang di toko-toko pakaian,selalu pakai baju bagus tapi tidak bisa kemana-mana"     

Tawa yoga seketika mencuat mendengar kata-kata dan tingkah lucu nita yang membuat wajahnya semakin cantik,wanita di sampingnya ini akan tetap cantik di situasi apapun.Kebaikannya membuat kecantikan tersendiri yang akan menarik perhatian banyak laki-laki termasuk dirinya.     

" Atau jangan-jangan aku dikutuk jadi phantom dan disimpan di ruang koas untuk belajar,," sambung nita,dia masih saja mengeluarkan candaan pada yoga untuk melupakan sedikit kesedihan yang sedang dia rasakan.     

" Baiklah,,aku menyerah" yoga masih dalam tawanya,menempelkan kedua tangannya di pipi nita " ceritakan kenapa tadi siang sepulang dari rumah sakit kamu begitu marah?"     

Nita tersenyum dan kemudian terdiam,dia sedang berpikir jika dia menceritakan kejadian tadi mungkin akan membuat hubungan kedua saudara akan menjadi buruk.     

" Tidak ada apa-apa " nita memutuskan untuk berbohong " tadi itu aku sedikit kesal karena mendengar suara paling jelek yang pernah aku dengar sepanjang perjalanan pulang"     

Dahi yoga berkerut dia tertawa kecil,dia tahu nita tidak ingin menceritakan padanya.Yoga lalu menciptakan pikiran positif dalam otaknya,nita mungkin tidak ingin menceritakannya karena takut akan menyakiti perasaannya.     

Dan sekarang ini ada hal lain yang ingin dia bicarakan pada nita,hal yang begitu berat di hatinya.     

" Nita,," yoga memanggil namanya dan tatapan begitu dalam dia tujukan pada nita.     

Nita merasa ini pertama kalinya dia melihat tatapan yoga yang seperti itu,dia berpikir selintas mungkin yoga marah karena tahu dia sudah berbohong.     

" Aku akan mengatakan satu permohonan padamu,," tiba-tiba yoga beranjak dari duduknya dan terduduk di bawah sofa,menyimpan kepalanya di pangkuan nita.     

Telapak tangan nita yang berada di bawah kepala yoga merasakan sesuatu,itu adalah air matanya.     

Dan itu membuat nita merasakan sakit hati yang teramat dalam mengetahui orang yang paling dia sayangi,yang begitu kuat,kali ini meneteskan airmatanya " ada apa?"     

Yoga terdiam untuk beberapa saat,,,     

" Aku akan memohon padamu untuk menerima ibu" yoga masih dalam posisinya "aku tidak bisa melihatnya menangis,sama seperti padamu.Semalam sepertinya ibu mendengar pembicaraanku dengan kakak,mereka tidak bisa membawa ibu karena mengurus orang tua dari suami-suami mereka.Karena aku begitu marah pada kedua kakakku aku memutuskan sendiri membawa ibu tanpa membicarakannya denganmu terlebih dulu,dia satu-satunya orang tuaku sekarang"     

Nita pun menjadi terdiam,dia harus berusaha memberi jawaban yang tidak memihak pada siapapun.     

" Jangan salahkan kakak-kakakmu,," tangan nita mengusap rambut yoga dengan lembut "mereka istri terbaik di mata suami-suami mereka,aku selalu mendengar bahwa seorang istri yang baik adalah yang menuruti setiap perkataan suaminya"     

Nita berpindah ikut terduduk di bawah sofa di samping yoga tersenyum memegang tangannya " pak dokter mau aku membawa ibu?baiklah dengan senang hati aku akan membawa ibu kemanapun kita pergi"     

Tangan nita mengusap lembut pipi yoga "tapi dengan satu syarat,,tidak boleh memohon lagi padaku,kita bicarakan saja baik-baik.Selama semua menurut oppa dokter baik aku ikut saja"     

" Tapi,ibu tidak mau pulang kerumah kita.Dia hanya ingin tinggal di rumah ini,apa kamu tidak apa-apa?ibu sedikit cerewet juga"     

Nita tersenyum " tidak apa-apa,kan sama-sama rumah juga.Aku kan tidak punya rumah,jadi aku ikut oppa dokter saja"     

" Jangan berkata seperti itu" yoga langsung memeluk nita.     

" Aku memang tidak mempunyai apa-apa,hanya bisa memberikan semua kasih sayang dan perhatian saja pada keluargaku"     

Yoga kemudian memegang tangan nita dan menciumnya " Semua yang aku cari selama ini untuk kamu dan axel,aku akan memberikan semuanya untuk kalian"     

" Iya,baiklah.Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih pada suamiku yang paling baik,penyabar,penyayang,," nita memandangi yoga dengan senyuman " baik hati,tidak sombong dan rajin menabung"     

Yoga dibuatnya tersenyum malu dan membalas nita dengan memainkan tangannya mengacak rambut nita.     

Nita menguncupkan bibirnya sambil merapikan rambutnya " banyak orang yang bilang,merawat orang tua itu akan membawa berkah bagi rumah yang kita tinggali,semoga oppa dokter selalu mendapat berkah itu karena rasa sayang oppa dokter pada ibu"     

Yoga tersenyum " Amin,,semoga istri cantikku dan putraku juga mendapat berkah itu"     

" Amin,,"     

Yoga terlihat menarik napas panjang dan melirik ke arah nita " dan,,dia tidak akan pernah di ganggu lagi oleh laki-laki manapun termasuk keponakanku!"     

Mata nita membulat,seketika wajahnya memerah.Dia pikir yoga akan melupakan kejadian itu,tapi ternyata tidak.Yoga begitu pandai mengalihkan suasana,dan akhirnya menanyakan kembali pada nita.     

" Baiklah,kalau tidak mau bicara,," yoga bersiap beranjak dari duduknya tapi nita menahannya dengan memegang tangannya.     

" Tapi oppa dokter jangan marah" nita meyakinkan terlebih dahulu,dan yoga menjawab dengan anggukan kepalanya.     

" Kemarilah,,," dia lalu mendekat ke arah yoga menyimpan bibirnya di dekat telinga yoga,lalu menceritakannya dengan hati-hati dan berbicara pelan sekali.     

Nita tidak ingin yoga menatapnya ketika membicarakan hal ini,dia sangat merasa takut.     

Setelah beberapa lama nita membisikkan ceritanya,dia melihat yoga yang menahan tawanya dengan memalingkan pandangannya ke arah lain.     

" Jahat sekali,malah menertawakan istrinya!" nita menyipitkan matanya ke arah yoga memasang wajah cemberut.     

" Anak itu,," yoga berkata,tangannya merangkul pundak nita dan melirik ke arah nita dengan memberikan senyuman terbaiknya " benar-benar mau bersaing denganku!"     

" Sekali-kali kita harus memberinya pelajaran karena sudah berkata tidak sopan" sambung yoga.     

" Pelajaran?" nita mengernyit " maksudnya kita?"     

Yoga tertawa kecil,mencubit pipi nita dengan lembut " kita,paman dan bibinya,,"     

Nita tertawa geli mendengar sebutan bibi,aneh tapi memang itulah kenyataannya "aku tidak mau ikut-ikutan kalau mengerjai orang,oppa dokter harus ingat umur!"     

Yoga tertawa malu nita mengatakan hal itu,tapi dia tidak peduli.Jika nita hanya diam saja ketika ada orang yang membuatnya marah,tidak dengan yoga.Terlebih lagi orang itu adalah keponakannya sendiri.     

" Dengarkan rencanaku,," yoga kemudian membisikan sesuatu pada nita,begitu panjang lebar.Sesekali nita tertawa,dan kemudian mendengarkan kembali apa yang yoga bisikan di telinganya.     

Mereka sepertinya telah mengenyampingkan pada usia berapa mereka sekarang ini,karena sangat berantusias mengemukakan kekompakan mereka.     

Dan kebahagiaan yang hadir hari ini pun adalah hadiah kecil dari tuhan karena kebaikan yoga pada sang ibunda,,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.