cinta dalam jas putih

Kemarahan untuk yang pertama kalinya



Kemarahan untuk yang pertama kalinya

0" Ibu jangan lupa telpon aku nanti,," axel siang ini sudah sangat rapi,infus yang menempel di tangannya telah terlepas.     

Dia menciumi pipi nita berulang-ulang seraya memandangi wajah nita dengan senyumannya yang begitu manis " aku janji akan baik-baik dengan ibuku,,dan,,,"     

Axel mendekatkan bibirnya di telinga nita "apa aku harus memanggil dokter arga ayah juga bu?"     

Nita tersenyum dan memegang kedua pipi axel dengan lembut " kamu harus berusaha memanggilnya ayah supaya terbiasa nanti"     

" Baiklah,," axel terantuk " aku orang paling kaya di dunia ini,bu.Tahu kenapa?"     

Nita mengernyit " kenapa?"     

" Aku punya dua ibu dan dua ayah,," axel melebarkan senyumannya ke arah nita.     

Nita tertawa kecil dan memeluk axel,putra kesayangannya itu memang sangat mirip dengan ayahnya selalu mengeluarkan kata-kata indah.Dia sudah bisa menerima apa yang terjadi pada kedua orang tuanya.     

" Apa yang kalian bicarakan sampai tertawa seperti itu,,," elsa memeluk nita dan axel "aku sepertinya ketinggalan hal yang menarik"     

Nita dan axel saling bertatapan dalam senyumnya,mengedipkan mata mereka.     

" Ayahmu bilang dia tidak bisa mengantarmu,dia masih harus menemani nenek,," elsa membelai rambut axel.     

Axel tersenyum " tidak apa-apa,sekarang kan ada ayah dokter yang akan menjaga aku juga"     

Dahi elsa berkerut dia melihat ke arah nita yang tersenyum ke arah elsa dengan satu anggukan kepala dan kedipan matanya.     

Elsa tersenyum ke arah nita,dia benar-benar harus berterima kasih pada wanita yang berada dalam pelukannya itu.Dia telah dengan begitu sabar memberikan kasih sayangnya pada axel menggantikannya,kesabarannya membuat axel tumbuh besar dengan menjadi anak yang penuh kasih sayang dan begitu baik.     

Arga di sudut pintu yang sudah membawakan tas milik axel pun menangkap kejadian yang sangat membuatnya tidak percaya,dia yang mengenal karakter elsa yang begitu keras kepala telah luluh oleh wanita yang menjadi istri mantan suaminya itu.Senyuman terlihat di wajahnya,dia tidak salah memilih wanita terhebat seperti elsa.     

" Wildan??" elsa tersenyum menghampiri seseorang yang muncul di balik pintu.     

Nita mengalihkan pandangannya ke arah elsa yang sedang berdiri di ujung pintu,dia teraneh dan begitu bertanya-tanya dengan kedatangan wildan di ruangan axel.     

" Paman meminta tolong padaku untuk menjemputmu,," wildan bicara begitu canggung pada nita " dia harus menemani nenek,,"     

Nita tersenyum ke arah wildan dan menganggukan kepalanya,ditambah sikutan elsa dan lirikannya pada nita.Sepertinya elsa sedang memperolok nita kali ini,dia sangat tahu siapa wildan dan nita berhubungan dulu.     

" Hati-hati,," nita memeluk elsa " hubungi aku jika sudah sampai"     

" Baiklah" elsa mengusap lembut perut nita "jaga baik-baik calon putriku ya,,,"     

" Pasti" dan lalu dia beralih memeluk axel dan mencium pipi kecilnya " dengarkan setiap apa yang dikatakan ibumu,oke"     

" Oke" axel mencium pipi nita " bilang pada adikku,aku pasti akan segera sembuh dan menemaninya bermain nanti"     

" siap,kakak axel"     

Akhirnya mereka terpisahkan oleh arah yang berbeda,axel telah perlahan pergi dengan ibu kandungnya.Dan nita harus segera pulang kerumah bersama wildan.     

Dia lalu memasuki mobil dimana wildan sudah terlebih dulu masuk dan menunggunya di dalam mobil.     

Suasana begitu hening,mereka berdua menjadi canggung satu sama lain.Mendapat kesulitan untuk mencairkan suasana sepi di dalam mobil.     

" Lama sekali tidak melihatmu,," wildan memecah keheningan dengan suaranya " apa kamu baik-baik saja?"     

" Baik" jawab nita pendek diiringi dengan senyumannya.     

" Apa paman memperlakukanmu dengan baik?" dan pertanyaan wildan ini membuat nita tertawa,tapi tentu saja tawa dalam hatinya dan di dalam tawa itu terselip sedikit rasa kagetnya.     

" Aku dengar kamu pernah mengalami keguguran,dan setelah itu berpindah kerja menjadi bidan PTT untuk waktu yang cukup lama.Berpisah dengan paman dan axel"     

Nita menjadi tidak habis pikir,bisa-bisanya yoga meminta tolong pada wildan untuk menjemputnya.Di awal pembicaraannya saja sudah mengompori nita,dia tahu wildan berani bicara seperti itu padanya karena merasa pernah dekat dengan nita.     

" Sabar,nita,,," umpat nita dalam hatinya,dia mencoba mengatur napasnya supaya mencerna dengan baik setiap kata-kata yang di ucapkan wildan padanya.Dia hanya bisa mengusap perutnya berkali-kali,supaya tidak mengeluarkan mood yang buruk.     

" Apa kamu bahagia dengan paman?atau kamu pura-pura bahagia dengan paman karena tidak ingin lepas dari paman hanya karena dia mempunyai jabatan yang tinggi?,,"     

Ketika mobil terhenti karena lampu merah yang menyala,wildan melirik ke arah nita dan menatapnya " aku sudah menjabat sebagai kepala di tempatku bekerja,dan keinginanku cuma satu membawa cinta pertamaku kembali dalam keadaan apapun aku akan menerimanya,,"     

Nita terlihat tidak bergeming,dia masih dalam tatapan lurus kedepan tidak menoleh sedikitpun ke arah wildan dan mulutnya tertutup begitu rapat.Menurutnya,wildan sudah terlalu banyak bicara hal-hal yang tidak penting untuk di dengarnya.     

" Kanita " wildan sedikit mengeraskan suaranya memanggil nita " apa kamu mendengarkanku?"     

Nita tersenyum datar ke arah wildan " maap, tadi aku sedang melamun.Kamu membicarakan tentang apa tadi?" tentu saja nita berbohong,dia sangat jelas mendengarkannya.Tapi akan lebih baik jika nita tidak menanggapinya dia lebih baik pura-pura tidak mendengarnya dan tidak memperpanjangnya.     

Wildan menggelengkan kepalanya dalam tawa kecilnya,dan harus kembali fokus pada kemudinya karena lampu merah telah berganti hijau.Nita sudah berubah dari sebelum dia bertemu pertama kali dengannya beberapa tahun yang lalu.     

" Aku akan bercerai dengan istriku,," wildan bicara dengan tatapannya yang sekilas ke arah nita.     

Seketika senyuman di wajah nita menghilang, dia menjadi enggan melihat ke arah wildan kembali.Perasaannya begitu geram,dia ingin sekali cepat-cepat sampai ke rumah agar tidak mendengar lagi omong kosong wildan.     

Nita pun terdiam,tidak menanggapi ucapan wildan.Jika itu yoga,dia pasti sudah tahu bahwa diamnya nita menandakan kemarahannya.Tapi dia bukan yoga,dia hanya orang yang pernah hadir di hidupnya dulu.     

Dan tuhan sudah memperlihatkan pada nita sekarang ini,mengapa dia memberikan nita jodoh bukan pada cinta pertamanya. Terkadang apa yang sebenarnya kita inginkan, belum tentu akan baik untuk kita.Sang pencipta tahu yang terbaik untuk umatnya.     

Nita menatap wildan ketika mobil berhenti di depan rumah " setelah ini,lebih baik kamu bersujud pada istrimu dan meminta maap padanya.Karena tadi kamu sudah berniat buruk di belakangnya,,,"     

Nita melihat sosok yoga yang berdiri di depan pintu rumah,tapi dia akan sedikit meluapkan kemarahannya pada wildan sebentar saja.     

" Kamu jangan lupa,," sambung nita " kamu bisa sukses untuk sekarang ini karena doa dari istrimu,bukan hanya kerja kerasmu saja.Jangan menjadi lelaki tidak berguna yang hanya mengejar cinta pertama,kamu harus menjadi laki-laki yang tahu berterima kasih pada istrimu"     

Nita keluar dari mobil dan mengurungkan niatnya untuk menutup pintu mobil,dia kembali melihat ke arah wildan " aku sangat membenci laki-laki seperti itu!"     

Sampai akhirnya dia menutup pintu mobil dengan sedikit kekuatan,membuat wildan yang masih berada di dalam mobilnya terkejut.     

Dia tersenyum dalam keterkejutannya,ini pertama kalinya dia melihat wajah dan ucapan nita ketika marah.Menakutkan,tetapi tetap membuatnya menarik dengan wajah cantiknya saat marah.     

" Sepertinya dia sedang marah,," guman yoga dalam hatinya ketika melihat ke arah nita yang berjalan ke arahnya dengan wajah dinginnya.     

" Maapkan aku tidak bisa menjemputmu" yoga mendaratkan satu ciuman di pipi nita.     

Nita hanya tersenyum ketus ke arah yoga,dan tidak mengatakan apapun.Bergegas masuk ke dalam rumah,tanpa bicara apapun pada yoga.     

Yoga semakin yakin istrinya itu sedang menunjukan kemarahannya,dia melihat ke arah wildan yang baru keluar dari mobilnya yang melihat ke arah yoga dengan menggaruk kepalanya dalam ketakutannya yang ditutupi oleh senyumnya.     

Yoga tersenyum menggelengkan kepalanya ke arah keponakannya itu,dia tidak mengetahui pasti apa yang mereka bicarakan tapi bisa menebak bahwa wildan lah yang membuat nita menjadi marah setelah keluar dari mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.