cinta dalam jas putih

Sebuah renungan disaat kehilangan



Sebuah renungan disaat kehilangan

0Nita tidak bisa mengeluarkan lagi air matanya di hadapan axel,dia tidak boleh membuat putranya itu bersedih di saat sakitnya.     

Ini lebih menyakitkan dari apapun,ketika nita sedang bersedih dan harus berpura-pura tegar di hadapan axel untuk menjaga perasaannya.     

" Aku selalu rindu nenek disaat seperti ini,," nita berkata dalam hatinya,dulu ketika dia merasa sedih sang nenek selalu memberikannya nasehat yang pasti diingatnya dan membuatnya tenang.     

Kehilangan sosok ayah adalah kehilangan dunia.Dimana dia memberikan kita kehidupan,kesenangan,dan sebuah pendidikan yang layak.Karenanya,sepeninggal ayah kita telah siap menghadapi kehidupan selanjutnya.Itu semua adalah hasil dari kerja kerasnya untuk membuat anak-anaknya sukses.     

Tetapi berbeda jika kita ditinggalkan seorang ibu,bukan hanya dunia saja yang hilang. Seperti langit dan semua isi dunia ikut menghilang.     

Nita selalu mengingat kata-kata neneknya yang selalu mengatakan,kehilangan ayah adalah kehilangan dunia tetapi kehilangan ibu itu akan membuat kita seperti kehilangan dunia dan akhirat.Itu bukan untuk kata-kata untuk menakutinya,tapi seperti sebuah nasehat agar setiap anak-anak selalu menyayangi orang tuanya ketika masih bersama-sama,sebelum menyesal setelah kehilangan.     

Dan nita selalu menjadikan kata-kata indah dari sang nenek sebagai renungan ketika kehilangan seseorang.     

" Terima kasih nenek,," lagi-lagi nita berucap dalam hatinya,dia merasa inilah yang dia rasakan dari semua yang nenek ajarkan padanya.Walaupun dulu dia sempat marah karena ajaran nenek yang seperti jaman dulu diajarkan padanya.     

Dia membawa dua buku yang diberikan oleh ayah mertuanya itu,dan tersenyum sedih membaca satu judul buku yang dia pegang.     

" Ayah benar-benar ingin aku menjadi wanita sukses,," suara nita pelan ketika membaca judul buku 'ART of NON-CONFORMITY'     

Ayah yang tidak begitu banyak bicara telah memperhatikan nita,dia tahu menantunya itu mempunyai kecerdasan emosional yang bagus.Dia tidak bisa memberikan nasehat di akhir hidupnya pada nita,tapi seolah-olah buku-buku itu mewakili semua harapannya pada nita.Dia ingin nita keluar dari zona nyamannya dan mempelajari sesuatu hal yang baru.Seperti yang dikatakannya,wanita harus lebih pintar karena orang pertama yang memberikan pendidikan pada anak-anak adalah ibu,bukan ayah dan juga bukan sekolah.     

" Spend at least some of your time helping someone else,," nita tersenyum membaca kutipan yang berada di dalam bukunya,dia telah banyak belajar dari semua orang-orang yang lebih tua darinya.Bahwa ketika kita sudah tidak ada di dunia ini dan semua orang-orang telah melupakan kehadiran kita,hanya kebaikanlah yang akan membuat mereka ingat kembali pada kita.     

" Terima kasih ayah,aku pasti akan banyak belajar dari buku yang telah ayah berikan,,"     

Nita menghentikan aktifitas membacanya ketika elsa muncul dari balik pintu,dan menghampirinya.     

" Kamu sudah makan?" tanya elsa     

Nita tersenyum " sudah,aku dan axel sudah memakan semua makanan yang kamu bawa tadi"     

Elsa tersenyum senang,walaupun terlihat sedih nita tidak pernah lupa memperhatikan kesehatan calon bayinya.     

" Aku punya kabar gembira,," elsa memperlihatkan selembar kertas pada nita " arga bilang besok axel bisa pulang dan hasil laboratoriumnya sudah bagus,tapi masih harus melakukan beberapa pemeriksaan"     

" Syukurlah,," nita tersenang dan memeluk elsa karena bahagia.     

Elsa memberikan satu usapan lembut di punggung nita,dan kemudian menatap wajah nita lekat.Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu tapi dia terlihat begitu canggung.     

Nita tersenyum dan kembali memeluk elsa lalu berbisik ke telinga elsa " bicara saja pada yoga,tidak perlu takut.Dia pasti akan mengijinkan kamu merawat axel,,,"     

Nita melepaskan pelukannya dan melihat sekilas ke arah axel sebelum melanjutkan ucapannya " kamu ibu kandungnya,kamu juga berhak memberikan kasih sayangmu padanya"     

Elsa tertegun dengan ucapan nita,entah kejaiban apa yang tuhan berikan ketika menciptakannya.Dia bisa sangat tahu apa yang elsa ingin bicarakan padanya,pada awalnya dia ingin menundanya karena tahu suasana hati nita sedang sedih.Tapi ternyata nita telah mengetahuinya sendiri.     

" Aku tidak bermaksud menambah kesedihanmu,," elsa menjadi tidak enak hati pada nita " tapi aku tidak akan memaksamu jika tidak mengijinkannya"     

" Aku hanya ibu keduanya,," nita tersenyum memegang tangan elsa " aku minta maap karena tidak bisa memberikan keputusan,kamu bicarakan saja pada yoga dengan baik-baik.Dia ayahnya,jadi keputusan berada di tangan yoga"     

" Kamu juga ibunya,," elsa memeluk nita dan mencium pipi nita " kamu satu-satunya ibu axel,aku tidak akan mengambilnya darimu.Aku dan arga hanya akan membawanya melakukan pemeriksaan untuk memastikan dia akan baik-baik saja,,"     

Nita tersenyum dalam tatapan kosongnya di pelukan elsa " aku mohon,peluk aku lebih lama,,aku ingin sekali menangis tapi takut axel melihatku,," tangisannya bukan karena elsa akan membawa axel,dia teringat kembali pada sosok nenek dan ayahnya.     

Elsa menganggukan kepalanya dan memeluknya lebih lama,membiarkan sosok nita menangis dalam pelukannya.Dia sudah menahan tangisannya begitu lama ketika bersama axel.     

Nita merasakan tubuhnya begitu lelah setelah menangis begitu lama,dia membaringkan tubuhnya di sofa.Menatapi elsa yang duduk di samping axel,dia memang tidak ingin berpisah dengannya walaupun hanya beberapa jam.Tapi elsa juga berhak untuk memberikan semua kasih sayang yang terbaik untuk putranya sendiri.     

" Ibu,," nita samar-samar mendengar suara axel begitu dekat di telinganya.     

Dia membuka matanya perlahan,terkejut melihat axel yang sudah terduduk di sampingnya.Membuat nita beranjak dari tidurnya,melihat jam di dinding yang menunjukan pukul dua belas malam,dalam suasana gelap axel masih dapat terlihat oleh mata nita karena sinar lampu dari luar ruangan.     

" Axel kenapa tidak tidur?" nita membawanya dalam pelukan,dan mengusap lembut rambutnya " dan,,kenapa lampunya mati?"     

Axel tersenyum dan mengusap pipi nita lalu memberikannya satu ciuman di pipi " ibu,, selamat ulang tahun"     

Nita mengerutkan dahinya dan terkejut,dia melihat ke arah ponselnya yang menunjuk hari ini adalah tanggal 14 febuari,hari kelahirannya.     

" Terima kasih,sayang,," nita memeluk axel dan menciumi pipinya,dia benar-benar sudah lupa dengan tanggal kelahirannya sendiri.     

Tidak lama setelah ucapan axel,elsa muncul dari balik pintu memegang sebuah kue dengan lilin yang telah menyala dan seseorang di belakangnya,dokter arga.     

" Selamat ulang tahun,nita" elsa mencium pipi nita.     

" Boleh aku memanggilnya nita?" arga tersenyum ke arah elsa,dulu dia terbiasa memanggilnya dengan sebutan bidan kanita.     

Elsa tersenyum " Tentu saja,dia kan adikku.Jadi adikmu juga sekarang"     

" Selamat ulang tahun,nita,," arga pun tanpa canggung mengucapkan selamat pada nita.     

Nita tersenyum senang,dia tidak percaya akan mendapat kejutan manis dari orang-orang tersayangnya " terima kasih,,aku sepertinya tidak tau harus berkata apa lagi,,"     

" Tiup lilinnya,," elsa mendekatkan kue yang di pegangnya,agar nita bisa meniup lilinnya "buat permohonan terbaikmu"     

Nita tersenyum dan bahwa percaya setiap permohonan pasti akan di dengar oleh tuhan,jika menurut tuhan itu terbaik untuk manusia pastilah akan dikabulkannya.     

" Lindungilah suamiku,anak-anakku,ibu,dan kakakku elsa,," ucap nita dalam hati sebelum dia meniup lilinnya.     

" Nah,ini baru namanya nita yang manis!" elsa memberikan satu olesan krim kue di wajah nita.     

" Elsa,," nita terkejut dalam senyumannya.     

" Iya,ibu manis,," axel pun ikut mencolekan krim ke wajah nita,membuat ibunya itu tertawa kecil.     

" Ini,untuk yang suka jahil" tiba-tiba dokter arga membalas perbuatan elsa pada nita,dengan ikut mengoleskan krim kue di wajah elsa.     

Nita tertawa kecil ternyata dia telah mempunyai pembela.     

" Kamu lihat nita,sekarang kamu sudah punya kakak ipar yang membelamu,," elsa tertawa kecil.     

Nita tersenyum mendengar ucapan elsa,dia telah mendapatkan seseorang yang akhirnya mengerti seperti apa dirinya dan itu membuat nita bahagia.     

Dia melihat ke arah ponselnya yang bergetar, seseorang yang sudah di tunggunya akhirnya menelponnya.     

" Selamat ulang tahun,sayangku,," suara yoga terdengar begitu lembut di telinga nita " maap aku tidak berada di dekatmu di hari istimewa"     

" Terima kasih,," Nita tersenyum " tidak apa-apa,kamu jaga saja ibu untuk sekarang ini"     

" Tentu saja,,"     

Mereka seperti kehabisan kata-kata,keduanya terdiam sunyi tanpa suara.     

" Apa kejutannya sukses?" tanya yoga     

Nita mengernyit " maksudnya?"     

" Karena aku tidak bisa berada disana,aku minta elsa dan arga memberikanmu kejutan hari ini,,"     

" Jadi,,," nita melihat ke arah elsa dan arga yang tersenyum sambil mengacungkan dua jarinya ke arah nita.     

Nita tertawa kecil menggelengkan kepalanya, yoga begitu mengingat hari istimewanya walaupun tidak berada di samping nita dia selalu membuatnya menjadi indah,,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.