cinta dalam jas putih

Buku terakhir



Buku terakhir

0Nita tersenyum melihat axel yang begitu senang dikunjungi oleh kakek dan neneknya, semua rasa sakitnya sepertinya hilang seketika.     

" Sudah makan ?" tanya ibu pada nita,mereka duduk di sofa yang sama.Tangan nita mendapatkan usapan lembut dari ibu mertuanya itu.     

" Sudah,," nita tersenyum,dan memperhatikan ke arah ayah mertuanya yang juga ikut duduk disampingnya.     

Terlihat tangan ayah yang memegang satu tas kecil dan lalu diberikannya pada nita " yoga bilang kamu suka sekali membaca,jadi bapak berikan buku ini buatmu"     

Nita terlihat sangat senang saat di tangannya memegang dua buah buku pemberian ayahnya itu.     

" Karena yoga sudah membuatmu berhenti bekerja,nanti kamu baca saja buku itu.Supaya kamu dapat ilmu dan membuktikan pada suamimu itu walaupun dia melarangmu bekerja kamu tetap bisa lebih sukses darinya,," kata-kata ayah itu sedikit terdengar seperti sindiran pada yoga yang duduk di samping axel.     

Yoga tersenyum menggelengkan kepalanya, dia sedang memikirkan satu hal.Ayahnya sendiri ternyata sekarang telah berada di pihak istrinya,dan sepertinya sedikit melupakan yoga yang adalah putranya sendiri.     

" Terima kasih,," nita tersenyum senang karena ternyata ayah mertua yang terkesan tidak banyak bicara diam-diam memperhatikannya.     

" Bapakmu itu aneh,," sela ibu " masa ibu-ibu hamil disuruh baca buku tebal seperti itu!,,bukannya dibawain makanan,,"     

Mereka tertawa bersamaan mendengarkan ucapan ibu yang selalu menyalahkan tindakan suaminya itu hanya untuk membuat suasana menjadi penuh tawa.     

" Jaga axel dan calon bayimu baik-baik,," tangan nita tiba-tiba mendapat genggaman dari sang ayah suaranya hanya dapat didengar oleh nita " kamu harus bisa lebih pintar dari suamimu,karena kamu orang yang pertama mendidik anak-anakmu dirumah"     

Nita tersenyum dan menganggukan kepalanya, dia menatap wajah sang ayah yang lain dari biasanya.Lebih bercahaya walaupun dengan rambut-rambutnya yang telah memutih tapi dia begitu terlihat memiliki jiwa dan kekuatan yang sangat muda.     

" Aku antar ayah dan ibu dulu,," yoga berbisik ke telinga nita yang sedang duduk di samping axel.     

Nita hanya menjawab dengan senyuman,dia sedang memperhatikan axel yang tiba-tiba mengeluarkan airmata ketika tadi mendapat ciuman dari kakek dan neneknya saat mereka berpamitan pulang.     

" Ibu,kenapa aku merasa sedih setelah kakek dan nenek pulang?" axel masih terisak ketika dia bicara pada nita.     

" Itu artinya kamu sangat sayang pada mereka,," nita memeluk axel yang tidak seperti biasanya tiba-tiba menangis dan bersikap seolah-olah akan kesedihannya itu menunjukan bahwa mereka akan pergi jauh ,dia mencoba menenangkannya. Memberikan axel pelukan yang begitu lembut dan membuat axel perlahan-lahan menghentikan tangisannya.     

Nitapun sedikit merasakan sesuatu yang hampa,beberapa jam yang lalu dia merasakan kehangatan keluarga dengan tawa-tawa.Dia merasa aneh dengan perasaannya yang tiba-tiba sama seperti axel.     

" Hei,itu buku favoritku" suara yoga mengagetkan nita yang baru saja membaca judul dua buku yang tadi diberikan ayah tadi siang.     

Pukulan kecil yoga dapatkan karena selalu membuat nita terkejut setiap kali dia sedang serius.     

" Dulu aku minta buku itu pada ayah tidak dia berikan,," yoga yang berbicara di belakang nita lalu membiarkan dagunya menempel di bahu nita yang masih melihat dua bukunya " tapi kamu mendapatkannya dengan mudah"     

Nita tersenyum mengusap pipi yoga yang bicara manja,dia tidak mempedulikan axel yang juga tersenyum memperhatikannya.     

" Padahal aku putranya,tapi dia malah terus menyalahkan aku" sambung yoga,dia kembali mengingat ucapan ayahnya yang menyalahkannya karena membuat nita berhenti bekerja.     

" Aku tidak pernah menyalahkanmu,," nita tersenyum melihat ke arah yoga sekilas dan lalu kembali menatap bukunya.     

" Kamu memang terbaik" yoga lalu mendaratkan kecupan di pipi nita membuat wanita itu lagi-lagi harus terkejut dengan tindakannya itu.     

" Ayah,kamu nakal sekali!" cetus axel di tempat tidurnya dengan satu jari telunjuknya yang menunjuk-nunjuk seperti seorang guru,dan wajahnya tampak memperlihatkan tawanya.     

Nita menyipitkan matanya ke arah yoga karena sudah membuatnya malu di hadapan axel.     

Dan yoga yang tertawa malu menghampiri axel yang masih terbaring di tempat tidurnya dan duduk di sampingnya " ayah nakal sama ibumu saja,kok.Tidak seperti axel, ada tiga wanita cantik"     

Axel sepertinya sudah bisa mengerti ucapan ayahnya itu,wajahnya tiba-tiba memerah.     

Nita tertawa kecil menggelengkan kepalanya melihat ayah dan anak yang saling sindir.     

" Mereka teman sekelas,ayah!" nada bicara axel sedikit keras.     

" Tidak apa-apa kalau kamu suka salah satu dari mereka" yoga semakin membuat axel malu " asal jangan ketiganya kamu suka,,"     

" Sudah" nita tersenyum ke arah yoga untuk tidak membuat axel malu seperti itu.     

" Ibumu suka sekali dengan karin,dia cantik dan punya kakak yang keren,," yoga malah semakin luas membawa candaannya itu,bahkan sepertinya mulai membawa-bawa nita.     

Nita tertawa kecil sambil menyimpan tangannya di bibir yoga,membuat yoga tidak bisa berkata apa-apa lagi.Hanya tawanya yang terdengar.     

" Tapi,chelsea sangat mirip dengan ibu" kata-kata axel itu membuat yoga seketika berhenti tertawa dan melirik ke arah nita yang juga menatapnya.     

" Di sekolah,dia yang paling pintar dan suka menolong semua teman-teman,dia tidak sombong,," sambung axel sambil memperlihatkan senyumannya kepada ayah dan ibunya itu " aku lebih suka berteman dengan chelsea"     

" Kalau soal wanita oppa dokter saja yang jelaskan" nita bicara pelan pada yoga " oppa dokter kan punya banyak pengalaman dengan wanita-wanita cantik!"     

Yoga tertawa mendengar ucapan nita yang sepertinya sedang membalasnya karena membuat putra kesayangannya itu malu.     

Dia malah semakin sengaja memperlihatkan pelukannya pada nita di depan axel,membuat nita sedikit berteriak dalam tawanya.     

" Awas,nanti ibu dan adikku kesakitan ayah!" axel pun ikut tertawa memperhatikan apa yang dilakukan ayahnya itu.     

Mereka lagi-lagi bertatapan mendengar setiap ucapan axel yang sangat lucu.Dia sudah bisa membicarakan wanita favoritnya,sampai memperlihatkan kepeduliaannya pada adik dan ibunya,axel telah berubah.Bukan lagi putra kecil tetapi berubah menjadi putra remaja yang penuh kasih sayang dan perhatian keluarganya.     

" Ponselmu berbunyi" nita membuyarkan konsentrasi yoga yang sedang memeriksa beberapa laporan di laptopnya.     

Sudah selarut ini,dia masih harus menyelesaikan pekerjaannya dan juga menemani axel yang harus di rawat karena sakit.     

" Dari mba mumu " nita melihat nama di layar ponselnya.     

Yoga tersenyum ke arah nita " aku minta tolong ya,sayang.Kamu saja yang bicara dengan mba mumu,aku sebentar lagi selesai"     

Nita tersenyum dan akhirnya dia yang bicara dengan mba mumu di telpon.     

" Pak dokter,,"     

" Ada apa mba?pak dokter sedang ada pekerjaan,,"     

" Ibu,ini,," suara mba mumu sepertinya tergesa-gesa " Bapak besar dirumah,tiba-tiba sesak napas bu,,"     

Mendengar suara mba mumu yang terdengar panik,nita segera melihat ke arah yoga.     

" Ayah sakit " nita langsung memberikan ponselnya kepada yoga.     

Yoga menerima ponselnya dan beranjak sedikit menjauh dari nita,berbicara dengan mba mumu sambil memperhatikan nita yang mulai memperlihatkan kekhawatirannya.     

Tidak lama,yoga menghampiri nita dan bergegas mengambil kunci mobilnya.     

" Aku harus bawa ayah ke rumah sakit,kamu tidak apa-apa sendirian dengan axel?"     

" Iya,cepatlah pergi"     

" Aku segera kembali,," yoga memberikan satu ciuman di kening nita.     

" Hati-hati " nita memberikan kata-kata terakhirnya pada yoga sebelum akhirnya dia menghilang di balik pintu.     

Nita menghampiri axel yang sudah tertidur pulas,dan duduk disampingnya.Kali ini dia merasakan ketakutan dalam hatinya,dan melihat ke arah buku yang tadi siang diberikan oleh ayah padanya.Dia hanya bisa berdoa untuk kesembuhan sang ayah malam ini.     

" Nita,," suara seseorang membangunkannya yang tertidur di samping axel dalam duduknya.     

Nita yang perlahan-lahan membuka matanya, menggunakan kelima jarinya untuk menggosok matanya.Meyakinkan dirinya bahwa yang dia lihat di hadapannya adalah benar-benar elsa.     

" Tidurlah di sofa " elsa tersenyum ke arahnya dan membantu nita untuk berdiri " axel biar aku yang jaga sekarang,,"     

Nita teraneh melihat elsa tiba-tiba datang,dia melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul tiga pagi.Dan yoga belum kembali.     

" Ayah bagaimana?" nita tahu yoga pasti telah menghubungi elsa untuk menemaninya.     

Elsa terdiam sejenak dan membawa nita untuk duduk di sofa.     

Nita mulai curiga dengan elsa yang terdiam dan dia memegang tangan elsa " aku tahu pasti yoga yang menyuruhmu datang kesini,kamu beritahu saja aku tidak apa-apa"     

Elsa terlihat menarik napasnya sebelum mengatakan sesuatu pada nita.     

" Ayah tadi malam mengalami serangan jantung,sepertinya Accute myocardial infarction,," elsa menghentikan kata-katanya sejenak dan menatap nita dengan lekat,menyimpan kedua tangannya di pipi nita.     

Dan lalu tiba-tiba memeluknya,membuat perasaan takut dalam diri nita muncul dan berkecamuk di pikirannya.     

Nita mulai memikirkan hal buruk terjadi pada ayah mertuanya,ketika tiba-tiba dia mendengar tangisan elsa yang membuatnya tidak dapat menahan airmatanya juga.     

Padahal elsa belum memberitahukannya,tapi dengan tidak kembalinya yoga digantikan oleh kehadiran elsa dan lalu tangisan elsa ini sepertinya telah memberitahukannya satu jawaban padanya.     

" Ayah,aku minta maap tidak bisa menemani di hari terakhirmu,," suara nita dalam hati yang membuat tangisannya semakin menjadi,dia menahan suaranya agar tidak membangunkan axel.     

Lelehan airmatanya tidak berhenti keluar dari pelupuk matanya ketika dia melihat dua buku terakhir yang ayah berikan tadi siang,dan dia juga teringat kata-kata terakhirnya pada nita untuk menjaga axel.     

" Kamu tidak boleh terlalu banyak pikiran,ingat kamu sedang hamil,," elsa yang juga masih dalam tangisannya berusaha menenangkan nita.     

Dia semakin tidak bisa menahan airmatanya, ada rasa sakit di dalam hatinya yang begitu besar dan perasaan bersalah yang selalu muncul di pikirannya.     

" Ayah,,aku akan selalu menjaga axel dan ibu "     

Perkataan nita dalam hatinya yang terasa ada kekosongan telah di tinggalkan kembali oleh sosok seorang ayah dalam hidupnya,,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.