cinta dalam jas putih

The battle of..



The battle of..

0Pagi-pagi sekali yoga sudah yang sudah rapi tiba-tiba mengajak nita untuk ikut ke sekolah axel,dengan alasan ada rapat khusus orang tua yang penting dan harus dibicarakan segera.     

" Ibu ikut juga antar ke sekolah?" axel orang yang paling merasa senang ketika melihat ibunya berada di dalam mobil bersamanya.     

Nita tersenyum " kata ayah ada rapat khusus orang tua,,"     

Dahi axel berkerut dan teraneh " tapi rapat orang tua sudah minggu kemarin,dan juga ayah hanya datang sendiri minggu lalu,,"     

Nita tertegun untuk beberapa saat dan melihat ke arah axel yang terlihat menutup mulutnya sambil tertawa.     

" Ibu dikerjain ayah,," axel masih dalam tawanya.     

" Ayahmu,itu,," nita sedikit geram dan menguncupkan mulutnya .     

Dan lalu nita pun ikut tertawa,menertawakan dirinya sendiri.Dan menyimpan jari telunjuk di depan bibirnya,nita perlihatkan pada axel untuk pura-pura tidak membicarakan apapun ketika yoga masuk ke dalam mobil.     

Yoga sedikit teraneh melihat nita dan axel yang tidak seperti biasanya jika mereka berada dalam satu mobil tidak banyak bicara.     

Mereka hanya saling memberi tatapan dan terkadang tersenyum tiba-tiba.     

" Aku masuk kelas dulu,," axel mencium pipi ayah dan ibunya sebelum dia keluar dari mobil " Dan buat adik kecilku!" axel memberikan satu usapan lembut di perut nita,setelah selesai memberikan ciuman pada orang-orang tersayangnya axel bergegas keluar dari dalam mobil sambil melambaikan tangannya.     

Senyuman nita masih terlihat setelah dia melihat ke arah axel yang sudah masuk ke dalam gerbang sekolah,dan sekarang matanya melirik ke arah seseorang disampingnya " Baiklah,,sekarang oppa dokter mau bawa aku pergi kemana?"     

Yoga tersenyum kikuk ke arah nita,dia sepertinya sudah menyadari kalau nita sudah tahu tentang kebohongannya.     

" Kalau aku bilang ajak kamu ke rumah sakit,pasti ibu marah-marah lagi nanti.Maap,, aku sudah berbohong" yoga memasang wajah manisnya,dia sedang merayu istrinya itu dengan wajahnya yang sudah tampan sedari kecil.     

" Oppa dokter kebiasaan,," anita tersenyum sambil menggelengkan kepalanya,dia sama sekali tidak marah dengan kebiasaan yoga yang selalu tidak pernah memberitahunya terlebih dulu jika membawanya bepergian.     

" Apa kamu mau membeli sesuatu?" yoga kali ini menawarinya dengan sesuatu yang banyak diinginkan para wanita,apalagi kalau bukan berbelanja.     

Nita tersenyum,dia tahu yoga sedang melakukan aksi menyogok dengan mengajaknya berbelanja " itu hadiah karena semalam aku tidak membiarkan oppa dokter tidur di sofa?atau,,sogokan supaya aku ikut ke rumah sakit?"     

Yoga tertawa kecil sekeras apapun usaha dia merayu nita,dia tidak akan pernah berhasil jika nita sudah menolaknya.     

" Langsung saja kerumah sakit " sambung nita "Ini sudah siang,pasti pasien pak dokter sudah menunggu lama!"     

Yoga yang masih fokus pada mobil yang di kemudikannya sesekali melirik ke arah nita,dia sedikit lega karena kemarin malam dia lolos tidak tidur di sofa karena ternyata nita sama sekali tidak marah padanya.     

Dan sekarang,dia berpikir lebih baik membawa nita agar supaya amanda tidak lagi berpikir hal-hal aneh tentangnya.Apalagi harus memberikan tumpangan dengan alasan mobil masih di bengkel,atau arah jalan pulang kerumah yang satu arah.     

" Apa kabar istrinya oppa dokter?" edna bersuara pelan,ketika nita duduk di kursi di sampingnya.     

Nita tertawa kecil dengan ledekan sahabatnya itu,dan memberikan isyarat marahnya pada edna dengan matanya yang melotot.     

" Dari tadi dokter amanda bulak-balik mencari dokter yoga,aku sampai pusing,,"     

Nita tersenyum aneh dan lalu mengibaskan tangannya pada edna untuk cepat-cepat pergi ke ruangan yoga.     

" Dia ternyata ingin aku yang menghadapi wanita yang sudah jelas-jelas mengejarnya" guman nita dalam hati,dia jadi teringat ucapan ibu mertuanya.Bahwa ketika istri sedang mengandung godaan yang paling besar akan di hadapkan pada suami, terkadang dengan godaan wanita ataupun masalah dalam pekerjaan.     

Dan nita merasa ini seperti hal yang kebetulan atau memang selalu terjadi hal seperti yang ibu mertuanya katakan.Karena amanda yang dia tahu sekilas sepertinya wanita yang tidak mudah menyerah.     

" Nita,," suara seorang wanita di ujung pintu.     

Nita tersenyum begitu tidak percaya dan bergegas beranjak dari duduknya " elsa!"     

Dan memberikannya satu pelukan,nita sudah begitu lama tidak melihat elsa setelah operasi yang pernah dia jalani dan melanjutkan pengobatannya di rumah sakit pusat.     

" Kamu cantik sekali,," nita memuji penampilan elsa yang sudah sangat berubah,dia menjadi terlihat lebih segar dan dari pancaran matanya terlihat begitu berbinar-binar.Menandakan dia sedang berbahagia.     

" Cantik,tapi harus minum obat setiap hari"elsa meledek dirinya sendiri dan mengalihkan pandangannya ke arah perut nita" hei,,lihat perutmu sudah terlihat sedikit membesar,dia pasti sangat sehat" tangannya mengusap perut nita dengan lembut.     

" Aku tidak menyangka bertemu denganmu disini" lanjut elsa "apa yoga masih ada pasien?"     

Nita tersenyum sambil mengusap perutnya "tadi sudah tidak ada lagi pasien,dia sedang membereskan berkas-berkas yang belum ditanda tangani.Karena satu minggu membolos!"     

Seketika tawa mereka berdua keluar secara bersamaan.     

" Aku akan memberikan ini padamu" elsa lalu menyimpan sesuatu di tangan nita.     

Nita mengerutkan dahinya dan teraneh,di tangannya sudah tersimpan sebuah undangan.     

Dengan segera dia membuka dan membacanya,lengkungan bibir yang membentuk senyuman pun terlihat di wajah nita " ini,,,artinya kamu sudah menemukan seseorang yang akan mendampingi hidupmu selamanya"     

Nita kembali memeluk elsa " kamu harus bahagia sekarang,tapi tunggu,," dia mengucapkan itu seperti doa pada elsa.     

Dia kembali melihat nama di undangan yang dia pegang " dokter arga itu bukannya yang beberapa hari yang lalu melakukan medical check up pada axel?"     

Elsa tertawa kecil dan menjawab pertanyaan nita dengan anggukan,membenarkan apa yang nita sebutkan " aku tahu setiap kondisi axel secara detail dari dokter arga,kamu tidak memberitahuku karena tahu aku kamu mengkhawatirkanku yang sedang menjalani pengobatan"     

" Luar biasa,," nita tertawa dalam ketidak percayaannya,dia lalu menggambarkan jika dunia ini hanyalah seluas rumah sakit tempatnya bekerja.     

Elsa yang akhirnya menemukan pendamping hidupnya dengan dokter arga yang bekerja di rumah sakit ini,seperti dia juga yang akhirnya menikah dengan yoga yang juga sama-sama bekerja di rumah sakit,hanya saja yoga tidak menikahi seorang dokter tetapi memilih nita yang bukan apa-apa.Ini sangat kebetulan sekali seperti di film-film romantis,batin nita.     

" Yoga!"     

Tiba-tiba suara keras yang terdengar di ujung pintu membuat obrolan seru antara elsa dan nita terhenti.     

Untunglah suasana poliklinik sudah sepi dari pasien ketika amanda muncul dengan suaranya yang sedikit keras.     

" Manda,sedang apa kamu disini?" elsa lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri sosok amanda yang masih berdiri di depan pintu.     

" Kamu juga sedang apa disini?" amanda membalikkan pertanyaan elsa.     

Yoga pun yang mendengar suara amanda memanggilnya bergegas keluar,dia teraneh berdiri disamping nita.Dan yang dia lebih anehkan adalah sikap istrinya itu yang begitu terlihat tenang-tenang saja menyaksikan dua wanita yang sedang berseteru seperti anak-anak sekolahan.     

Elsa tertawa kecil " kebetulan kamu disini,sekalian juga aku berikan kamu undangan ini!"     

" Kamu sebaiknya cepat menikah,supaya tidak mengganggu suami orang lain" sambung elsa.     

Mereka saling adu mulut tapi masih terlihat bicara seperti mengobrol biasa,hanya mata mereka saja yang terlihat bahwa mereka saling membenci.Ini bisa disebut perseteruan yang elegan.     

" Kamu pikir setelah bercerai kamu bisa seenaknya menggoda yoga?sekarang dia sudah menikah dengan nita" perkataan elsa begitu datar tapi terdengar seperti ledekan "kalau kamu berani mengganggu nita kamu harus menghadapiku!"     

Amanda tersenyum miring dia tidak memperlihatkan ketakutannya.     

" Aku cuma mau berkonsultasi saja dengan yoga,,"amanda terlihat membelalakan matanya,dia sepertinya tidak mempedulikan ucapan elsa.Toh,diapun bukan lagi bagian dari hidup yoga,pikir amanda.Tidak berhak lagi ikut campur urusan yoga.     

Dahi elsa berkerut,ternyata amanda masih sama seperti dulu sewaktu mereka kuliah di jurusan FK.     

" Kamu berkonsultasi saja denganku,aku juga spesialis kandungan sama seperti yoga!"     

Dan lalu elsa meletakan satu tangannya di pinggang amanda yang ramping dengan sedikit memaksa,memberikan isyarat pada nita dengan kedipan satu mata,menandakan pada nita bahwa dia yang akan membereskan wanita yang berada di sampingnya itu.Dan satu tangannya memberitahukan pada nita bahwa dia akan menghubunginya nanti.     

Elsa melambaikan tangannya sebelum akhirnya berhasil membawa amanda ikut bersamanya.     

" Mereka seperti anak ABG saja,," yoga menanggapi sikap dari amanda dan elsa tadi "Apa yang mereka pikirkan sampai-sampai harus bersikap seperti itu,,"     

" Tentu saja oppa dokter yang ada di pikiran mereka" nita mengomentari ucapan yoga,dan lalu menatap yoga dengan menyipitkan matanya.     

" Aku??" yoga menunjuk dirinya sendiri,dia hanya pura-pura tidak respek dengan kata-kata nita untuk membuktikan pada nita bahwa dia tidak pernah sedikitpun memberikan kesempatan pada wanita manapun.     

Nita tersenyum ke arah yoga " ini disebut juga the battle of para mantan,,"     

" Apa??" Yoga seketika tertawa mendengar ucapan nita yang memberikan satu judul lucu pada kejadian tadi.     

Nita memukul-mukul kecil tangan yoga dengan pulpen sambil tersenyum,dia terlihat menatap yoga dengan manja.     

Dan yoga tersenyum kaget,sepertinya ini bukan pertanda yang bagus yang dirasakan oleh yoga.     

" Cepatlah selesaikan pekerjaanmu,aku sudah lapar,," nita tersenyum ke arah yoga dan mendorongnya untuk masuk kembali ke ruangannya.     

" Ternyata aku tidak perlu susah payah memikirkan apa yang harus dilakukan pada amanda,," umpat nita dalam hatinya.     

Dia tidak perlu mengeluarkan kata-kata kasar karena sudah ada elsa yang mengatakannya tadi,ini seperti mewakili nita yang tidak bisa memarahi orang yang membuatnya kesal.     

Dia hanya duduk manis saja,semua yang ada di dalam hatinya sepertinya tersampaikan pada elsa.Ini adalah satu lagi buah yang dia petik dari kesabaran yang ditanamnya,,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.