cinta dalam jas putih

Mengenalkanmu pada duniaku



Mengenalkanmu pada duniaku

" Apa aku harus minum obat ini setiap hari bu?"     

" Sampai obatnya habis,,"     

Nita tersenyum ke arah axel yang duduk di sampingnya,axel dengan tangan kecilnya memasukan obat yang nita sudah siapkan dalam wadah kecil.     

Dia sudah sangat hebat bisa menelan obat dalam bentuk kapsul.Nita mengusap lembut rambut axel yang tengah meneguk air dalam gelas yang dipegangnya.     

" Terima kasih,bu" axel mencium pipi nita     

" aku harus berangkat sekolah sekarang"lanjut axel " bilang pada adikku yang cantik aku pasti akan sembuh!"     

Nita tertegun mendengar ucapan axel pagi ini,dan tertawa kecil " baiklah,nanti ibu sampaikan.Hati-hati di sekolah,ingat,,"     

" Aku tidak boleh terlalu capek,harus makan bekalku,tidak boleh berkelahi dengan temanku,," axel menyalin sendiri setiap ucapan yang ibunya sebutkan setiap pagi padanya,lalu tersenyum ke arahnya "tenang saja,aku pasti ingat.Sepertinya ibu harus memperhatikan ayah sekarang,tadi ketika aku mencarinya, aku dengar ayah muntah-muntah di kamar mandi"     

Satu ciuman kembali mendarat di pipinya,axel segera beranjak dari duduknya melambaikan tangannya pada nita.     

Dia dengan segera memastikan ucapan axel tadi,memasuki kamarnya yang sudah tidak ada sosok yoga ditempat tidur.Dan mendengar suatu suara dari dalam kamar mandi,dan masuk kedalam karena tidak terkunci.     

" Oppa dokter sakit?" nita segera menghampiri yoga yang berdiri di depan wastafel dengan kepala yang terus menunduk.     

Nita mengusap punggungnya dengan lembut dan mencoba melihat wajahnya " apa karena semalam kamu makan nasi gorengnya terlalu pedas,jadi kamu muntah-muntah?"     

Yoga tertawa kecil setelah membasuh wajahnya,dia masih menutup bibirnya dengan handuk kecil yang nita sodorkan " padahal tadi itu aku hanya menggosok gigi saja,,"     

" Sepertinya,calon putriku itu ingin menunjukan kalau dia berkembang dengan baik" lanjut yoga sambil mengusap perut nita dengan lembut.     

Nita tersenyum aneh " oppa dokter morning sickness?aku baru tahu kalau ada juga yang seperti itu,,"     

Dia menghampiri yoga yang terduduk di sofa yang berada di sudut kamar,mungkin yoga hanya tidak biasa makan makanan pedas saja yang terlintas dalam pikirannya.Dan memijat pundaknya,berharap akan meringankan sakitnya.     

" Kamu baik-baik saja?" nita ingin memastikan keadaan yoga.     

" Tidak apa-apa" yoga pun tidak ingin membuat wanita yang berada di belakangnya itu kahawatir,akan terlalu banyak yang dia pikirkan nanti " aku dengan senang hati menerimanya,kamu sudah cukup hanya sampai kemarin saja ketika mengalami perdarahan,kalau mual muntah seperti ini hanya gangguan kecil saja"     

" Manis sekali,," nita tersenyum dan memeluk yoga dari belakangnya " kenapa kamu selalu baik seperti ini?"     

Yoga membalikan badannya,dan membiarkan kepala nita bersandar di dadanya "kalau aku bilang karena aku terlalu mencintaimu itu sudah biasa,atau aku harus jawab karena aku laki-laki, tidak akan membiarkan wanita yang berada di pelukanku ini menderita? tapi aku takut nanti kamu malah cinta mati pada doktermu ini!"     

Nita tertawa mendengar setiap kata-kata yang diucapkan oleh yoga padanya itu seperti keluar dari buku romantis yang pernah dia baca " Oppa dokter berbakat juga jadi perayu wanita,,"     

" Benarkah?" yoga tersenyum dalam anggukan kepalanya,dia setuju dengan perkataan istrinya itu.Dia juga memiliki wajah yang tidak kalah tampan,jika dia mau merayu setiap wanita cantik dan muda diluar sana.Tapi dia hanya ingin merayu wanita yang ada di sampingnya saja,tidak pada yang lain.     

" Apa aku boleh minta tolong?"     

Nita tersenyum "tentu saja,hari ini aku akan menuruti apa yang oppa dokter inginkan"     

" Benarkah??" yoga terlihat memikirkan sesuatu dan memberikan ponselnya pada nita.     

" Telpon bidan edna dan bilang untuk menghubungi dokter wisnu supaya menggantikanku di poliklinik"     

Nita tertawa kaget " kenapa harus aku yang telpon?kalau hanya bicara di telpon kan oppa dokter masih kuat"     

" Aku sedang malas bicara di telpon sekarang ini" yoga membuat alasan " aku sedikit pusing jika harus menyimpan ponsel di telingaku"     

Nita tertawa tidak percaya dan melirik ke arah yoga yang sepertinya sengaja membuat nita mau mengikuti semua keinginannya.     

Yoga terdiam disamping nita seperti sedang mengawasi nita yang sedang menghubungi bidan edna di ponselnya.     

" Pagi,dokter,,"     

" Ini bukan dokter" suara nita pelan     

" Kanita?"     

" Iya,," nita merasa malu " oppa dokter,,eh-maaf,dokter yoga sepertinya sedang tidak enak badan hari ini.Dia mau kamu menghubungi dokter wisnu untuk menggantikannya"     

Wajah nita seketika memerah,mendengar tawa edna begitu jelas di ponsel yang di pegangnya.Ditambah dengan yoga yang sedang menahan tawanya,nita membelalakan matanya dan memberikan satu cubitan di tangan yoga untuk membalasnya.     

" Kamu bilang saja suamiku,nita.sebutan sayangnya aneh oppa dokter!"     

" Edna!" nita tahu edna sedang meledeknya dan menatap yoga,memberikan peringatan padanya untuk tidak menertawakannya dengan matanya.     

" Baiklah,ibu istrinya oppa dokter" suara edna masih diiringi tawa begitu terdengar jelas oleh pendengaran nita " salam untuk calon keponakanku yang cantik itu"     

" Baiklah,," nita tersenyum " terima kasih"     

Dan lalu memberikan ponselnya dengan cepat kepada pemiliknya,dan terdiam karena malu.Dia sedikit kesal melihat sikap yoga yang sepertinya masih menertawakannya.     

" Kamu mau aku ambilkan makanan?" nita kemudian menghentikan aksi diamnya itu.     

Yoga tersenyum dan memeluk nita " nanti saja,aku ingin memelukmu sebentar"     

"Kamu harus terbiasa menjadi istri seorang dokter sekarang,," lanjut yoga " nanti mereka pasti akan memanggilmu dengan sebutan bu dokter,karena tahu kamu adalah istriku"     

" Maafkan, aku tidak bisa bicara formal jika berhadapan dengan teman-temanku"     

" Nanti juga terbiasa" yoga tidak menyalahkan nita,dia akan selalu memberikan semangatnya pada nita.Yoga akan perlahan-lahan memperkenalkan nita pada dunianya,agar supaya dia bisa tahu seperti apa posisinya sekarang.     

Nita berjalan menuju arah dapur untuk membawakan yoga beberapa makanan kecil,dan kehadirannya pun telah di sambut senyuman oleh ibu dan mba mumu yang sedang sibuk memasak.     

" Yoga tidak kerja?"     

Nita mendapat satu usapan lembut di punggungnya pagi ini,ibu mertuanya itu selalu memanjakannya dengan sentuhan lembut dan hangat setiap hari.     

" Sedang tidak enak badan,bu" jawab nita "aku akan mengambilkannya beberapa makanan dan susu"     

" Ibu bantu,,"     

Sepertinya nita sudah mendapatkan begitu banyak keberuntungan,dia tidak pernah sedikitpun mendapatkan perlakuan seperti yang banyak disebutkan oleh teman-temannya tentang ibu mertua mereka.Dia hanya harus berterima kasih pada setiap kehidupan yang telah tuhan padanya.     

" Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan sama,," ucapan sang ibu pelan,ketika nita tidak berada di hadapannya.     

" Ibu nuna itu baik " mba mumu ikut bicara "dulu,sewaktu bu elsa sakit ibu nuna yang temani.Dia tidak pernah sedikitpun terdengar membicarakan keburukan orang lain"     

Senyuman terlihat di wajahnya " dulu,aku tidak pernah memperlakukan elsa seperti ini.Aku pikir itu tidak akan jadi masalah,tapi ternyata hubungan mereka berakhir tidak baik.Aku jadi merasa bersalah,aku selalu merasa semua ini kesalahanku"     

" Ibu besar juga baik " puji mba mumu "mungkin jodoh bu elsa sama pak dokter memang dituliskan tuhan seperti itu,bu.Jodohnya mungkin sama ibu nuna sekarang,pak dokter selalu terlihat tertawa kalau ada ibu nuna.Apalagi axel,dia nempel terus sama ibu nuna"     

" Terima kasih,mu.Aku senang mereka tinggal disini,suasana rumah jadi tidak sepi"     

Lalu senyumannya perlahan menghilang dan berganti menjadi wajah yang sedikit sedih.     

" Tapikan mereka hanya sebentar tinggal disini,,mana ada juga yang mau menemani ibu tua dan cerewet seperti aku,anak perempuanku sendiri saja bilang aku galak,,"     

Di sudut pintu nita yang sedari tadi berdiri tanpa sepengetahuan ibu dan mba mumu,tidak sengaja mendengarkan kesedihan yang ada pada ibu mertuanya itu.     

Nita tersenyum,mungkin kali ini adalah kesempatannya membahagiakan wanita yang sudah memperlakukannya seperti putrinya,,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.