cinta dalam jas putih

Hati dan pikiranku sudah dipenuhi olehmu



Hati dan pikiranku sudah dipenuhi olehmu

0Nita menghampiri yoga yang baru saja muncul dari balik pintu kamar mandi,dia masih memakai handuk dan dadanya yang bidang sepertinya sengaja dia perlihatkan pada nita.     

" Axel kemana?"     

" Ikut ibu dan mba mumu belanja,,"     

Nita membuka pintu lemari dan memainkan tangan serta mata cantiknya untuk memilihkan pakaian yang akan dipakai suaminya itu.     

" Akhir pekan,ada pekerjaankah,,?"     

Perhatiannya masih fokus pada tumpukan rapi kemeja di hadapan matanya.     

Diapun mendapat pelukan dari arah belakang,dan pipi dingin yoga menempel di pipinya.     

" Sebenarnya tidak ada,," yoga membereskan rambut-rambut nita yang menghalangi pipinya dan kembali mendekatkan pipinya.     

" Tapi sepertinya aku ingin mengerjakan sesuatu,," lanjutnya.     

Nita melihat ke arah wajah yoga dan lalu tertawa kecil,menjauhkan wajahnya dari pandangan yoga.     

" Cepatlah berpakaian,,!"     

Nita lalu memberikan kemeja yang sudah dia pilih dengan waktu lama di dada yoga "aku takut nanti tergoda melihat oppa dokter yang bertelanjang dada,,"     

" Dia terlihat seksi,,," bisik nita.     

Seketika tawa yoga keluar mendengar ucapan istrinya itu,bukannya dengan segera memakai kemeja yg ada di tangannya,dia melemparkan kemejanya ke lantai.     

" Kamu juga terlihat cantik sekali pagi ini,,"     

Yoga menarik nita dalam pelukannya,dan menatapnya begitu lekat.     

" Dan,,juga menggodaku"     

Nita tertawa kecil dan meletakan kedua telapak tangannya di dada yoga " itu kata-kata aku oppa dokter!,,,kamu harus buat kata-kata lain untuk merayuku,,"     

" Aku tidak akan merayumu,pikiran dan hatikuku terlalu sangat kecil karena sudah dipenuhi olehmu,,"     

Yoga membuat wajah nita mendekati wajahnya dengan kedua tangannya yang kini melingkar di leher nita.     

Dan memulai mendekatkan bibirnya di bibir nita,dan kemudian terdiam.     

" Kamu,,," dan kemudian berhenti sejenak "apa kamu,,,"     

Ada keraguan di dalam ucapan yoga kali ini,dia sepertinya enggan memaksakan keinginannya jika wanita yg berada di dalam pelukannya itu tidak merasa nyaman.     

Nita tersenyum dan menangkap tatapan lembut yoga " aku tidak apa-apa,kamu tidak usah khawatir pasti akan baik-baik saja"     

Dan berbisik ke telinga yoga " aku tahu kamu kan sudah begitu lama menahannya,karena takut terjadi sesuatu hal pada kandunganku"     

Yoga tersenyum mendengar ucapan lembut wanita tercinta di telinganya yg di akhiri dengan gigitan lembut di telinganya yang membuat bulu kuduknya berdiri.     

" Kamu tenang saja,," yoga menggendong tubuh nita dengan kedua tangannya " aku akan sangat berhati-hati,,"     

" Hentikan " nita menutup bibir yoga dengan tangannya supaya tidak mengeluarkan kata-kata " kamu membuatku malu,,"     

Mungkin gambaran laki-laki yg luar biasa penuh cinta dan kesabaran memang cocok untuknya.Dia sangat begitu pengertian pada keadaan wanitanya itu,selalu bisa membuktikan cinta yang memang benar-benar cinta dan mana yang hanya nafsu saja.     

Bukankah itu seperti satu keberuntungan yang awalnya hanya melewati kehidupan nita,tetapi kemudian menjadi terikat padanya dan tidak pernah bisa lepas.     

" Oppa dokter,cepat pakai pakaianmu!"     

Nita mengguncang-guncangkan tubuh suaminya yang tertidur pulas ditempat tidur.     

Diapun bergegas mengambil pakaiannya begitu mendengar suara mobil dari arah yang begitu jauh dari telinganya,dengan cepat memakai pakaiannya dan segera keluar dari kamarnya.     

" Axel !!"     

Nita begitu terkejut mendapati sosok axel yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya ketika dia keluar dari kamarnya.     

" Ibu kenapa?" axel dengan wajah polosnya begitu keanehan melihat sikap ibunya itu.     

" Tidak apa-apa,," nita memasang senyum kakunya " hanya kaget saja,kamu tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu"     

" Kamu mau kemana?" nita menahan langkah axel yg hendak masuk ke dalam kamar,pasti akan terjadi kekacauan bila axel melihat ayahnya yang masih tertidur dengan keadaan yang tidak boleh dilihat axel,karena pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan nanti.     

" Nenek bilang,aku harus panggil ayah bu"     

Axel semakin menunjukan wajah penuh rasa aneh pada ibunya itu " ayah juga sudah janji mau menemaniku main game seharian hari ini,,"     

Nita kehilangan kunci keamanannya,axel lebih cerdik dan cepat masuk ke dalam kamar dan menghilang dari hadapan nita.     

" Ternyata,seperti ini kalau sudah mempunyai anak yang beranjak besar.Aku harus hati-hati,jangan sampai jadi memalukan karena ketahuan axel!"     

Nita mengusap keningnya sambil berbicara di dalam hatinya.Dia mengikuti langkah axel yg terlebih dulu masuk kedalam kamar,dan melihatnya yg sedang terduduk di tempat tidur bersama dengan yoga yg sudah berpakaian rapi.     

Dia akhirnya bisa bernapas lega,dan lalu tertawa dalam hati.Menertawakan dirinya sendiri,yang beberapa menit lalu begitu khawatir axel akan bertanya hal yang aneh padanya.     

" Dimana yoga,nit?"     

Suara ibu ketika nita sedang berjalan menuju dapur.Yang akhirnya dia membelokan tujuannya,menjadi ke tempat dimana ayah dan ibu mertuanya sedang duduk di ruang tengah.     

" Oppa dokter dikamar dengan axel"     

" Dengar itu pak,menantu kita panggil suaminya oppa dokter.Memangnya dia masih pegawainya yoga seperti dulu,,diakan sudah jadi istrinya yoga"     

Tawa sang ibu begitu terdengar lepas,membuat nita yang tadi tidak sengaja menyebutkan kata 'oppa dokter' seketika menjadi malu,dan wajahnya memerah.     

" Maklumlah,bu,," ayah mertuanya memandang dengan bijak "mereka kan masih muda,kalau ibu yang bilang seperti itu sama bapak.Itu namanya keterlaluan,,lupa dengan umur,,"     

" Bapak ini!" ibu memberikan pukulan kecil dan lembut di tangan suaminya itu.     

" Bapak ada yang mau dibicarakan pada yoga dan kamu,sekalian kita ngobrol santai saja " tatapan lembut sang ibu pada nita ketika dia duduk di kursi yang berhadapan dengan kedua orang tua suaminya "kita tunggu yoga datang"     

Beberapa menit kemudian,yoga yang sedari tadi ditunggu muncul dan duduk bergabung dengan orang tuanya dan juga nita.     

" Ibumu bilang tadi sewaktu belanja,melihat lengan axel yang lebam.Apa kamu sudah tahu apa yang terjadi pada axel?"     

Sepertinya pertanyaan yang ditujukan pada yoga itu memang sengaja sang ayah katakan di hadapan nita,dia sudah menganggap nita adalah ibu dari axel.Tidak pernah mempermasalahkan bahwa nita bukan wanita yang melahirkan axel.Mereka sangat menerima nita,dan juga berharap nita akan bisa menerima axel seperti anak kandungnya.     

" Rencananya,kami akan membawa axel untuk melakukan medical check up" yoga mulai menjelaskan " axel hanya bilang semalam lebamnya sudah ada dari hari kemarin,dan dia juga jujur tidak pernah berkelahi"     

" Nggak usah bawa nita,kasian,," kini giliran sang ibu yang berbicara " diakan sedang hamil muda,nanti kecapean"     

" Tidak apa-apa,bu,," nita tersenyum " supaya axel merasa nyaman saja kalau saat pemeriksaan ada yang menemani,itu tidak akan membuat saya kelelahan"     

" Iya,,," nada bicara ibu sedikit khawatir " tapi ingat,nanti jangan mau kalau yoga suruh kamu tungguin dia sampe selesai bekerja"     

Dan lalu melirik ke arah bapak " masa anakmu itu,menyuruh nita menunggu begitu lama sampe pekerjaannya selesai.Keterlaluan,,"     

" Anakmu juga itu,bu,," bapak sedikit mengkoreksi ucapan ibu " makanya yoga nanti gak usah bilang-bilang sama ibu kamu ajak nita kemana,dia itu kekhawatirannya berlebihan"     

Dan matanya kini melihat ke arah nita " kamu maklumi saja,nit.Ibu itu cerewet,karena dia baru pertama ini satu rumah dengan menantunya"     

" Bapak ini!"     

Nita tersenyum dengan wajah berbinar melihat keharmonisan orang tua keduanya itu dia seperti tinggal di istana yang mewah oleh kebaikan.     

" Kita juga harus seperti itu sampai tua,,"     

Yoga berbicara pelan ke arah nita yang sedang memperhatikan kedua orang tuanya saling melempar candaan.     

" Iya,," suara nita pun ikut pelan,tanpa memindahkan pandangannya " kalau bapak dulu banyak wanita yang menelpon nggak yah??"     

Itu terdengar seperti sindiran pada yoga dan lalu tertawa kecil " Kita kan sama-sama keren,hanya beda usia saja.Tapi sepertinya ibu lebih lembut,daripada kamu yang suka gigit!"     

Nita langsung menolehkan wajahnya ke arah yoga dan wajahnya memerah mulutnya menguncup.     

" Awas saja kalau mereka dengar!" nita berbisik dan tangannya mencubit kecil punggung yoga.     

Yoga tertawa kecil dalam kesakitannya " tidak apa-apa,mereka juga kan pernah muda seperti kita,,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.