cinta dalam jas putih

Sebuah panggilan misterius



Sebuah panggilan misterius

0" Bu nuna,itu kok bisa ya pedangnya nempel di dada!" suara mba mumu bernada tinggi ketika dia menemani nita menonton drama favoritnya.     

Yoga tidak bisa menemaninya menonton siang ini,dia harus menjemput axel terlebih dulu di sekolahnya.     

" Diakan dewa mba,," jawab nita sambil tertawa kecil meperhatikan tingkah lucu mba mumu yg menemaninya siang ini.     

Mulutnya tidak berhenti mengunyah buah-buahan yg di bawakan mba mumu,sepertinya setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tiga hari kemarin nita selalu merasa mudah lapar.     

" Mba,itu dua-duanya katanya dewa juga,," jari nita menunjukan ke arah layar.     

" Itu gagah banget ya,bu yg pakai baju hitam!kalau dia ada disini pasti saya akan menempel terus bu,,"     

Lagi-lagi menertawakan ekspresi lucunya yg melongo melihat aktor yg dia sebut ganteng itu.     

" Siapa yg ganteng itu,mu,,?"     

Nita dan mba mumu bersamaan melihat ke arah ujung pintu yg sudah berdiri sosok sang ibu mertua.     

" Ini,,bu besar.Artis gantengm yg ada di film,bu,," mba mumu menggaruk kepalanya yg tidak gatal karena malu.     

Dia lalu terduduk disamping nita,dan melihat ke arah nita "Ibu bawakan sayur buatan kakakmu,yoga bilang kamu kepingin punya anak perempuan jadi harus banyak makan sayur dan buah biar cantik dan sehat,,"     

Nita yg memiliki latar belakang pendidikan kesehatan tahu pasti bukan seperti itu,tapi dia harus menghargai setiap bentuk kasih sayang yg diberikan padanya.Dan tersenyum senang.     

" Terima kasih,bu,," dan lalu menerimanya,dan diapun kebingungan kali ini..Di tangannya masih ada satu potongan buah yg mba mumu bawa,sekarang ditambah lagi sayur yg ibu bawakan untuknya.     

" Mumu,memang ada yg seperti itu.Orang yg bisa dipanggil hanya dengan lilin atau korek api?"     

Nita hampir saja tersedak oleh makanan yg berada di mulutnya ketika tiba-tiba mendengar suara ibunya yg mengomentari film yg mereka tonton.     

Sang ibu tersenyum ke arah nita "ternyata seru juga filmnya,ibu ikut nonton saja ya,,"     

Nita yg masih begitu terkejut sepertinya membuat mulutnya terkunci tidak berkata apapun,dia hanya menganggukan kepalanya.     

" Berarti nanti mumu panggil ibu besar itu,,,ibu halmeoni,,"     

" Apa itu,mu,,artinya?"     

" Ibu nenek,," mba mumu menjawab dengan tegas,seolah dialah yg paling tahu artinya.     

Dan sekarang nita harus menahan tawanya karena lagi-lagi mba mumu membuat suasana penuh dengan kelucuan.     

" Jaman ibu dulu mana ada film seperti ini,," tangannya membelai lembut pundak nita,tapi matanya masih fokus pada film yg sedang diputar.     

Nita tertegun,dan merasakan satu kehangatan kasih sayang di pundaknya.Dan lalu tersenyum,beberapa hari ini dia selalu mendapat perhatian yg tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.     

" Ayah,," axel menatap ke arah yoga "apa nanti nenek juga akan seperti mba mumu yg suka menonton film yg selalu ibu putar?"     

" Apa nanti panggil aku oppa kecil juga?" lanjut axel.     

Yoga tertawa kecil menatap axel,mereka yg berdiri beberapa menit yg lalu di depan pintu kamar nita yg terbuka begitu tidak percaya dengan apa yg mereka lihat.     

Matanya kini terdiam pada satu pemandangan dimana dua wanita yg paling bersinar dalam hidupnya terduduk.Sepertinya kali ini sudah ada seseorang yg bisa membuat sang ibu lebih terbuka dan akrab dengan seseorang,karena yg sangat yoga tahu dia belum pernah memperlakukan elsa seperti itu.Yang mungkin dulu tidak pernah bertemu karena kesibukan elsa,jadi mereka tidak pernah akrab seperti dengan nita.     

Wanita itu masih terlihat muda,tapi sifat egonya tidak seperti usianya yg muda.Justru sangat sebaliknya,dia lebih dewasa.Pandai dalam mengontrol ego dalam dirinya.     

" Kamu baik-baik saja,,?" yoga menghampiri nita yg berada di dalam kamar mandi yg terlihat memuntahkan semua makanan yg di makannya tadi.     

" Jangan kemari,,"dan lalu nita kembali muntah sebelum melanjutkan perkataannya.     

Yoga tahu nita pasti tidak mau dia melihatnya,tapi yoga tidak menghiraukan apa yg diucapkan nita.Dan berada di dekat nita.     

Dia lalu memberikan usapan lembut di pundak nita.     

" Tidak apa-apa,," nita masih menundukan kepalanya,sepertinya dia masih merasakan mual dari dalam perutnya "tidak usah ditemani,aku hanya muntah saja,,nanti kamu malah ikutan muntah lihatnya,,"     

" Tidak perlu khawatirkan itu,,"     

Yoga tertawa kecil,mungkin nita menganggap yoga merasa jijik dengan semua yg dia muntahkan.Untuk sebagian orang memang ada yg seperti itu,tapi baginya tidak masalah mendengar ataupun melihatnya.Dia harus selalu berada di dekat nita dalam kondisi seperti apapun.     

" Kamu mau aku ambilkan minuman?"     

Nita menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arah yoga.     

Yoga tersenyum sepertinya nita terlihat sudah membaik,wajahnya terlihat lebih segar.     

" Perutku tadi tidak nyaman sekali,," nita bicara pelan " tadi itu aku sudah banyak makan,sampai kemudian ibu membawakan makanan lagi.Aku tidak bisa menolaknya jadi aku makan semuanya,aku terlalu kekenyangan sepertinya"     

" Lain kali,tidak usah terlalu memaksakan dirimu.Ibu juga pasti akan mengerti,,"     

Nita tersenyum "aku tidak bisa menolaknya,,"     

Dahi yoga berkerut dan seketika tertawa kecil,tangannya mengusap rambut nita dengan lembut "kamu ini,,kenapa selalu bisa membuatku selalu senang setiap harinya dengan semua yg kamu lakukan"     

" Memang apa yg sudah aku lakukan?"     

" Membawa ibu nonton drama tadi itu hal yg pertama kali aku lihat,," yoga memegang kedua pipi nita dengan tangannya dan menatapnya " kamu sepertinya membuat ibu berubah,,"     

" Sebenarnya,aku juga sangat terkejut ketika ibu bilang suka film itu..." nita tersenyum lebar     

" Dia juga tadi bilang,besok aku harus menonton lagi dengan ibu dan mba mumu film yg lain,,"lanjut nita     

Yoga tersenyum,dia tidak begitu fokus mendengarkan apa yg dikatakan nita padanya.Dia sedang memandangi mata coklat nita yg indah dan wajahnya yg begitu cantik dimatanya hari ini.     

Dan mulai mendekatkan wajahnya di depan wajah nita,sepertinya dia sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk satu hal yg sudah lama tidak dia lakukan pada nita.Mendekatkan bibirnya di bibir nita dan mulai mencium bibir nita dengan begitu lembut,kedua tangannya kini berpindah di leher nita.     

" Pak dokter,," nita sedikit memundurkan wajahnya " ponselmu berbunyi sudah lama sekali"     

Yoga tertawa kecil,segera menyadarkan dirinya.Dia hampir saja tidak bisa menahan satu keinginannya tadi,yoga sangat tahu itu akan sangat beresiko pada kehamilan nita.     

Nita menggapai ponsel yoga yg berada di meja di sampingnya,selintas dia tidak sengaja melihat nama yg berada di layar ponsel yoga.Tapi dengan segera nita memberikannya pada yoga.     

Yoga pun tidak segera berbicara,setelah dia melihatnya pun dia lalu menatap ke arah nita.     

" Aku terima telponnya,sebentar,," yoga mengusap lembut pipi nita dan beranjak dari duduknya,dan berjalan ke arah luar.     

" Siapa ya,,?" nita bertanya dalam hatinya penuh tanda tanya dan keanehan " aku sepertinya tadi lihat nama amanda,,"     

Lalu mulutnya menguncup dan menyilangkan tangannya.     

" Sampai harus bicara diluar segala,,!"cetus nita dalam hatinya,dia begitu penasaran apa yg mereka bicarakan sampai yoga harus menjauh darinya ketika menerima telpon dari seseorang yg bernama amanda,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.