cinta dalam jas putih

Tanpa nama



Tanpa nama

0Yoga menatap dengan senyuman ke arah nita yg baru bisa tertidur lelap karena kesakitan yg dirasakannya,semalaman nita merasakan ketidak nyamanan dalam tubuhnya yg membuatnya kesulitan untuk tidur.     

Lengkungan bibirnya yg menggambarkan senyuman dalam tidurnya membuat yoga gemas.Dia ingin memberikannya satu ciuman,tetapi menahannya. Dia tidak ingin membuat nita terbangun dari tidurnya.     

" Tolong nanti buatkan ibu bubur ya mba,,"yoga menghampiri mba mumu yg tengah membuat sarapan di dapur.     

" Siap,,tuan oppa"     

Yoga menggaruk kepalanya yg tidak gatal sedikitpun,dia merasa lucu mendengarnya.     

" Ibu noona sedang sakit?"     

" Noona,," dahi yoga berkerut dan kali ini tawanya meledak melihat perilaku lucu mba mumu pagi ini " ibu noona sedang tidak enak badan kelihatannya"     

Yoga menggelengkan kepalanya sambil berjalan meninggalkan mba mumu,pagi-pagi sekali dia sudah tertawa mendengarkan kata-kata mba mumu.     

" Ibu noona ini buburnya,,"     

Nita tertawa kecil,panggilan mba mumu membuat nita merinding "tapi,,aku gak suka bubur mba,,"     

" Tapi tuan oppa yg paling ganteng dan baik seisi rumah yg bilang tadi,katanya ibu sedang sakit,,"     

Tawa nita semakin menjadi bukan karena perhatian yoga yg sangat manis,hal itu sudah sering nita dapatkan.Dia tertawa sangat senang ternyata teman yg selama ini dia cari ada begitu dekat dengannya.Teman yg satu kesukaan dan selalu membuat nita tertawa setiap harinya.     

" Ibu,,!" teriak axel di dari arah jauh,dia segera berlari ke arah nita yg tengah membantu mba mumu di dapur.     

" Hidungmu berdarah,," axel segera mengambil sekotak tisu dan memberikannya pada nita.     

Nita begitu terkejut dan segera mengambil beberapa helai tisu,dan menggunakannya sebagai tampon untuk menghentikan perdarahannya.     

Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri,dia sudah menyadari kali ini tubuhnya sedang menandakan sesuatu hal.     

Mba mumu segera membantunya untuk duduk di kursi.     

" Ibu noona tidak usah bantu-bantu di dapur,,biar saya yg kerjakan,,"     

Nita mengangguk dia tidak ingin membuat semua penghuni rumah khawatir padanya.     

" Ibu sakit?" axel berdiri di hadapan nita dan mengusap pipi nita dengan lembut " aku takut sekali,,"     

Nita tersenyum mengusap pundak axel " tidak apa-apa,sayang.Ibu baik-baik saja,ini hanya..."     

Nita menghentikan ucapannya,berpikir sejenak "ini karena ibu terlalu banyak makan mie instan,jadi seperti ini"     

Axel begitu mendengarkan setiap perkataan nita dengan baik.Matanya terus memancarkan rasa sedihnya.     

" Berjanjilah untuk tidak memakan itu lagi"     

Nita tersenyum dan memeluk axel " baiklah ibu janji,,"     

Kekhawatiran axel begitu sama seperti kekhawatiran yoga padanya,mereka seperti satu lelaki yg memiliki karakter sama namun dibedakan oleh usianya saja.     

Betapa beruntungnya nita memiliki dua pelindung terbaik dalam hidupnya yg akan selalu orang-orang pertama yg memperhatikannya.     

" Ayah,tadi siang itu hidung ibu mengeluarkan darah,," axel yg menjadi pelapor pertama ketika yoga baru saja sampai di rumahnya.     

Dia baru saja merebahkan tubuhnya di sebuah kursi.     

Seluruh rasa lelahnya pun seketika berganti menjadi kekhawatiran.     

" Ibu bilang semua karena terlalu sering makan mie instan" axel lebih menjelaskan     

Yoga tersenyum dan mengusap dengan lembut kepala axel " tidak apa-apa,mungkin ibumu hanya terlalu lelah,,"     

Yoga berusaha membuat axel tidak terlalu khawatir pada ibu kesayangannya itu.     

Yoga masuk ke dalam kamar dengan pelan-pelan,dia melihat nita yg tertidur di sofa yg berada dekat jendela kamar.     

Dia terduduk disamping nita,dan mengusap lembut pipinya.     

Nita membuka matanya dan tersenyum"aku ketiduran,,"     

Melihat wajah nita yg begitu indah,rencananya semula yg ingin memarahinya pun tertunda.     

" Kamu masih kesakitan?" tanya yoga     

Nita terduduk " sedikit,tidak apa-apa nanti juga sembuh tuan oppa,,"     

Yoga tertawa kecil dan memeluk nita sesaat,dia begitu ingin memeluknya di saat seperti ini.Meringankan beban yg berada pada nita,dan membaginya bersama-sama.     

" Jadi,,,," yoga mencium pipi nita dan menatap lekat " katakan sekarang apa hasilnya?"     

Nita hanya terdiam menatap ke arah lain     

" Hah,aku tidak bisa berbohong pada orang yg pintar membaca tubuhku!" cetus nita dalam hatinya.     

Nita tersenyum menggelengkan kepalanya,dia berusaha tidak mengatakan apapun pada yoga.     

" Baiklah,,sepertinya noona cantik harus aku bawa kerumah sakit sekarang " yoga mulai mengangkat tubuh nita dengan kedua tangannya "oppa sangat khawatir,axel bilang tadi noona mimisan,,"     

Nita menahan tawa dan malunya "gak usah di gendong juga pak dokter,,,aku malu,,!"     

Yoga menggelengkan kepalanya "aku harus memeriksanya sendiri,,"     

" Baiklah,,baiklah,,aku menyerah,,"nita menatap yoga dengan wajahnya yg masih memerah.     

" Tapi tolong turunkan aku dulu,pak dokter" rengekan nita membuat yoga tertawa kecil.     

Dia menuruti perkataan nita,membawa nita dan menurunkannya di tempat tidur.     

" Dia,,,adakah??" yoga menempelkan telinganya di perut nita.     

Seketika nita terkejut dan menatapinya untuk waktu yg lama,senyuman kemudian tercipta di bibir nita.Tangannya membelai lembut rambut yoga.     

" Kamu tidak ingin memberitahuku dan axel?"     

Dua hari ini nita berusaha menutupinya,dia hanya ingin supaya kedua lelaki yg menyayanginya itu tidak terlalu khawatir.     

Akan tetapi,ternyata yoga lebih cepat menyadari perubahan pada tubuh nita dengan mudah.     

" Jangan khawatir,aku akan berusaha sebaik mungkin menjaga hadiah darimu ini,," ucap nita.     

Yoga mengangkat kepalanya dan melihat nita dengan senyumannya "kamu tidak boleh merasakannya sendiri,bagilah bersamaku,,dia tidak boleh menyusahkanmu,cukup aku saja yg menanggungnya"     

" Mana bisa seperti itu" nita tertawa kecil dan mencubit kecil kedua pipi yoga.     

" Aku sengaja menyembunyikannya,karena aku tahu pasti pak dokter nanti akan sangat berlebihan merawatku" sambung nita "kalau kata mba mumu itu,,kamu orang yg paling baik seisi rumah"     

" Seisi rumah?" yoga mengernyit dan tertawa kecil " kamu mulai seperti dia, suka membuat kata-kata aneh dan lucu"     

" Karena setiap sudut di rumah ini selalu ada semua kebaikanmu,," nita memujinya     

" Terima kasih ibu noona" yoga mencium kening nita "apa yg kamu inginkan sekarang?"     

" Tidak ada "jawab nita     

" Kamu mau aku ambilkan makanan?"     

Nita menjawab dengan menggelengkan kepalanya..     

Yoga terdiam sejenak "kamu mau aku memijit kakimu?"     

" Tidak!"     

" Apa mau aku ambilkan minuman?"     

" Aku bisa ambil sendiri nanti,,"     

Nita dibuatnya tersenyum dan mengusap keningnya sendiri,ini masih di tahap awal kehamilannya yoga sudah penuh kekhawatiran seperti itu.     

Kedepannya masih ada hari-hari yg panjang dimana dia akan mendapatkan perlakuan istimewa dari yoga.     

" Atau kamu mau aku panggilkan mba mumu menemanimu menonton drama kesukaanmu?"     

" Tidak usah,," nita memeluk yoga "aku mau pak dokter saja yg menemaniku sekarang,,itu sudah cukup"     

Yoga tersenyum "kamu tenang saja,aku harus bertanggung atas semua perbuatanku itu padamu,,"     

Nita tersenyum dalam pelukannya,hari ini dia sepertinya sangat begitu kelelahan walaupun tidak melakukan apapun.     

Dia sangat mudah mengantuk dan memejamkan matanya pelukan yoga yg hangat dan nyaman.     

Yoga tersenyum melihat nita yg telah memeluknya begitu lama kemudian tertidur.Tangannya begitu hati-hati membaringkan tubuh nita,menyelimutinya dan mencium keningnya sebagai ucapan selamat tidur.     

Rasa sakit di bahu dan kedua tangannya tidak pernah dia hiraukan selama itu membuat wanita yg sangat berarti di hidupnya itu dapat tertidur lelap,,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.