cinta dalam jas putih

Mengambil satu keputusan



Mengambil satu keputusan

0Nita memasang wajah dengan ekspresi datar ketika melihat yoga dengan sigap membuatkannya sarapan,dia hanya terduduk di kursi meja makan tanpa mengatakan apapun.     
1

Sebenarnya dia begitu ingin berteriak histeris,melihat yoga yg sangat mengagumkan ketika membuatkannya sarapan.Seperti ada gambar bunga dan cinta yg melayang-layang di udara.Penghayatan nita terlalu berlebihan seperti dalam drama yg sering dilihatnya.     

Yoga tersenyum,mengetahui dengan pasti nita tengah marah padanya karena kejadian semalam.Tetapi dia tidak menghiraukannya,dan merangkulnya dari arah belakang nita ketika dia sudah duduk di kursinya.     

" Makanlah sarapanmu,atau nanti kamu yg aku makan.."yoga berbisik ke telinga nita"kita harus mencoba di ruang makan juga sepertinya!"     

" Yoga!!" wajah nita langsung memerah,memukul kecil tangan yoga.     

Yoga tertawa geli melihat wajah nita yg memerah,dan mencium pipi nita " kamu masih marah?kalau masih marah sepertinya kamu mau aku lakukan yg tadi aku sebutkan"     

Untuk beberapa saat dia masih terdiam,nita menjawab dengan senyuman terpaksa dan menggelengkan kepalanya,karena dia tahu sekali apa yg akan dilakukan yoga jika nita masih memasang cemberut seperti tadi.Lalu mulai memakan sarapannya sedikit demi sedikit.     

Yoga beranjak sedikit menjauh dari nita ketika ponselnya berbunyi.Nita memperhatikan yoga yg bicara begitu serius sambil melihat ke arah nita.Dan tidak lama kemudian menghampiri nita.     

" Ada yg mau bicara denganmu.." yoga memberikan ponselnya pada nita.     

Nita teraneh menerima ponsel tersebut,dan juga yoga tidak memberitahukan padanya siapa yg akan bicara dengannya.     

" halo.."     

" Nita,," nita begitu mengenal suara adit yg berada di saluran telponnya.     

Nita terdiam memandang yoga yg hanya tersenyum menatap nita juga.     

" Ada apa ?" suara nita pelan     

" Maap,aku menelpon melalui suamimu.Bisakah kamu datang ke rumah sakit besok?ada berkas yg harus kamu tanda tangani tentang bisnis kita yg sempat tertunda"     

" Itu.." nita terlihat ragu untuk menjawabnya,dia lagi-lagi melirik ke arah yoga yg tiba-tiba memberikan isyarat anggukan kepalanya kepada nita.Dia tahu sebelum membiarkan nita bicara dengan adit,dia sudah terlebih dulu diberikan penjelasan oleh adit.     

" Baiklah,," nita menyetujuinya dan lalu segera memberikan ponsel itu kepada yoga.     

Yoga tersenyum dan memeluknya dari belakang " sepertinya kamu tidak ingin menemui adit.."     

" Aku tidak akan pergi jika kamu tidak mengijinkan"     

Yoga tersenyum " aku tidak akan melarangmu melakukan apa yg menurutmu itu baik, aku akan berusaha memberikanmu dukungan sesibuk apapun pekerjaanku"     

" Aku justru senang kalau kamu sendiri yg mengelola bisnismu itu disini" yoga lalu mengecup pipi nita " dengan begitu kamu tidak perlu meninggalkan aku dan axel begitu jauh"     

Kali ini nita menjadi begitu dilema,perkataan yoga yg secara halus itu mengartikan tidak ingin nita pergi jauh lagi.Melihat dari pernikahannya yg terdahulu,mereka sama-sama begitu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak memiliki waktu untuk bersama keluarga.Dan sekarang dia harus terpisah oleh jarak karena pekerjaan nita.     

Yoga hanya terlalu bijak tidak membicarakannya dengan nita,diapun selama ini tidak pernah menyalahkan elsa dan siapapun yg membuat kegagalan dalam pernikahan mereka.Dia hanya sedang berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama.     

Nita tersenyum " Aku mengerti,tapi bolehkan aku menyelesaikan pekerjaanku yg tinggal sedikittt..tt lagi?setelah itu aku akan menjadi istri dan seorang ibu di rumah ini"     

Yoga tersenyum dan hening sesaat " aku akan menyerahkan semua keputusan padamu,hanya saja sekarang ini aku sedang tidak mau kamu pergi jauh.karena sepertinya kamu selalu membuat aku menjadi seseorang yg selalu tergila-gila padamu setiap hari!"     

Nita tertawa kecil " pak dokter ternyata pintar merayu juga!aku penasaran berapa banyak dokter-dokter muda yg terpesona dengan rayuannya itu.."     

Yoga tertawa kecil mendengar ucapan nita tentang penilaiannya pada yoga.     

" Kamu yg pertama.." yoga berbisik ke telinga nita " yg kedua itu wanita yg berada dalam pelukanku ini,,yg ketiga itu wanita yg saat ini sedang berdua denganku,,dan yg keempat itu wanita yg memiliki nama kanita.."     

" Itu mah aku-aku juga pak dokter!" nita tertawa kecil seraya memeluk dengan manja suaminya itu " sekarang ayo kita jemput axel dan kemal yg sedang dihukum,hari ini giliran mereka menginap di rumah ini"     

Yoga menatap dengan penuh kelembutan kepada nita..     

" Sepertinya malam ini akan banyak gangguan dari sekutu-sekutu kecilmu" celetuk yoga " secara setiap anak kecil yg mengenalmu pasti akan selalu menempel padamu.."     

Nita tertawa kecil " Kalau begitu pak dokter,buatlah program untukku supaya bisa melahirkan bayi perempuan.Supaya kamu tidak merasa tersingkirkan seperti itu!"     

" Kamu pikir aku tuhan " yoga mencubit pipi nita dengan lembut .     

" Baiklah,bagaimana kalau dua anak perempuan ?" nita menatap yoga begitu serius     

" Satu saja.." keningnya bersentuhan dengan kening nita " aku tidak mau kamu merasakan kesakitan lagi,setelah keguguran waktu itu dan harus di tambah lagi dengan melahirkan anak kita nanti"     

Nita tertegun begitu tidak percaya laki-laki yg berada di hadapannya ini begitu memiliki trauma yg mendalam menyaksikan nita yg harus kehilangan janinnya di waktu dulu.Bahkan nita sendiri sudah melupakan kejadian tersebut.     

Tapi mungkin bagi yoga itu adalah kejadian yg sangat menyiksanya,karena dia harus menggunakan tangannya sendiri dan yg menjadi pasiennya itu adalah istrinya sendiri.Sekuat apapun yoga,dia hanyalah manusia yg masih memiliki hati.     

" Baiklah,cukup sampai disini membicarakan rencana soal anak kita" nita bicara pelan dan memutuskan untuk tidak membicarakan ini untuk sekarang" nanti kita terlambat jemput axel dan kemal"     

Yoga tertawa kecil dan menuruti semua perkataan nita,dia bahkan sempat berpikiran bahwa hukuman axel itu begitu sebentar.Karena jika axel sudah bersama nita,dia tidak akan memberikannya kesempatan untuk berdua dengan nita .     

Hal yg sangat lucu untuknya harus bersaing dengan axel untuk mendapatkan perhatian nita saja.     

" Hei,ibumu itu cantik sekali" kemal berbicara pelan ketika sampai di kamar axel siang itu "kalau ayahku lihat,ibuku pasti akan terus marah-marah padanya"     

" Ibuku tidak pernah marah pada siapapun" axel berkata sambil mengerutkan dahinya.     

" Aku tidak pernah melihat mereka bersama,karena ayah dan ibu kan sibuk bekerja.Dan aku jadi kesepian di rumah.."     

" Kasian sekali " axel menepuk-nepuk pundak kemal yg baru beberapa hari ini menjadi sahabatnya.     

" Kitakan teman,kamu boleh menganggap ayah dan ibuku seperti orang tuamu"lanjut axel "Ayah dan ibuku juga sibuk tapi mereka tidak pernah membuatku kesepian.."     

" Benarkah?"     

" iya.."     

" Akhirnya aku akan mempunyai orang tua yg memperhatikanku,terima kasih axel!"     

Dari balik pintu yoga dan nita mendengarkan dengan jelas apa yg dibicarakan dua anak kecil yg akhirnya bisa berteman setelah mendapat hukuman.Ternyata anak yg bernama kemal itu sangat kesepian sehingga dia selalu mengganggu teman-temannya di kelas.     

Nita tersenyum sedih,selain karena mendengarkan percakapan axel dan temannya dia memandangi sosok yoga dari belakang.Membuat dia berpikir berkali-kali lipat tentang pekerjaannya,dia akan sangat egois jika membiarkan yoga yg menjaga axel ketika dia kembali ke pekerjaannya nanti.Karena nita tahu yoga tidak akan pernah menghalangi apa yg sudah menjadi keputusan nita,hal inilah yg semakin membuatnya berpikir kembali untuk pekerjaannya nanti.     

" Kamu tidak perlu memasukan pembicaraan mereka dalam hatimu" yoga mengusap lembut pundak nita,sepertinya dia tahu apa yg sedang dipikirkan nita " Lakukanlah setiap pekerjaan yg kamu ambil dengan baik,axel dan aku akan selalu mendukungmu"     

Nita begitu terharu dan memeluk yoga,betapa dia merasakan hadiah terbaik yg dia dapatkan begitu nyata berada di hadapannya.Dia tidak akan meminta apapun lagi jika melihat mereka bahagia.     

" Tuan putri istirahat saja dikamar.."yoga menarik tangan nita,mengantarnya sampai di depan pintu kamarnya.     

" Anak-anak biar aku yg urus" sambung yoga     

" Tapi,,," belum sempat nita melanjutkan perkataannya yoga sudah menyerangnya dengan satu ciuman di bibirnya.     

" Aku bisa menemani mereka,percaya saja.."     

" Baiklah " nita akhirnya mengaku kalah tidak bisa menolaknya.     

Lalu berjalan menuju kamarnya,dan dengan begitu hati-hati mengeluarkan sesuatu dari dalam koper kecil miliknya.     

Dia menatap begitu lama satu map berwarna biru yg dipegangnya,dan membukanya.Terlihat jelas di sudut kanan atas yg tercetak tebal "SURAT KONTRAK KERJA DAERAH"     

Dia membacanya untuk kesekian kalinya,dan memikirkannya untuk keseribu kalinya.Dia sangat tahu pasti apa yg di cita-citakannya dari awal setelah dia lulus kuliah.     

Untuk menjadi sukses pun nita begitu tahu konsekuensinya,dia harus mengorbankan salah satunya.Tidak bisa dia pilih kedua-duanya.     

Dalam waktu lama dia berpikir dan lalu mengambil pena yg berada di dalam tasnya,sepertinya kali ini dia harus benar-benar memutuskan dengan baik ketika kesempatan di depannya begitu terbuka lebar untuknya..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.