cinta dalam jas putih

Sentuhan pertama



Sentuhan pertama

0Nita tersenyum sendiri mengingat kembali ucapan yoga tadi siang.Tubuhnya merinding ketika membayangkan hal nakal yg akan terjadi jika mereka mempunyai kesempatan untuk berdua saja,setelah lama mereka terpisah.     

"...aku sama sekali tidak bisa tidur!"     

Dia terus membolak balikan tubuhnya ke berbagai arah,mencoba untuk beristirahat setelah perjalanan yg begitu jauh.Memejamkan matanya,tapi kemudian terbangun kembali dan selalu seperti itu.     

Akhirnya nita memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya,dan keluar dari kamarnya.Sepertinya axel masih tidur siang di kamarnya,nita duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan televisi.Melihat sebuah kamera di atas meja disamping sofa,lalu dengan cepat menggapai benda tersebut dengan tangannya.     

Dia begitu bosan kembali,setelah lama melihat foto yg tersimpan di kamera yoga di dominasi oleh wajah nita.     

Senyumannya terhenti di beberapa slide terakhir,matanya begitu fokus dan tajam.Foto seorang wanita muda,sepertinya dia seorang model melihat dari setiap sudut gaya fotonya.Tetapi bukan itu permasalahannya,dia begitu risih melihat apa yg dikenakan sang model ketika yoga mengambil gambarnya.Hanya sehelai kain tipis,yg memperlihatkan bagian pundak dan kakinya yg begitu indah.Dan berpose di atas tempat tidur!     

Sepertinya titik didih di otaknya sudah melebihi batas normalnya,yg membuat tangannya yg memegang kamera itu hampir saja dilemparnya.Tapi ditangguhkan langsung oleh nita,dia merasa bukan jamannya lagi jika ketika seorang wanita terkesal harus melempar dan merusak semua barang-barang yg berada di rumah.Itu bisa membuatnya repot sendiri,karena pasti harus dia sendiri yg membereskannya.Dia sedang tidak ingin mengeluarkan tenaganya untuk hal-hal yg seperti itu,lebih baik menanyakannya langsung pada yoga setelah dia pulang nanti.     

"Ibu.." axel memandang wajah nita malam ini dengan tatapan aneh,     

Nita yg duduk disamping axel tersenyum lembut " Ada apa ?? "     

"Eummm....."     

Nita mengerutkan alisnya dan tersenyum seraya menutup buku-buku yg ada di hadapan axel.Dan sekarang mereka duduk berhadapan.     

" Baiklah,sekarang apa yg mau kamu katakan pada ibu..."     

Axel tertunduk " aku..kemarin..memukul wajah temanku,dan besok aku harus pergi ke sekolah dengan orang tua.Aku takut pada ayah,dia pasti akan marah padaku.."     

Nita terkejut menghampiri axel sambil mengusap lembut rambut axel,ini sangat aneh.Baru tadi pagi itu axel mendapatkan piagam atas prestasi belajarnya,tapi ternyata axel melakukan hal yg tidak terduga melakukan suatu kekerasan pada temannya sendiri.     

" Bisakah kamu memberitahu ibu alasan kamu memukul temanmu itu?..kitakan teman,jadi apa kamu bisa menceritakannya?"     

" Itu,karena..." axel tertunduk suaranya memelan " karena dia selalu mengganggu amanda di kelas,dia selalu membuatnya menangis di dalam kelas.Aku sangat tidak ingin melihat teman perempuanku menangis,dia tidak bisa belajar tenang di kelas karena selalu di ganggu oleh kemal! "     

Nita tercengang dan menahan tawanya,axel melakukan satu hal yg tidak pernah dilakukannya untuk melindungi teman perempuan sekelasnya.Dia memeluknya,axel sudah besar sekarang,pemikirannya pun sudah sedikit mulai berubah.     

Hal yang paling membuat nita sedih,melihat perubahan putranya yg semakin dewasa.Padahal,dia ingin terus memeluk axel seperti pertama dulu dia memeluknya,sosoknya yg begitu kecil dan lucu.     

" Axel harus janji mulai sekarang.." nita memegang kedua pipinya dan menatapnya dengan kelembutan " Kamu harus membicarakan apapun yg terjadi di sekolahmu,pada ayah atau ibu.Sebenarnya,hal yg kamu lakukan itu salah,apapun itu alasannya.Kekerasan bukan menjadi jalan terakhir menyelesaikan masalah,jadi..jika sekolah memberikan hukuman padamu kamu harus menerimanya"     

Axel mengangguk ,penyesalan begitu terlihat di wajahnya " Apa ibu dan ayah juga akan menghukumku..?"     

Nita tersenyum mengusap lembut pundak axel " Nanti biar bubu yg bicara dengan ayahmu,sekarang kamu harus terus memelukku kalau kamu tidak mau aku memberikan hukuman padamu.."     

Axel begitu cepat memeluk nita,dia juga terus menciumi pipi nita.Dia begitu menunjukan rasa sayangnya pada nita,walaupun wanita yg dia peluk dan cium pipinya itu bukanlah ibu kandungnya.     

Nita tidak pernah mempermasalahkannya. Walaupun axel tidak lahir dari rahimnya,tidak akan pernah merubah kasih sayangnya pada axel.     

Nita membuka matanya perlahan, merasakan tenggorokannya begitu kering.Dia melihat waktu yg sudah menunjukan pukul sebelas malam, rupanya nita tertidur di kamar axel.Dia berjalan ke arah dapur,dan mengambil segelas air.     

" Kamu sedang apa? "     

Suara yoga yg tiba-tiba muncul dari belakang nita,membuat nita hampir memuntahkan air yg diminumnya karena terkejut.Dan terbatuk kemudian.     

Nita membelalakan matanya ke arah yoga " aku kaget banget,pak dokter! " lalu mengelap bajunya yg basah.     

Yoga menahan tawanya melihat tingkah nita yg ketakutan seperti melihat hantu.Dia membiarkan nita mengacuhkannya.Hanya mengikuti nita yang masuk ke dalam kamar,dan mengganti bajunya yg basah di depan yoga untuk yg pertama kali setelah mereka berpisah.     

Dia tidak risih,walaupun yoga berada satu kamar dengannya saat dia mengganti bajunya.     

" Kamu sengaja menggodaku,ya.." yoga melingkarkan tangannya di pinggang nita dia memeluk di arah belakang nita.     

Tangannya dengan lihai menangkap dan menghentikan kedua tangan nita yg tengah sibuk memasangkan tiap-tiap kancing di bajunya.Dan mencium rambut nita yg secara perlahan ciuman tersebut mendarat di leher nita.     

" Aku pikir kamu sudah terbiasa !" cetus nita melepaskan tangannya dari genggaman yoga dan membalikan badannya,kini mereka saling berhadapan " Buktinya,kamu bisa mengambil foto gadis muda yg hanya memakai kain tipis dan tertidur di tempat tidur.."     

Yoga tertawa kecil,dugaannya begitu kuat sepulangnya tadi dia melihat kameranya tergeletak di meja dan masih menyala tepat di gambar yg nita sebutkan. Dia pasti sudah melihat foto yg di ambilnya ketika dia bersama temannya yg lain mengikuti perkumpulan fotografer profesional.     

" Aku tidak berdua saat mengambil gambarnya,," yoga menjelaskan pada nita " waktu itu ada banyak teman-temanku yg memiliki hobi yg sama mengambil fotonya juga,jadi kamu tidak perlu cemburu.Aku sama sekali tidak tertarik dengan wanita yg berani memperlihatkan apa yg seharusnya tidak dilihat oleh laki-laki.."     

" Aku lebih baik mengambil gambar wanita itu untuk mengikuti perlombaan,walaupun aku sangat lebih suka mengambil fotomu " yoga kemudian berbisik " seluruh keindahan yg berada di tubuh kamu itu hanya boleh aku sendiri saja yg melihatnya ! "     

Nita terdiam sejenak karena begitu malu dan berusaha tidak memperlihatkan senyumannya.     

" Dan,,,aku sepertinya akan sangat tertarik kali ini.Walaupun hanya melihat beberapa kancing bajumu yg terbuka!"     

Nita terkaget dan dengan cepat melihat ke arah bajunya yg sedari tadi terbuka karena yoga yg menahannya dengan ciuman lembut di bibirnya.     

Yoga tidak memberinya kesempatan,dia sudah menunggu begitu lama.Bahkan tadi itu dia sempat sedikit kecewa melihat nita yg tertidur lelap bersama axel.Tapi sekarang ini,wanita yg beberapa tahun lalu sudah merubah hatinya.     

" Aku akan memakanmu kali ini.."     

Menempelkan dahinya di dahi nita dan menatap mata indahnya.     

Nita tersenyum dengan wajahnya yg memerah " Sepertinya rusa kecil sudah tidak bisa kabur lagi,harimau sudah menerkamnya.Dia harus menurut saja supaya aman.."     

" Rusa kecil? " yoga tertawa kecil dan mendorong perlahan tubuh nita dengan tubuhnya. Sampai akhirnya berada di ujung tempat tidur, dan menghempaskannya.     

Sentuhan pertama setelah lama terpisah,yoga memperlakukannya dengan begitu lembut.Seketika menghilangkan kemampuan nita untuk bisa menolaknya.     

" Bisakah kamu mematikan lampunya?"     

" Tidak.." yoga tersenyum " aku tidak bisa melihat ekspresi cantikmu nanti!"     

Nita terdiam sejenak dan lalu berkata kembali :     

" Yoga,tutup matamu!"     

Yoga tertawa kecil dia tidak ingin menuruti perintah-perintah yg begitu cantik di dengar olehnya.     

" Tenang saja,kitakan harus bekerja sama dengan baik agar semua nya berjalan dengan lancar.."     

Nita memalingkan pandangannya " Kamu pikir kita sedang melakukan bisnis!"     

" Anggap saja seperti itu,bisnis antara suami dan istrinya diatas tempat tidur.."     

Yoga begitu senang melihat wajah nita yg memerah karena malu.mendaratkan sebuah ciuman di bibir nita sebagai awal dari pernyataan rasa rindunya selama ini.Sentuhan yg bukan pertama kalinya namun saat ini begitu berbeda.     

Malam ini menjadi malam yg begitu indah,dan menjadi saksi perjalanan percintaan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.