cinta dalam jas putih

Hari Bakcang



Hari Bakcang

0"Kenapa mama tiba- tiba menelpon dan minta aku menginap di rumah? " dokter edwin bertanya- tanya dalam hatinya ketika petang ini mamanya menghubunginya dan memaksa dia untuk membawa key dan nita menginap di rumahnya.     

"Ada acara apa? " nita bertanya pada dokter edwin di tengah- tengah perjalanan.     

"Mama tidak bilang sama sekali " jawab dokter edwi sambil mengangkat kedua bahunya.     

Dari kaca dia melihat key yang duduk di kursi belakang yang menghindari kontak mata dengannya, sepertinya dia masih sangat marah padanya. Dan mungkin kemarahannya bertambah ketika melihat keadaan nita sekarang. Dengan kedua matanya yang memerah dia pasti akan mengira jika terjadi pertengkaran hebat tadi.     

"Dasar kamu anak keras kepala! " mamanya tiba- tiba memberikan sebuah pukulan di tangan dokter edwin setelah key masuk ke dalam ruangan kakeknya.     

Nita terkejut melihat mama mertuanya itu memberikan sebuah pukulan di tangan dokter edwin.     

"Mama kenapa? " dokter edwin mencoba menghindar dari pukulan mamanya itu.     

"Kamu itu harus ingat umur! " cetusnya sambil menarik satu telinga dokter edwin di hadapan nita.     

"Siapa yang ajarkan kamu buat bikin nangis anak orang? " dia bertanya pada dokter edwin dan lalu melepaskan telinga yang di tariknya itu.     

"Tapi mama, ini pasti key salah paham waktu nelpon mama " ucap dokter edwin sambil mengusap telinga yang sudah kena jewer mamanya itu.     

Nita dengan cepat mendekat ke arah dokter edwin dan membantunya mengusap telinganya yang memerah. Karena kulitnya putih terlihat sekali mama mertuanya itu memang menarik telinga dokter edwin sekuat tenaga.     

"Sakit? " nita bertanya pada dokter edwin sambil memberikan usapan lembut di telinga suaminya.     

"Jangan di bela nita " ucap mama mertuanya, "biar dia tahu rasa, usia sudah tua masih saja seperti anak muda yang belum punya istri! "     

"Mentang- mentang sudah kerja dan sukses lupa sama orang di rumah! "     

Nita mengerutkan dahinya dan menatap ke arah dokter edwin.     

"Mama kenapa? " tanya nita pelan.     

"Pasti key yang bilang, mama marah karena aku sudah buat kamu menangis " jawab dokter edwin sama- sama bernada pelan.     

"Mama, edwin jelaskan dulu permasalahannya "      

Dia mencoba menenangkan mamanya yang terlihat sangat marah sekali padanya, dan menceritakan semua hal yang membuat key salah paham ketika melihat kedua mata nita yang memerah setelah menangis tadi.     

"Awas saja kalau mama dengar kamu akrab lagi sama yeslin! " cetus mamanya pada dokter edwin.     

"Kamu harus ingat bagaimana mereka mempermalukan kamu dan keluarga kamu dulu " sambungnya, "mama sudah punya nita sekarang jadi jangan coba- coba kamu sedikit saja akrab lagi dengan yeslin! "     

"Mama jadiin kamu isian buat bakchang! "     

"Kejam sekali... " dokter edwin menanggapi perkataan mamanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.     

"Sana pergi ke ruangan papa mu, dan jelaskan sekarang juga " mamanya memberi perintah pada putranya itu.     

"Papa juga tahu dan dia marah sekali " sambungnya menakuti.     

"Jelaskan juga pada key "     

"Iya... " dengan nada malas dokter edwin menjawabnya sambil melangkah menuju ke ruangan ayahnya itu.     

Dokter edwin menghela nafas, dia sangat di buat kesusahan karena kesalahan yang dia buat. Dia menganggap itu adalah kesalahan kecil tapi ternyata kekuatan nita lebih banyak darinya.     

"Mama tenang " nita mengusap tangan mama mertuanya itu dengan lembut.     

"Mama bingung sama dia " jawabnya, "kamu harus maklum dia itu sudah terlalu lama sendirian, jadi belum beradaptasi sepenuhnya dengan pasangannya "     

Nita tersenyum, "koko sudah jelaskan, dan kami tidak ada masalah sekarang "     

"Mama... " nita menghentikan perkataannya, "sebenarnya semua bisa di bicarakan baik- baik, tapi nita yang cengeng sudah lebih dulu menangis sebelum bicara sama koko "     

"Jadi nita sedikit lebay buat masalah sekarang ini " dia malu sekali mengakui dirinya yang masih belum bisa mengontrol tangisannya ketika dia sedang merasa kesal.     

"Tidak apa- apa, kamu kan perempuan wajar kalau cengeng " mama mertuanya mendukung nita dan dia berbalik mengusap tangan nita.     

"Sekarang temani mama membuat bakchang " dia lalu membawa nita menuju ke arah dapur.     

Dia berharap dengan kegiatannya kali ini akan membuat nita melupakan kejadian yang membuatnya menangis.     

Wajahnya masih terlihat sembab dan kedua matanya masih memerah, membuat mama mertua yang melihatnya kembali memunculkan rasa kesalnya pada putranya yang sangat berbeda dari anak- anaknya yang lain itu.     

"Banyak sekali mama buat bakcangnya " nita membantu mama mertuanya itu mengikat semua makanan yang di selimuti daun berbentuk segitiga itu.     

"Ini hari bacang " jawabnya, "menurut penanggalan china tanggal lima bulan lima "     

"Biasanya selalu ada festival setelah sembahyang " sambungnya.     

"Tapi tahun ini kita rayakan hari bakcangnya di rumah saja, supaya kamu bisa ikut juga "     

Nita tersenyum merasa terharu mendengarnya.     

"Supaya semua keluarga besar ikut juga " sambung mama mertuanya.     

"Nanti kakak- kakak ipar kamu akan datang "     

Nita menganggukkan kepalanya sambil kembali mengikat bakcang yang akan di kukus.     

Dia senang sekali karena setelah dia merasa sedih tadi, dia bisa mendapat kebahagiaan di rumah mama mertuanya.     

"Mommie benar tidak apa- apa? " key mendekat ke arah nita yang sedang menyiapkan semua perlatan makan di ruangan yang akan dipakai untuk pertemuan keluarga besar dokter edwin.     

Nita tersenyum, "iya tidak apa- apa, lagipula kalau menangis itu artinya cengeng "     

"Bukan karena sakit hati? " key kembali bertanya.     

Nita tersenyum, "key, di setiap hubungan itu tidak akan terus berjalan dengan tawa dan kebahagiaan pasti ada masa sulit yang menguji hubungan kami "     

"Dan menangis juga bukan berarti sedih saja, ada beberapa orang yang menangis karena mendapatkan kebahagiaan "     

"Kamu tidak boleh marah lagi sama daddy "      

"Daddy sudah jelaskan tadi " ucap key, "dan dia juga sudah minta maaf dan berjanji akan lebih mementingkan mommie dan key "     

"Kamu baik sekali! " nita sangat gemas dan tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk key yang sudah menjadi keluarganya.     

Dokter edwin tersenyum melihat istri dan putranya itu terlihat sangat akur dan berpelukan seperti itu setelah setiap hari dia selalu mendengar keributan karena key yang selalu menggoda nita dan membuatnya kesal.     

Tetapi di balik sikap usil key dia menyimpan perhatiannya sangat besar pada nita.     

Ponsel dokter edwin tiba- tiba berbunyi ketika dia sedang melihat nita dan key sedang bicara.     

"Ada apa, bi? "      

"Pak dokter ada kiriman makanan bakcang ke rumah "     

Dokter edwin mengerutkan dahinya, "dari siapa? "     

"Ini,,, dari dokter yeslin "     

Dokter edwin terkejut, baru saja kesalahpahamannya selesai dia sudah akan mendapat masalah yang baru.     

"Bibi makan saja atau bawa saja kerumah "     

"Kami sudah makan bakcang juga disini " jelasnya.     

"Baik pak dokter "     

Dengan cepat dokter edwin menutup teleponnya ketika melihat nita yang berjalan cepat ke arahnya dan bersembunyi di belakang punggungnya.     

"Ada apa? " tanya dokter edwin melihat nita yang bersembunyi di belakang punggungnya.     

"Pasti ada archi dan kirei! " jawab nita.     

Kedua anak- anak dari kakak iparnya itu sangat terkenal usil dan mereka selalu senang mengelabui nita yang tidak tahu apa- apa tentang tradisi yang sering di lakukan oleh keluarga dokter edwin dan nita yakin kali ini pun dia akan menjadi korban mereka.     

"Dimana onty nita! " terdengar oleh nita mereka berdua yang sudah memanggil- manggil namanya ketika sampai di rumah neneknya.     

"Aku pikir kamu takut karena apa... " ucap dokter edwin menahan tawanya melihat nita yang terus bersembunyi dari dua keponakannya yang memang terkenal sangat aktif dan tentu saja selalu usil pada siapapun.      

"Aku gak mau di bohongin lagi koko! " rengek nita sambil terus bersembunyi di belakang punggung dokter edwin.     

Dia sesekali mengintip untuk melihat kedua anak yang di hindarinya itu.     

"Mereka berdua itu takut sama aku " ucap dokter edwin dan lalu menggenggam satu tangan nita.     

"Kamu harus tetap di samping aku supaya tidak kena keusilan mereka " dia membawa nita ke tengah- tengah keluarga besarnya yang sudah berkumpul untuk merayakan hari pehcun.     

Dia bisa merasakan nita yang memegang tangannya dengan kuat kali ini, dia memang benar- benar takut dengan kirei dan archi.     

Tapi mungkin ini bisa dia jadikan kesempatan supaya nita bisa terus berada di dekatnya setelah mereka berdua dihadapi pada masalah pertama dalam rumah tangga mereka...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.