cinta dalam jas putih

Euforia



Euforia

0Nita terdiam tanpa bicara apapun di dalam mobil di sepanjang perjalanan pulang.     

"Kamu sakit? " dokter edwin bertanya pada nita.     

Nita menjawab dengan senyuman dan gelengan di kepalanya.     

Di sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam seperti sedang merasakan canggung.     

Terlihat oleh nita dokter edwin yang sesekali menoleh ke arahnya tapi dia tidak berani untuk berbicara.     

Dia merasa aneh karena ternyata dokter edwi sam sekali tidak membicarakan tentang wanita yang sudah membuatnya menjadi pendiam seperti sekarang ini.     

"Aku masuk lebih dulu " nita dengan cepat keluar dari mobil ketika dokter edwin sudah menghentikannya tepat di depan halaman rumahnya.     

"Sepertinya dia marah... " ucap dokter edwin memperhatikan langkah nita yang begitu cepat masuk ke dalam rumah.     

Dia tidak tahu jika caranya untuk tidak memberikan sebuah penjelasan tentang yeslin pada nita ternyata salah.      

Pada awalnya dia merasa karena tidak sesuatu yang istimewa diantara dia dan yeslin membuatnya untuk tidak perlu mengatakannya pada nita yang akhirnya membuat istrinya itu bersikap seperti tadi.     

"Kamu kenapa? " dokter edwin yang baru masuk ke dalam kamarnya melihat nita yang sedang melihat ke dalam lemari pakaian yang sudah dia buka.     

Dia terheran melihat nita yang tidak menjawab pertanyaannya, dan lalu menghampirinya.     

Dokter edwin terkejut melihat lelehan air mata di pipi kok istrinya yang masih tidak berkata apa- apa padanya.     

"Kenapa kamu menangis? "     

Ketika dokter edwin menanyakan itu pada nita tangisannya yang pada awalnya tenang seketika semakin membuat tangisan nita semakin membesar.     

Dokter edwin semakin terkejut melihat nita yang menangis tersedu- sedu sambil menyembunyikan wajahnya ke dada dokter edwin dan memukul keci ke arah tangannya.     

"Kenapa koko sama sekali tidak bilang apapun tentang dokter yeslin tadi! " nita bicara sambil terisak dan tangannya memukulinya.     

"Jahat sekali, seperti tidak pernah ada rasa bersalah! " sambung nita.     

"Koko juga tidak minta maaf karena sudah bohong kalau malam itu kalian berduaan di kantin rumah sakit! "     

Dokter edwin tertegun mendengar semua yang di ucapkan oleh nita dengan tangisannya yang sangat terdengar memilukan. Dia seperti sudah di buat sangat sakit di dalam hatinya oleh dokter edwin.     

Dia pikir selama ini sikap diamnya adalah sebuah tanda jika nita tidak mempermasalahkan tentang sikap yeslin padanya tadi.     

"Aku pikir kamu tidak perlu meminta aku menjelaskan karena sedari tadi kamu hanya diam saja " ucap dokter edwin.     

"Koko!!! " tangisan nita semakin menjadi mendengar dokter edwin yang bicara seperti itu tentangnya.     

Dia terus menerus memukul tangan dokter edwin walaupun tidak dengan tenaga besar, pukulan itu hanya sebuah bentuk dia sedang merajuk pada dokter edwin.     

"Kalau perempuan diam itu bukan berarti tidak ada apa- apa, tapi dia sedang marah atau kecewa! "     

"Jadi koko jangan sama ikutan diam! " sambung nita sambil terus menerus menangis dan kedua tangannya mencoba mengusap air matanya.     

"Lihat wajah kamu memerah karena terus menerus kamu gosok dengan tanganmu! " Dokter edwin memegangi kedua tangan nita dan dia mencoba menenangkan nita dengan pelukannya.     

Tangisan nita belum juga mereda ketika dia memeluknya, dan akhirnya dia mengusap dengan lembut punggung nita sambil sesekali mencium kepala nita yang menyembunyikan wajahnya di dadanya.     

Usapan lembut di punggungnya ternyata memang sangat ampuh menghentikan tangisan nita, hanya terasa sesekali wanita itu terisak sisa dari tangisannya tadi.     

"Aku minta maaf kalau aku jadi suami kamu yang tidak peka " ucap dokter edwin.     

"Iya aku mengaku salah kalau tentang pertemuanku yang secara tidak sengaja malam itu dengan yeslin "     

"Tapi pertemuan itu sama sekali tidak ada yang spesial walaupun kami dulu pernah memiliki sebuah hubungan " jelas dokter edwin.     

"Kenapa koko tidak bilang! " cetus nita masih dengan nada marah.     

"Iya,,, aku mau bilang tapi takut menyakiti perasaanmu, aku bingung bagaimana menyampaikannya " jawab dokter edwin.     

"Karena kamu pasti tidak akan percaya kalau aku bilang, aku sama sekali tidak pernah tahu kalau selama ini menyembunyikan sesuatu dari pasangan itu akan memperbesar masalah "     

"Diam untuk menghindari masalah itu ternyata sangat tidak benar " sambung dokter edwin.     

"Mungkin karena aku terlalu lama hidup sendirian saja membuat kepekaanku tidak bagus "     

"Minta maaf lagi! " lalu terdengar rengekan nita yang merajuk manja padanya setelah tadi dia menangis karena salah paham.     

Dokter edwin tersenyum lebar, tapi dia lega karena jika nita sudah bersikap manja lagi padanya itu artinya dia sudah tidak kesal lagi padanya.     

"Aku minta maaf sayang... " ucap dokter edwin sambil mengangkat wajah nita agar dia bisa melihat dan menatap kedua matanya.     

"Tadinya aku tidak mau membicarakan tentang yeslin itu karena aku pikir buat apa, diantara kami tidak ada hubungan yang harus di jelaskan "     

"Tapi gak begitu kalau konsepnya kalau sudah menikah koko! " nita lagi- lagi merengek di depan dokter edwin.     

"Koko harus jelasin atau nanti aku salah paham tentang hubungan kalian yang cinta lamanya belum kelar! "     

Kening dokter edwin berkerut mendengar pernyataan nita tentang masa lalunya dengan yeslin.     

"Sudah gitu dokter yeslin cantik banget dan dia pintar sekali... " nita merasa sangat rendah diri ketika membayangkan tentang dokter yeslin yang sempurna baginya.     

"Pasti kamu bicara seperti itu " dokter edwin tidak suka jika nita membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih tinggi darinya.     

Dia tidak pernah melihat wanita yang di jadikannya sebagai teman hidupnya.     

"Kamu pasti lupa dengan yang pernah aku katakan di awal pernikahan, kalau aku tidak akan pernah menyimpan wanita lain selama kita masih mempunyai ikatan pernikahan " dia mengingatkan pada nita.     

"Kalau aku sudah bicara seperti kalaupun aku mau sudah pasti aku ingat semua yang aku katakan "     

Nita lagi- lagi memukul kecil tangan dokter edwin, "tuhkan, koko malah bilang kalau mau! "     

"Berarti koko sebenarnya mau punya wanita lain tapi ada aku yang jadi penghalang! "     

Dokter edwin hanya tertawa kecil karena walaupun nita marah, tapi jika sikap manjanya itu muncul artinya dia sudah tidak kesal lagi padanya.     

"Maksudnya mau sedikit saja... " dia malah sengaja membuat nita semakin kesal, "kami kan dulu itu terhalang oleh restu orang tua yeslin "     

"Bohong " nita memperlihatkan wajahnya yang cemberut ke arah dokter edwin.     

"Masa dokter hebat seperti koko tidak dapat restu dari orang tua dokter yeslin "     

Dokter edwin tertawa kecil, dia lalu membawa nita untuk duduk di sofa.     

"Itukan sekarang " jawab dokter edwin, "aku dapat semua ini bukan dari lahir "     

"Aku juga harus merangkak lebih dulu sampai bisa berjalan dan akhirnya berlari lalu merasa diriku bisa terbang "     

"Tidak ada kesuksesan yang instan " sambungnya, "dan keluargaku bukan orang yang memiliki kedudukan, mereka hanya pedagang yang ingin anak- anaknya sekolah dengan baik "     

"Kenapa koko tidak perlihatkan sekarang pada kedua orang tua dokter yeslin kalau masih ada sedikit perasaan " ucap nita.     

"Nanti kamu marah- marah lagi seperti tadi! " dokter edwin tertawa kecil sambil mengacak- acak rambut nita.     

"Koko! " nita merengek manja lagi pada dokter edwin.     

"Itu bukan marah tapi cemburu! " dia memberitahukannya pada dokter edwin.     

"Mana boleh seperti itu " ucap dokter edwin sambil memeluk nita, "sudah aku bilang tidak ada gunanya mencari yang sempurna untuk meninggalkan yang terbaik! "     

"Nanti aku tidak bisa lihat perempuan yang manja, kalau marah seperti anak kecil, nangisnya juga susah sekali di bujuk " dokter edwin mengomentari tentang sifat nita kali ini, dia tidak pernah ingin membandingkannya dengan yeslin atau bahkan kanita sekalipun.     

"Tapi kamu selalu membuat aku kangen " dia semakin mempererat pelukannya pada nita sekarang.     

"Kalau dia masih marah pelukannya tidak akan aku lepas! "     

Terlihat olehnya nita yang memperlihatkan senyumannya yang terpaksa.     

Tapi dokter akan sangat memakluminya karena tidak mudah bagi seseorang yang sudah meluapkan kemarahannya harus memperlihatkan tawanya.     

"Terima kasih " dia memberikan sebuah kecupan di kepala nita.     

Ada perasaan nyaman dan gembiranya yang begitu berlebihan setelah dia untuk pertama kalinya melihat cara nita untuk mengungkapkan kekesalannya. Dia lebih mudah meluapkan emosinya dengan tangisan baru dapat menjelaskan apa yang sedang dia pikirkan dan ketakutan yang menyelimutinya.     

Key berjalan menuju ke arah dapur setelah seharian memutuskan untuk mengurung diri di kamarnya untuk mengambil air minum dan melihat mommienya itu sedang membuat sesuatu.     

"Kamu mau mommie buatkan makanan? " nita bertanya pada key yang akhirnya keluar dari kamarnya.     

Key menyipitkan kedua matanya dan mendekat ke arah nita.     

"Mata mommie kenapa? " tanya key dengan wajahnya penuh kecurigaan.     

"Jangan- jangan mommie menangis karena bertengkar dengan daddy? " key menebak- nebak ketika melihat kedua mata nita yang memerah karena tangisannya tadi.     

"Key ini... " dia mencoba menjelaskan pada key tapi sudah lebih dulu di potong.     

"Daddy keterlaluan! " sela key.     

Dia belum mendengarkan penjelasan nita tapi sudah lebih dulu pergi masuk kembali ke dalam kamarnya meninggalkan nita sendirian...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.