cinta dalam jas putih

Nama Artis



Nama Artis

0Dokter edwin melihat ke arah nita yang terlihat takut ketika dua keponakan perempuan nya yang terkenal paling usil diantara semua keponakannya yang lain.     

"Aku masih ingat waktu mereka bawa aku ke tempat yang ada anjing besarnya di belakang rumah! " nita berucap sambil terus bersembunyi di belakang punggung dokter edwin.     

Dia mencoba menahan tawanya melihat nita yang seperti itu, tapi kedua keponakannya itu sama sekali tidak menyerah sedikitpun untuk mencari nita.     

"Kemana tante nita? " kirei bertanya pada dokter edwin.     

"Kemana ya,,, " jawab dokter edwin sambil menggosok- gosok hidungnya.     

Dia tidak memberitahukan keberadaan nita dengan ucapannya, tapi dari kedua matanya terlihat seperti sedang memberitahukan keberadaan nita pada kirei yang masih terlalu polos untuk mengerti isyarat yang pamannya itu berikan padanya.     

"Kalau om dokter kasih tahu aku akan kasih paman banyak makanan " kirei mencoba bernegosiasi dengan pamannya itu.     

"Coba di pikirkan dulu ya,,, " dokter edwin menanggapi tawaran yang di berikan oleh keponakannya itu.     

Dia menengadahkan kepalanya ke atas memberikan sebuah kode pada nita yang ada di belakangnya.     

"Aku akan turuti semua yang koko mau! " nita dengan cepat memberikan sebuah penawaran yang lebih menggiurkan dengan bisikannya ke arah dokter edwin.     

Nita merasa suaminya itu sangat mudah sekali di ajak negosiasi bersama anak kecil yang hanya memberikannya permen dan dengan tega membiarkannya di kerjai oleh keponakannya yang usil itu.     

"Oke " dokter edwin berkata sambil tersenyum lebar.     

"Apanya yang oke om dokter? " tanya kirei.     

"Yang oke itu ternyata om tidak tahu dimana tante nita " dia memberikan jawaban pada kirei sekaligus memberitahukan pada nita bahwa dia lebih menerima tawaran nya tadi di bandingkan permen- permen manis yang akan di berikan oleh keponakan usil nya.     

"Om dokter gak asik! " kirei menannggapi jawaban dari dokter edwin dan dia menjulurkan lidahnya keluar diperlihatkan pada dokter edwin sebelum dia pergi.     

Setelah dia memastikan kirei sudah berjalan jauh dari tempatnya berdiri sekarang, dokter edwin berbalik dan melihat nita yang sedang mengintip memastikan bahwa kirei sudah pergi dan untuk beberapa menit dia akan bebas.     

Dokter edwin tertawa kecil melihat nita yang menarik nafas lega seperginya kirei, dan kedua ujung matanya menangkap ke arahnya.     

"Kenapa koko bisa di rayu pakai permen sama anak kecil? " nita memasang wajah cemberut dengan kedua matanya yang menyipit.     

"Itukan cara supaya kamu lakukan penawaran juga denganku " dokter edwin menjawabnya dengan tawa kecil.     

"Ayo kita ke atas " ajak dokter edwin sambil meraih satu tangan nita.     

"Mau apa? " tanya nita dengan nada manja, "ini masih siang "     

Dokter edwin mengerutkan keningnya mendengar perkataan nita.     

Dalam pikiran nita terlintas dokter edwin mengajaknya ke ruang tidur mereka yang berada di lantai atas, dan dia sedang tidak mau melakukan apapun apalagi di siang hari dan setelah dia menangis karena cemburu pada wanita cantik yang jadi masa lalu dokter edwin.     

"Semua orang sembahyang di halaman belakang, dan kita bisa lihat dari balkon di lantai atas " ucap dokter edwin sambil menahan tawanya karena dia tahu apa yang sedang di pikirkan oleh nita sekarang ini.     

Wajah nita seketika berubah memerah dan dia terlihat salah tingkah dan sangat malu sekali.     

"Kenapa aku bisa- bisanya memikirkan hal mesum seperti itu! " guman nita sambil memalingkan wajahnya ke arah lain karena dia tidak tahu lagi seperti apa dia di mata dokter edwin yang sedang melihat ke arahnya dengan tawa kecilnya.     

"Nanti aku kabulkan permintaan kamu setelah acara sembahyang dan makan bakcang nya selesai supaya kita tidak di cari- cari oleh semua penghuni rumah " dokter edwin sengaja menggoda nita sambil mengajaknya untuk berjalan ke lantai atas.     

"Koko... " nita merengek karena malu yang di buat olehnya sendiri.     

Dokter edwin selalu senang mendengar rengekan nita yang terdengar seperti narkotika yang membuatnya selalu kecanduan untuk selalu ingin mendengarnya.     

Mereka berdua sudah berada di balkon yang bisa melihat ke halaman belakang dan melihat semua keluarga dokter edwin yang sedang berkumpul dan sedang memulai sebuah doa.     

"Berapa lama biasa acara itu? " nita bertanya pada dokter edwin.     

"Tidak lama cuma dua jam " jawabnya, "kenapa? kamu sudah tidak sabar ingin segera masuk ke kamar? "     

"Koko! " nita memasang wajah cemberut ke arah dokter edwin karena selalu saja membuatnya malu dengan candaannya itu.     

Dokter edwin tertawa kecil sambil memegangi satu telapak tangan nita yang sedang melihat acara sembahyang yang di lakukan oleh keluarga besarnya.     

Tangannya yang ternyata lebih kecil dari nya, membuat dokter edwin tersenyum. Ternyata tangan kecil itu selama beberapa tahun berada di sebuah tempat terpencil melakukan semuanya sendirian dan setelah itu barulah dia dipertemukan dengannya.     

"Koko "     

Dokter edwin melihat nita yang tersenyum ke arah nya.     

"Kenapa tersenyum seperti itu? " tanya dokter edwin.     

"Koko ngantuk ya? "      

"Kenapa memangnya kalau ngantuk? " tanya dokter edwin.     

"Ayo kita buat permainan " ajak nita.     

Dokter edwin tertawa kecil, "permainan anak- anak atau permainan dewasa? "     

Nita kembali merengek dan dia memukul kecil tangan dokter edwin.     

"Permainan saja " jawab nita, "bukan permainan anak- anak, terus bukan permainan dewasa juga! "     

Dokter edwin menganggukkan kepalanya dan dia menahan tawa sekaligus rasa malunya. Ini pertama kalinya dia di ajak bermain sebuah permainan dan itu adalah istrinya sendiri.      

Kei saja yang putranya dan belum dewasa tidak pernah mengajaknya melakukan permainan di komputer ataupun di ponsel miliknya.     

Nita sepertinya lupa usia berapa suaminya sekarang ini sampai di ajaknya untuk bermain.     

"Caranya nanti kalau aku sebut judulnya koko tunjukkan jari- jari koko " nita menjelaskan permainannya, "boleh satu, dua, atau berapa pun "     

Karena suaminya itu adalah dokter paling pintar, nita merasa dia pasti bisa mengikuti permainan yang sudah lama sekali tidak pernah dia lakukan setelah menjadi orang dewasa dan sibuk dengan pekerjaan.     

"Nama- nama artis! "      

Dokter edwin melihat nita yang meperlihat kan satu jari telunjuk nya, dan dia mengikutinya.     

"Jangan sama dong koko! " cetus nita, "tidak boleh sama! "     

"Tadi kamu bilang bebas " jawab dokter edwin.     

"Ulang " nita tidak mau di salahkan kali ini dan dia mengulanginya.     

"Nama- nama artis "     

Nita tertawa senang karena sekarang dokter edwin memperlihatkan ke sepuluh jarinya dan nita hanya memperlihatkan dua jarinya.     

"A, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l! "      

Dokter edwin kebingungan ketika nita menghitung jari- jari itu dengan huruf abjad dan lalu berpikir seperti sedang memikirkan sesuatu.     

"Lee min hoo! " lalu nita menyebut nama yang sangat asing di dengar olehnya.     

"Lee apa? " dokter edwin tidak menyebutkannya lagi.     

"lee min hoo " jawab nita dengan senyuman.     

"Itu nama apa? " dia bertanya lagi.     

"kok nama apa! " nita mengerutkan dahinya, "tadi kan di sudah ada penjelasannya kalau kita main tebak- tebakan nama artis dan huruf awalnya dari hitungan jari tadi "     

"Jadi aku jawab lee min hoo " sambungnya.     

"Ohh, jadi lee min apa tadi itu nama artis " dokter edwin menggukkan kepalanya.     

"Tapi dia main di sinetron apa? " lalu beberapa detik kemudian dokter edwin bertanya lagi pada nita.     

"Sinetron,,, " ucap nita pelan lalu kemudian tawanya muncul.     

"Koko dia itu artis korea, the most favorite actor di indonesia! " nita memberitahukannya sambil lagi- lagi dia tertawa.     

"Emak- emak saja tahu sama lee min hoo " sambungnya.     

"Ohh... " dokter edwin lagi- lagi mengangguk, "pantas saja namanya asing dan belum pernah aku dengar "     

"Ayo koko jawab dulu tebakannya! " nita ingin mendengarkan jawaba dari dokter edwin.     

Dia terlihat sedang memikirkan nama artis yang dia tahu dengan awalan namanya berhuruf "L " .     

Nita tersenyum memandangi wajah dokter edwin yang sedang berpikir, dia tidak pernah bisa berbohong kalau dia itu keren dan bahkan mungkin lebih keren lee min hoo ketika sedang memikirkan sesuatu seperti itu.     

"Aku tahu " ucap dokter edwin sambil tersenyum, "jawabannya lulu tobing! "     

Nita terdiam dan hanya mengedipkan kedua matanya.     

"Itu nama artis? " kali ini nita yang bertanya.     

Dokter edwin terantuk, "iya itu nama artis "     

"Kalau tidak salah judul sinetronnya tersanjung! " sambung dokter edwin.     

"Apa ada judul sinetron itu? " nita mengerutkan dahinya dan sedang mengingat sinetron yang di sebutkan oleh dokter edwin tadi.     

Dokter edwin tertawa dan dia mencubit hidung nita yang kemudian satu tangannya meraih pundak nita untuk bergeser ke arahnya.     

"Kamu lihat kan kalau suami kamu ini sudah berbeda beberapa generasi denganmu " ucap dokter edwin mengusap kepala nita dengan lembut.     

Nita terkekeh ketika dokter edwin mengaku jika dia di lahirkan di generasi yang sangat berbeda dengannya.     

"Tidak apa- apa " ucap nita mengusap dada dokter edwin.     

"Tapi kan koko bahagia walaupun tidak tahu siapa itu lee min hoo, dan aku juga sebaliknya " sambung nita.     

"Sangat bahagia! " cetus dokter edwin yang lalu mencium kepala nita.     

"Terima kasih " ucapnya setelah memberikan sebuah ciuman di kepala nita.     

Tawa ini adalah hal yang mungkin tidak akan dia dapatkan jika tidak bertemu dengan nita...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.