cinta dalam jas putih

Pikiran Kotor



Pikiran Kotor

0"Kenapa tiba- tiba meminta pihak pusat untuk mengganti yeslin? " dokter kaif bertanya dokter edwin yang sedang terduduk di ruangan khusus dokter melakukan rapat sebelum tindakan di instalasi bedah sentral siang ini.     

"Yeslin sedang sakit " jawab dokter edwin     

Dia lalu menambahkan dalam hatinya yang ikut bicara.     

'Dan dia seperti sakit jiwa! ' cetusnya dalam hati.     

'Tidak pernah mau menjaga kehamilannya, yang ternyata selama ini dia sengaja melakukannya! '     

'Abortus habitualis itu sengaja di lakukannya '     

"Oh, iya aku dengar beberapa waktu yang lalu dia mengalami perdarahan " dokter kaif menganggukkan kepalanya.     

"Tapi dia terlihat sehat dan baik- baik saja tadi sebelum melakukan operasi " sambungnya, "dia juga terlihat sangat akrab dengan istrimu tadi "     

Dokter edwin mengerutkan dahinya, "nita? "     

"Iya siapa lagi kalau bukan dia " jawab dokter kaif, "mereka tadi bicara, tapi aku tidak tahu membicarakan apa "     

"Tapi sepertinya dia sudah akrab sekali dengan istri mudamu itu! "     

"Jangan panggil nita seperti itu " ucap dokter edwin sambil memperlihatkan wajah seriusnya pada dokter kaif.     

"Itu seperti dia yang sangat muda lalu aku sudah terlalu tua! " celetuknya.     

"Lagipula kalau ada istri muda pasti ada istri tua! "     

Dokter kaif tertawa mendengar perkataan dokter edwin yang terdengar lucu baginya.     

"Sepertinya semenjak menikah dengan wanita muda kamu jadi lebih sering berkata lucu " dokter kaif menyindir sahabatnya itu, "bagaimana rasanya setelah menikah dan mempunyai istri? "     

"Menyenangkan bukan? " dia lalu melanjutkan tawanya lagi.     

Dokter edwin sebenarnya ingin ikut tertawa juga tapi dia menahannya, karena menurutnya itu sama saja membenarkan sindiran yang di katakan oleh sahabatnya.     

"Semangat muda muncul kembali! " cetusnya pada dokter edwin sambil menyikutkan satu tangannya.     

"Ayo jangan bohong "      

"Apa? " wajah dokter edwin mulai memerah.     

Sepertinya dokter kaif sudah mulai bercanda dengan sangat berlebihan kali ini.     

"Aku jadi mau punya istri muda juga "     

Dokter edwin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan aneh sahabatnya itu.     

"Aku serahkan operasi selanjutnya " dokter edwin beranjak dari duduknya.     

"Beritahu aku kalau sudah ada jawaban dari pusat " sambungnya, "hari ini kamu yang jaga! "     

"Oke, siap! " dokter kaif dengan senang hati menerima perintah dari dokter edwin.     

"Cepat pulang sana, jangan lupa bawa istri muda mu " dia lagi- lagi melemparkan candaannya pada dokter edwin.     

"Buat dokter edwin junior dengan cepat "     

Dokter edwin tersenyum mendengar sahabatnya itu selalu menggodanya dengan menggunakan nita sebagai bahan candaannya itu.     

Dia berjalan menuju ke depan ruangan ponek dimana dia melihat nita yang masih bekerja, dan lalu memutuskan untuk menunggunya di ruangan poliklinik kebidanan.     

"Koko kenapa? " tanya nita ketika dia melihat dokter edwin tidak bersemangat.     

"Koko sakit? " dia lalu menempelkan satu telapak tangannya di kening dokter edwin yang suhunya masih dalam batas normal.     

"Lengket sekali! " dia lalu mengambil tisu yang berada di depannya dan mengusap wajah dokter edwin yang berkeringat padahal di dalam mobil terasa sangat dingin menurut nita.     

"Aku belum mandi selesai operasi tadi " ucap dokter edwin.     

"Mandi di rumah saja " sambungnya.     

Nita menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

"Tapi kamu yang mandiin,,, " gerutu dokter edwin dengan nada yang sangat pelan sekali.     

Nita mendengar samar- samar dokter edwin mengatakan sesuatu, "koko bicara apa tadi? "     

"Aku tidak mengatakan apapun "     

Dokter edwin menghela nafasnya, dia beruntung karena nita tidak mendengar perkataannya tadi.     

'Semua gara- gara kaif! ' cetusnya dalam hati.     

'Di pikiranku jadi berubah semuanya ' lagi- lagi dokter edwin bicara dalam hatinya sambil sesekali melihat ke arah nita yang tersenyum ke arahnya.     

'Pikiranku mesum semuanya! '     

Dia lagi- lagi melihat ke arah nita yang sedang fokus pada arah jalan di depannya sambil sesekali terlihat menggigit bibirnya.     

'Kenapa tiba- tiba yang di lakukannya itu membuatku merasa tergoda! ' cetusnya lagi.     

Padahal dia sudah sering melihat nita menggigit bibirnya sendiri ketika tidak membicarakan apapun.     

"Ada apa? " nita bertanya pada dokter edwin yang sedari tadi melihat ke arahnya padahal dia sedang menyetir.     

Dokter edwin tersenyum, "cuma aneh saja "     

"Aneh kenapa? " nita menaikkan kedua alisnya dan mata amber nya itu menatap lekat ke arahnya.     

'Sekarang di tambah lagi dengan kedua mata indahnya! ' dokter edwin terus menerus di todong oleh keindahan yang dia lihat sekarang.     

Dia lagi- lagi harus menyalahkan sahabatnya yang memicu otaknya untuk berubah ke jalur sedikit aneh dan nakal.     

"Warna lipstik yang kamu pakai bukan seperti yang biasanya " jawab nya.     

Dokter edwin lalu mencoba menutupi salah tingkahnya karena memberikan jawaban yang sekonyong- konyong keluar dari bibirnya dengan menghindari kontak mata dengan nita.     

Nita tersenyum lebar, "beda gimana? "      

Dia dengan cepat melihat dirinya di cermin sambil memainkan bibirnya.     

"Warnanya terlalu mencolok atau terlalu gelap? " dia bertanya pada dokter edwin, "apa warnanya tidak cocok denganku? "     

'Kenapa dia malah bersikap seperti itu? itukan membuatku gemas! ' dokter edwin mulai tidak karuan lagi melihat nita sekarang.     

"Kamu cocok memakai warna apapun, terlihat cantik dan manis sampai membuat aku mau menggigitnya! " jawab dokter edwin.     

Nita terkejut dan wajahnya memerah, "memangnya permen seenaknya aja main gigit! "     

Dokter edwin tertawa kecil, "iya anggap saja seperti itu "      

"Permennya sehat, manis tapi tidak mengandung pemanis buatan semuanya alami " sambung dokter edwin.     

Nita menganga, dia mengernyit memandangi dokter edwin yang sikapnya terlihat sangat aneh sejak tadi.     

'Kenapa juga tiba- tiba perjalanannya jadi sangat panjang seperti ini! ' celetuk dokter edwin yang lagi- lagi di dalam hatinya.     

Dia mulai merasakan panas karena merasa perjalanan menjadi lebih jauh dan beberapa kali harus mengusap pundaknya untuk menghilangkan rasa panasnya itu.     

"Aku mandi dulu " ucap dokter edwin ketika mereka sudah sampai di rumah.     

Setelah pikirannya yang panjang tadi, dia memutuska untuk menyegarkan tubuhnya lebih dulu.     

"Koko ini handuknya! " nita mengetuk pintu kamar mandi yang di dalamnya ada dokter edwin.     

Tapi dia tidak menjawab apapun setelah cukup lama nita menunggunya.     

"Dia kenapa aneh sekali hari ini? " nita menaikkan kedua pundaknya sambil berjalan menjauhi pintu kamar mandi dan membuka lemari menyiapkan pakaian untuk suaminya itu.     

"Sayang! "     

Nita seperti mendengar ada suara yang sangat di kenalnya, dan menangkap dokter edwin yang memperlihatkan wajahnya di balik pintu kamar mandi.     

'Aku selalu merinding kalau di panggil seperti itu! ' cetus nita pelan ketika mendengar dokter edwin memanggilnya seperti itu.     

"Ada apa? " tanya nita, "handuknya tadi aku simpan di balik pintu! "     

"Handuknya ada di pundak kamu! "     

Nita dengan cepat melirik ke arah pundaknya dan mengerutkan dahinya ketika melihat handuk itu masih ada di pundaknya.     

"Makanya kalau mau mandi jangan lupa bawa handuk dulu koko! " nita berjalan pelan menuju ke arah dokter edwin.     

"Aku lupa " jawab dokter edwin sambil tersenyum, ketika nita hampir sampai di depan pintu dan satu tangannya memberikan handuk yang di pegangnya tapi dokter edwin justru meraih tangannya.     

"Dan aku juga sengaja! " dia menarik tangan nita memaksanya untuk masuk ke dalam kamar mandi.     

"Koko! " nita bertahan.     

"Kamu juga belum mandi "      

"Nanti saja kalau koko sudah selesai mandi " jawab nita masih berusaha untuk tidak masuk ke dalam kamar mandi.     

"Aku kan pulang cepat sengaja supaya bisa mandi dengan kamu, karena key juga belum pulang! "     

"Koko!!! "     

Nita kalah kuat dengan tenaga dokter edwin dan dia tidak bisa bertahan karena akhirnya dia harus masuk ke dalam kamar mandi bersama dengan dokter edwin sekarang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.