cinta dalam jas putih

Zona Aman



Zona Aman

0"Kamu sedang apa? " dokter edwin melihat nita yang sesekali melihat ke arah materi yang sudah dia buat dan lalu melihat ke arah ponselnya.      

Dia telah selesai mandi ketika mereka sampai di hotel dan melihat istrinya itu sedang sibuk membaca materi yang di buatnya.     

"Aku kan tidak pintar bahasa inggris koko " jawab nita tanpa melihat ke arahnya, "jadi aku harus memakai aplikasi penerjemah sekarang "     

Dokter edwin tersenyum tipis dan lalu menghampiri nita yang duduk di sofa sedang serius membaca materi miliknya.     

"Aku bantu membacanya " ucap dokter edwin, "sepertinya kamu senang sekali dengan materi yang aku buat "     

Nita tersenyum, "lumayan, karena memang tekanan darah tinggi pada ibu hamil itu masih sangat banyak di tempat kita "     

Dokter edwin mengangguk, dia lalu meraih satu tangan nita untuk beranjak dari duduknya agar dia bisa duduk di sofa yang pada awlanya nita pakai untuk duduk tadi dan dia mendudukkan  nita di atas pangkuannya.     

Nita menoleh ke arah dokter edwin, "mana ada belajar duduknya seperti ini! "     

Dokter edwin tertawa kecil, "kamu kan sedang belajar dengan suamimu jadi tidak masalah "     

"Bukan dengan guru di sekolah " sambungya, "kalau kamu sama guru kamu duduknya seperti ini ketika belajar baru itu masalah besar "     

"Iya aku kalah berdebat lagi deh sekarang! " gerutu nita ketika dokter edwin memberikan sebuah jawaban yang tidak akan pernah bisa dia kalahkan lagi dengan perkataan apapun.     

"Mana yang ingin kamu tanyakan? " dokter edwin melihat ke arah nita yang masih fokus pada kertas- kertas yang di pegangnya.     

"ini " nita menunjuk ke bagian materi yang tadi sempat di bacanya tapi dia belum mengerti karena dia harus menerjemahkannya satu- satu.     

Nita sudah menunjuk ke arah materi yang ingin dokter edwin bantu untuk di terjemahkan, tapi setelah beberapa menit tidak ada suara apapun yang keluar dari dokter edwin. Dia menoleh ke arah dokter edwin yang malah memandangi wajahnya.     

"Tidak ada materinya di wajahku koko! " celetuk nita.     

"Disini! " nita lalu memperlihatkan setumpuk kertas yang di pegangnya sejak tadi.     

"Pasti kan kebiasaan kalau duduknya seperti ini, bukannya belajar tapi pasti memikirkan hal lain! " cetus nita lagi.      

Dokter edwin tertawa kecil, dia lalu mengambil tumpukkan kertas yang ada di tangan nita kemudian memandanginya untuk beberapa detik.     

"Ini biar aku saja yang pikirkan kesulitannya " ucap dokter edwin yang lalu menyimpannya di atas meja.     

"Aku kan membawamu kesini bukan untuk belajar, tapi mengajak mu berlibur " sambungnya.     

Nita tersenyum, "tapi tadikan aku dapat hukuman supaya membuat power point "     

"Cuma alasan saja " jawab dokter edwin, "supaya kamu diam, dan aku tenang karena tidak lagi diintrogasi oleh istriku ini! "     

"Jahat sekali! " nita mengerucutkan bibirnya.      

"Bukannya yang kamu katakan itu yang jahat sekali " ucap dokter membalikkan ucapan yang sudah nita katakan padanya.     

"Aku kan sedih kalau kamu terus bilang kalau di masa laluku itu banyak wanita- wanita sebelum kamu " sambung dokter edwin.     

Nita tertawa kecil, "iya sudah aku juga salah tadi "     

"Jadi aku minta maaf juga sama koko " sambungnya, "tapi koko juga harus minta maaf "     

Dokter edwin menganggukkan kepalanya, "iya aku juga minta maaf "     

Nita tersenyum senang dan melingkarkan satu tangannya di leher dokter edwin.     

"Koko " panggilnya dengan suara yang sangat manja.     

"Hmmm "     

Nita mengernyit melihat dokter edwin yang sudah menempelkan dahinya di pipi nita, dia lalu mengambil ponselnya.     

"Temani aku main ini! " dia lalu memperlihatkan pada dokter edwin permainan yang ada di ponselnya.     

Dokter edwin tersenyum lebar, "kamu mau ajak orang tua ini bermain permainan seperti itu? "     

Nita tertawa kecil, "koko belum tua juga "     

"Buktinya masih seperti anak kecil kalau sedang bersamaku " sambung nita, "seperti aku yang sudah sangat tua "     

"Aku kesini mau bekerja sambil membawa istriku bulan madu " ucap dokter edwin pada nita, "Bagaimana kalau melakukan permainan yang menyenangkan saja? "     

"Boleh " jawab nita menganggukkan kepalanya, "tapi nanti! "     

"Bermain dokter- dokteran saja, bagaimana? " dokter edwin memberikan sebuah alternatif lain pada nita sekarang.     

Nita tertawa kecil ketika dokter edwin menyebutkan sebuah permainan dokter- dokteran dan membulatkan kedua matanya.     

"Pasti dokter nya yang seperti di film itu kan? " tebaak nita, "yang mesum itu "     

"Bilangnya mau melakukan pemeriksaan fisik tapi bukan pemeriksaan malah mengerjakan hal lain! " cetus nita, "mana ada pemeriksaan fisik tidak pakai baju! "     

Dokter edwin tertawa, "iyalah aku mengaku kalah "     

"Buat hari ini kamu boleh menang " sambung dokter edwin, "aku akan lakukan apa yang kamu katakan "     

Nita tersenang, dia lalu beranjak dari pangkuan dokter edwin dan membawanya untuk mengikutinya berpindah tempat karena jika di sofa tempatnya terlalu sempit jadi nita memutuskan untuk menjadikan tempat tidur sebagai tempat untuk melakukan permaianan nya kali ini.     

Dia lalu memperlihatkan ponselmya pada dokter edwin dan dia mengangguk, permaianan yang nita perlihatkan sekarang ini lebih bagus dari pada dia harus menebak nama- nama artis dengan jarinya karena menurutnya sangat sulit sekali.     

"Koko " panggil nita geram, "belum bisa keluar kalau belum dapat angka enam! "     

Dokter edwin mengerutkan keningnya sambil terus berpikir dan memandangi layar ponsel kimi.     

"Kalau seperti ini kita di bohongi oleh komputer " ucap dokter edwin sambil terus memikirkan sesuatu.     

"Jangan terlalu berpikir berat seperti itu " ucap nita sambil terus memperhatikan dokter edwin, "santai saja koko "     

Niat awalanya yang ingin megajak suaminya seru- seruan itu berubah menjadi sebuah pemikiran yang sangat keras sekarang ini.     

"Kamu tahu value kita dapat angka enam dari setiap kita melempar dadu itu cuma dua kali " ucap dokter edwin pada nita, "pasti kita akan langkah dan pemenangnya komputer! "     

Nita mengusap wajahnya sekali dan bicara geram dalam hatinya, "ternyata aku salah megajak laki- laki paling pintar ini bermain seperti ini "     

"Bukannya bersenang- senang, malah seperti sedang ujian negara! " celetuk nita lagi dalam hatinya.     

Dokter edwin lalu menoleh ke arah nita dan tersenyum, "bagaimana kalau sekarang aku bisa menang, kamu ikut semua yang aku katakan? "     

"Koko selalu begitu " ucap nita pelan, "apa- apa di jadiin taruhan sama istrinya yang lemah ini! "     

dokter edwin tertawa kecil, "kan kamu bilang jangan terlalu di bawa serius, santai saja "     

"Iya " nita menjawab nya dengan tawa yang terlihat sekali sangat di paksakan, "kapan sih aku tidak menuruti keinginan koko "     

"Benar " dokter edwin setuju dengan apa yang di katakan oleh nita.     

Karena memang selama ini wanita yang satu- satunya menjadi istri yang penurut dan mengikuti semua yang dikatakan oleh nya cuma nita saja. Dia juga tidak pernah terlihat mengeluh walaupun dokter edwin menjadi sedikit khawatir karena takut nita yang melakukan semuanya dengan sangat terpaksa.     

"Deal? " dokter edwin mengulurkan satu tangannya ke arah nita.     

Walaupun nita menggerutu tetapi dia tetap menerima tantangan dokter edwin juga, walaupun sekarang dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh dokter edwin yang sangat jenius itu pada permainan yang hanya untuk senang- senang itu.     

Nita terkejut setelah beberapa kali permainan tadi dokter edwin selalu kalah tiba- tiba sekarang dadu yang di lemparnya selalu mengeluarkan angka enam. Dan itu membuat dia bisa berjalaln lebih dulu dan meninggalkan nita di belakang.     

"Kenapa bisa semudah itu? " nita menyipitkan kedua matanya ke arah dokter edwin yang tiba- tiba bisa dengan cepat untuk menang.     

"Kamu siap- siap saja untuk kalah " ucap dokter edwin dengan penuh percaya diri sekarang ini.     

Nita tidak tahu saja jika kali ini dokter edwin sudah melakukan sebuah kecurangan menggunakan token dan zona aman yang bisa membuatnya menyelesaikan dengan mudah permainan tersebut.     

Dia menggunakan kesempatan nita yang tidak memikirkan strategi tersebut untuk bisa mengalahkan dengan mudah nita dan memenangkan permainan kali ini.     

Hal yang paling menyenangkan untuknya ketika nita mengajaknya bertarung sebuah permainan dan dia bisa memanfaatkan permainan tersebut untuk bisa menguasai nita tanpa perlawanan sedikit pun.     

"Aku jadi lelaki tua yang licik sekarang! " celetuk dokter edwin dalam hatinya.     

Walaupun dia merasa bersalah pada nita, tetapi dia merasa menyenangkan dan semua beban yang di rasakannya seketika menghilang...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.