cinta dalam jas putih

Kiriman Panas



Kiriman Panas

0"Bu, ada kiriman untuk pak dokter "      

Nita yang baru saja masuk ke dalam dapur di sodorkan sebuah bungkusan dari seseorang, dia tersenyum dan menerimanya memutuskan untuk memberikannya langsung pada dokter edwin yang sedang membaca buku di ruang keluarga.     

"Ada paket untuk koko " ucap nita sambil terduduk di sebelah dokter edwin.     

"Paket dari siapa? " tanya dokter edwin.     

Nita membolak- balikan paket yang di terimanya itu untuk menemukan siapa pengirim paket tersebut.     

"Dokter kaif " dia akhirnya bisa melihat siapa yang mengirimkan paket tersebut.     

Dokter edwin seketika berhenti membaca bukunya dan segera mengambil alih paket yang tadi di pegang oleh nita.     

"Dia benar- benar mengirimkan ini? " ucapnya pelan sambil terus memandangi paket tersebut.     

Nita mengerutkan dahinya dan menatap aneh dengan sikap dokter edwin sekarang ini.     

"Memangnya apa yang dokter kaif kirimkan? " suara nita itu mengejutkan dokter edwin dan dia baru tersadar jika sejak tadi nita sedang memperhatikannya.     

"Ini,,, " dia berhenti sejenak, dan lalu tersenyum.     

Dokter edwin lalu mengembalikan paket tersebut ke tangan nita, membuat istrinya itu semakin kebingungan.     

"Apa maksudnya ini? " tanya nita.     

"Itu buat kamu " jawab dokter edwin sambil kembali membaca buku untuk menutupi rasa malunya.     

Nita mengerutkan dahinya, "ini apa? "     

Nita sama sekali tidak tahu apa isi dari paket yang dokter berikan untuknya itu sekarang, tapi melihat gelagat dokter edwin yang sangat aneh membuat nita merasa ketakutan untuk membukanya.     

"Koko! " nita mengambil dengan paksa buku yang sedang di baca oleh dokter edwin sekarang.     

"Ayo jawab dulu " rengeknya.     

Dokter edwin tertawa kecil, dia melihat ke arah sekelilingnya sebelum memberitahukannya pada nita.     

"Itu gaun malam! " dokter edwin memberitahukan pada nita dengan nada suara yang sangat pelan tapi masih bisa di dengar jelas oleh nita.     

Nita membulatkan kedua matanya, "koko!!! "     

Satu tangannya bergerak dengan sangat cepat untuk mencubit tangan dokter edwin setelah mendengar jawaban darinya.      

Seketika wajahnya memerah, "koko minta dokter kaif belikan ini? "     

"Aku tidak minta " jawab dokter edwin, "dia yang berinisiatif untuk menghadiahkanya "     

"Aku sudah bilang tidak usah, tapi dia sengaja mengirimkannya buat kamu " sambung dokter edwin.     

"Buat apa? " tanya nita lagi, "bukannya koko di sana pelatihan? "     

"Bukan berbulan madu "     

Dokter edwin menganggukkan kepalanya, "tapi kan kalau malam kita tidur! "     

"Masa pelatihannya sampai dua puluh empat jam " sambungnya.     

Nita mendelik menatap ke arah dokter edwin yang menyeringai, dan menyimpan kecurigaan pada dokter edwin.     

Tapi lalu tawa kecilnya muncul, "patut di curigai! "     

Mendengar nita yang mencurigainya dokter edwin tertawa kecil, "bukan aku yang atur, tapi kaif yang atur semuanya "     

"Dia bilang kita harus menyempatkan waktu untuk berdua saja lebih lama, supaya dengan cepat bisa membuat penerus keluarga " sambungnya.     

"Aku harus mencurigai kalau koko sudah bicara berdua dengan dokter kaif " ucap nita lagi, "karena kalau sudah bicara dengan dokter kaif pasti ada saja ide aneh yang koko lakukan "     

Dokter edwin tertawa kecil menanggapi perkataan nita sekarang, dia lalu menghentikan kegiatan membacanya karena pasti sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi.     

"Biar aku ceritakan tentang seniorku " ucap dokter edwin.     

"Dia itu dulu terkenal sekali sangat dingin dan pemarah " sambungnya, "tiba- tiba bertemu dengan salah satu staf barunya ketika membawa putra kecilnya "     

"Putranya itu menyukai staf seniorku itu dan dengan cepat akrab, seniorku itu awalnya tidak berpikir untuk menikah dengan wanita muda itu "     

"Tapi akhirnya jatuh cinta dan menikah dengan stafnya itu, sampai sekarang jadi pengikut wanita itu dan bahagia "      

Nita tertawa kecil, "iya, aku tahu siapa "     

"Soalnya koko juga juga suka sama wanita itu dan tidak bisa lupa sampai dengan sekarang! "     

Dokter edwin tertawa kecil sambil melingkarkan keduanya tangannya di pundak nita.     

"Kenapa kamu bisa tahu kalau aku sedang membicarakan ayah axel? " tanya dokter edwin.     

"Soalnya aku cuma tahu cerita itu dari koko " jawab nita.     

Dokter edwin tertawa kecil karena nita tidak pernah lupa dengan apa yang di ceritakannya.     

Padahal dia sedang ingin menyamakan cerita itu dengan apa yang di katakan oleh dokter kaif, jika hidupnya pun telah sangat berubaj setelah mendapatkan seorang pasangan yang usianya lebih muda darinya.     

Dia lalu mendapatkan sebuah pesan singkat dari seseorang sekarang ini.     

"Ada apa? " nita bertanya ketika dokter edwin melepaskan kedua tangannya dari pundaknya dan mengambil ponsel miliknya.     

Kedua alis dokter edwin terangkat ketika dia sedang membaca pesan dari dokter kaif.     

"Dia semakin sengaja untuk membuatku sangat malu! " celetuknya pelan.     

Dokter edwin hendak menghapus pesan singkat dari dokter kaif yang berisi sebuah video, tapi tiba- tiba mendapatkan sebuah ide setelah dia melihat nita yang sedang duduk di sebelahnya itu.     

"Dokter kaif mengirimkan aku sesuatu " ucap dokter edwin pada nita dengan nada pelan.     

"Lalu? " nita mengerutka dahinya.     

"Kemarilah " dia membawa nita untuk duduk lebih dekat dengannya supaya dia bisa memperlihatkan sebuah video yang dikirimkan oleh sahabatnya yang sangat usil itu.     

"Tidak usah di buka koko! " nita langsung membulatkan kedua matanya ke arah dokter edwin dengan wajahnya yang memerah.     

"Dari mana dokter kaif bisa dapat video aneh seperti itu? " nita tidak mau melihat video tersebut.     

karena hanya dengan melihat judulnya saja sudah terkesan sangat erotis jadi dia bisa menebak apa yang ada di dalam videonya itu.     

"Kalian nakal juga kalau sedang chat seperti itu! " cetus nita gelagapan karena sedari tadi dokter edwin hanya memandanginya dan tersenyum melihat nita yang marah tetapi dengan wajahnya yang terlihat malu itu.     

"Kenapa memangnya? " tanya dokter edwin, "aku kan cuma lihat video nya sama kamu saja "     

"Lagipula dia bilang ini untuk kita lihat nanti setelah kita berada di hotel " sambungnya.     

"Jangan aneh- aneh koko! " cetus nita, "kita kesana judulnya acara seminar, bukan jalan- jalan! "     

Dokter edwin tertawa kecil, "bisakan sambil menyelam minum air "     

"Kamu sudah dapat gaun malamnya juga, jadi sepertinya kalau kita nonton videonya tidak apa- apa, supaya hubungan kita tambah harmonis "     

"Koko!!! " nita sedikit berteriak sambil menutup bibir dokter edwin dengan telapak tangannya.     

"Jangan aneh- aneh aku bilang " ucap kimi, "kalau koko mau tinggal lakukan saja, tanpa video itu juga hubungan kita bisa harmonis! "     

"Kalau tidak boleh lihat di hotel, aku lihat saja sekarang! " dokter edwin semakin sengaja ingin melihat video tersebut.     

Nita dengan cepat mengambil dan lalu menyembunyikan ponsel milik dokter edwin di belakang punggungnya.     

"Tidak boleh lihat! " nita menjulurkan lidahnya ke arah dokter edwin dan mencoba mencari pesan yang dikirimkan oleh dokter kaif tadi pada suaminya.     

"Kamu mau apa? " dokter edwin berusaha mengambil kembali ponsel miliknya.     

"Mau aku hapus! " jawab nita sambil terus menghindar dari dokter edwin yang sedang berusaha mengambil ponselnya.     

Dokter edwin menghalangi langkah nita yang akan kabur dan membawa ponselnya.     

"Aku tidak takut! " lagi- lagi nita menjulurkan lidahnya sambil terus mencari pesan singkat dokter kaif yang belum dia temukan juga.     

"Cieee yang lagi liburan kerja! " tiba- tiba key muncul melihat kedua orang tuanya itu terlihat akur.     

"Kalau seperti ini kan, key senang lihatnya! " dia lagi- lagi bicara pada nita dan dokter edwin yang terlihat malu karena seperti dua anak kecil yang sedang memperebutkan mainan.     

 Dokter edwin melihat nita yang lengah ketika key bicara, dan dia dengan cepat mengambil ponsel miliknya itu.     

"Koko!!! " nita mengerucutkan bibirnya sekarang ini.     

Dia ingin melancarkan serangan cubitan mautnya itu, tapi dokter edwin sudah lebih cepat pergi ke tempat lain.     

"Awas aku hapus nanti! " cetus nita mengurungkan niatnya untuk mengejar dokter edwin karena sekarang ponselnya yang berdering.     

"Zhemi? "      

"Nita " ada suara sahabat satu ruangannya itu sekarang.     

"Kamu mau pergi jalan- jalan tidak bilang! " cetusnya, "jangan lupa oleh- olehnya! "     

Nita tertawa kecil, "iya, siap "     

"Eh, nita sayang sekali kamu tidak bisa melihat residen baru kita yang ganteng itu! "      

Nita mengerutkan dahinya, "kenapa residennya sudah ganti? "      

"Bukannya masih sepuluh hari lagi dokter yeslin yang jadi residennya? "     

Nita tiba- tiba merasa ada hal buruk yang terjadi dengan kehamilan dokter yeslin sekarang ini, dan dia khawatir yang menjadi penyebabnya adalah setelah dokter yeslin bicara dengan kemarin di ruangan instalasi bedah sentral...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.