cinta dalam jas putih

Terhasut Seseorang



Terhasut Seseorang

0Dia melihat nita yang sedang terduduk di sofa memainkan ponselnya ketika dia datang, dia dengan cepat berhenti menyimpan ponselnya dan berjalan ke arahnya.     

"Hari ini selesainya lebih lama dari kemarin " nita bicara pada dokter edwin.     

"Iya " jawab dokter edwin, "ada pemateri yang terlambat karena istrinya sedang di rawat di rumah sakit "     

Nita tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.     

Dokter edwin melihat sikap nita yang sepertinya tidak mempermasalahkan keterlambatannya hari ini. Seketika dia teringat pembicaraannya dengan doktert dion tadi siang.     

"Kamu seharian di dalam kamar? " tanya dokter edwin.     

"Iya " jawab nita.     

"Apa kamu tidak jenuh? " tanyanya lagi, "kenapa kamu tidak main keluar? "     

"Bukannya di depan hotel ada pusat perbelanjaan, jadi kamu bisa pergi kesana dan membeli barang yang kamu mau " sambungnya.     

Tapi kemudian dokter edwin malah mengingat nita sama sekali tidak pernah membeli barang seperti ketika dia pergi ke tempat itu.      

"Nanti saja kalau sama koko perginya " jawab nita masih dengan wajahnya yang selalu memperlihatkan senyumannya.     

'Kita bisa tahu sifat asli istri kita ketika mereka marah! ' dan kemudian dokter edwin mulali terhasut oleh kata- kata sahabatnya itu.     

'Aku pasti sudah kena hasutan dion sekarang jika sengaja ingin melihat sifat asli nita sekarang! '      

Dokter edwin terus memperhatikan nita sekarang ini, dan dia melihat tas berisi laptop yang masih dipegangnya dan juga jas yang masih dia pakai.     

"Kalau begitu aku mandi dulu " ucap dokter edwin.     

"Ya " nita menganggukkan kepalanya.     

Dia lalu sengaja menyimpan tas miliknya di atas lantai di sembarang tempat dan membuka jas yang dia pakai lalu melemparkannya ke lantai juga.     

Sambil terus berjalan pelan menuju pintu kamar mandi dia mengawasi nita, pikirnya wanita itu sangat suka sekali dengan kebersihan dan kerapihan jadi dia ingin tahu apakah jika dia melakukan itu akan membuat nita marah atau tidak. Karena dia ingin tahu sifat asli darinya.     

Dia telah masuk ke dalam kamar mandi, tapi mencoba mengintip dari sela- sela pintunya yang belum dia tutup rapat.      

Dokter edwin melihat nita yang masih bersikap saja tanpa menggerutu atau memakinya di belakang, dia terlihat mengambil tas yang dia simpan di lantai tadi dan menyimpannya di atas meja. Menyimpan sepatu miliknya di tempat biasa yang selalu dokter edwin simpan dengan kaos kakinya yang tadi dia lempar dimanapun, dan terakhir di menggantung jas miliknya di dalam lemari lalu terlihat kembali duduk di sofa dan mennton televisi.     

"Apa aku yakin sedang mau menguji kesabarannya sekarang ini? " dia bertanya pada dirinya sendiri setelah melihat apa yang di lakukan oleh nita dan menutup rapat pintu kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.     

"Aku harus menyelesaikan tugas yang lumayan banyak hari ini " ucap dokter edwin sambil membuka kembali laptopnya setelah dia mandi.     

"Jadi kita pesan makan malamnya di sini saja " sambungnya.     

"Iya " terlihat nita yang berjalan mendekat ke arahnya dan melihat banyak sekali modul yang di bawa oleh dokter edwin sekarang ini.      

Senyumannya lalu muncul ketika melihat semua modul yang di bawa oleh dokter edwin.     

"Kenapa tersenyum? " tanya dokter edwin melihat nita yang membuka semua modul yang dibawanya.     

"Semuanya bahasa inggris, jadi aku tidak bisa membacanya " jawab nita.     

"Kamu lanjutkan saja nonton televisinya " ucap dokter edwin sambil mengusap kepala nita, "nanti kamu bosan kalau melihat semua pekerjaanku "     

"Kamu makan saja duluan " sambungnya lagi.     

Nita mengangguk dan lalu menghampiri pintu kamar hotelnya yang di ketuk. Ada pegawai hotel yang mengantarkan makan malam mereka ke dalam kamar.     

"Nita " dokter edwin terkejut ketika dia kembali duduk di kursi lain di dekatnya sambil membawakan sepiring makan malam mereka.     

"Kamu makan saja duluan " ucapnya.     

Nita menggelengkan kepalanya, "koko fokus saja bekerja "     

"Tapi tetap harus makan! " dia sudah menyimpan sendok yang berisi makanan di depan mulut dokter edwin sekarang ini.     

"Aaaa... " nita meminta dokter edwin membuka mulutnya dan makan.     

"Koko pasti tidak tahu kapan selesainya, nanti malah lupa buat makan! " ucap nita lagi, "Jadi aku suapin saja "     

Dokter edwin tersenyum malu sambil mengunyah makanannya dan kedua matanya yang masih fokus di depan laptopnya.     

"Kamu juga makan " ucap dokter edwin.     

"Iya "      

Dia makan setelah menyuapi dokter edwin, jadi terlihat seperti mereka sedang makan malam berdua sekarang walaupun dokter edwin sibuk dengan tugas- tugasnya.      

"Aku minta maaf karena malah menyusahkanmu " ucap dokter edwin pada nita yang lagi- lagi juga memberikan air minum padanya tanpa dia harus memakai kedua tanganya.     

Dia dilayani seperti layaknya seorang raja malam ini oleh nita, dan itu membuatnya merasa sangat bersalah pada nita karena dia sibuk sekali hari ini.     

Nita tersenyum lebar, "tidak susah kok, cuma suapin koko saja "     

"Kamu juga harus membereskan semua barang- barang aku yang berantakan tadi " dokter edwin kembali bicara pada nita tanpa melihat ekspresi wajah nita sekarang ini.     

"Kenapa bicara seperti itu " jawab nita, "itu kan cuma membereskan saja, aku juga tidak harus kehillangan banyak energi hanya merapikan barang- barang milik koko "     

"Tapi itu kan membuat berantakan " sambung dokter edwin.     

Nita tertawa kecil, "itu bukan masalah besar "     

"Nanti juga kalau ada anak kecil pasti akan lebih berantakan, anggap saja sedang belajar menahan emosi " sambung nita.     

"Kalau hal sekecil itu di permasalahkan, pasti kita sudah ribut! "     

Jari- jari dokter edwin yang tengah mengetik berhenti mendengar perkataan nita, tapi dia masih belum menoleh ke arahnya.     

"Aku tidak masalah selama itu bukan perselingkuhan " ucap nita lagi.     

Dia tersenyum ke arah dokter edwin yang sekarang ini melihat ke arahnya dan berhenti mengetik.     

"Maaf, aku mengganggu " nita lalu beranjak dari duduknya, "selamat bekerja koko "     

Nita lalu berjalan ke tempat tidur dan kembali menonton sebuah acara televisi.     

'Aku tidak percaya dengan yang dikatakan dion! ' cetus dokter edwin.     

Melihat nita yang ternyata sama sekali tidak marah dengan semua tingkah menyebalkannya, dan justru terlihat sekali sifat asli dari istrinya itu yang memang sangat menghormati dirinya dan pekerjaanya.     

Dia sedang menonton tetapi sama sekali tidak terdengar suara sedikitpun oleh dokter edwin yang sedang terduduk di sofa dan mengerjakan tugasnya dan justru itulah yang membuatnya terganggu.     

Dia lalu melihat ke arah nita yang terduduk di atas tempat tidur sedang menonton televisi sambil menutup mulutnya yang sepertinya dia sedang menahan tawanya. Dia hanya melihat nita yang sesekali memukulkan tanganya ke bantal yang ada di pangkuannya, dari wajahnya terlihat sekali dia sedang tertawa senang tetapi tidak bersuara karena dia menutup mulutnya.     

"Aku bisa gila kalau terus duduk disini dan hanya melihatnya! " gerutu dokter edwin.     

Dia lalu beranjak dari duduknya meninggalkan semua pekerjaannya yang masih bertumpuk untuk menghampiri nita yang membuatnya begitu penasaran dengan apa yang sedang dia tonton.      

Kali ini nita sedang duduk membelakanginya sambil meremas bantal yang ada di pangkuannya itu, yang membuatnya merasa iri karena bantal itu terus berada di pangkuan nita dan bisa terus menerus di sentuhnya.     

"Apa yang sedang kamu tonton? " dokter edwin mengejutkan nita dengan memberikan pelukan padanya dari arah belakang.     

Kedua bola mata indah itu menoleh ke arahnya, "apa aku terlalu berisik dan mengganggu koko? "     

Nita dengan cepat mematikan televisinya sekrang.     

"Tidak mengganggu sama sekali " jawab dokter edwin sambil menenggelamkan wajahnya di pundak nita sambil menghirup aroma parfum yang di pakai oleh nita.     

"Aku tidak bisa bekerja lagi " ucapnya lagi.     

"Istirahat saja dulu sebentar " nita lalu membelai rambut dokter edwin dengan sangat lembut.     

"Mau aku pijit supaya tangan koko tidak pegal dan bisa melanjutkan pekerjaannya? "      

Dia tersenyum lebar karena mendapatkan sebuah penawaran yang sangat menggiurkan kali ini.     

"Bagaimana kalau kamu membantuku mengeluarkan hormon dopamin dan endorfin? " dia berbisik ke telinga nita kali ini.     

"Koko! " wajah nita memerah ketika dokter edwin mengatakan hormon yang bisa di dapatkan dengan berhubungan intim yang akan mengurangi stres terlebih lagi tatapan dokter edwin padanya sekarang ini terlihat sangat berbeda tetapi tetap terlihat sebagai laki- laki yang paling keren dimatanya.     

"Aku tidak akan bisa konsentrasi bekerja " dia lagi- lagi mengatakanya dengan berbisik ke telinga nita.     

Dokter edwin merasa kali ini dia tidak perlu menunggu jawaban dari nita, karena dia tidak menolak sedikit pun ajakannya. Semuanya karena dia sudah banyak mendengarkan ocehan sahabatnya tadi pagi sampai membuatnya merasa perlu menguji nita hari ini yang memang dia itu berbeda dengan istri dari sahabat- sahabatnya.     

Hari ini dia menjadi tahu jika dia sama sekali tidak perlu menyamakan apa yang dia miliki dengan orang lain sebagai standar yang harus di dapatkan untuk menjadi bahagia. Kehidupannya harus dia yang membuatnya bahagia tanpa harus melihat kebahagiaan orang lain yang belum tentu akan sama dengan kebahagiaan yang dia dapatkan.     

"Ini "     

Nita menyimpan segelas air putih dan beberapa potong buah apel di samping meja dokter edwin yang ternyata kembali melanjutkan pekerjaannya setelah dia tertidur.     

"Terima kasih, sayang " dokter edwin dengan cepat meraih satu tangan nita dan membawanya ke pangkuannya.     

"Aku beruntung sekali mendapatkan istri sepertimu " dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang nita.     

Nita hanya menanggapinya dengan tawa kecil dan lalu melirik ke arah laptop milik dokter edwin.     

"Aku bantu mengetik ya " nita berpindah dari pangkuan dokter edwin dan duduk di sebelahnya.     

"Koko tinggal bacakan saja " sambung nita, "sambil makan buah itu! "     

Dokter edwin tertawa kecil melihat nita yang ikut terbangun di malam hari dan membantunya menyelesaikan tugas yang harus dia buat hari ini.     

"Kamu tidak ngantuk? " tanyanya pada nita yang masih terus mengetik semua modul yang sudah dia berikan tanda untuk nita ketik.     

Nita tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "aku belum ngantuk, ini seperti sedang menghadapi ujian besok ketika kuliah "     

"Mereka senang sekali memberikan tugas yang banyak padahal besok paginya kita harus ujian " sambung nita mengingat ketika dulu dia masih kuliah.     

"Apa kamu mau melanjutkan lagi kuliah? " dokter edwin lalu memberikan tawaran pada nita.     

Wanita itu hanya tersenyum lebar ke arahnya sambil menggelengkan kepalanya, "aku belum memikirkan itu, karena aku pegawai baru di tempat kerja "     

"Koko tidur saja, biar aku yang selesaikan "      

Nita memberikan bantal pada dokter edwin sekarang, agar dia bisa istirahat walaupun berbaring di sofa.     

Dia terus memandangi nita yang sedang fokus pada laptopnya membantunya mengerjakan tugas yang sangat menyita waktunya. Dia lagi- lagi berpikir, mungkin jika wanita yang sekarang ada di sampingnya itu bukan nita, dia pasti tidak akan pernah melakukan hal seperti ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.