cinta dalam jas putih

Selamat tinggal



Selamat tinggal

0Nita begitu terkejut ketika terbangun,mobil yg dia tumpangi sudah berada di depan sebuah rumah"aku tertidur disini"     

Aditya melihat dari arah mobil ketika nita terbangun. Dia tengah berbicara dengan seorang perempuan yg masih mengenakan seragam sekolah di kursi halaman rumah.     

"Kamu bisa istirahat disini sebelum kamu kembali ke rumah"aditya menghampiri nita yg keluar dari mobilnya"Ini bella adikku,ini tempat dia kost"     

Nita menjabat tangan bella yg tersenyum arah nya tapi sikapnya memperlihatkan bahwa dia tidak menyukainya"Apa tidak merepotkan? "     

"Tidak apa-apa"bella melirik ke arah aditya"aku tidak akan mengijinkan kak adit membawa perempuan ke rumahnya,bisa bahaya! "     

Nita tertawa kaget dengan kata-kata bella, dia bahkan tidak pernah berpikir sedikitpun melakukan seperti apa yg dikatakan bella.     

"Sudah ayo masuk"bella menarik tangan nita untuk ikut dengannya, dan menunjukkan jarinya ke arah aditya"dan kamu cepat pergi, bukannya kamu ada rapat! perempuan ini biar aku yg urus"     

Langkah nita terseret-seret masuk ke dalam sebuah tempat kost bella,menuju ke kamarnya.     

"istirahatlah disana"bella menunjuk ke arah tempat tidurnya"apa hubungan kalian dekat? "     

Bahkan bella langsung bertanya tanpa tendeng aling-aling.     

Nita terduduk di tempat tidur yg ditunjukan bella"hubungan?pak aditya itu wakil direktur di tempat saya kerja"     

"Kamu bekerja di rumah sakit? "bella duduk disamping nita, sepertinya dia begitu tertarik dengan pekerjaan nita"kamu bekerja sebagai apa? asisten kak adit? atau humas? "     

Nita tertawa kecil"Apa aku terlihat seperti itu? "     

Bella menganggukan kepalanya"Kalau dilihat dari penampilanmu,sepertinya pekerjaanmu asisten kak adit. Dia kan selalu memilih wanita cantik di tempat kerjanya"     

"Tapi, sayangnya saya hanya seorang bidan"jawab nita"dan saya tidak ada hubungan apapun dengan pak aditya, saya wanita yg sudah menikah dan mempunyai seorang putra yg sudah sekolah"     

Mata bella terbelalak"Apa kalian selingkuh?wah, kenapa kak adit jadi lelaki seperti itu akhir-akhir ini"     

"Kamu cuma salah paham"nita tersenyum"kamu tenang saja,tidak ada hubungan apapun antara aku dan pak aditya. lebih baik kamu selesaikan saja tugasmu yg sepertinya masih menumpuk"     

"Ah, iya benar"bella kembali fokus pada tumpukan kertas-kertas yg berserakan.     

Untuk kesekian lamanya nita memperhatikan gadis cantik itu mengacak-acak rambutnya, sepertinya dia begitu frustasi dengan tugasnya itu.     

"Kamu mau apa? "bella bernada keras melihat nita yg kali ini duduk disampingnya"jangan sentuh apapun"     

"Kamu mau bikin komik? "nita tidak bisa menahan tawanya, melihat hasil gambar bella yg sama seperti hasil gambar anak kelas satu SD.     

bella memasang wajah marah"Ini cuma tugas untuk mading sekolah,kakak kelas di sekolah menghukum kelasku karena kelakuan tidak sopan salah satu teman di kelas"     

Nita tersenyum mengambil beberapa lembar kertas dan pensil, mulai menggoreskan pensilnya, dan menggambar sesuatu.     

"Apa ini cukup untuk mewakili hukumanmu?"nita memberikan kertas-kertas yg sudah digambarnya, setelah begitu lama.     

Bella menatap takjub hasil gambar nita"kerenn..ini seperti komik yg sering aku baca! "     

Nita tersenyum dan berkata:     

"Baiklah,sekarang kamu harus membayar gambar yg sudah kubuat itu"     

"Wah, kamu mau memeras seorang siswi SMA yg masih duduk di kelas satu ya? "bella memperlihatkan ketidak sukaannya pada nita"padahal aku sudah memuji gambarmu"     

Nita tertawa kecil"tapi bayaran gambarku tidak dengan pujian, itu terlalu murah"     

"Baiklah"bella membulatkan matanya dan mengambil dompetnya"aku harus bayar berapa? "     

"Bukan dengan uang juga"nita menyela"aku mau kamu bayar dengan meminjamkan ponselmu, aku mau menelpon seseorang"     

"Apa kak adit begitu pelit,sampai kamu tidak punya ponsel"walaupun bingung bella memberikan ponselnya pada nita, dan membiarkan nita memakai ponselnya untuk menghubungi seseorang.     

Setelah begitu lama nita akhirnya selesai menelpon.     

"Ini terima kasih"nita memberikan kembali ponsel milik bella.     

"Apa kamu juga bisa membantu menguraikan soal ini? "bella tiba-tiba menyodorkan nita sebuah buku untuk nita lihat.     

Dahi nita berkerut ketika melihat soal-soal matematika.     

"Kamu boleh memakai ponselku sebagai bayarannya"     

Nita tertawa "tidak usah, aku cuma menelpon satu kali saja.Baiklah kamu harus perhatikan aku baik-baik supaya yg aku jelaskan bisa kamu mengerti"     

Hari ini nita terlalu berlebihan mempekerjakan pikirannya,tubuhnya mengisyaratkan suatu kelelahan. Dia seharusnya lebih banyak beristirahat setelah kuretase dan syok yg tiba-tiba dia alami. Merebahkan badannya dan mencoba memejamkan matanya.     

"Kakak"bella mengguncangkan tubuh nita,membuat nita Membuka matanya.Dia melihat waktu yg menunjukan pukul sembilan malam. Ternyata dia tertidur begitu lama.     

"Apa no ponsel ini yg tadi kamu hubungi? "Tanya Bella sambil memperlihatkan layar ponselnya"sepertinya telpon untukmu"     

Nita mengambil ponsel milik bella ,dia sangat hapal no ponsel milik pamannya itu tertera di layar ponsel.     

"Paman, ada apa? "     

"Nita, cepatlah ke rumah sakit"suara paman terdengar aneh"Nenek terjatuh di kamar mandi dan belum sadarkan diri"     

Nita bahkan belum mematikan ponselnya.     

Tanpa berpikir apapun nita bergegas mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk pergi.     

"Dimana aku bisa memesan taksi?"nita bertanya pada bella,karena dia tidak begitu kenal lokasi Tempatnya kali ini.     

"Kamu mau kemana? ini sudah malam"     

"Ke rumah sakit"jawabnya"keluargaku sedang disana"     

Bella mengikuti nita dari belakang, langkahnya begitu cepat.     

Bella menggapai tangan nita"aku antar kamu ke rumah sakit, kita lewat sini supaya cepat dapat taksi"     

"Tidak usah"tolak nita"ini sudah malam, sebaiknya kamu masuk"     

"Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu tidak punya uang sepeser pun"bella melanjutkan langkahnya dan melambaikan tangannya menghentikan sebuah taksi.     

Nita berjalan menyusuri tiap sudut ruang IGD, dia sangat berharapa menemukan sosok neneknya dalam keadaan baik-baik saja.Walaupun dia tahu penyakit hipertensi yg dimiliki neneknya itu akan sangat berbahaya, terlebih jika sampai terjatuh.     

Dia menemukan sosok sang paman dan irsan putranya yg tengah berdiri di depan belakang kerumunan beberapa perawat dan dokter.     

Nita lebih mendekat diikuti bella.     

Melihat tubuh neneknya yg terbaring kaku,tidak merespon RJP yg telah dilakukan oleh dokter. Terlebih lagi alat intubasi yg tertempel di mulut nenek menandakan bahwa sebelumnya nenek sudah mengalami kegagalan bernapas.     

Air matanya begitu tidak bisa dia bendung, seluruhnya tertumpah membasahi pipinya.     

Paman yg melihatnya pun memeluknya dengan erat, ketika dokter menghentikan tindakan RJP tadi, monitor yg tersambung dengan alat yg menempel pada nenek menunjukan garis lurus.     

Nita berdiri disamping tubuh neneknya dan memeluknya bersama tangisannya, dia harus kehilangan kembali orang yg sangat dicintainya sedari kecil.     

Dia sangat begitu menyesali semuanya, karena di waktu-waktu terakhir sang nenek nita bahkan tidak sempat mengucapkan rasa terima kasihnya karena kasih sayang yg selama ini dia dapatkan darinya, dan juga mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.