cinta dalam jas putih

Aku berbagi kebahagiaan denganmu



Aku berbagi kebahagiaan denganmu

0"Axel janji sama bubu ya"nita mengulurkan jari kelingkingnya"kita kan sudah bicara tadi, jadi harus bicara baik-baik sama ibu"     

"Hm"sambil mengangguk dan mengulurkan jari kelingkingnya menandakan mereka sudah membuat perjanjian"aku kan sudah janji sama bubu akan jadi kakak yg baik"     

Nita tersenyum mengacungkan jempolnya, dan mengetuk pintu dan membukanya. Dia melihat elsa yg sudah lebih baik dari sebelumnya.     

Elsa tidak tahu nita membawa axel ke rumah sakit. Dia begitu terkejut melihat axel berada di belakang nita dan mendekatinya.     

Nita tahu elsa begitu bahagia dengan kedatangan axel.     

"Aku bawa axel, karena dia mau melihat ibunya"nita menjelaskan"Nanti aku jemput setelah pelayanan poliklinik selesai"     

"Benarkah axel yg minta? "elsa masih tidak percaya     

Nita mengangguk dan tersenyum"sekarang kamu bisa memperbaiki hubunganmu dengan axel, jangan membuatnya menjadi anak yg penuh kebencian"     

Elsa memegang kedua tangan nita"terima kasih"     

Nita tersenyum"sebaiknya aku pergi sekarang"     

Sebelum nita pergi dia mengedipkan matanya ke arah axel dan bocah lucu itu membalasnya dengan kedipan juga. Dia melihat axel yg memeluk elsa.     

Nita berjalan keluar dengan senyuman, dia bukan ingin membiarkan axel berbaikan dengan ibunya dan melupakan nita.     

Dia ingin membuat axel menjadi orang yg pemaap, termasuk memaapkan ibunya yg sudah lama dibencinya.Nita hanya melakukan seperti yg dia lakukan dulu, ketika kedua orang tuanya bercerai dan tidak peduli dengan kehadiran nita.Nenek selalu mengajarinya untuk tidak membuang jauh kebencian itu, agar di kehidupan mendatang dia selalu berada dengan orang-orang yg baik disampingnya.     

"Aku sedang bahagia"nita berkata dalam hati"anggap saja aku membagi kebahagiaanku denganmu, membantu mewujudkan keinginanmu untuk bisa memeluk axel"     

Sesampainya di poliklinik,dia menghampiri edna yg tengah sibuk memanggil pasien dan menjadi asisten dokter. Dia terlihat kewalahan karena nita terlambat,dia harus mengantarkan axel ke ruangan elsa tadi.     

Dengan segera nita membantu sahabatnya itu.     

Dari arah kejauhan nita menangkap sosok yoga yg sedang duduk di kursi menghadap ke arah komputer usg.     

Dia begitu tidak ingin melepaskan pandangannya kali ini,masih seperti mimpi dia itu suamiku.Setelah beberapa tahun yg lalu, dia selalu memarahinya jika ada kesalahan sedikitpun.Selalu meledeknya karena ditinggal menikah oleh tunanganku.     

Yoga sepertinya menyadari ada seorang pengagum yg sedang memperhatikannya. Dia melihat ke arah nita yg sedang senyum-senyum sendiri sambil melihat ke arahnya.     

Dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat nita yg salah tingkah ketika yoga memergokinya sedang mencuri-curi pandang ke arahnya.     

"Ah, apa-apaan ini"nita berguman dalam hati dia masih merasakan malu"aku selalu ingin memperhatikannya sekarang ini, mungkin bawaan dari dalam perutku"     

Siang ini setelah selesai pelayanan nita bergegas menuju ke ruangan elsa untuk menjemput axel.     

"Nita"elsa memanggilnya"aku boleh memelukmu sebelum kamu pulang? "     

Walaupun nita merasa ada yg aneh,tapi dia menjawab permintaan elsa dengan senyuman dan memeluknya.     

"Terima kasih,sudah menjadikan axel anak yg hebat"elsa berkata dalam pelukannya"terima kasih kamu sudah memberinya kasih sayang,aku mohon anggaplah dia sebagai putra kandungmu"     

"Aku sudah bilang dari awal,axel itu putraku"nita tersenyum mengusap lembut tangan elsa dan melepaskan pelukannya"Jadi jangan bilang aku orang baik ya"     

Elsa tertawa kecil mendengar ucapan nita yg tidak ingin dipuji.     

Axel melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah elsa sebelum mereka meninggalkan ruangan rawat inap elsa.     

Nita menuntun axel untuk berjalan keluar.     

Langkah nita terhenti melihat sosok yoga yg tengah membicarakan sesuatu dengan pak irwan yg juga direktur rumah sakit, aditya tampak berada di situ bersama dokter ilyas dan dokter gania yg merupakan dokter spesialis penyakit dalam.     

Nita memutarkan pandangannya mencari jalan yg jauh dari jangkauan mereka. Tapi sepertinya tidak ada jalan lain.Dia berencana kembali ke ruangan elsa, tapi suara aditya memanggilnya.     

Nita berhenti dan membalikkan badannya, wajah kagetnya tidak bisa dia sembunyikan melihat sosok-sosok orang yg bersama aditya menatapnya begitu juga yoga.     

Aditya tersenyum ke arah nita"kebetulan bertemu disini dengan bidan kanita"     

"Waktu itu saya lupa mengucapkan selamat"sambung aditya"atas pernikahan bidan kanita dengan dokter yoga"     

Orang-orang yg bersama aditya tampak terkejut termasuk pak direktur.     

"Benarkah? "pak irwan direktur tempat nita bekerja tersenyum seraya melihat yoga.     

"Iya benar"jawab yoga dengan senyuman"maap saya tidak memberitahukan ini"     

"Kalau begitu selamat dokter yoga dan bidan kanita, kalian sangat cocok"lanjut pak irwan     

Diikuti rekan-rekan yoga yg lain yg memberikan selamat kepada nita dan yoga.     

"kita lanjutkan peninjauan ruangannya"pak irwan meninggalkan nita dan axel yg masih tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri,diikuti yg lainnya dan juga yoga.     

Nita hanya bisa terdiam dan menatap kesal aditya yg masih di depannya.     

Aditya tahu benar nita marah dan dia hanya tersenyum dan berkata"jika yoga mau mengakui kamu istrinya di depanku, dia juga harus berani mengakuimu di depan semua orang untuk membuktikan bahwa dia tidak hanya memanfaatkanmu"     

Nita teraneh tidak mengerti sama sekali apa maksud dari perkataan aditya itu.     

Dia meninggalkan nita yg masih penuh dengan kemarahan karena perbuatannya tadi.     

Aku melakukannya untuk kebaikanmu, kali ini aditya berkata dalam hatinya. Karena aku akan melakukan apapun untuknya,termasuk membuatnya bahagia dengan pengakuan yoga di depan semua orang bahwa kamu adalah istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.