cinta dalam jas putih

Malaikat kecil



Malaikat kecil

0"kamu sudah selesai makannya? "nita membersihkan sisa makanan di ujung bibir axel dengan tisu.     

"eum.. "sambil mengangguk, lalu meneguk air putih dalam gelas yg berada tepat disampingnya.     

Gimana bisa akhirnya aku kalah juga sama malaikat kecil ini, musuh yg sudah menjadi sekutu. Aku sepertinya mulai kesusahan menolak semua permintaannya. Anak yg cerdas di usianya yg masih 6 tahun, apalagi memiliki kegantengan yg pasti dari sang ayah. Haha.. sekarang apa lagi yg bicarakan? mulai berkhayal gegara pembicaraan tadi siang. Nita mulai merasa kehausan akibat berpikiran terlalu keras, dia meminum teh yg di buatkan mba mumu yg adalah asisten rumah tangga.     

"kapan bibi jadi ibuku...?? "     

Nita hampir memuntahkan teh yg telah berkumpul di rongga mulutnya,mencoba menelan perlahan dan terbatuk"axel kan sudah punya ibu"     

"iya, dan ibuku itu harus bibi"bicara tegas     

Nita tertawa kecil, menarik nafas terdalam mengeluarkannya perlahan. Kata harus itu buat axel adalah perintah! bukankah ini pemaksaan?kenapa nasibku serumit ini.     

"Bibi tau, disekolah aku selalu diejek gak punya ibu. mereka bilang ayahku keren tapi tidak pernah membawa ibuku disetiap pertemuan sekolah. Ayah juga tidak pernah banyak bicara, tidak seperti bibi yg walaupun hal tidak penting pasti selalu bicara"     

Maksudnya dia ingin menegaskan aku cerewet, begitu. kalau saja yg bicara di depanku ini kedua juniorku, aku sudah memberikannya hukuman.     

"baiklah,gimana kalo kita bikin kesepakatan"nita tersenyum licik"asalkan axel mengganti panggilan bibi, permintaanmu akan dikabulkan"     

"kenapa? aku suka panggil bibi"     

Nita tertawa kecil dengan terpaksa pula"panggilan bibi itu sudah kuno, kita kan sudah modern, gimana kalo tante ato kakak? "     

ujung alis axel terangkat"benarkah?,kalo gitu hari ini kita sepakat"sambil mengulurkan tangan ke arah nita mengajak berjabat tangan.     

Nita tersenyum menerima jabatan tangan axel"anak baik, sekarang apa panggilanku? "     

"kemarilah"axel mengisyaratkan nita untuk mendekat, dan dia menurutinya. lebih mendekat ke arah axel.     

"ibu cantik!! "ciuman kecil mendarat di pipi kiri nita, dengan cepat axel berlari ke arah kamarnya.Dan menutup pintunya.     

Alhasil wajah nita memerah,dan seketika tawanya membludak. Aku,dibuat malaikat kecil itu tidak berdaya. Ternyata aku menyayanginya walaupun aku bukan ibu yg melahirkannya.     

Aku ternyata sudah membuat kesepakatan dengannya, dan itu membuatnya senang. Entah darimana axel tiba-tiba menyukaiku dan terus menempel, walaupun kadang sedikit bikin kesal. Perasaan apa ini? ternyata aku yg lebih bahagia,melihat anak itu tersenyum..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.