cinta dalam jas putih

Langit yg tak berhenti menangis



Langit yg tak berhenti menangis

0WAktu menunjukan pukul 9 malam,setelah hand over pasien selesai nita mengisi data pasien.     

"hujannya gak berenti dari tadi pagi"esti memasang wajah sedih"jadi gak bisa janjian sama gebetan"     

lisa mendadak tertawa"sejak kapan kamu punya gebetan? "     

Dengan sigap lisa menangkis pukulan esti dan menjulurkan lidahnya, ada kepuasaan diwajahnya.     

Nita tersenyum menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua juniornya. Malam ini pasien aman terkendali, masih terdengar suara petir dan suara air hujan yang sepertinya masih berbondong-bondong turun kebumi dengan derasnya.     

Hujannya gak berhenti dari pagi, ada rasa kekhawatiran yg menyelimuti pikirannya. Melihat letak rumah sakit tempatnya bekerja sangat dekat dengan jalur sungai,rumah sakit sakit daerah satu-satunya di kota yg dia tempati.Nita membuang rasa cemasnya, toh sudah hampir 6 tahun dia bekerja disini tidak ada hal aneh yg terjadi.     

"kak, air kayaknya masuk dari pintu depan deh"lisa cepat-cepat mengambil slaber untuk mengeringkan airnya.     

Nita beranjak ikut membantu lisa, tapi airnya dengan perlahan-lahan masuk kedalam ruangan nurse station.     

"aku beresin alat yg elektronik ya"nita meninggalkan lisa yg masih berusaha mengeringkan lantai dari air yg masuk lewat celah pintu masuk. Tangan nita sigap memindahkan usg berbentuk laptop di atas lemari emergensi, dan alat lainnya.     

"bidannn.. "seorang berseragam satpam berteriak di belakang nita"semua pasien harap dievakuasi di lantai 2 jalur kanan, air sungai sudah naik, dari arah depan"     

Tanpa berpikir panjang nita langsung berlari ke ruang pasien, bersama esti dan lia, tempat tidur pasien didorong menuju ke arah luar ruangan yg diinstruksikan petugas tadi. Air diluar ruangan ternyata sudah sampe selutut, dengan rasa gemetar nita melihat lantai 2 yg sudah dipenuhi pasien dan keluarganya, menangis dan bergemuruh diikuti suara gemuruh air yg deras.     

"kak pasien dewi kelihatannya sesak"esti melapor keadaan pasien pada seniornya     

"esti kamu observasi disini"nita memberi instruksi"aku sama lisa ambil oksigen diruangan bawah"     

Nita dan lisa saling berpegangan menembus terjangan air yg deras,dengan cepat mendorong oksigen dan mengambil peralatan yg dibutuhkan pasien.     

Apa ini..dalam hati nita ketakutan, air mulai naik sepinggang orang dewasa,dengan susah payah nita dan lisa menuju lantai 2.Oksigen sudah terpasang, matanya menatap air yg terlihat begitu marah berlarian, tampak dahan pohon, kursi, dan barang-barang rumah sakit terbawa hanyut. Dari lantai 2 itu terlihat ke arah luar rumah sakit, terlihat atap rumah penduduk yg diluluh lantahkan air, pohon besar yg tumbang, kendaraan yg terbawa hanyut oleh air yg besar itu, ini banjir bandangkah?tangannya gemetar melihat situasi yg tertangkap matanya,seketika listrik padam, dan kegelapan mulai menyelimuti.     

Ketakutan yg bertambah,hujan tak kunjung berhenti, gemuruh air masih terdengar keras diiringi teriakan orang-orang yg meminta tolong.     

Nita melihat kedua juniornya yg menggigil kedinginan karena seragam yg basah saat evakuasi pasien dan aura ketakutan tampak jelas diwajah keduanya. Begitu juga ketakutan nita yg teramat sangat,mungkin melebihi kedua juniornya.     

Setelah beberapa jam air berkecamuk, hujan telah berhenti. nita dan kedua juniornya terduduk lemas dilantai, setelah berjaga semalaman. Lumpur masih menyelimuti lantai dasar, dan sesuai instruksi pasien masih harus dievakuasi di lantai 2.     

Sudah pagi, nita melihat sinar matahari. kepala tertunduk, kedua tangannya menopang nya.     

Jika tuhan mengirimkan malaikat saat ini, aku akan mencintainya,suara hatinya seolah-olah meminta keajaiban.     

"kalian baik-baik saja kan.. "seolah mendengar suara hati nita, tetiba suara seseorang.     

Dengan cepat nita mengangkat kepalanya dan melihat arah suara,dan sudah berdiri sosok yg sangat dia kenal. Dia dan kedua juniornya itu terbangun dari duduknya ketika melihat sosok dokter yoga yg menghampiri mereka memakai sepatu boot untuk melewati lumpur.     

Kenapa aku harus ngomong macam-macam sih, nita memarahi dirinya sendiri. Toh tidak ada yg tahu, itu hanya janji dalam hati.     

Rasa syukurnya bertambah karena bisa selamat dari bencana yg tiba-tiba datang,dan kelelahan terlihat diwajahnya. Hari ini aku ingin melupakan kejadian semalam, dan aku berharap itu hanya mimpi buruk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.