cinta dalam jas putih

Ibu Peri Baik hati



Ibu Peri Baik hati

0"Axel itu sama seperti ayahnya! "      

Suara nita mengejutkan yoga yang tengah bersembunyi di balik tembok untuk melihat axel yang begitu serius belajar tehnik hecting sampai larut malam.     

"Membuat kaget saja! " yoga mengusap dadanya, "kalau aku jantungan bagaimana? "     

"Berobat " jawaban nita membuat kedua mata yoga membulat ke arahnya, dia sengaja ingin membuat yoga merasa kesal.     

Nita tersenyum meraih satu tangan yoga, "jangan marah lama-lama sama axel "     

"Dia sedang belajar mandiri tanpa ada bayang-bayang orang tua di belakangnya, dia memutuskan bekerja di rumah sakit lain supaya orang lain tahu dia punya kemampuan sendiri "     

Yoga terdiam hanya menarik nafasnya dalam-dalam, dia ingin melihat kesuksesan anaknya dengan tuntunannya tetapi sepertinya semua salah. Dia tidak dapat membuat keinginannya di wujudkan oleh anak-anaknya.     

"Kalau axel tidak melanjutkan spesialis nanti dia mau jadi apa? " yoga bertanya dengan suara yang pelan tetapi dapat terdengar jelas oleh nita.     

"Ya tetep jadi dokter! " jawab nita, "Gelar kan cuma penambahan di belakang nama saja, asalkan dia bisa membuat sesuatu yang berbeda dalam hidupnya, mau bekerja jadi dokter atau pengusaha dia tetap anak yang terbaik! "     

Yoga tertawa malu, mendengar ucapan bijak dari nita tentang putranya itu.     

"Iya, kamu memang ibu peri yang baik hati " yoga meraih pundak nita untuk memeluknya, dia membawanya berjalan menuju ke ruang tidur.     

"Kamu dan princes yu adalah dua wanita paling cantik dalam hidupku! " ucap yoga masih terus memeluk nita.     

"Sejak kapan yunna dipanggil seperti itu? " tanya nita.     

Yoga tersenyum tipis, "semenjak dia tahu axel dipanggil prince A oleh seluruh pegawai rumah sakit "     

"Dia bilang kalau dia juga ingin dipanggil princes " sambung yoga.     

"Yunna,,, " nita menggelengkan kepalanya, dia merasakan sibling yang kuat antara dia dan axel walaupun usia mereka berbeda jauh.     

"Coba dulu aku hamil lagi, pasti sekarang punya mainan kecil lucu,,, "     

"Jangan aneh-aneh " ucap yoga seraya tersenyum, "usia sudah resiko tinggi, riwayat kehamilan saja tidak bagus! "     

Nita tertawa mendengar yoga yang bicara ketus ketika membicarakan kehamilan, setelah melahirkan yunna yoga melarangnya untuk hamil dan fokus untuk meraway yunna dan axel.     

"Bagaimana perkembangannya? " pertanyaan nita muncul di pagi hari ketika axel muncul dan duduk untuk sarapan.     

"Terima kasih, bu " axel menerima roti yang sudah diolesi selai strawberry kesukaannya dan segelas susu full cream.     

"Ibu memang guru terbaik " axel memperlihatkan ibu jarinya memberikan penilaian teramat baik pada nita.     

Axel menoleh menoleh ke arah yoga yang sedang sibuk dengan sarapan dan kopi miliknya belum bersuara.     

"Ayah masih marah karena aku pindah kerumah sakit lain? " akhirnya axel memberanikan diri untuk menyapa ayahnya itu dengan pertanyaan.     

"Tidak " jawab yoga, "kamu kan sudah harus bisa membuat keputusan untuk hidupmu sendiri sekarang ini "     

"Tapi ingat untuk bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab di tempat manapun! " yoga memberikan nasehat pada axel, walaupun sebenarnya dia kecewa karena axel tidak mengikuti apa yang sudah dia rencanakan dia harus bisa menerimanya dengan lapang dada.     

"Baik, yah " senyuman axel terlihat begitu lebar karena yoga tidak marah lagi padanya.     

Dia menoleh ke arah nita yang tersenyum pada axel dengan anggukan kepalanya. Nita adalah satu-satunya orang yang selalu bisa membantunya membuat ayahnya tidak marah padanya ketika apa yang diinginkan ayahnya tidak dapat dilaksanakan olehnya.     

"Aku terlambat sarapan! " yunna dengan sikap sembrononya berlari dari pintu kamarnya menuju ke ruang makan.     

"Yunna " panggil nita dengan suara lembutnya, dia menyodorkan piring berisi roti selai nanas dan segelas susu coklat rendah lemak sesuai dengan permintaannya setiap bulan ketika nita berbelanja.     

"Terima kasih " yunna menerimanya dan memasukkan roti ke dalam mulutnya.     

"Tapi ibu juga harus panggil aku princes yu juga seperti yang lain juga! " dia bicara dengan mulutnya yang penuh dengan roti yang sedang dikunyahnya.     

"Anak perempuan kalau makan duduk " axel yang duduk di sebelah yunna menarik satu tangannya sehingga posisi adiknya itu berubah menjadi duduk.     

"Yunna,,, " ucap nita pelan dengan gelengan kepalanya, sedang yoga hanya menanggapinya dengan senyuman lebar.     

"Apa topi itu memang dipakai setiap hari princes yu? " nita merasa aneh dengan topi yang setiap hari yunna pakai, dulu sewaktu dia sekolah memang mengenal topi sekolah seperti yang yunna pakai tetapi dia hanya memakainya di hari senin ketika upacara saja.     

Tapi putrinya itu memakainya setiap hari terkadang dengan posisi yang sengaja dibalik, dan topi yang sama sudah hampir memenuhi lemarinya.     

"Aku berangkat yah " axel mencium tangan kanan yoga sebelum dia berangkat untuk bekerja, dia berganti mencium tangan nita.     

"Kenapa kamu tidak memakai mobil milikmu? " tanya yoga ketika mendapati axel yang memakai helm.     

"Kalau pakai mobil tidak bisa ngebut kalau macet yah " axel ngeles, "lagipula aku kan pegawai baru, jadi harus berpenampilan sederhana saja! "     

"Hati-hati " ucap nita ketika axel akan berangkat ke tempatnya bekerja dengan sepeda motor miliknya.     

"Princes yu, adikku sayang yang suka tidur di kelas " axel mengusap kepala yunna sampai topi yang di pakainya terlepas, "hati-hati di jalan, nanti malam aku traktir! "     

Yunna yang awalnya manyun harus berubah seketika menjadi sumringah mendengar kata traktir dari kakaknya.     

"Oke " pekik yunna senang, dia tidak lupa mencium tangan kakaknya itu lalu bergantian pada nita dan yoga.     

"Lalu mobil yang aku belikan untuk axel sama sekali tidak dipakainya " ucap yoga pelan pada nita, "dia sekarang suka memakai keputusan sendiri! "     

"Jangan mulai lagi sayang " nita mengomentari ucapan yoga tentang axel, "dia bukan remaja lagi, kita harus memberikan kesempatan axel membuat keputusan untuk hidupnya sendiri. Lihat saja dulu jika nanti ada hal yang tidak baik baru kita bicarakan itu juga harus dengan baik-baik! "     

"Yunna! " nita dengan cepat memanggil putrinya itu, dahinya berkerut melihat seragam yang dipakai yunna hari ini.     

"Hari ini pelajaran olahraga atau kamu salah kostum berpakaian seperti itu? " tanya nita melihat yunna yang memakai rok berwarna abu di atas mata kaki dengan celana olahraga yang membuat penampilannya aneh karena celana olahraga yang dipakainya terlihat.     

"Aku kan naik sepeda, bu " jawabnya seraya mengeluarkan sepeda miliknya, dia menyimpannya di depan pagar dan menghampiri yoga dan nita yang juga bersiap untuk pergi bekerja.     

"Jadi kalau rok yang aku pakai tersapu angin masih ada pertahanan dari celana olahragaku! " dia memperlihatkan senyuman lebarnya, mencium tangan kedua orang tuanya sebelum dia berangkat ke sekolah dengan sepedanya.     

Nita menanggapi ucapan yunna yang selalu membuatnya tertawa, yoga pun terlihat menahan tawanya seraya menggelengkan kepalanya melihat sikap tomboi dari putrinya itu.     

"Hati-hati sayang! " nita sedikit berteriak ketika yunna telah mengayuh sepedanya, dia membalasnya dengan lambaian tangannya.     

"Dan putri kita juga tidak mau aku antar ke sekolah " ucap yoga meraih tangan nita untuk masuk ke dalam mobil setelah lebih dulu dia membukakan pintunya untuk nita.     

Nita tahu yoga ingin menjadi ayah yang sangat perhatian, tetapi sepertinya kedua anak-anaknya sudah menjadi anak yang mandiri tanpa mereka ajari apapun. Karena nita menjadi contoh utama bagi mereka sehingga semuanya tidak pernah bersikap manja dan mengandalkan kedua orang tuanya untuk mendapatkan sesuatu..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.