cinta dalam jas putih

Kesakitan tersembunyi



Kesakitan tersembunyi

0"Kenapa oppa dokter membereskan pakaian juga? " Nita teraneh melihat suaminya itu memasukan beberapa pakaiannya ke dalam tas.     

"Pergi dari kamar ini " jawabnya.     

Tanganya dengan sigap memasukan beberapa kemeja dengan rapi kedalam tas pakaiannya.     

"Dia kan hanya ingin tidur di ruangan ini " ucap yoga, "karena aku masih berpikiran sehat, jadi aku saja yang pergi dari sini! "     

Nita menarik tangan yoga, menghentikan semua aktivitasnya.     

"Mau pergi kemana? " Tanya Nita      

"Ke tempat yang tidak bisa melihat wajahnya! " Cetus yoga, dia sudah tidak ingin lagi melihat setiap tindakan elsa yang diluar akal sehatnya.     

"Lalu Axel? " Tanyanya kembali, "aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.. "     

Yoga melihat ke arah nita, "dia bukan putramu, biarkan ibu kandungnya merawatnya dengan baik! "     

Nita menggelengkan kepalanya, tidak menyetujui apa yang sudah diucapkan yoga padanya. Walaupun axel bukan putranya, alasan dia bertahan seperti ini karena rasa sayangnya pada Axel.     

"Kamu akan tetap disini bersama orang gila itu? " Tanya yoga, melihat ekspresi nita yang sepertinya tidak setuju dengan apa yang disebutkannya.     

Dia menggenggam tangan Nita, "kamu lebih memikirkan axel dibandingkan ikut denganku? "     

"Oppa dokter! " Cetus nita bernada tinggi, "kalian bukan barang yang harus dipilih, bukankah tadi sudah sepakat dengan apa yang di ucapkan Elsa? "     

"Aku menyayangi Axel " ucapnya, "dan aku juga lebih menyayangimu, tapi tanggung jawab aku terhadap axel sangat besar. Masa depannya masih panjang, selama axel masih mau menerimaku,,, aku akan tetap berada disamping axel! "     

"Aku tidak mau anak baik seperti axel mengalami hal yang sama seperti masa kecilku! " Mata nita mulai berkaca, "karena itu sangat menyakitkan menurutku "     

Yoga mengusap rambut Nita, "tapi sampai kapan kamu akan terus merasakan kesakitan seperti ini? "     

Nita berpikir sejenak, "tidak apa-apa, hidup itu seperti pilihan. Kalau aku yang sedih, biar aku saja. Oppa dokter dan axel tidak harus merasakan hal yang sama denganku.. "     

"Mana bisa seperti itu! " Yoga tersenyum aneh, dia tidak pernah mengerti dengan jalan pemikiran nita kali ini. Sangat rumit baginya, tetapi wanita itu seperti menganggapnya sebuah hal mudah yang harus dia jalani saja.     

"Aku ikuti permintaanmu untuk yang terakhir! " Cetus yoga, dia menyimpan tas yang berisi pakaiannya ke dalam lemari tanpa mengeluarkannya. Dia tidak akan memberitahukan pada Nita dimana dia akan tidur nanti malam.      

Yang pasti dia tidak akan pernah setuju jika harus kembali satu ruangan Elsa. Dia tidak akan pernah melakukannya, karena sebagai laki-laki dia lebih berpikir realistis tidak seperti nita yang selalu membawa perasaan pada setiap keputusannya.     

***     

"Lihat orang tidak waras itu! " Cetus yoga pelan pada nita, ketika berdua keluar dari ruang tidur dan mendapati elsa yang tengah terduduk di sofa ruang keluarga.     

"Oppa dokter! " Pupil mata nita membesar diperlihatkan pada suaminya itu, "jangan bicara seperti itu! "     

Yoga tersenyum tipis mendengar omelan istrinya, dia tidak habis pikir tentang Nita. Wanita itu entah terbuat dari apa, karena tidak pernah sekalipun memiliki rasa dendam pada orang yang telah menyakitinya.     

Elsa tersenyum ke arah Nita, "aku tahu kamu akan melakukannya.. "     

Dan lalu berganti melirik ke arah yoga yang berdiri di sampingnya.     

"Ada yang harus aku bicarakan denganmu " ucapnya pada yoga, "kita bicarakan nanti di ruang tidur! "     

Yoga seketika melirik ke arah Nita yang berekspresi ketakutan, dia terus memandangi nita yang mengerutkan bibirnya.      

Dia sepertinya ketakutan akan yoga yang pada akhirnya akan tergoda kembali oleh wanita yang pernah menjadi teman hidupnya dulu.     

"Ya,, terserah kamu saja! " Cetus yoga dengan ekspresi datar.      

Dengan penuh kesengajaan dia memperlihatkan pada Elsa saat dia memegang tangan nita dan mengantarnya untuk pergi ke kamar tidur axel bersamanya.     

Elsa tersenyum diikuti retraksi di dinding dadanya, dia terlihat sedikit kesulitan untuk mengambil nafasnya.     

"Dimana aku menyimpannya! " Dia memasukan tangannya ke dalam tas pakaian yang tersimpan di hadapannya.     

Senyuman lega terlihat di wajahnya ketika satu tangannya dapat meraih inhaler miliknya. Dengan segera dia berjalan menuju ke ruang tidur utama, langkahnya tergesa-ges menuju ke arah kamar mandi.      

Elsa yang telah berada di dalam kamar mandinya, mengunci pintu tersebut dan meenyemprotkan obat yang berada di tangannya ke dalam mulutnya.     

Ketika dia tengah mengambil nafasnya, tiba-tiba terbatuk. Dengan cepat dia menutupnya dengan tangannya, batuknya semakin menjadi hingga membuatnya muntah.      

'Apa ini.. ' ucapnya pelan, seluruh wastafel di penuhi oleh darah yang muncul dari dalam mulutnya.     

Dia begitu terkejut, dengan cepat mengalirkan air dari dalam kran. Tangannya terlihat bergetar hebat, bahkan ketika dia membersihkan sisa-sisa darah yang berada di ujung bibirnya. Memandangi wajahnya di depan cermin yang berada tepat dihadapannya, dia lalu merogoh saku di celananya dan mengambil sebuah lipstik yang selalu sengaja disimpannya. Memoleskannya dengan begitu tebal di bibirnya yang terlihat memucat.     

Setelah selesai, kedua tangannya merapikan helai demi helai rambutnya. Memastikan make up yang dipakainya masih terlihat sempurna, dan lalu merapikan pakaiannya.     

"Kamu mau kemana? " Elsa mengeluarkan suaranya ketika dia keluar dari kamar mandi dan melihat yoga yang mengeluarkan tas dari lemari miliknya.     

Yoga hanya melihat sekilas ke arah Elsa, dan lalu fokus kembali memasukan barang-barang miliknya. Mulutnya tertutup rapat tidak berkata apapun.     

"Bukankah aku bilang kamu juga tidak boleh pergi! " Cetus Elsa menghampiri yoga.     

Dia memasang wajah sombongnya di hadapan yoga, "kamu tidak boleh melanggar peraturan, aku yang sudah membuat permainannya saat ini dan kamu juga harus mengikutinya! "     

"Aku pergi sekarang! " Yoga tidak mengindahkan semua perkataan elsa padanya, setelah dia selesai memasukan barang-barang miliknya ke dalam tas yoga bersiap untuk pergi.     

"Kamu yakin akan pergi? " Suara elsa menghentikan langkah yoga yang masih dekat dengannya.     

"Kamu tidak mau melindungi dia? " Tanyanya kembali, "atau kamu yakin aku tidak akan melakukan hal aneh pada istri kesayanganmu ketika kamu pergi? "     

Yoga berbalik dan kembali menghampiri Elsa.     

"Kamu sudah gila! " Cetusnya ketika berhadapan dengan elsa.     

"Iya " Elsa tertawa kecil, "aku sudah gila karena kamu, terlalu mencintaimu sehingga menghilangkan akal sehatku! "     

Yoga mengernyit menggelengkan kepalanya, dia tidak akan percaya begitu saja dengan yang diucapkan Elsa padanya.     

"Mencintaiku? " Yoga bertanya seraya menertawakannya, "mencintaiku sampai berhubungan dengan Kim? "     

Elsa tertunduk dalam tawa kecilnya, dia mengakui semua kesalahan yang pernah dibuatnya dahulu.     

"Dan kamu sekarang kamu mengatakan mencintaiku? "     

"Semua itu tidak ada hubungannya dengan permainan sekarang! " Elsa mengalihkan pembicaraan serius yoga dengan mudah.     

"Kamu tidak boleh pergi dari rumah ini! " Lanjutnya, "atau aku akan membuat istri kesayanganmu itu lebih menyedihkan! "     

Mendengar ancaman itu membuat yoga bereaksi dengan melemparkan tas pakaiannya tepat di depan sosok elsa.     

"Kamu memang sudah kehilangan akal sehatmu! " Tatapan yoga begitu tajam ke arahnya, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari hadapan Elsa.     

Tawa kecil elsa muncul ketika yoga pergi dari hadapannya, seperginya laki-laki itu membuatnya sedikit lega. Dia dengan cepat terduduk di atas tempat tidur, mengusap keringatnya yang terasa dingin yang memenuhi wajahnya.      

'Dan akhirnya kamu telah berubah! ' cetus Elsa dalam hatinya, dia menanggapi semua sikap berbeda yoga padanya.      

***     

'Tempat tidur axel jadi semakin sempit! ' nita bicara dalam hatinya, ketika dia telah tertidur lelap. Dia merasa sesak dan kegerahan, dan lalu membalikan tubuhnya ke arah lain.     

Tangannya menangkap sesuatu yang berada di hadapannya. Dengan cepat dia membuka kedua matanya, dan mendapati yoga yang tertidur di sampingnya.     

"Oppa dokter! " Nita menyebutnya tanpa dokter, dia tersenyum sedih memandangi wajah suaminya yang terlelap.     

"Maafkan aku... " Satu tangannya mengusap pipi yoga dengan begitu lembut.     

Usapan nita pada pipinya, membuat yoga membuka kedua matanya. Dan melingkarkan tangannya di pinggang Nita, memeluknya dengan erat.      

"Kamu seperti magnet dalam hidupku " ucap yoga seraya memejamkan matanya, "dimana kamu berada aku akan mengikutinya! "     

Nita tertawa kecil dalam rasa kantuknya yang begitu besar, diapun memberikan pelukan yang sama pada yoga.     

"Aku mengakui saat ini, bahwa aku benar-benar mencintai oppa dokter dan takut akan kehilanganmu... "     

"Benarkah? "      

Lengkungan bibir membentuk senyum terlihat di wajah yoga, dia menyandarkan kepalanya di dada nita.      

"Aku akan tetap disini, supaya kamu tidak kehilanganku.. " yoga dapat mendengarkan detak jantung nita yang terasa berdetak begitu indah, seperti kehadirannya yang begitu mengindahkan hidupnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.