cinta dalam jas putih

Konsultan Pernikahan



Konsultan Pernikahan

0Nita sedang dipandangi begitu serius oleh dokter mei saat ini, dia sepertinya begitu penasaran tentang siapa yang dia lindungi itu.     

"Siapa memangnya yang kamu lindungi? " dokter mei kembali bertanya pada nita yang masih terdiam.     

"Kenapa kamu tiba-tiba diam seperti itu? " lagi-lagi pertanyaan muncul pada nita.     

Jantung nita bekerja dua kali lebih cepat saat ini, bibirnya terasa kelu tidak dapat berkata apapun.     

"Kamu tidak perlu bermain rahasia " ucapnya, "aku sangat senang bicara denganmu, kamu sudah seperti adikku sendiri. Walaupun kita baru beberapa bertemu.. "     

Nita semakin dihimpit oleh rasa bersalahnya, dia seperti mendapat buah simalakama. Jika memakannya dia kehilangan kakak barunya, jika tidak dimakan dia kehilangan adiknya. Tidak ada yang lebih membingungkan dari semua hal dia hadapi ini.     

Begini nasib seseorang yang dipercaya menjadi orang yang bisa diajak bicara oleh banyak orang.     

"Dokter dhanu tidak memberitahukan dokter siapa wanita itu? " akhirnya nita mengeluarkan suaranya.     

Dokter mei menggelengkan kepalanya, "dia hanya mengatakan bahwa dia lupa dan dibutakan oleh kecantikannya! "     

Nita tersenyum kecut mendengarnya, laki-laki tidak tahu diri itu benar-benar bohong besar jika dia hanya mengatakan lupa karena terpana melihat kecantikan tari.     

"Mana ada yang namanya lupa, berhubungan beberapa kali! " nita mengucap geram dalam hatinya, "kalau aku sudah tidak akan percaya! "     

"Kenapa? " tanya dokter mei lagi-lagi bertanya ketika melihat nita terdiam.     

"Apa dokter yoga tidak pernah membicarakan tentang wanita itu? " dia terus menjejali nita dengan semua pertanyaannya, "mereka kan teman dekat, dokter dhanu pasti pernah menceritakannya.. "     

Nita semakin tersudutkan, dia harus menarik nafasnya dalam-dalam untuk beberapa kali.     

"Dokter mei " panggilnya, "apa yang akan dokter lakukan ketika dokter tahu wanita itu? "     

Dokter mei tersenyum kecil, "apa yang akan saya lakukan? "     

Dia sedikit memikirkan jawabannya, sepertinya diapun sudah tidak bisa berpikir lebih jauh untuk saat ini. Kekecewaannya sudah terlalu besar, membuat dia sulit untuk menjawab pertanyaan Nita.     

"Kalau menurutmu apa yang harus saya lakukan? " dia membalikkan pertanyaan tersebut pada nita.     

"Saya tidak berhak memberikan saran yang menurut saya baik pada dokter, karena ini area kehidupan pribadi dokter " jawab Nita, "yang menurut saya baik, belum tentu dokter juga menerimanya dengan baik.. "     

Dokter mei tertawa kecil, "kamu benar-benar hebat, saya hampir tidak percaya ada orang sepertimu! "     

"Aku pikir sosok protagonis itu tidak pernah ada di dunia nyata.. " sambungnya.     

"Apa jawaban saya berlebihan dokter? " nita jadi malu ketika mendengarkan ucapan dokter tentang dirinya.     

"Sama sekali tidak " jawabnya, "kamu memang cocok menjadi seorang pimpinan sama seperti yoga, pantas saja dia tergila-gila padamu! "     

Nita mengernyit, tawanya terlihat begitu dipaksakan setelah mendengarkan perkataan dokter mei, pasti lagi-lagi membahas yoga yang tergila-gila padanya.     

Tapi itu lebih baik, daripada dia harus terus di berondongi pertanyaan-pertanyaan tentang wanita yang menghancurkan rumah tangganya.     

"Nita " suara laki-laki memanggil Nita dari arah belakangnya, membuat pembicaraannya dengan dokter mei kembali terhenti sejenak ketika yoga muncul dan duduk disamping nita.     

Dia melemparkan senyumannya ke arah dokter mei, dan kemudian berganti ke arah Nita.     

"Pasien ponek sepertinya sudah mulai berdatangan.. " ucapnya pada Nita.     

Dia lalu melihat ke arah dokter mei, "dan dokter mei, biar aku yang akan menggantikan nita untuk bicara! "     

Dokter mei tertawa kecil dalam gelengan kepalanya, "iya,,, istrimu itu boleh pergi, dan kamu yang jadi gantinya! "     

Yoga menoleh ke arah nita, dia memberikan isyarat pada nita dengan matanya. Seolah-olah dia mengatakan pada nita bahwa dia yang akan membantunya kali ini!.     

Nita tersenyum tipis, wajahnya memperlihatkan kelegaannya karena dapat pergi untuk sementara dari masalah yang membelenggunya. Yang membuatnya menjadi begitu ketakutan untuk berbicara tentang satu kebenaran.     

"Terima kasih " ucap nita pelan, dia tersenyum pada yoga.     

Yoga pun membalasnya dengan senyuman lebar, dia membiarkan nita meninggalkannya untuk bicara berdua saja dengan dokter mei.     

Dalam langkah nita, dia tidak berhenti mengucapkan terima kasih pada sang pencipta yang mengirimkan yoga untuk menggantikannya. Berterima kasih karena selalu bisa terhubung dengan laki-laki yang melindunginya itu ketika dia merasakan tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.     

"Sudah pergi pak dokter! " cetus dokter mei pada yoga yang masih terus memandangi langkah istrinya itu.     

Dia menertawakan sikap yoga kali ini, dia terlihat amat sangat berlebihan dimata dokter mei.     

Yoga tertawa kecil, "aku harus pastikan dia baik-baik saja di perjalanan, dia juga sama sepertimu sedang mengandung! "     

"Benarkah? " dokter mei tidak percaya, "tapi dia tidak terlihat seperti sedang hamil, tidak seperti aku yang selalu pusing kalau mencium wangi pasien! "     

"Dia tidak manja sepertimu! " ledek yoga.     

Dokter mei tertawa dalam anggukan kepalanya, membenarkan ucapan yoga. Dia memang sedikit manja di kehamilan keduanya ini, bahkan di awal kehamilannya dia begitu tidak suka dengan wangi yang muncul dari tubuh suaminya sendiri. Membuatnya untuk membiarkan suaminya itu sendirian dalam waktu yang lama.     

"Jadi sekarang kamu berubah pikiran? " dan lalu dokter mei masuk pada inti pembicaraannya, dia tahu yoga sengaja datang untuk menggantikan istrinya.     

"Kamu tidak mau aku bertanya pada Kanita kan? " dokter mei mencoba menebak maksud kedatangan yoga.     

"Iya " jawab yoga dengan pasti, "aku yang bersalah, dan aku tidak mau nita dibawa kedalam masalah ini! "     

"Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai kepala ruangan " yoga kembali berkata, "jadi aku mohon padamu setelah kita bicarakan ini, jangan mempersulit pekerjaannya.. "     

Dokter mei tertawa kecil, "aku tidak mengerti, kamu, dhanu dan arga berteman dekat. Tapi kenapa hanya kamu saja yang memperlakukan istrinya dengan begitu baik? kenapa dhanu tidak bisa? "     

"Iya, benar. Memang aku yang salah " jawabnya, "sebagai seorang sahabat aku tidak bisa mengingatkannya ketika akan melakukan hal yang salah! "     

"Tapi kamu juga harus tahu, mei.. " yoga mendominasi semua perbincangan kali ini, "apakah kamu tahu apa yang membuat dhanu melakukan hal seperti itu? mungkin saja hal itu muncul karena kamu sendiri! "     

Dokter mei tertawa kecil, "laki-laki kan seperti itu, selalu memutar balikan fakta kalau dia sudah ketahuan melakukan kesalahan! "     

"Apa yang dia lakukan, dengan alasan apapun memang tetap salah " yoga kali ini memandangi wajah dokter mei, "aku tidak berhak untuk menanyakan alasan dia berbuat seperti itu, karena itu area kehidupan rumah tangga kalian. Maaf tadi aku bicara hal yang menyinggungmu! "     

Dokter mei tersenyum, dia mengerutkan keningnya. Merasa aneh karena ucapan yoga begitu mirip dengan apa yang diucapkan nita tadi. Dalam seketika dia menjadi begitu iri dengan mereka, bisa memiliki karakter yang begitu sama.     

"Jadi sekarang katakan saja siapa wanitanya " dokter mei yang kali ini menatap wajah yoga, dia terlihat seperti seorang hakim yang sedang bertanya pada saksi.     

"Dia salah satu staf di ponek! " jawab yoga, "tapi nita sama sekali tidak mengetahuinya dari awal, aku yang mengetahuinya! "     

Dokter mei mengernyit, "jadi kalian sengaja menyembunyikannya selama ini untuk melindunginya? "     

"Melindunginya? " yoga teraneh, "jadi yang kamu inginkan nita mengatakannya padamu dan kemudian nanti kamu akan mengatakannya pada semua orang supaya dia di cemoohkan? "     

"Nita tidak akan seperti itu, dia tahu bagaimana memperlakukan seseorang tanpa memandang kesalahan yang pernah dibuat "     

"Yang harus disalahkan adalah kedua orang dewasa yang telah melakukan dosa tersebut " yoga berusaha bicara dengan hati-hati pada sahabatnya itu, "itulah cara pandang nita pada seseorang, maka dari itu dia menjadi bisa menjadi seorang kepala ruangan.. "     

"Lalu apa yang harus aku lakukan? " dia menjadikan yoga seorang konsultan pernikahan kali ini, "aku sudah tidak bisa memaafkan kesalahan dari penghianatannya! "     

"Apapun keputusanmu aku yakin kamu memikirkannya dengan baik " yoga berusaha memberikan sedikit kekuatan pada sahabatnya semasa kuliah ini.     

"Aku merasa, akan tidak akan mudah buatku menerima semua yang telah dia lakukan " ucapnya, "lebih baik aku melepaskannya, karena dia telah membuka hatinya untuk seseorang yang bukan istrinya.. "     

Dia tersenyum ke arah yoga yang tertegun ketika mendengarkan sebuah keputusan yang penting untuk hidupnya.     

"Aku tidak akan pernah menyalahkan kamu dan nita " ucapnya.     

"Aku hanya ingin bertanya saja siapa wanita itu, dan apa yang membuatnya begitu menarik dimata suamiku.. "     

"Kamu yakin baik-baik saja sekarang ini? " yoga begitu mengkhawatirkannya sekarang.     

Dokter mei menjawab dengan anggukan kepalanya, "aku akan baik-baik saja saat ini karena kamu dan istrimu itu sahabat yang terbaik yang menemaniku! "     

Walaupun pada kenyataannya tidak akan ada hal baik setelah melalui semua yang menimpanya itu. Dokter mei hanya mulai dengan berusaha untuk kuat saja Dimata yoga.     

"Aku sudah tidak bertanya-tanya lagi sekarang " dokter mei masih dapat memperlihatkan senyumannya pada yoga.     

"Kamu tahu aku menyukai kanita sekarang " ucapnya pada yoga, "aku juga sangat begitu iri padanya... "     

"Iri? " yoga mengernyit, "tentang apa? "     

Dokter mei tersenyum tipis, "dia begitu kaya! "     

"Kaya karena dia pintar dan dia juga dapat menyeimbangkannya dengan sikap bijaknya "     

Yoga tersenyum membenarkannya, siapapun yang sudah berbicara dengan nita tidak akan pernah bisa melupakannya karena sikap bijak dan kelembutan yang selalu ada padanya.     

yoga memberi satu tepukan kecil pada tangan dokter mei, seperti sebuah cara cepat mentransferkan energi penuh semangat menjalani kegiatan hari ini.     

"Hiduplah dengan bahagia, tidak perlu menatap kebelakang... " yoga memberikan nasehatnya, "buktikan bahwa kamu dapat maju tanpa menyingkirkan orang lain, kamu bisa dengan kekuatanmu sendiri! "     

"Ajaklah Nita nanti kerumahku setelah di menyelesaikan pekerjaannya " dokter mei membuat permintaan.     

"Untuk apa? "     

"Kamu tahu kenapa aku ingin bicara dengannya berdua saat ini? " tanya dokter mei.     

"Aku bukan ingin melabraknya! " dia menjawab pertanyaannya sendiri, "tapi supaya aku lebih leluasa menangis dihadapannya! "     

"Dan sekarang aku tidak dapat menangis karena kamu! " cetusnya, "orang-orang disini akan menganggap kita mempunyai hubungan terlarang nanti! "     

"Sebagai gantinya kamu harus membawa Nita kerumahku nanti! "     

Yoga terpaku dengan semua ucapan dokter mei padanya, terlihat dia menutupi dahinya untuk menyembunyikan rasa malunya pada sahabatnya itu.     

Kali ini karena rasa khawatirnya yang berlebihan pada nita membuatnya salah paham pada apa yang akan dilakukan dilakukan dokter mei pada istrinya itu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.