cinta dalam jas putih

Lamaran untuk kedua kalinya



Lamaran untuk kedua kalinya

0" Semua sudah pulang,," ibu yang berdiri di samping nita masih terus menatapi laju mobil yang baru saja beranjak pergi dari pandangannya.     

Nampak menarik napasnya begitu dalam-dalam, di senyumannya yang sebenarnya menyimpan kesedihan dia tutupi dengan begitu baik. Menatap ke arah nita " sekarang,, wanita tua ini akan tinggal sendirian,,"     

Nita tersenyum mendengar setiap perkataannya, dia pun pernah mengalami hal seperti ini ketika di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan juga sosok nenek yang sangat menyayanginya.     

" Siapa yang bilang sendirian, bu" suara yoga dari arah belakang terdengar " aku dan nita masih betah tinggal disini, tapi sepertinya ibu tidak ingin kami tinggal disini,,,"     

" Bukan begitu,,," ibu memukul kecil tangan yoga, dan tersenyum " kasihan nita, dia kan istrimu. Dia pasti lebih leluasa tinggal di rumah sendiri daripada tinggal dengan ibu mertua yang cerewet "     

Yoga melirik ke arah nita yang berdiri di hadapannya, yang lalu memberikan satu senyuman ke arahnya.     

" Kalau ibu mengijinkan aku boleh tinggal disini, aku akan senang sekali,,," tatapan nita kini beralih ke arah sosok ibu mertuanya.     

" Terima kasih,," nita mendapat satu usapan lembut sang ibu di punggungnya " tentu saja aku akan dengan senang hati mengijinkan, sampai cucuku lahir, dan sampai kamu melahirkan banyak anak,,"     

Nita tertawa kecil dan ujung matanya menatap yoga " sepertinya menyenangkan kalau ada banyak anak,,"     

Kedua alis yoga terangkat dan senyuman serta gelengan kepalanya bersamaan " boleh, nanti kita beli di supermarket! "     

" Kamu pikir boneka beli di supermarket!" kali ini perkataan ibu membuat tawa mereka pecah, mencairkan suasana.     

" Nanti sekalian suruh pak itor pasang kamera cctv dengan alarmnya, bu" lagi-lagi yoga mengatakan hal-hal aneh yang membuat nita dan ibu mertuanya itu saling bertatapan dengan kerutan di dahi mereka.     

" Buat apa?" tanya ibu.     

Yoga tersenyum sebelum menjawab pertanyaan ibunya itu " supaya nanti alarmnya berbunyi kalau ada yang tiba-tiba pergi tidak memberitahu dulu!"     

Wajah nita memerah, matanya terbelalak ke arah yoga karena dia merasa kata-kata itu di tujukan padanya.     

" Sudah, kasihan nita " nita mendapat pembelaan dari ibu mertuanya " kamu ini, istri sedang hamil masih terus di usilin! "     

Nita tersenyum puas ke arah yoga, dia menjulurkan lidahnya ke arah yoga tanpa sepengetahuan ibu mertuanya.     

" Nanti istrimu benar-benar kabur terus cari laki-laki muda lain baru tahu rasa kamu!" celetukan ibu itu membuat senyuman di wajah nita hilang dengan tatapan matanya yang begitu lama tidak berkedip.     

" Bercanda,,," lengkungan bibir membentuk senyuman di wajahnya muncul diperlihatkannya ke arah nita " jangan serius seperti itu, yoga itu usil kan turun temurun dari ibu juga, dulu ibu seperti itu,,"     

" Ibu,,," suara nita terdengar seperti seorang anak kecil yang sedang merengek memohon untuk tidak membuatnya malu.     

" Iya, ibu tidak akan mengatakan hal-hal yang seperti itu lagi,," ucapannya seperti sebuah janji pada nita " ibu mau lihat mba mumu sudah selesai masak atau belum " sosoknya pun melangkahkan kaki ke dalam rumah, meninggalkan nita dan yoga yang masih berada di halaman depan rumah.     

" Ini juga, kenapa masih ketawa-ketawa seperti itu!" cetus nita marah ketika melihat yoga yang masih memandangi nita dengan tawa-tawanya " Senang banget jahilin aku sih!"     

Tangan nita mulai menyosor ke pinggang yoga untuk memberikannya satu cubitan mautnya, tapi laki-laki itu sepertinya tahu apa yang akan dilakukan nita, dan dengan sangat cepat menghindar.     

" Pak dokter!! " nita terlihat geram karena tidak bisa memberikan cubitannya pada yoga.     

" Aku nyanyi lagi ya,, you should let me love you,,," nyanyian yoga kembali terdengar oleh nita, membuat tawanya muncul " let me be the one you,,"     

" Jangan bernyanyi, pak dokter! " nita menutup kedua telinganya " cepat pergi kerja!pasienmu sudah menunggu"     

" Iya nuna cantik,," yoga memberikan satu ciuman di pipi nita, dan terdiam sejenak melihat ke arah nita.     

" Ada apa? "     

" Kamu pakai parfum baru?" tanya yoga dengan berpura-pura, menggunakan kesempatan itu untuk mencium kembali pipi nita " benarkan wanginya lain,,"     

Nita tersenyum ketika lagi-lagi dia mendapat satu ciuman di pipinya.     

" Nakal ya,,!!" nita menarik satu telinga yoga, dan tertawa gemas melihat tingkah suaminya yang manis seperti itu " cepat berangkat,,"     

Yoga tersenyum " baiklah, sayangku aku berangkat "     

Nita tersenyum senang ketika suaminya yang selalu menggodanya itupun pergi dari pandangannya.Dia segera masuk ke dalam rumah ikut bergabung dengan ibu mertuanya dan mumu.     

" Pak dokter ini,,," siang itu nita memelototi ponsel yang dipegangnya dan tersenyum " dia mengganti semua foto profilku dengan foto axel,,"     

" Dia takut sekali aku eksis di media sosial,," nita tersenyum sendiri sambil menggelengkan kepalanya.     

Matanya menatap tajam ke arah foto sosok kecil yang sekarang begitu membuatnya memunculkan satu kerinduan yang teramat sangat, dia merindukan sosok manja dan manis putranya.     

Nita segera beranjak menjauh dari ibu mertuanya, dan berjalan menuju kamarnya. Dia mulai merasakan kehampaan dalam hatinya kali ini. Dan ingin menyendiri di dalam kamarnya.     

" Apa kamu merindukanku juga?" tanya nita dalam hatinya " atau mungkin sekarang dia melupakanku dan lebih senang bersama ibu kandungnya?"     

Kata-katanya sendiri pun akhirnya membuat wajahnya menjadi murung, nita merasa sedih dengan apa yang ada dalam pikirannya sendiri.Membuatnya melayangkan pikirannya dan kembali mengingat saat pertama yang membuat nita menjadi begitu sayang pada axel.     

" Ini nomor siapa? " lamunan nita buyar ketika mendengar ponselnya berbunyi tanpa nama di ponselnya " Apa nomor baru pak dokter?"     

Nita begitu ragu menerima telpon tersebut,tapi diapun takut jika tidak menerimanya.     

" Ha,,,lo,,," suara nita pelan     

" Ibu,,,,!!! " suara seseorang yang nita kenal dengan nada teriakan.     

" Axel? " nita tertawa senang mendengar suara yang baru saja dia pikirkan.     

" Nita,," suara axel kemudian berganti menjadi suara elsa " kamu harus lihat apa yang putramu lakukan selama dia disini "     

" Apa yang axel lakukan?" tanya nita.     

" Dia membeli banyak barang disini, hanya untuk ibu dan adiknya,,"     

Nita tersenyum " benarkah? aku senang sekali mendengar suara kalian,,,"     

" Bicaralah dengan axel,,"     

" Ya "     

" Ibu "     

" Apa kabar putra ibu yang paling baik? "     

" Sekarang aku sudah sehat,bu. Aku ingin segera pulang memeluk ibu dan adikku,,,"     

Nita tersenyum dengan ucapan manis axel yang terdengar indah " apa kamu merindukan kami?"     

" Tentu saja,bu " jawab axel cepat " ibu tahu apa yang aku pikirkan disini? "     

" Apa? "     

" Memikirkan ibu dan ayah, sampai-sampai aku pernah bermimpi mempunyai sayap dan terbang dengan cepat kesana,,lalu memeluk ibu dan ayah "     

Nita tertawa geli, dia merasakan kesamaan antara yoga dan axel mulai terlihat. Mereka sama-sama selalu membuat kata-kata manis yang terdengar begitu indah di telinga nita.     

" Ibu,," panggil axel     

" Ya? "     

" Apa ibu mau mendengarkan apa yang aku sebutkan ketika berdoa pagi ini?"     

Nita tersenyum " apa yang kamu sebutkan dalam doamu? bolehkah ibu tahu,,"     

" Aku berharap ibu tidak pergi jauh lagi dari ayah dan aku, ibu berjanjilah tidak pergi lagi dan tidak membuat ayah cemas lagi,,"     

Nita kembali tersenyum, dia tahu maksud dari pembicaraan axel. Yoga pasti sudah menceritakan kejadian kemarin pada putranya itu, karena yoga tahu pasti jika axel sudah mengatakan sesuatu pada nita semuanya akan dikabulkan " baiklah, ibu janji,,,"     

" Nita " suara axel kemudian berganti kembali menjadi suara elsa " aku selalu tertawa mendengar setiap ucapan axel, kenapa dia selalu berkata manis seperti itu?aku saja yang melahirkannya begitu kaget "     

Nita tertawa kecil " mungkin sudah bakat turunan dari ayahnya,,"     

Kali ini nita dan elsa sama-sama tertawa.     

" Kalian jahat sekali menertawakanku!" suara yoga muncul tiba-tiba di belakang nita, sambil mendaratkan satu ciuman di pipi nita.     

" Bukannya kamu yang suka merayu dulu " yoga sengaja mengatakannya pada elsa.     

Di ujung telpon elsa menanggapinya dengan tawa yang begitu terdengar jelas " jangan dengarkan,nita. Kalau kamu ingin tahu dulu dia itu terkenal idaman para junior wanita di FK "     

" Mereka saja yang mengejar-ngejar, aku tidak pernah menanggapi mereka,,"     

Nita tersenyum mendengar ucapan yoga pada elsa, dia mulai bertanya pada dirinya sendiri. Satu pertanyaan yang membuatnya begitu heran, alasan perpisahan mereka dulu. Jika hubungan mereka bisa lebih baik seperti ini, lalu apa yang membuat mereka memutuskan untuk sepakat berpisah.     

" Apa yang kamu pikirkan? " yoga memeluk nita setelah selesai berbicara di telpon.     

Nita tersenyum " Tidak ada, kenapa pak dokter tiba-tiba pulang? "     

" Aku merindukan istriku yang cantik " yoga menempelkan dahinya di dahi nita.     

Dahi nita berkerut, dia merasakan satu hal yang aneh.     

" Pak dokter sakit? " nita menyimpan satu tangannya di dahi yoga, dan merasakan suhu panas dari kening suaminya itu " ini panas sekali,,"     

" Tidak apa-apa,tadi sudah minum obat sayang " yoga tersenyum ke arah nita agar supaya istrinya itu tidak cemas.     

" Tidak apa-apa gimana,," mata nita melotot "demam seperti ini masih bilang tidak apa-apa!"     

Nita menarik tangan yoga dan membuatnya terbaring di atas tempat tidur untuk beristirahat.     

" Jangan pergi,," yoga memegang tangan nita membuatnya terduduk di sampingnya yang berbaring " disini saja, temani aku,,,"     

" Baiklah, pak dokter yang manja idolanya banyak wanita di masanya,," nita tersenyum memberikan yoga pelukan. Ini pertama kalinya sosok yang begitu kuat di mata nita akhirnya tumbang.     

" Nita " yoga memanggil nita dengan matanya yang terpejam.     

" Ada apa? "     

Yoga terdiam untuk beberapa saat " aku ingin mengatakan,,,menikahlah denganku lagi,,,"     

" Aku kan memang sudah menikah dengan pak dokter " nita tersenyum mendengar ucapan yoga di saat demam tinggi.     

" Aku ingin menikahimu dihadapan semua orang banyak,,"     

" Apa? " suara nita pelan, matanya memandangi yoga yang tertidur dalam ketidakpercayaannya, kata-katanya tadi seperti satu lamaran yang di ucapkan seorang laki-laki pada kekasihnya,,,     

Mungkinkah ini perkataan yang sangat yoga sadari,,atau terucap begitu saja ketika dia sedang demam tinggi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.