cinta dalam jas putih

Kepopuleran masing-masing



Kepopuleran masing-masing

0" Aku ke poliklinik sebentar,," yoga mencium pipi nita yang tengah menyuapi axel pagi ini " kamu mau aku belikan sesuatu?"     

Nita mencium tangan yoga dan tersenyum menunjukan ke arah meja yang masih terlihat begitu banyak makanan yang dibelikan olehnya.     

" Ibu bilang kalau membeli makanan tidak boleh berlebihan,," axel ikut bicara " tidak boleh membuang-buang makanan,kita harus ingat pada orang yang sulit mendapatkan makanan!"     

Nita tersenyum melirik ke arah yoga yang sepertinya dibuat tidak berkutik oleh kata-kata axel.     

" Kamu memang putra bidan nita yang paling pintar,," yoga mencium pipi axel " Ayah minta maap karena sudah berlebihan membeli makanan dan masih suka membuang-buang makanan,," secara tidak langsung dia mengucapkan itu,agar axel pun menghabiskan makanannya.     

Axel dan nita kompak tersenyum ke arah yoga yang juga tersenyum ke arah mereka berdua.     

Yoga terdiam sejenak,dia seperti enggan meninggalkan kedua orang kesayangannya itu.Tapi,dia harus melaksanakan pekerjaannya dan menemui dokter arga untuk membicarakan hal penting tentang axel.     

" Selamat siang,," suara seseorang terdengar di balik pintu yang terbuka.     

Nita berjalan menuju ke arah pintu yang telah sedikit terbuka,dia melihat seorang gadis kecil cantik berambut lurus sebahu,berponi berdiri tersenyum ke arah nita.     

" karin,," kemudian muncul sosok laki-laki muda memanggil nama gadis kecil cantik yang berdiri di hadapan nita.     

" Kamu kakaknya axel?" tiba-tiba laki-laki itu bicara pada nita.     

Nita tersenyum kaget mendengar ucapannya,dia teraneh dengan dasar apa laki-laki itu menyebutnya kakak axel,tanpa menanyakannya terlebih dahulu.     

" Saya kevin,karin adik saya teman sekelas axel"     

Nita tersenyum menganggukan kepalanya dan membukakan pintu lebih lebar.     

" Masuklah,,"     

Gadis cantik bernama karin itu tersenyum ke arah nita dan beralih sejenak ke sosok kakaknya itu " kakak pulang saja,nanti jemput aku!"     

" Baiklah,nanti telpon kakak jika sudah selesai,,"     

Gadis kecil itu mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah sang kakak.     

Nita tersenyum ke arah karin dan menuntun tangannya untuk ikut bersama nita masuk ke dalam ruangan perawatan axel.     

Dia tersenyum geli melihat ekspresi wajah putranya yang begitu terkejut melihat kedatangan teman yang menjenguknya,wajah axel terlihat memerah.     

" Kakakmu,cantik" bisik karin yang duduk disamping axel,sesekali dia melirik ke arah nita yang terlihat sedang fokus pada laptopnya.     

" Dia bukan kakakku" axel tertawa kecil " dia ibuku,kamu tidak lihat di perut ibuku itu ada adik kecilku"     

Mata karin yang cantik membulat dia tidak percaya apa yang diucapkan axel,dan sekilas melihat ke arah nita yang masih pada posisi awalnya.Dia tidak bisa melihat perut yang axel sebutkan,karena nita sedang terduduk.     

" Jadi,ibu yang teman-teman sekelas bilang itu,,"     

Axel tersenyum lemas dan menganggukan kepalanya,mereka saling bertatapan dan kemudian terkekeh.Menertawakan karin yang salah menebak.     

Di sudut lain,nita mencuri-curi pandangannya ke arah axel dan karin yang terlihat senang. Dia telah lupa,putranya itu sudah duduk di kelas tiga.Axel semakin besar begitu cepat.     

Waktu untuk mendengar keluhan manjanya sepertinya akan tinggal sebentar lagi,dan berubah menjadi curahan hati tentang lawan jenisnya.     

" Wah,sepertinya aku sudah berpikiran terlalu jauh,," batin nita,dia lalu tersenyum sendiri memikirkan apa yang diucapkannya tadi dalam hatinya.     

Dia masih memperhatikan axel dan karin yang masih tertawa-tawa seperti membicarakan hal lucu,membuatnya begitu fokus sampai-sampai tidak menyadari bahwa yoga sudah berdiri disamping tempat duduknya.     

" Mengintip itu dosa!" suara yoga mengejutkan nita yang sedang serius memperhatikan axel dan karin.     

Nita hampir saja melepaskan laptop yang berada di pangkuannya,lalu mengusap-usap dadanya dan menarik napas dalam-dalam.     

Dia membulatkan matanya dan menajam ke arah yoga " kalau aku jantungan gimana?"     

Yoga tertawa kecil melihat tingkah lucu dari nita " mana ada yang seperti itu,,kamu serius sekali sampai-sampai tidak tahu aku masuk"     

Nita masih mengusap dadanya dan memasang wajah cemberut tidak menanggapi ucapan yoga.     

" Baiklah,aku minta maap,," yoga tersenyum dan duduk di samping nita yang masih terlihat cemberut " kamu mau aku peluk supaya tidak kaget lagi?"     

" Pak dokter!!" suara nita pelan sedikit mengeram,dia memicingkan matanya ke arah yoga memberinya peringatan bahwa di ruangan ini ada axel dan temannya.     

Yoga tertawa kecil memperhatikan setiap ekspresi nita padanya,itu selalu membuatnya bahagia,melihat wajah marahnya yang membuatnya terlihat cantik.     

Terlebih lagi dia yang baru saja diberitahu dokter arga tentang hasil laboratorium axel.Jumlah trombosit axel masih dalam batas normal,dan hasilnya menyatakan axel hanya terkena demam karena tifoid.     

Nita segera beranjak dari tempat duduknya,ketika mendengar suara ketukan dari balik pintu.Terlihat olehnya dua gadis kecil yang sama cantiknya seperti karin,sama-sama berambut panjang dan berponi. Sepertinya anak jaman sekarang sangat kompak,penampilan mereka begitu sama dari ujung rambut sampai ujung kaki.     

" Teman axel juga?" nita tersenyum ke arah dua gadis kecil yang berdiri dihadapannya.     

" Iya,," mereka menjawab bersamaan dengan senyuman.     

" Masuklah,," nita mengajak mereka berdua masuk kedalam ruangan,untuk bergabung dengan karin yang sudah lebih awal datang.     

Nita memberikan isyarat pada yoga yang masih terduduk di sofa dengan tangannya,untuk segera menghampirinya di ujung pintu.     

Yoga menuruti nita dengan beranjak dari duduknya,di pertengahan langkahnya yoga kedua gadis kecil tadi menyapanya.     

" Itu chelsea,," yoga menunjuk ke arah gadis berambut coklat " dan yang memakai kacamata itu,milka.Mereka teman sekelas axel"     

Yoga memperkenalkan teman-teman axel pada nita,dia lebih tahu semua teman axel dibandingkan nita.Karena selama dia pergi yoga sendiri yang selalu ikut dalam setiap kegiatan sekolah yang melibatkan orang tua.Di tengah kesibukannya yoga selalu menyempatkan dirinya untuk hadir di setiap acara sekolah axel.     

" Orang tua tunggu saja diluar,," nita menggapai satu tangan yoga untuk di pegang,supaya bersama-sama keluar tidak mengganggu axel.     

" Karin,,kamu datang sendirian,kalian mau pacaran ya,," suara chelsea begitu terdengar jelas di telinga nita dan yoga.     

Membuat langkah mereka berdua terhenti dan kemudian saling bertatapan.     

" chelsea cemburu ya,," giliran milka bersuara "kalian berdua kan suka sama axel!"     

" Milka!!" chelsea menutupi bibir milka dengan tangannya,wajahnya terlihat memerah ketika menyadari sosok nita dan yoga masih berdiri di ujung pintu terpaku mendengar ucapan mereka.     

" Kami keluar sebentar,," nita tersenyum geli melihat kelakuan anak-anak cantik itu. Mengedipkan satu matanya ke arah axel yang sepertinya sangat malu dikelilingi oleh teman-teman wanitanya.     

Yoga tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya,dia sudah memiliki putra yang beranjak remaja.     

" Benarkan axel sama populer dengan ayahnya,,"     

Perkataan nita itu semakin membuat yoga tidak bisa menahan tawanya " dulu,sewaktu di usia axel aku malah sama sekali tidak memikirkan hal seperti itu ketika bermain dengan teman perempuan,,"     

" Itukan dulu,," nita tertawa kecil " yang sekarang kan selangkah lebih maju dari kita oppa dokter,,"     

" Ayah dan anak sama-sama banyak wanita yang memperebutkan mereka"sambung nita.     

Yoga tertawa gemas mendengar nita yang menyindirnya.     

" Aku juga merasa sangat tua,ketika tadi di depan bertemu dengan kakaknya karin yang mengatakan sudah menitipkan karin pada kakaknya axel,sejak kapan kamu berubah jadi anakku!"     

Singkat saja nita dan yoga sama-sama tertawa mendengar masing-masing yang saling melemparkan kata sindiran kepopuleran masing-masing.Mungkin ini yang disebut bahwa bahagia itu sederhana,bisa diciptakan hanya dengan kata.     

" Maap,," seseorang pengunjung tiba-tiba bertanya pada nita yang berdiri di depan halaman ruang VVIP perawatan anak.     

" Apa ini ruang perawatan anak nusa indah?"     

" Nusa indah,di depan sana,," nita menunjukan tangannya ke arah depannya.     

" Terima kasih "     

" Sama-sama " nita sepertinya masih terbiasa dengan sikapnya terdahulu ketika masih bekerja,selalu menerapkan senyuman.     

Membuat seseorang yang bertanya pada nita tadi terlalu fokus memperhatikan nita tanpa melihat jalan di depannya, seketika menabrak dinding tembok yang berdiri begitu tegap,besar dan kuat.     

" Ya ampun,," nita seketika berbalik dan membelakanginya,berpura-pura tidak melihatnya.Dia meringis mengusap keningnya seperti merasakan kesakitan yang dialami laki-laki itu.     

Yoga yang terduduk di kursi depan berpura-pura tidak memperhatikan nita yang ditanya seseorang laki-laki muda.Semua begitu jelas dia lihat,sampai ketika laki-laki itu menabrak tembok di depannya membuat yoga merasa tidak bisa menahan tawanya.Dia hanya menutupi bibirnya dengan satu tangannya.     

" Jahat banget,malah menertawakan!" nita bicara dengan nada sedikit kesal pada yoga.     

" Dia sendiri yang tidak melihat jalan" terilhat jelas yoga yang menahan tawanya.     

Dia tidak aneh melihat kejadian tadi jika berkaitan dengan istrinya yang sebenanrnya lebih populer dari dirinya dan axel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.