Adventure World

Lv. 16 - Insiden Perampok



Lv. 16 - Insiden Perampok

0»Red Clay Cliffs, Heart Kingdom«     

[Ice Coffin]     

Seekor Scarlet Hawk raksasa yang sedang terbang tiba-tiba mulai melambat dan merendah, tubuhnya mulai membeku secara perlahan menjadi sebuah bongkahan es dan jatuh ke tanah.     

Yang melakukan hal itu adalah seorang player elf wanita dengan penampilan layaknya Blue Mage, lalu rambut ponytail berwarna biru muda dan mata keemasan     

"Celyn, Erika-san, sekarang!!"     

Seorang player Ranger berpenampilan layaknya pemburu dengan potongan armor di beberapa bagian tubuh, lalu rambut hitam panjang terurai dan mata violet. Dia mulai menarik busurnya dan melepaskan skill.     

[Fatal Arrow]     

Sebuah anak panah yang dilapisi oleh aura mematikan melesat dengan sangat cepat menembus burung merah yang sedang membeku.     

Disusul oleh player wanita lain, bersurai merah sebahu dan mata seperti sebuah giok, berpenampilan armor putih dengan kombinasi warna merah.     

Dengan pedang satu tangan yang digenggamnya dia berlari ke arah monster yang membeku dan melepaskan sebuah skill.     

[Dozens Slash]     

Seketika puluhan tebasan memotong Scarlet Hawk itu, membuat es yang mengurungnya hancur tetapi dia juga menerima banyak sayatan di tubuh. Tetapi monster itu masih belum mati.     

[Blast Bullet]     

Seorang player pria dengan telinga serigala, dengan warna rambut hitam dan mata biru, membawa sebuah senapan dan menggunakan leather armor.     

Melepaskan sebuah peluru kecil berwarna merah terang, dan saat peluru mengenai tubuh Scarlet Hawk, burung itu meledak dan berakhir mati.     

"Yeaaay ...."     

Sorakan kemenangan dilantangkan oleh keempat player itu.     

"Yah ... kak Celyn dan kak Yuki memang luar biasa, tapi aku tidak menyangka kalau kakak bisa bertarung secara langsung dengan pedang."     

"Hmm ... apa kamu meremehkan kakakmu." ucap Erika dengan nada lembut sekaligus mengeluarkan aura yang menakutkan.     

"Oh sial, kakak mulai mengeluarkan aura menyeramkan," batin player itu ketakutan.     

"Tidak, tidak, tidak. Maksudku, kemampuan kakak membuatku terkejut. Padahal aku jarang melihat kakak bermain game, kakak kan sibuk dengan pekerjaan biasanya."     

Melihat pertikaian adik-kakak itu dua gadis yang lain hanya menyaksikannya dengan senyuman, dan mengatakan dalam hati.     

"Mereka akrab sekali ya ...."     

"Ngomong-ngomong aku naik level ke 16 loh," ucap Ash menyombongkan diri.     

"Oh ... itu termasuk cepat untuk Ash-kun yang baru bermain." ucap Yuki.     

"Yah ... Ash memang sering ikut kita hunting monster dengan level yang lumayan tinggi, jadi tidak heran kalau levelnya meningkat dengan cepat," sahut Celyn ikut menanggapi.     

"Baiklah, bagaimana kalau kita kembali sekarang?" ajak Erika.     

"Eh... tapi aku masih ingin bermain." ucap Ash mengeluh.     

"Dasar anak nakal," seru Erika sambil memukul kepala Ash. "Kamu masih ada PR yang perlu diselesaikan bukan? Belajarlah dengan serius, kamu itu sudah kelas 3 SMA."     

"Baik~~" Dengan wajah yang agak murung Ash mulai berjalan, diikuti dengan ketiga player gadis yang lain di belakangnya.     

"Erika, apa kamu tidak berlebihan pada adikmu?"     

"Kamu tidak perlu khawatir Celyn. Jika dia masih bertingkah kekanakan saat diumur yang sekarang, aku khawatir saat dia masuk ke dunia orang dewasa."     

"Yah ... itu juga ada benarnya."     

"Ngomong-ngomong aku ingin bertanya, tentang sesuatu yang membuat Celyn sangat bersemangat hari ini. Kamu tau Erika? Celyn baru saja bertemu pangeran penyelamatnya kemarin. Pasti ada sesuatu yang terjadi."     

"A-ahh ... mou~ Yuki ... jangan dibicarakan terang-terangan."     

"Oh ... apa dia yang menyelamatkanmu waktu itu Celyn?"     

"Hem," jawab Celyn dengan anggukan.     

"Jadi, apa yang kamu bicarakan dengannya saat itu?" tanya Yuki.     

"Hei ... kalian ... ayo cepat!" Di tengah-tengah pembicaraan gadis itu, Ash meneriaki mereka dari kejauhan.     

"A-aah lihat! Ash sudah jauh, sebaiknya kita menyusulnya."     

Celyn dalam sekejap lari ke arah Ash, spertinya dia berhasil menghindar dari pertanyaan Yuki. Lalu Yuki dan Erika pun saling melihat dan pada akhirnya menyusul Celyn.     

....     

Zen saat ini tengah melawan gerombolan serigala yang sedang diburunya. Lantai pertama ini monster yang paling mendominasi adalah tipe serigala, lebih tepatnya hanya ada serigala.     

Sejauh ini serigala dengan level tertinggi yang ditemui Zen berada di level 18 itu sama dengan level Zen. Dan juga serigala di lantai ini terlihat lebih besar daripada serigala umumnya.     

"Hm ... ini sudah 30 menit, seharusnya orang-orang itu sudah menemukanku."     

Dan secara kebetulan, dari kejauhan Zen mendengar beberapa player yang sedang berbincang.     

"Bos, apa kau yakin dia akan ada di sini?"     

"Tentu saj– hehe ... lihat! Baru saja kita bicarakan dan dia sudah ada di hadapan kita."     

"Bos lihat! Dia membunuh banyak sekali serigala, itu berarti itemnya pasti bagus-bagus."     

"Lima orang kah ... dua pengguna pedang, dua Rogue, dan satu Ranger. Tidak buruk," pikir Zen saat melihat para player itu.     

"Kalian tunggu apa lagi? Cepat buat dia jatuh dan melepas topeng menggelikan itu."     

"Jadi dia pemimpinnya kah," gumam Zen saat melihat player dengan tubuh agak besar dan membawa pedang.     

Para player itu mulai menyerang Zen. Dimulai dengan pengguna pedang yang mulai mengayunkan pedangnya, para Rogue juga mulai berlarian menyerang pada titik buta Zen, dan satu-satunya Ranger melepaskan beberapa anak panah.     

Zen tidak tau berapa level musuhnya kali ini, tapi ia yakin dengan kemampuannya. Zen berlevel 18 dengan stats yang berfokus pada Str dan Dex. Zen hanya menghindar setiap serangan yang mengarah padanya.     

Lalu pemimpin para perampok itu mulai mengeluh, "Kalian bodoh, gunakan skill kalian! Lawan kalian hanya satu player."     

Zen sudah menunggu ini, saat mereka menggunakan skill, Zen mengaktifkan salah satu skill miliknya juga.     

[Ghost Step]     

Dalam waktu singkat, Zen telah berpindah ke belakang pemimpin perampok itu. Tentu saja sang pemimpin terkejut, karena serangan anak buahnya akan mengarah padanya.     

"Hoi hoi berhenti! Apa kalian ingin membunuhku?"     

Dan pada akhirnya para player itu membatalkan skillnya. Zen pun mendorong punggung pemimpin perampok itu dengan kakinya hingga tersungkur.     

Zen pula mengeluarkan 5 botol potion berwarna hitam pekat. Potion itu seperti mengeluarkan aura yang sangat aneh dan baunya sangat menyengat.     

Zen melempar semua botol itu ke arah para player dalam kondisi terbuka, dan membuat cairan di dalamnya mengenai tubuh para perampok itu.     

Setelah itu Zen melompat ke pohon yang cukup tinggi. Para perampok yang melihat cairan aneh di tubuh mereka mulai ribut karena baunya yang aneh.     

"Hei kalian! Nama potion itu adalah Monster Decoy. Itu bisa menarik perhatian monster dalam radius 500 meter loh, berjuanglah," ucap Zen dengan nada gembira serta kedua ibu jarinya yang terangkat.     

Walaupun Zen bilang begitu, potion ini hanya bisa menarik monster dengan tingkatan bintang 3 kebawah. Potion ini juga tidak akan berefek pada monster sekelas boss atau sejenisnya dan monster yang bertipe mayat hidup.     

Potion ini termasuk golongan potion tier II jadi agak mudah di buat, Zen hanya perlu mengumpulkan darah dan organ dari beberaa jenia monster dan mencampurnya.     

Masalahnya hanya ada pada bau dari potion ini yang cukup menyengat. Potion ini juga punya versi yang lebih baik, tapi sepertinya level skill Zen masih belum cukup untuk membuatnya.     

Para perampok itu seperti tidak percaya ucapan Zen dan mulai mengambil posisi siap untuk bertarung sekali lagi. Tapi, selang beberapa waktu terdengar suara lolongan serigala dengan jumlah hampir tak terhitung.     

Ekspresi para perampok itu mulai berubah ketakutan, dan sebaliknya Zen terlihat sangat menikmatinya.     

"Hehe, tontonan yang menarik akan segera tayang," batin Zen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.