Adventure World

Lv. 40 - Spirit Realm



Lv. 40 - Spirit Realm

0Di hari yang sama dengan Raid lantai kedua menara dewa. Terjadi keributan luar biasa dikarenakan rentetan kejadian besar.     

[ Guild Scarlet Moon dan Warblood Titan telah mengalahkan Boss lantai kedua menara Phyrallos ro Theos, Verdant Titanoboa. Lantai ketiga telah terbuka ]     

[ Guild High Order telah menyelesaikan Dungeon Fiery Ants. Dungeon akan direset ]     

[ Guild Silver Dragon telah membasmi Monster Nest, Orc Town yang berada di Clover Kingdom ]     

»Mesaia Island«     

Dan secara kebetulan, keempat guild tersebut bertemu di pusat Pulau Mesaia.     

"Oya oya, secara kebetulan semuanya berpapasan. Sepertinya Guild Silver Dragon baru saja melewati waktu yang cukup susah, dilihat dari wajah sang ketua. Dan Guild High Order, di mana ketua kalian? Jarang sekali melihatnya."     

Menanggapi ucapan Ein dengan nada sarkas itu, Silver Dragon meninggalkan tempat tanpa mengatakan apapun. Dilihat dari wajah Sigurd yang mengkerut, terpampang jelas kalau mereka baru saja mendapatkan kesialan.     

Yah, kesialan itu adalah kerugian yang mereka alami selama Raid. Banyak item dan equipment yang mereka korbankan dalam Raid, hal itu terjadi karena ekspetasi mereka yang melenceng jauh dalam rencana mereka.     

"Ara~ Ketua kami memang orang yang sibuk di dunia nyata. Karena itu dia log out secepat mungkin setelah Raid," ucap Erika.     

"Lalu kami juga mengucapkan selamat untuk Guild kalian berdua karena telah menyelesaikan lantai kedua menara itu. Pasti sangat berat melakukannya," lanjut dengan ucapan Ai yang terdengar sangat sopan.     

"Kami mendapatkan bantuan besar dari seseorang, karena itu Raid kami sukses besar," jelas Guts.     

"Yah, intinya kami ucapkan selamat. Kalau begitu sampai jumpa, ada hal yang harus diurus oleh guild kami," ucap Erika yang kemudian mengajak seluruh anggotanya meninggalkan tempat.     

"Baiklah, jika memang sudah begini ... AYO PESTA SEMUANYA!!" teriak Ein yang dilanjut sorakan seluruh anggota guild mereka.     

....     

Di sebuah Bar besar, tempat Scarlet Moon dan Warblood Titan berkumpul.     

"Hei lihat, system game telah mengupload video kemenangan pertama di lantai kedua," ucap Ein yang membuka website, dia bisa melakukannya karena memang menggunakan Viviam Pro.     

Ein pun membesarkan layarnya agar yang lain bisa ikut melihat tayangan ulang pertarungan mereka. Di situ mereka akan menganalisis kekurangan-kekurangan apa saja saat bertarung, dan membuatnya sebagai pelajaran agar kesalahan yang sama tidak terulang.     

"Huh, jadi si Zen itu benar-benar sanggup menahan Boss sendirian," ucap Shwartz yang terdengar datar, tapi ekspresinya serius.     

"Yah, dia memang kuat. Kalian kira dia bisa menjadi salah satu pemenang di event ARC City sendirian itu cuma keberuntungan? Dia saat itu terhitung player dengan jumlah kill paling banyak," jelas Guts.     

"Ohh ternyata mereka juga mengupload bersamaan pada kemenangan pertama di lantai satu. Tapi sayangnya wajah si player ini tidak terlihat terlalu jelas," ucap Ein yang memutarkan videonya.     

Kenyataan bahwa lantai pertama benar-benar ditaklukan hanya oleh satu player masih membuat semuanya geleng-geleng melihatnya. Ini seperti keajaiban kalau player itu berhasil.     

"Noah, apa rare drop dari Boss lantai pertama yang ia jatuhkan saat pertama kali mati?" tanya Ein.     

"Umm ... kalau tidak salah rare dropnya adalah bagian-bagian armor. Dan saat pertama kali mati Boss akan menjatuhkan satu setnya sekaligus. Nama set armornya kalau tidak salah Lone King," jelas Noah panjang lebar setelah mengingatnya dengan susah payah.     

Tangan Ein bergerak cepat tidak berhenti dan terus menari di atas keyboard. Dan saat ia menemukan apa yang ia inginkan, teriakan terlejut keluar darinya, "Haaaa!! Sudah kuduga itu memang dia!!" teriak Ein sambil menunjuk-nunjuk layar hologramnya.     

"Ada apa Ein? Kau terdengar sangat antusias," ucap Guts bertanya-tanya.     

"Jadi begini ... rare drop dari Boss memiliki drop rarity di angka 1%. Dan untuk Boss lantai pertama yang dimana setiap bagian armornya jatuh dengan acak, bagaimana jika kalian melihat ada seseorang yang menggunakan full setnya?"     

"Bukankah dia sangat beruntung kalau begitu," ucap Guts.     

"Tidak," potong Noah. "Jika dia memang menggunakan satu set, itu berarti dia lah yng mengalahkan Boss itu. Karena setiap bagian armornya jatuh secara acak membuatnya semakin langka. Mendapatkan rare drop bukan berarti akan mendapatkan bagian armor yang berbeda.     

"Bisa saja ia mendapatkan bagian armor tubuh dua kali berturut-turut. Jadi satu-satunya cara mendpatkan satu set yang paling masuk akal adalah menjadi yang pertama mengalahkan Boss," lanjut Noah panjang lebar, ia sangat memikirkannya dengan serius.     

"Lalu? Apa yang membuatmu terkejut kalau begitu?" tanya Guts yang masih kebingungan.     

"Lihatlah!" teriak Ein sambil membesarkan layar, di sana terlihat ilustrasi dari set armor Lone King.     

"Sekarang kalian ingat siapa yang menggunakan set armor dengan penampilan yang sama dengan ini," lanjut ucap Ein.     

Dan saat semuanya melihatnya mereka tersentak, karena satu player telah muncul di pikiran mereka. Player yang memang selalu terlihat mencolok ketika melakukan apapun.     

....     

Baiklah, kembali ke waktu yang sekarang.     

»Lakemist Town, Hearth Kingdom«     

"Baiklah anak-anak hari sudah gelap, sekarang waktunya kalian pulang."     

Anak-anak yang sebelumnya mendengarkan cerita melambaikan tangannya dari kejauhan pergi dengan senyuman di wajah mereka.     

"Baiklah, selanjutnya apa yang dua pemuda ini inginkan dariku?" tanya pria tua itu dengan senyuman tenang di wajahnya.     

Zen dan Luck yang saat itu duduk bersebelahan menghadap pria itu saling mengenalkan diri masing-masing.     

"Saya Luck, dan yang di sebelah saya ini ...."     

"Zen."     

"Hohoho, sopan sekali ya. Namaku Adam, panggil saja aku seperti itu."     

•Adam•     

{???}     

"Lalu, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Adam.     

"Kami akan langsung saja, bagaimana cara untuk pergi ke tempat para spirit?" tanya Zen.     

"Bukankah kalian telah mendengar ceritaku? Saat ini tempat para spirit tidak bisa diakses, itu telah terjadi sejak ratusan tahun lalu. Jadi tidak ada jalan untuk pergi ke–"     

"Tapi anda pasti tahu cara pergi ke sana," celetuk Zen memotong omongan Adam.     

"Oi Zen, kau sudah tidak sopan barusan," bisik Luck, tapi Zen menghiraukannya.     

Melihat tatapan penuh tekad dari Zen, Adam hanya bisa tersenyum, tapi ada hal lain yang mengganggunya juga. Ia seperti merasakan hal aneh dari kedua pemuda yang didepannya.     

Yang satunya memiliki kekuatan sihir aneh dan sangat luar biasa melimpah. Dan yang satunya tidak jelas dia masih hidup atau mati, jika dilihat dari energi kehidupannya yang tidak jelas keadaannya.     

"Baiklah, tapi apa yang akan kalian lakukan setelah sampai ke sana dan kondisi tempat itu jauh dari kata baik?"     

"Ehh?! Dia benar-benar tahu caranya?" batin Luck terkejut.     

"Tujuan kami ke sana memang karena membutuhkan sesuatu. Dan jika untuk tujuan itu kami perlu melakukan sesuatu untuk dunia yang di sana, akan kami lakukan," ucap Zen dengan tegas.     

"Oi oi, jangan menyeretku dengan seenaknya. Aku tidak ingin masuk ke situasi yang tidak jelas," bisik Luck sekali lagi, dan Zen tetap menghiraukan.     

"Sialan, setidaknya dengarkan aku," keluh Luck dalam hati.     

"Pemuda yang keras kepala," gumam Adam.     

"Seperti yang ada di ceritaku, semua pintu untuk pergi ke dunia spirit sudah tidak berfungsi, namun aku punya cara khusus untuk melakukannya, tetapi juga berbahaya. Apa kalian yakin?"     

"Bagaimana? Apa kau akan ikut, Luck?" tanya Zen.     

Melihat tatapan serius Zen Luck menjadi bimbang, apa ia memang harus ikut ke tempat yang masih belum jelas kondisinya itu? Ia sendiri adalah tipe yang selalu memperhitungkan hal yang akan dilakukannya.     

Luck tiba-tiba berteriak sambil mengacak-acak rambutnya, dan berkata, "Baiklah aku akan ikut, puas?!"     

"Pilihan yang bagus, jadi tuan Adam apa yang harus kami lakukan?" tanya Zen.     

"Kalian harus pergi dengan melewati celah dimensi."     

Galanor berdiri dari posisinya, dengan satu tangan terangkat, muncul sebuah lingkaran sihir di bawah Zen dan Luck.     

"Alirkan kekuatan sihir kalian, jika lingkaran sihir itu merespon, kalian dianggap pantas melewatinya."     

[ Player dapat menyentuh lingkaran sihir secara langsung untuk mengalirkan mana ]     

"Untuk ini biar aku saja yang melakukannya," ucap Luck dengan percaya dirinya.     

Luck pun menempelkan tangannya ke lingkaran sihir, dan sebuah ledakan aura muncul dari tubuhnya.     

"Ini menghisap MP-ku dengan cepat," batin Luck.     

"Sepertinya terlalu lama jika kau sendirian, aku akan membantu," ucap Zen yang dilanjut melakukan hal yang sama. Sama seperti Luck, MP-nya juga tersedot dengan cepat.     

"Kau ini penyihir atau pendekar pedang?" tanya Luck keheranan.     

Luck bertanya karena pada dasarnya player dapat dianggap memiliki aliran sihir yang sempurna saat INT mereka melewati angka 50. Dan bagi Zen yang menggunakan pedang di level yang sekarang memiliki INT sebesar itu pasti tidak wajar bagi player lain.     

"Bagaimana kalau keduanya?"     

"Hah?!!"     

Di saat itu juga saat mereka mengobrol lingkaran sihir mulai bercahaya dan melapisi tubuh mereka. Keduanya menghilang seperti ditekan ketiadaan.     

"Mengendalikan kekuatan sihir yang sangat besar di tengah-tengah obrolan seperti itu? Mereka memang berbeda," batin Adam. "Kupercayakan takdir dunia spirit pada kalian pahlawan dari dunia lain," lanjutnya yang diiringi hilangnya keberadaannya.     

....     

"Luck! Pegang tanganku! Jangan sampai terpisah," teriak pinta Zen.     

"Gaaaahh, kenapa aku harus mengalami ini?" teriak Luck hiateris.     

Saat ini keduanya tengah terombang-ambing di dalam celah dimensi. Tempat ini memiliki gambaran yang abstrak dan tidak jelas. Gelombang tidak menentu muncul dari segala arah.     

"Oi, tenanglah." Karena Luck yang tidak bisa tenang, Zen meraih salah satu lengannya agar tidak terpisah.     

"Kita akan segera keluar," ucap Zen saat melihat cahaya.     

...     

»Spirit Realm«     

Spirit Realm, dikenal karena keindahannya yang tak tertandingi. Langit berjuta bintang, hamparan rumput luas yang penuh dengan tanaman aneka warna.     

"Langit merah darah, hamparan tanah hitam yang gersang, tumbuhan mati di mana-mana. Ini benar-benar mengerikan," gumam Zen.     

"Ini mengerikan," celetuk Luck.     

"Yah, dan kita harus menemukan penyebabnya," ucap Zen.     

"Zen di depan ada beberapa monster." Mendengar itu Zen mengeluarkan katananya, dan Luck juga mengeluarkan kedua senapannya. "Bersiaplah, mereka cukup banyak," lanjut ucap Luck.     

"Apa dia memiliki skill pendeteksi? Itu cukup berguna," batin Zen.     

•Nether Imp•     

Demon | ☆☆     

Lv. 40     

Kumpulan monster dengan perawakan kecil, berwarna hitam, dan memiliki sorot mata merah menyala. Terlihat kalau mereka mrmiliki jari-jari tangan yang tajam, dan mereka yang memiliki sayap untuk terbang. Kesan yang mereka berikan seperti, peri iblis dari neraka.     

»Area Quest - Save The Spirit Realm«     

Selamatkan Spirit Realm, selama ratusan tahun pohon iblis telah ditanamkan oleh para iblis yang mencoba menginvasi alam ini. Hancurkan pohon iblis yang mengikis kekuatan para Roh di pusat dunia agar keadaan dunia ini kembali normal. (Quest tidak bisa diulang jika gagal.)     

- Tingkat kesulitan: S     

- Batas waktu: -     

- Syarat: Dilakukan oleh lebih dari 1 player     

- Hadiah: ???     

- Konsekuensi: -     

[ Zen Mengundang Anda Memasuki Party, Terima? ]     

"Ya," jawab Luck.     

"Luck, kupercayakan bagian belakangku."     

"Oke."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.