Adventure World

Lv. 37 - Verdant Titanoboa [1]



Lv. 37 - Verdant Titanoboa [1]

0Sesuai yang Guts jelaskan. Sebelum Raid dimulai, kedua guild sudah membentuk grup yang mencoba menghadapi Boss lebih dahulu, guna mengetahui skill yang dimiliki Boss lantai.     

Diketahui Boss ini berwujud ular hijau dengan panjang sekitar 30 meter, lalu dilihat dari tinggi kepalanya, diameter tubuhnya yaitu 2 meter. Kulitnya keras dan sangat tajam, ia juga tidak memiliki racun, seperti ular lain di lantai yang sama.     

Lalu serangan dasarnya cukup mematikan, ular itu lebih sering menggunakan mulut lebarnya untuk langsung menikam ke arah lawan. Jadi, jika player dengan deffense lemah kena, bisa dipastikan game over.     

Sejauh ini ada dua skill yang diketahui. Yang pertama adalah semburan napas api dari mulutnya, serangan itu dapat menyebabkan debuff burning selama satu menit penuh.     

Pertanda jika ia akan menggunakan kemampuan itu, bisa dilihat dengan kepalanya yang terangkat tinggi dan menghadap ke langit.     

Skill yang kedua adalah sebatan ekornya. Jika ular itu mulai menampakkan ekornya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, maka pertanda skill itu akan digunakan.     

Ekor yang telah terangkat tinggi akan menghantam keras ke segala arah. Dan memberikan efek knockback di area sekitarnya, juga berkesempatan memberikan efek stunt.     

Lalu komposisi player untuk Raid kali ini juga sudah di siapkan. Rata-rata dari mereka adalah elit dari kedua guild, dengan level di atas 25.     

Dari 55 player, terbagi atas 15 DPS meele, 5 Tanker, 5 Assassin, 6 Healer, 10 DPS range, dan sisanya Mage dan Support. Lalu dengan kedatangan Zen, jumlahnya menjadi 56 player.     

Maksimal anggota dalam sebuah party adalah 10 player. Dan dengan adanya guild, batasan itu bisa di tembus. Tergantung dari tingkatan guild itu.     

Pada low-class guild, batas maksimalnya adalah 50 player dengan pemimpin party haruslah player berpangkat di guild. Dan karena kali ini ada dua guild, jadi batas anggota party menjadi lebih banyak.     

....     

"Sesuai rencana, aku akan memimpin barisan depan para Tanker. Para Assassin dan Ranger akan di pimpin oleh Schwartz, DPS melee kan di pegang oleh Noah. Dan terakhir barisan para mage dan support akan di awasi oleh Ein," jelas Guts, saat ia berhenti bicara pandangannya beralih ke Zen. "Dan kau Zen, posisi apa yang akan kau ambil?" lanjut Guts bertanya.     

Zen sempat terkejut kalau Guts akan menanyakan hal itu padanya. Normalnya orang yang melihat Zen sekilas akan memasukkannya ke barisan DPS melee.     

Tapi Guts seperti mengetahui sesuatu, dan menanyakan posisi yang Zen inginkan. Dan tentunya itu membuat player yang lain kebingungan. Kenapa repot-repot menanyakan pertanyaan yang sudah jelas jawabnnya.     

Zen sendiri cukup terkejut, tapi ia langsung membuang perasaan itu dan berkata, "Ayolah Guts, bukankah itu sudah jelas kalau aku kan berada di bagian DPS melee."     

Guts hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya dan berkata, "Baiklah, lakukan sesukamu."     

"Cih, MEM-BO-SAN-KAN!" teriak Ein yang kemudian menjauh.     

"Haha, ayolah ... kalian terlalu berharap padaku," ucap Zen.     

Semua player di sana tidak paham sama sekali, apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka bertiga. Setelah itu, semua player mulau mengecek ulang semua perlengkapan mereka.     

Dari senjata, armor, dan potion juga. Hal ini sudah diwajibkan untuk setiap anggota untuk setidaknya memiliki beberapa botol potion untuk HP dan MP.     

"Baiklah Arka, kali ini kau tidak bertarung sendirian. Jadi perhatikan sekeliling lebih seksama," batin Zen untuk mengingatkan dirinya.     

Sebagai persiapannya Zen pun melepaskan kain hitam yang selalu menutupi seluruh badannya seperti jubah. Banyak player yang mulai memperhatikan armonya seketika.     

"Berapa kali pun aku melihatnya, itu armor yang bagus," puji Guts.     

"Oh, terima kasih. Butuh perjuangan cukup berat mendapatkan satu set ini," balas Zen.     

Dan dari kejauhan, ada satu player yang selalu kepikiran sesuatu setiap melihat armor Zen. "Hm ... kapanpun aku melihat armor miliknya, aku selalu merasa familiar," batin Ein.     

Setelah beberapa saat semuanya pun selesai "Baiklah, Raid dimulai!!" teriak Guts dan disusul sorakan semua player.     

....     

"Jadi anda memilih mastery Samurai dalam class swordsman, tuan Zen?" tanya Noah.     

Aku cukup terkejut karena cara bicaranya yang sangat sopan. Oh, sebelumnya dia bahkan meminta maaf untuk Ein, dia benar-benar pria yang baik. Walaupun sulit ditebak karena selalu terlihat tenang.     

Mungkin dia menganggapku samurai karena senjataku katana. Yah tidak salah juga, karena katana adalah senjata utama player dengan class swordsman yang mengambil aliran atau mastery Samurai.     

"Yah bisa dibilang begitu. Dan kau mengambil aliran Dual Blader kan? Aku penasaran apakah menggunakan dua pedang itu rumit? Kudengar itu cukup susah dikuasai. Lalu jangan terlalu sopan denganku," balasku.     

"Saya masih belajar menggunakannya, lagipula ini masih beberapa minggu setelah saya mennyelesaikan quest peningkatan class. Dan saya berbicara sopan karena saya menghormati anda yang merupakan player hebat," ucapnya, dengan wajah kalemnya yang memandang ke arahku.     

"Haha, terserahlah." Aku hanya bisa menjawabnya dengan kata terserah setelah melihat tatapannya.     

Dia bilang masih belajar, tapi itu sangat hebat karena dia baru saja melakukan quest pergantian class, dan sekarang sudah mengikuti Raid dengan skala besar.     

Lalu Dual Blader dikatakan susah itu juga bukan sekedar guyonan. Dari beberapa mastery swordsman, mastery Dual Blader dan Fencer masuk dalam kategori yang susah dikuasai.     

Saat ini Raid telah dimulai, dan aku telah bersama para pasukan DPS melee. Mereka rata-rata menggunakan pedang, tombak, kapak, palu. Aku terkejut karena Guts yang merupakan tipe Knight berfokus pada damage.     

Tapi ternyata dia menambahkan shield pada equipmentnya dan bergabung dengan para Knight yang berfokus pada pertahanan. Saat ini para Tanker telah berurusan dengan Boss secara langsung.     

Mereka sedang berusaha menarik aggro Boss. Masa ini adalah masa-masa yang penting, semua player selain Tanker dilarang menggunakan skill atau melancarkan serangan. Dengan begitu aggro bisa terfokuskan pada para Tanker.     

Tentu saja para Healer juga berjaga dengan memperhatikan HP para Tanker setiap saat. Karena kematian Tanker sama saja dengan memasuki pintu kekalahan.     

"Semuanya! Bersiap, kita akan mulai sebentar lagi," ucap Noah pada para player DPS.     

Sejauh ini yang kulihat para Tanker masih bertahan, dengan para Healer dan Support yang membantu mereka. Para Ranger dan Assassin juga sudah berada di posisi mereka masing-masing.     

Para Mage dari kejauhan juga telah siap. Untuk para Mage yang dipilih, rata-rata mereka adalah Green Mage dan Blue Mage, dan ada beberapa Yellow Mage. Karena atribut dari Boss itu Api, jadi menggunakan Red Mage akan sia-sia.     

Satu persatu player DPS mulai mengaktifkan skill pendukungnya, tentu aku juga tidak mau ketinggalan.     

[Armament]     

[ Physical Damage +25% ]     

[ Attack Speed +20% ]     

[Soul Aura]     

[ Damage Ressistance +20% ]     

[ Speed +7,5% ]     

[ Negative Effect Ressistance +15% ]     

[Ghost Step]     

[ Speed +110% ]     

[ Kekuatan bagian bawah ditingkatkan ]     

Hah ... sensasi menggunakan ketiga skill ini memang yang terbaik.     

....     

•Verdant Titanoboa•     

BOSS | ☆     

Lv. 30     

HP: 35.000     

"Semua!! Gunakan skill provokasi," teriak Guts.     

[Provoke]     

[ Monster menaruh perhatian pada anda ]     

[ Damage Ressistance +50% ]     

[ Efek akan berakhir setelah 1 menit ]     

Seketika terkaman mengarah ke para Tanker. Diantara 5 Tanker, 3 player menahan serangan yang datang dan sisanya memberikan serangan dengan senjata mereka.     

Berkali-kali hantaman mengenai mereka, terlempar, bangkit lagi, terlempar, dan bangkit lagi. HP mereka terus berkurang, walaupun tidak banyak tapi dengan serangan Boss yang semakin cepat dan menggila, bisa dipastikan berbahaya bagi mereka.     

40%     

30%     

20%     

"HEAL!!" teriak para Tanker.     

Para Healer pun memberikan skill mereka, bersamaan para Support yang lain juga memberikan Buff tambahan kepada para Tanker. Dan di saat itu pula Raid yang sebenarnya dimulai.     

"SERANG!!" teriak Noah dan Schwartz bersamaan.     

Para Archer dan Gunner mulai menembakkan amunisi mereka. Sedangkan Assassin berkeliling mencari titik lemah dari Boss dan sebisa mungkin memberikan skill mematikan mereka.     

Para Mage juga mulai melancarkan sihir mereka. Lalu para DPS melee dengan ganasnya menyerang bagian tubuh Boss yang di sisi lain, para Tanker tetap menarik perhatian Boss dan mengurus bagian kepalanya.     

Hujan anak panah dan peluru tidak berhenti mengenai Boss. Lalu beberapa sihir serangan seperti Piercing Ice, Wind Slash, Earth Spike, dan lain-lain.     

Walaupun telah dihujani oleh serangan yang tak terhitung, HP Boss masih bisa bertahan di atas angka 25.000. Memang jumlah maksimal HP-nya tidak jauh beda dengan Boss lantai pertama, tapi pertahanannya yang membuatnya sangat keras. Kelebihannya ini sama halnya dengan kecepatan tak terduga yang dimiliki Boss lantai pertama.     

[Meteor Swing]     

Ayunan palu yang menghantam sisik ular Boss terdengar sangat keras, dan bukan hanya itu saja.     

[Whirl Axe]     

Para pemegang kapak juga berputar memberikan ayunan bertubi-tubi ke tubuh Boss.     

[Dozens Thrust]     

[Critical Stab]     

Tusukan bertubi-tubi juga diberikan para pengguna tombak dan para Assassin.     

Sedangkan para pengguna pedang melancarkan combo-combo mereka yang ganas.     

Tunggu, apa semuanya memang berjalan selancar itu? Tentu tidak, beberapa kali para penyerang jarak dekat sekarat karena terkena sisik pada tubuh Boss.     

Tentunya Boss tidak akan diam saja saat tubuhnya di serang, ia akan berusaha menggerakannya sekuat mungkin untuk menghabisi player yang ada di dekatnya.     

Lalu para Tanker juga hampir berkali-kali masuk ke dalam mulut Boss, dan jika rekannya tidak menghentikan itu, banyak yang akan mati.     

Dan ini dia, secara tiba-tiba Boss itu mengangkat kepalanya menghadap ke atas. Lalu para Guts berteriak, "Semuanya!! Bersiap dengan napas apinya!!"     

Semuanya pun menjadi lebih waspada, dan Zen melihat itu sebagai ksempatan tertentu. Dari pertengah bagian atas tubuh Boss ia berlari menuju ke arah kepala.     

Tentunya bukan hanya sekedar berlari, ia juga memberikan banyak tebasan di sepanjang jalan dan menembakkan sihir di bagian sisik yang terkelupas atau retak.     

Saat Boss itu mulai myemburkan api, pijakan Zen sedikit terganggu karena gerakan tiba-tiba dari tubuh Boss itu. Zen pun melompat tepat di atas kepala Boss ....     

[Deep Slash]     

Dengan menggunakan Deep Slash, ia menargetkan kepala Boss secara langsung.     

27.890     

27.189     

"Tcih, hanya retakan saja kah," keluh Zen dalam hati.     

Boss yang menyadari keberadaan Zen di atas kepalanya pun menghempaskan Zen. Zen yang terlempar terselamatkan oleh Noah dan Schwartz yang muncul tiba-tiba menahan tubuhnya.     

"Tuan Zen, anda terlalu nekat," ucap Noah.     

"Kau player tergila yang pernah kutahu," ucap Schwart.     

Mendengarnya Zen hanya bisa tertawa lebar dan berkata, ".... Kalian bicara apa? Ini posisi yang bagus, tahan tubuhku sebentar."     

Mereka berdua kebingungan dengan ucapan Zen. Bertepatan dengan Boss yang memberikan serangan langsung ke arah mereka, Zen memanfaatkan keadaan.     

[Cursed Thorn]     

Sebuah sulur melesat dari lingkaran sihir milik Zen, bersamaan dengan kepala ular itu yang juga mendekat, keduanya akan saling bertabrakan.     

Zen yakin kalau serangannya ini tidak akan memberikan efek yang bagus kepada ular itu. Jadi ia menargetkan bagian mata, yang terlihat lebih sensitif.     

"Tuan Zen, apa yang barusan terjadi?" Noah pun bertanya-tanya keheranan, sedangkan Schwartz tidak bisa berkata apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.