Adventure World

Lv. 50 - Stone Dragon



Lv. 50 - Stone Dragon

0"Ohh, akhirnya kau sadar."     

Zen berhasil sadar, tapi posisinya saat ini sangat aneh. Ia sedang tertidur di ranjang, dan Luck berada tepat di atasnya dengan wajah mereka sejajar.     

Bug!!     

Secara refleks Zen menendang tubuh Luck. Dan itu membuat Luck terpental menjauh.     

"Ugh, bisa-bisanya kau menendang penyelamatmu."     

"Yah, aku biaa melakukannya karena penyelamatku orang mesum," ucap Zen dengan wajah datar dan nada monoton.     

"Sialan kau, salahmu sendiri karena tidak bangun-bangun."     

"Memangnya berapa lama aku pingsan?"     

"Dua jam, dan selama itu aku harus menjagamu di sini. Itu melelahkan kau tahu."     

"Oh, cukup lama ternyata."     

"Oi, setidaknya pedulilah denganku."     

"Baiklah-baiklah, terima kasih karena sudah menjagaku."     

Mendengar ucapan terima kasih dari Zen, Luck hanya menghela napas. "Ayo keluar, aku hanya menyewa ruangan ini dalam beberapa jam. Tapi sebelum itu kenakan equipmentmu ini."     

"Ohh, semuanya seperti baru. Lalu, apa senjataku sudah kau Enchant?"     

"Sudah, dan itu mencapai +B. Spinelmu sudah habis."     

"Oke oke, tidak masalah. Itu sudah lumayan."     

....     

Sekarang Zen dan Luck dalam perjalanan keluar kota. Zen selesai mengatur barang yang mereka bawa. Saaat keluarereka menggunakan jubah yang sebelumnya Zen beli, jubah untuk meningkatkan ketahanan panas mereka sebesar 10%.     

"Kau masih belum menjawabku, apa yang membuatmu pingsan sebelumnya?" tanya Luck dengan pandangan yang masih lurus ke depan.     

"Hanya efek potion."     

"Kau meminum racun?"     

"Bisa dibilang itu racun, tapi bisa juga tidak. Intinya sebuah potion untuk meningkatkan stats bawaan."     

"Ohh, baiklah aku juga tidak terlalu peduli. Yang penting kau tidak apa-apa."     

Mendengar itu Zen hanya tersenyum.     

[ Mengakumulasikan waktu bertahan, 3 menit 20 detik. Fire Resistance telah ditingkatkan sebesar 30%. ]     

"Yah, hasilnya tidak buruk ternyata," batin Zen.     

....     

"Luck, seberapa jauh lagi kita akan sampai?"     

"Ayolah Zen, ini kesepuluh kalinya kau bertanya."     

"Persediaan air kita akan habis. Bar kehausan cepat sekali turunnya di tempat yang panas. Jika kita tidak sampai-sampai, yang ada kita akan mati kehausan."     

"Aku tahu itu, bersabarlah."     

Grrr!!     

Tiba-tiba suara getaran terdengar. Di depan mereka berdua sebuah pasir hisap muncul, dan dari dalamnya keluar seekor cacing raksasa yang memiliki mulut dan tubuh penuh dengan duri yang tajam.     

Cacing itupun melesat ke arah Luck, tapi Zen dan Luck sendiri tidak ada yang bergerak.     

[Charge Bullet]     

Mengeluarkan shotgun miliknya, Luck menarik pelatuknya tepat ketika kepala cacaing itu di depannya dan ....     

Blar!!     

Kepala Cacing itu hancur tanpa menyisakan bentuk. Sebenarnya ini sudah kedua puluh kalinya cacing yang sejenis muncul di hadapan mereka. Dan mereka akan menanganinya secara bergantian.     

....     

Baiklah, karena cerita Zen dan Luck saat melewati Hell's Desert akan sedikit membosankan, mari kita ke topik yang lain melanjutkan pembahasan Special Class sebelumnya.     

Jika sebelumnya Special Class yang kita bahas berasal dari class Warrior, kali ini adalah waktunya untuk Para pemegang Special Class yang berasal dari class Rogue.     

Sama seperti yang berasal dari Warrior, ini adalah Special Class hasil evolusi dan berhubungan dengan Elemental.     

Yang pertama adalah Phoenix Gunner, class ini adalah tipe Magic Gunner yang menguasai sihir merah lebih dalam. Ia memiliki keunggulan, yaitu skill pembentukan peluru menggunakan sihir. Jadi, semasih ia memiliki MP, amunisinya tidak akan pernah habis.     

Yang kedua adalah Winter Shinobi. Ia adalah Ninja yang pertama kali menguasai Ninjutsu. Dan karena ia memilih elemen biru, maka ia mendapatkan Special Class ini. Class ini masih misterius, karena pemegangnya sendiri jarang muncul di antara para player.     

Ketiga adalah Silent Bow. Sesuai namanya, ia player yang tak bersuara, tak terlihat, dan menggunakan busur. Dapat menembakkan gelombang angin dan listrik, ia juga dapat mengendalikannya sesuka hati, ia diakui sebagai Assassin handal oleh player-player lain walaupun senjatanya adalah busur.     

Keempat yaitu Killer Mole, walaupun gaya bertarungnya sedikit aneh ia tetap mematikan. Assassin dengan atribut kuning ini dapat membuat playernya bergerak bebas di bawah tanah. Bahkan tidak sedikit skillnya yang dapat membawa lawan ke bawah tanah dan membunuhnya seketika.     

Lalu sisa dua Special Class yang menggunakan atribut hitam dan putih. Phantom Dagger dan Luminous Marksman. Jika sebelumnya dari class Warrior ada Archpaladin dan Grim Reaper yang untuk mendapatkannya harus menjadi Paladin dan Reaper pertama.     

Untuk Phantom Dagger dan Luminous Marksman memiliki cara yang berbeda lagi. Ada sebuah misi atau quest rahasia yang harus di lakukan, bahkan dikatakan kalau mencari questnya saja sudah susah, belum lagi menjalaninya.     

Phantom Dagger, sesuai namanya ia adalah Assassin yang seperti hantu, dan membunuh menggunakan kekuatan kegelapan tanpa ada yang mengetahui keberadaannya.     

Lalu Luminous Marksman, penembak jitu yang mengandalkan kekuatan cahaya. Tidak peduli jenis senjatanya, asalakan dapat digunakan untuk menembak, ia pasti bisa menggunakannya.     

Oke, kali ini cukup sampai di sini. Sekarang kita akan kembali ke tempat Zen dan Luck berada.     

....     

"Akhirnya, kita sampai."     

"Zen, di sana ada sebuah kolam air. Cepat isi persediaan air kita, aku akan mslihat status dungeon ini."     

Dungeon yang dikunjungi Zen dan Luck ini merupakan tipe dungeon bawah tanah. Artinya mereka harus memasuki sebuah gua.     

Gua dungeon ini memiliki bentuk seperti kepala naga yang muncul dari bawah tanah. Dari luar tidak terlihat apapun, yang ada hanyalah kegelapan.     

•Stone Dragon's Cave•     

- Progress : 30%     

- Limit Level : 30 - 40     

- Jumlah Party : 1     

- Monsters : Stone Dragon     

"Luck, aku sudah selesai."     

"Oh, pas sekali. Jadi, dungeon ini sesuai dengan perkataan Dio. Batas levelnya adalah tiga puluh sampai empat puluh. Kemajuan penyelesaian dungeon ini masih 30% jadi untuk menyeleasikannnya akan membutuhkan proses agak lama. Jenis monsternya adalah Stone Dragon, mereka tipe naga yang penuh akan kekuatan defensif. Dan di dalam sekarang ada satu party yang menjelajah."     

Mendengarkan penjelasan panjang Luck Zen hanya mengangguk sebagai tanda kalau ia paham.     

"Naga kah, kuharap ini akan berjalan lancar," gumam Zen.     

"Ayo masuk, Zen."     

"Oke!"     

....     

"Ron tahan mereka! Lina beri aku buff tambahan. Riri serang titik butanya." Seseorang dengan tegas memberi perintah kepada anggota partynya.     

"Baik!!" jawaban serentak pun di dapatkan.     

Ron yang seorang Tanker menahan serangan kibasan ekor batu dari naga di depannya. Lalu Lina seorang player Support memberikan Buff pada Lein yang seorang DPS, dengan Riri yang menembakkan panahnya bertubi-tubi dari satu sisi, Lein juga gencar memberikan serangan tebasan pedang dari sisi lain.     

"Ron hati-hati!!" teriak Lina tiba-tiba.     

Entah darimana muncul seekor naga lain yang memberikan serangan fatal pada Ron. Dan karena itu ia terpental jauh ke belakang. Lina pun mendekat ke arahnya dan memberikan bantuan skill healing.     

Dan sekarang Lein harus menahan dua ekor naga bersama dengan Riri. "Lein! Jangan lengah dan tetap waspada," teriak Riri mengingatkan.     

"Aku tahu itu."     

Berusaha menangkis serangan yang datang ke arahnya sebisa mungkin. Lein merasa sedikit kewalahan, dan tanpa sadar membuat salah satu naga melewatinya dan mengarah ke Riri.     

Beruntungnya Ron telah bangkit dan berhasil melindungi Riri tepat waktu. Sayangnya keberuntungan mereka tidak lama, satu lagi naga muncul dari depan.     

Lein sebagai pemimpin mencoba berpikir mencari jalan keluar. Namun hal itu membuatnya lengah dan sebuah serangan mementalkan dirinya.     

"Lein!!" teriak Riri.     

....     

"Karena kau bilang lawan kita naga, kukira mereka akan sangat kuat. Namun dengan beberapa tebasan tubuh mereka sudah ambruk."     

"Zen, kau sendiri itu sudah seperti monster. Jadi jangan merasa aneh kalu mereka hancur karena beberapa serangan darimu."     

Mendengar ucapan Luck, Zen bermain-main dengan potongan batu dari tubuh naga yang ia lawan dan menjawab, "Begitukah ...."     

"Kyaaa!!"     

"Luck itu tadi bukan kau kan? Jika iya, aku akan merasa sangat aneh berada di dekatmu."     

Luck langsung memukul kepala Zen, namun Zen tidak bergeming sama sekali. "Ya mana ada suaraku seperti itu. Jelas-jelas itu suara perempuan, sebaiknya kita bergegas mereka terdengar kesusahan."     

"Baik, ayo maju."     

....     

Terdapat sekitar sepuluh naga, dan party yang dipimpin Lein sudah mencapai batasnya. Si Supporter Lina kehabisan MP dan mereka juga tidak memiliki potion yang tersisa, Riri juga kehabisan anak panah. Lalu Lein dan Ron sudah kelelahan serta HP mereka juga menipis.     

Yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah menunggu kematian. Tapi itu jika mereka berdua tidak datang.     

[Absolute Target]     

[Triple Crescent Slash]     

[Line Slash]     

[Athos]     

[Charge Bullet]     

Blar!!     

Suara ledakan akibat peluru Shotgun yang diperkuat memenuhi ruangan, bukan hanya itu saja, beberapa bagian dinding yang tidak sengaja kena menjadi retak.     

"Oi, jangan menggunakan serangan sekuat itu sembarangan. Kau ingin kita terkubur hidup-hidup?"     

"Ya maaf, aku kan tidak sengaja."     

"Baiklah, kita bersihkan mereka semua."     

"Oke."     

....     

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Zen dengan lembut.     

"Kami tidak apa-apa," jawab Lein.     

"Baguslah, kalau begitu pulihkan dulu diri kalian dengan ini."     

Di sisi lain Zen yang membantu Party Lein, Luck sedang melakukan looting pada mayat naga yang baru mereka kalahkan.     

"Awas belakangmu!!" Sekali lagi Riri berteriak memperingati seseorang.     

Kali ini Zen lah orangnya, dari belakangnya muncul seekor naga dari langit-langit dungeon. Kedua kaki depan naga itu sudah bersiap menyerang Zen, dan Zen sendiri sudah mempersiapakan diri.     

[Cursed Thorn]     

sulur-sulurnya menusuk kedua kaki deoan naga itu, lalu ia mengarahkan tangannya kebelakang dan menembakkan peluru sihir ke kepala naga itu dan mengakhirinya dengan sulur-sulur berdurinya yang mengacak-acak tubuh naga itu.     

"Astaga, dungeon ini suka sekali memunculkan monsternya dari mana saja."     

"Zen, aku sudah selesai. Bagaimana dengan mereka?"     

"Sepertinya mereka juga sudah selesai."     

Lein dan Anggota partynya mendekat ke arah Zen dan Luck.     

"Terima kasib atas bantuannya tuan-tuan," ucap mereka berempat bersamaan.     

"Oh sama-sama," sahut Zen.     

"Sama-sama. Lalu, aku ingin bertanya," ucap Luck.     

"Silahkan tuan," sahut Lein mempersilahkan.     

"Kenapa party kecil seperti kalian memasuki dungeon seperti ini?"     

Mendengar pertanyaan Luck, Lein dan anggotanya sedikit terkejut. Namun, Lein mewakili mereka menjawab.     

"Jadi, tujuan kami ...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.