Adventure World

Lv. 42 - Naga Yggdrasil



Lv. 42 - Naga Yggdrasil

0»Royal Palace, Heart Kingdom«     

Heart Kingdom baru genap satu tahun setelah berganti penguasa. Di generasi ini mereka di pimpin oleh seorang Ratu. Di kerajaan ini sendiri siapapun dapat menjadi penguasa dengan dua syarat mutlak.     

Pertama dia harus memiliki kecakapan dalam mengurus kerajaan baik internal atau eksternal, dan yang kedua dia harus diakui sebagai Raja atau Ratu Penyihir. Singkatnya, dia harus menjadi penyihir terkuat di kerajaan.     

Ratu Agatha Emberly, ia dikenal sebagai Black Dragon Witch. Beberapa orang yang telah melihat wajahnya juga menyebut kalau dia salah satu lambang kecantikan di benua ini.     

Memiliki penampilan yang terbilang ideal, rambut hitamnya yang sangat panjang layaknya langit malam. Namun belum ada yang pernah melihat matanya secara langsung, karena ia menutupinya dengan seutas kain, bahkan jika kain itu dilepas pun dia akan memejamkan matanya.     

•Agatha Emberly•     

{Queen of the Heart Kingdom}     

{Black Dragon Witch}     

"Ada apa ini? Aku merasakan hal yang aneh dari Yggdrasil."     

Suara kepakan sayap terdengar dari kejauhan, terlihat kalau seekor burung berwarna putih terbang mengarah ke Agatha. "Dari Ostoraria?" ucapnya saat melihat burung itu. Ia pun mengangkat tongkat sihirnya yang tersandar, sebagai tempat burung itu mendarat.     

Di salah satu kaki burung, secarik kertas terikat. Agatha yang melihat sebuah lambang di kertas itu bisa langsung menyadari kalau ini berasal dari keluarga kerajaan Elf secara langsung.     

Dengan sekilas Agatha selesai membacanya. Dengan sekali hentak, dari ujung tongkatnya muncul sebuah lingkaran sihir. Sihir yang ia gunakan adalah sihir transmisi.     

Dalam sekejap, di seluruh fasilitas istana muncul layar tampilan dari Agatha. Semua orang yang melihatnya seketika berlutut memberi hotmat pada ratu mereka.     

"Aku akan pergi ke Kerajaan Ostoraria untuk beberapa hari kedepan. Lalu buatlah sebuah regu yang berisikan penyihir tingkat tinggi, dan awasi akar Yggdrasil yang ada di kota Lakemist. Laksanakan."     

"SIAP YANG MULIA!!" jawab seluruh orang di istana.     

Seketika layar tampilan telah menghilanng. Agatha turun dari takhtanya secara perlahan, sebagai ratu dari Heart Kingdom ia tidak memerlukan sebuah ruangan kerja atau apapun, karena tugasnya sendiri sudah bisa ia lakukan di kursi takhta, setiap hari ia akan mengawasi dan mengatur setiap bagian dari kerajaan.     

Saat proses turun pakaian gaun panjangnya secara perlahan menghilang, dan berganti menjadi pakaian penyihir hitam normal yang biasa ia kenakan saat bepergian. Ia lalu menjatuhkan tongkatnya, dan di saat itu tongkatnya berubah menjadi seekor naga hitam setinggi 3 meter. Dengan menunggangi naga itu, ia terbang ke Kerajaan Ostoraria.     

....     

"Ohh Agatha, akhirnya kau sampai."     

Saat Agatha terlihat dilangit-langit pusat kerajaan Ostoraria, Elf dengan penampilan rambut pirang panjang dan mata biru langit ini menyambutnya.     

•Oberon•     

{King of the Ostoraria Kingdom}     

{Licht Contractor}     

"Salam untuk yang mulia Raja Oberon," ucap Agatha sketika saat turun dari tunggangannya.     

"Ayolah, kau ini adalah sahabat Eve dan juga sudah kuanggap seperti putriku sendiri. Jadi lebih santai saja," ucap Oberon dengan nada lembut.     

"B-baik Paman," balas Agatha dengan gugup.     

"Itu lebih baik bukan?"     

Tersadar akan tujuannya yang sebenarnya Agatha mengganti topik pembicaraan. "Jadi, dimana Bibi dan Eve Paman? Lalu apa yang Paman bilang di surat itu sungguhan?"     

"Titania dan Eve saat ini sedang berada di puncak Yggdrasil, bersama dengan para druid mereka sedang mengendalikan keadaan. Untuk lengkapnya kita akan pergi kesana."     

Lalu, tanpa banyak bicara Agatha mengikuti Oberon dengan tenang.     

....     

Di sebuah tempat yang penuh dengan sinar cahaya keemasan, dengan beratapkan dedaunan yang rimbun dan dahan-dahan pohon menjulang di sekitarnya.     

Yah, tempat ini adalah puncak dari Pohon Yggdrasil. Hanya beberapa orang tertentu saja yang bisa mengaksesnya menggunakan lingkaran sihir, karena di tempat ini juga terdapat altar yang digunakan untuk memasuki dunia spirit.     

"Beberapakali aku melihatnya pun, tempat ini selalu membuatku takjub. Baik dari segi tampilan dan jumlah energi sihirnya," batin Agatha.     

Saat ia bersama Oberon mendekati kumpulan Elf yang ada di sekitar Altar. "Agtha!!" teriak seorang gadis elf yang melompat sambil memeluk Agatha.     

"Eve?! Kau mengejutkanku."     

•Eve•     

{Princess of the Ostoraria Kingdom}     

"Ehehe, sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu. Jadi aku terlalu semangat, tehe."     

Yah, gadis dengan rambut pirang dan mata seperti zamrud itu adalah putri dari kerajaan Ostoraria.     

"Eve, kamu harus menahan dirimu. Agatha sekarang juga seorang Ratu," ucap seorang wanita elf dengan tampilan rambut siver blonde yang menawan, ia juga memiliki manik mata seperti Eve.     

"Salam untuk yang mulia Ratu Titania," ucap Agatha sambil menundukkan diri hormat. "Bibi tidak perlu khawatir, lagipula aku dan Eve masihlah sahabat," lanjut Agatha, Eve yang mendengarnya hanya memluk lengan Agatha dengan ekspresi senang.     

•Titania•     

{Queen of the Ostoraria Kingdom}     

{Aura Contractor}     

"Ara~ seperti biasa, Agtha memang gadis yang baik."     

Agatha hanya menanggapinya dengan senyuman, kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke pusat altar. Disana terlihat kalai Raja Oberom tengah memberikan intruksi secara langsung kepada para Druid.     

Dengan rasa penasaran yang telah memuncak, Agatha mulau menanyakan tentang situasi yang terjadi. "Bibi, sebenarnya apa yang terjadi di sini. Samar-samar aku merasakan energi bergejolak dari dalam pohon ini."     

"Biar aku saja yang menjawab ibu," saut Eve tiba-tiba. "Pagi ini secara tiba-tiba energi sihir dalam pohon ini menjadi tidak stabil. Bahkan wujud Naga Yggdrasil juga tiba-tiba terbangun, setelah sekian lama. Jadi karena itu kami menganggap ini situasi darurat," jelas Eve.     

"Yang dikatakan Eve benar, secara tiba-tiba Naga yang menjaga gervmbang dunia spirit terbangun. Kami curiga kalai sedang terjadi sesuatu di balik sana," lanjut Titania.     

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan."     

Tiba-tiba suara misterius muncul, saat semua mengalihkan pandangannya ke sumber suara, mereka mendapati seorang pria tua cebol dengan janggut putih panjang mendekat ke Altar.     

Seketika semua orang terkejut, tapi tidak dengan Raja Oberon. Dia mendekat ke arah orang tua itu dan berlutut secara tiba-tiba dan berkata, "Memberi hormat kepada sang Spirit Tanah Agung."     

Sontak, semua yang mendengarnya terkejut dan mulai ikut berlutut dan memberi salam. "Spirit Tanah Agung? Baru kali ini aku mendengarnya, tapi kenapa beliau bisa ada di luar dunia spirit?" batin Agatha yang bertanya-tanya.     

Melihat temannya yang sedang berpikir kebingungan itu, Eve mulai membisikkan sesuatu ke Agatha, "Kau tahu, Ayah dulu bilang kalau ada seorang spirit yang berhasil kabur saat terjadi invasi di dunia spirit. Tapi ini pertama kali aku mengetahui kalau spirit tersebut adalah sang Spirit Tanah Agung. Jadi aku juga sedikit tetkejut."     

"Baiklah semuanya, kalian tidak perlu berlutut terlalu lama seperti itu. Ayo bangunlah, kau juga Oberon."     

"Terima kasih untuk kebaikan anda, tapi ada satu hal yang ingin saya tanyakan ...."     

"Tanyakan saja," jawab Adam secara spontan.     

"Apa yang sedang terjadi dengan dunia spirit kali ini? Lalu kenapa juga sang Naga Yggdrasil terlihat sangat marah?"     

"Untuk sekarang, aku tidak bisa bilang kalau ada dua orang yang sedang mengacak-acak para iblis yang ada di sana," batin Adam. "Kalian tidak perlu khawatir, ini adalah pertanda baik." jawab Adam.     

Seketika senyuman menghiasi wajah setiap orang di sana. "Tapi, kalian harus melakukan sesuatu untuk menenangkan naga itu. Atau akan terjadi hal sebaliknya dari hal baik sebelumnya."     

Melihat semuanya yang sudah tidak punya jawaban, Adam hanya menghela napas. Lalu secara kebetulann pandangannya bertemu dengan Agatha.     

"Kau, gadis manusia yang di sana."     

Merasa terpanggil, Agatha pun mendekat. "Apa ada yang bisa saya bantu Tuan Adam?" ucapnya sambil menunduk.     

"Kau punya darah naga di tubuhmu bukan?"     

Dengan sedikit bergetar Agatha menjawab, "Benar Tuan."     

"Kalau begitu, gunakan energi sihir nagamu dan coba tenangkan Naga Yggdrasil itu."     

Dengan menelan semua kegugupan dan ketakutannya, Agtha dengan tegas menjawab, "Baik."     

Kemudian Agtha pun mendekat ke pusat Altar, semua Druid yang ada di sekitar Altar menjauh. Dengan tujuan tidak ingin mengganggu Agatha dalam proses pengendalian energi sihirnya.     

"Tuan Adam, apa anda yakin menyerahkannya kepada dia?" tanya Oberon ragu-ragu.     

"Kau terlalu meremehkan gadis itu jika kau menghawatirkannya. Dia Ratu kerajaan Heart bukan? Jadi dia juga di sebut sebagai Ratu Penyihir bukan? Jika itu benar, maka dia akan baik-baik saja."     

Dari kejauhan, Eve dan Titania tidak henti-hentinya menghawatirkan Agatha. "Agatha, semoga kau baik-baik saja," gumam Eve.     

....     

"Huh, aku tidak boleh mengecewakan harapan mereka," batin Agatha.     

Semakin ia mendekat, semakin ia merasakan tekanan energi sihir yang luar biasa. "Sepertinya aku harus menggunakannya," gumamnya.     

Dengan tiap langkahnya yang perlahan, ikatan yang dimatanya pula semakin melonggar. Dan di saat itulah terlihat kalau ia membuka mata, dengan warna biru keperakan, mata Agatha terlihat nampak seperti berlian biru yang sangat indah.     

Tidak berhenti di situ saja, puluhan lingkaran sihir unik muncul di sekelilingnya. Dan di saat itu pula, secara perlahan energi sihir yang ada di pusat altar mulai menunjukkan wujud naganya secara perlahan.     

....     

Beberapa waktu sebelumnya di Spirit Realm, tepat sebelum terjadinya peristiwa di puncak Yggdrasil.     

"Sial, bagaimana ini? Zen terlihat sangat kelelahan, bahkan armornya hampir tidak berbentuk."     

[Charge Bullet]     

.     

.     

[Absolute Target]     

Charge Bullet dan Absolute Target digabungkan, hal itu menciptakan serangan kuat yang mutlak. Walaupun dihalangi oleh akar-akar pohon iblis, peluru tersebut tetap menghindar sampai mengenai targetnya.     

"Kristal itu lebih keras daripada perkiraanku," gumam Luck.     

HP: 54.780     

Lebih dari satu jam pertarungan sudah terlewatkan. Luck sudah kehabisan kesempatan untuk berteleportasi, sebelumnya berulang kali nyawanya terancam karena serangan besar Boss yang secara tak terduga muncul ke arahnya.     

Skill Perfect Senses miliknya sangat berjasa dalam pertarungan ini. Jika tanpa skill itu, ia mungkin tidak akan bisa melihat pertarungan yang sedang terjadi pada jarak yang jauh dan juga menghindari setiap serangan yang datang padanya.     

"Sepertinya memang tidak ada cara lain, aku harus pergi ke sa–"     

BANG!!     

Secara tak terduga sebuah serangan menghantam Luck dan membuatnya terpental. Ia terkejut karena serangan itu sama sekali tidak muncul di area deteksinya.     

Krtk!     

"Sial, bahkan barrier otomatisku langsung mencapai batasnya. Sepertinya ini memang sudah saatnya ...."     

[Heart of Machina]     

__________     

» Charge Bullet – [II] [26%] [Active]     

MP Cost : 200 - 1000     

Cooldown : 5 menit     

Ket : Memfokuskan mana dalam satu tembakan, damage yang dihasilkan tergantung dari berapa lama charge dan berapa banyak mana yang digunakan dalam tembakan itu. Damage dapat ditingkatkan sebanyak, (2×, 4×, 6×, 8×, 10×).     

» Perfect Senses – [III] [30%] [Passive]     

Ket : Dengan berhasil mengembangkan formula untuk meningkatkan tubuh, player telah memodifikasi indra miliknya. Beberapa kemampuan yang dimiliki, (Analysis Eye, Field Detection, Sensitive Smell and Hearing.)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.