Adventure World

Lv. 87 - Selamat Ulang Tahun



Lv. 87 - Selamat Ulang Tahun

Seseorang membukakan pintu mobil dari luar, dengan posisi hormat orang tersebut mempersilahkan pria yang di depannya dengan sangat hormat.     

"Silahkan Tuan Arka."     

"A-Ah ... terima kasih."     

Ketika Arka bingung jalan mana yang harus ia ambil, seorang butler muncul menyambutnya.     

"Selamat datang tuan, anda bisa ikuti saya untuk menuju ke tempat acara."     

"Baiklah, tunjukkan jalannya."     

Arka pun dengan tenang mengikuti butler tersebut. Dan setelah beberapa menit berjalan kaki, sebuah pemandangan taman memukaukan pengelihatan Arka. "I-Ini ...."     

....     

Cecil bilang kalau pesat yang dia adakan adalah pesta outdorr, dan ini luar biasa. Meja putih yang sangat panjang tersusun deretan kursi yang rapi.     

Tanaman-tanaman dengan dedaunan hijau yang segar dihiasi oleh rentetan lampu kuning keemasan. Dan bagian terbaik yang bisa kulihat selain lokasinya adalah ... kue, yap aku adalah pecinta makanan manis, dan kue yang ada di hadapanku itu terlihat sangat menggiurkan.     

Kalau kulihat-lihat, banyak kursi yang sudah terisi, bahkan hanya ada beberap biji saja kursi yang masih kosong. Ya ini wajar saja, aku sampai di tempat ini tepat lima menit sebelum acara. Hah~ aku pun untuk berjalan mendekat, mungkin aku bisa mendapatkan tempat duduk yang tidak terlalu mencolok.     

Tapi, pertama-tama aku ingin menyapa Om Raka, Tante Laras, dan Cecil. Tapi sepertinya mereka berada jauh di ujung sana. Bersama Erika dan ... Ryoko-san.     

"Arka!"     

"Arka ...! Kemarilah."     

Ack! Sial, ketika Erika memanggilku, seketika semua pandangan orang menuju ke arahku. Aku benci ini, aku benar-benar benci menjadi pusat perhatian. Tapi jika itu di dalam game, berbeda lagi kasusnya.     

Aku pun tetap memasang wajah tenang dan berjalan dengan santai ke arah di mana aku dipanggil. Aku bisa melihat kalau para tamu yang lain seperti bertanya-tanya, "Siapa pria asing ini?"     

Aku tidak akan terkejut jika memang mereka memikirkan hal seperti itu. Karena pada dasarnya aku adalah orang luar di pergaulan kelas atas seperti ini, dan itu mutlak ....     

"Arka~ selamat datang. Kukira kau tidak akan datang sebelumnya."     

Om Raka adalah orang yang menyambutku pertama kali, ia memberikan tangannya untuk menjabat tanganku. Dan ketika aku membalasnya, ia menarikku ke pelukannya. Lalu berbisik, "Terima kasih sudah bisa hadir."     

Aku pun membalas, "Saya malah senang karena diundang."     

Lalu Tante Laras juga tidak tertinggal, dia memberiku sapaan sebuah ciuman ringan di kedua pipiku. "Kamu terlihat keren sekali malam ini Arka."     

"Om dan Tante juga terlihat menawan."     

Lalu Cecil juga datang mendekat dan tiba-tiba berkata, "Lalu ... bagaimana denganku?"     

"Cecil juga terlihat sangat mempesona malam ini." Dengan balutan gaun berwarna biru navy dan hiasan ornamen keemasan, kupikir itu sangat cocok dengannya.     

"A-Ah ... terima kasih, Arka j-juga terlihat keren."     

Ketika sapaan kami telah selesai, aku pun bergabung dalam deretan kursi. Aku tidak menyangka kalau Erika telah mebgosongkan sebuah tempat di sebelah Ryoko-san.     

Erika dan Ryoko-san, mereka berdua juga terlihat sangat menarik malam ini. Ryoko dengan gaya khas idolnya, tentu penampilannya pasti akan penuh dengan warna-warni.     

Lalu Ryoko-san ... dia menggunakan gaun polos selutut berwarna putih. Penampilannya memang sederhana, tapi karisma yang ia keluarkan membuat semua yang melihatnya tahu, kalai sia berada di level yang berbeda.     

Dia diam sekali, aku tidak tahu kenapa tapi ... apa ini ada hubungnnya dengan kejadian di Mall waktu itu? Huh~ setelah akhirnya aku bisa melupakan kejadian itu, melihatnya kembali malah membuatku susah melupakannya.     

"Ah tidak, aku harus fokus dengan acaranya."     

....     

Acara diawali dengan kata-kata sambutan dari seluruh anggota keluarga tuan rumah. Diawali dengan ucapan terima kasih untuk kehadiran semua orang, laku puji syukur keluarga besar atas tumbuhnya anak mereka dengan baik, tiadanya hambatan pada lokasi acara, dan panjatan doa untuk yang bersangkutan.     

Yah, ini masih seperti tipikal-tipikal kata sambutan yang cukup normal, bahkan bisa dibilang tidak membosankan. Seperti yang diduga dari keluagra kelas atas, memang berbeda dalam hal-hal tertentu.     

Lalu, Cecilya pun mulai membuat permohonan dan lilin pada kue pun ditiup.     

"SELAMAT ULANG TAHUN CECILYA!!" Secara bersamaan semua orang pun memberikan sorakan ucapan selamat.     

Lalu, acara yang paling di tunggu-tunggu Arka dimulai, yaitu pemotongan kue. Di awali denga Cecil yang memberikan suapan untuk kedua orang tuanya.     

Semua orang mulai menikmati hidangan yang ada di hadapan mereka. Arka duduk dengan tenang dan melahap setiap makanan yang di sajikan di depannya. "Ah~ sudah kuduga. Makanan manis itu memang yang terbaik," benak Arka.     

Lalu Arka pun bingung mau melakukan apa ketika di menyelesaikan makanannya. Ia berniat untuk memberikan hadiah di akhir acara, setidaknya ketika dia bisa sendirian dengan Cecilya.     

Arka awalnya ingin mengajak Ryoko mengobrol, tetapi dia pergi terlebih dahulu sebelum Arka sempat menyapanya. Dan ketika Arka ingin mengejarnya, tanpa ia sadari banyak tamu undangan yang mulai mendekatinya.     

"Hai, boleh kenalan? Ini pertama kalinya kami melihat wajahmu di sini."     

"Yah, apa kamu punya suatu hubungan dekat dengan keluarga Athala?"     

"Kau terlihat cukup dekat dengan orang tua Cecilya, apa kami punya hubungan dengannya?"     

"Ahaha ... perkenalkan namaku Arka, Arka Fidelis, hubunganku dengan keluarga Athala hanyalah pertemananku dengan Cecilya ...."     

Arka pun sedikit kewalahan dengan situasinya saat ini. Walaupun di luar ia terlihat tenang, kenyataannya di dalam ia menjerit kebingungan. Sampai – ada seseorang yang menarik lengannya menjauh dari kerumunan.     

....     

Ah sial, bagaimana aku keluar dari situasi ini? Akan tidak sopan juga jika pergi tanpa menjawab pertanyaan mereka tapi ... jika sedekat ini aku juga akan kesusahan.     

"Eh?"     

Aku merasakan kalau ada seseorang yang menarik tanganku. Dan ketika aku keluar dari kerumunan, aku melihat Ryoko-san lah yang menarik tanganku. Eh?! Apa-apaan ini?     

Ketika kami berada di tempat yang cukup sepi, dia mulai berhenti. Aku bisa mendengar kalau napasnya tersneggal-senggal.     

"Ryoko-san jika mau, aku akan mengambilkan minuman untukmu."     

"Tidak perlu."     

Ryoko-san kemudian mengistirahatkan diri dengan duduk di bangku taman yang tidak jauh dari posisi kami. Lalu tanpa sadar aku pun mengucapkan sesuatu, "Terima kasih."     

"Untuk apa?"     

"Ngg ... yah karena kamu sudah membantuku keluar dari kerumunan itu. Jujur aku sedikit tisak suka jika menjadi pusat perhatian."     

"Hee~ cukup ironis mendengar hal itu dari seseorang yang sering menarik perhatian sekelilingnya di dalam game."     

"Itu adalah kasus yang berbeda."     

"Pfft– ahahaha ... kau benar-benar aneh."     

Akhirnya ... aku bisa melihat Ryoko-san tertawa dengan lepas.     

"Akhirnya ...."     

"Akhirnya?"     

"Akhirnya Ryoko-san tidak terlihat sedih. Karena sejak awal acara kamu benar-benar tidak berekspresi sama sekali."     

"Itu karena kita sedang si tengah acara," ucapnya dengan memalingkan wajahnya.     

"Ryoko-san, kau terlihat sngat cocok dengan pakaianmu."     

"Benarkah?"     

"Benar sekali."     

Kemudian dia menunduk, dan aku bisa melihat dia memainkan ujung rambutnya. Kalau di pikir-pikir, terkadang dia melakukan hal yang sama seperti itu ketika senang. Yah ini hanyalah tebakanku.     

Dan ... sesuai dugaanku dia adalah tipikal wanita yang suka dipuji penampilannya. Tiba-tiba Ryoko-san bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke suatu arah. Ketika aku ingin mengikutinya, ada dua bodyguard yang menghadangku.     

"Yah, sudah kuduga kalau dia memang susah diraih. Tapi tidak ada salahnya jika mencoba berusaha lebih keras," batinku.     

....     

Sedangkan, apa yang dipikirkan Ryoko saat ini. "Arka ... jika kamu seperti itu terus, bagaimana aku bisa menjauhimu? Aku hanya akan semakin egois jika berada di dekatmu."     

....     

Malam semakin larut, dan semakin banyak pula tamu yang sudah pulang. Bahkan Om Raka dan Tante Laras sudah tidak ada di tempat acara.     

Lalu Cecilya ... ah itu dia. Mungkin ini bisa menjadi kesempatan untuk memberikan hadiah. Berjalan mendekat ke arah Cecilya, ketika dia menyadri keberadaanku, dia mulai mengayunkan lengannya.     

"Arka!!"     

Ketika aku berada di hadapannya, dia mulai berdiri dari posisinya.     

"Hei, aku ingin memberikan hadiahku sekarang."     

Aku pun mengeluarkan sesuatu dari kantungku. Sebuah kotak dengan balutan pembungkus hitam dan pita emas, memiliki ukuran yang cukup kecil namun elegan.     

"Ahh!! Terima kasih ... boleh kubuka sekarang?"     

"Tentu."     

Dengan antusias Cecilya membuka tiap lapis bungkusan yang ada pada hadiah. "I-Ini ..." Ketika melihat reaksinya, aku menduga-duga kalau ia tidak akan menyukainya.     

"Apakah itu terlalu sederhana?" tanyaku.     

"Tidak, aku menyukainya. Bisa pasangkan untukku?"     

"Mm ... tentu."     

Hadiah yang kuberikan adalah sebuah pendant, dengan tali yang berwarna keemasan, dan sebuah kristal berwarna biru tua di gantungannya     

Ketika aku selesai memakaikannya, hasilnya benar-benar luar biasa cocok. Atau lebih tepatnya karena wajah Cecilya memang cantik, jadi itu akan cocok bagaimanapun kondisinya. "Bagaimana? Apakah cocok?" tanya Cecil.     

"Yah, sangat cocok. Aku sengaja memilihkan permata bitu tua karena kupikir akan cocok, sebab warna mata Cecilya sendiri sama seperti kristal itu."     

....     

Setelah pesta berakhir. Di halaman belakang rumah keluarga Athala, Ryoko dan Erika duduk bersama menikmati indahnya langit malam yang berbintang.     

"Kita pulang besok."     

"Eh? Serius?"     

"Yah, aku sudah memesan tiket pesawatnya."     

Dari luar Erika terlihat cukup kecewa, namun siapa yang menyangka kalau tanpa ia sadari, ia merasa kalau dari dasar hatinya ia sangat senang, di senang karena akhirnya bisa menemuinya.     

"Ryoko ... akhir-akhir ini aku memikirkan sesuatu."     

"Hm? Apa itu?"     

"Mungkin sudah saatnya aku berh–"     

"Halo semuanya!"     

Erika bahkan belum sempat menyelesaikan ucapannya, Cecilya tiba-tiba muncul di belakangnya. Hal itu membuat Ryoko dan Erika cukup terkejut.     

"Hehe~ apa aku membuat kalian terkejut?"     

"Cecil-chan, itu tidak baik loh," ucap Ryoko.     

"Benar, untuk sesaat kupikir jantungku mau keluar."     

"Maaf, maaf, aku sedikit terlalu bersemangat."     

Ryoko tanpa sadar menyadari sesuatu pada leher Cecilya, sesuatu yang belum pernah ia lihat. "Apa kalung itu baru Cecil-chan?"     

"Ah~ ini hadiah dari Arka. Bagus bukan?"     

"...." Sesaat Ryoko terdiam. "Yah, bagua sekali. Itu cocok dengan warna matamu."     

"Hehe ... Arka sebelumnya juga bilang kalau itulah alasan dia memilih ini "     

"Brrr~ ayo kita masuk, aku mulai merasa kedinginan," ajak Erika.     

"Erika, aku ingin tahu apa yang berusaha kau ucapkan sebelumnya? Aku tidak mendengarnya sampai akhir."     

"Eh? Apa itu?" Cecil juga ikut mulai penasaran.     

"Ah tidak perlu khawatir. Itu bukan hal yang terlalu penting, sebaiknya kita masuk sekarang."     

Ryoko entah kenapa merasa sedikit khawatir dengan Erika. Karena Erika adalah tipe yang selalu berusaha menutupi kegelisahannya. Ia akan selalu terlihat ceria di depan, dan mengabaikan semua beban yang menumpuk di hatinya.     

"Jika Aku dan Cecil-chan tidak cukup. Kuharap kamu segera menemukan dia yang bisa kau jadikan sandaran, dan tempat untuk melepaskan semua beban yang kamu rasakan." benak Ryoko.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.