Adventure World

Lv. 32 - Class Quest [1]



Lv. 32 - Class Quest [1]

0"Huh? Ini dimana?" Saat kusadari aku sudah berada di tempat yang tidak kukenali, aku berusaha mengamati tempat kuberada sekarang. Sebuah ruangan dari kayu yang sederhana dan normal, terdapat satu ranjang, sebuah meja dan lemari pakaian.     

"T-t-tunggu, apa-apaan ini?!!" batinku menjerit.     

Saat kucoba melihat tubuhku, ada yang berbeda. Tubuhku menjadi lebih kecil, seperti anak-anak yang kemungkinan berusia antara 8 sampai 10 tahun, aku juga menyadari kalau rambutku lebih panjang dan berwarna putih. Sayang sekali disini tidak ada cermin, jadi aku tidak bisa melihat jelas wajahku.     

"Aww!!" Sebuah sengatan tiba-tiba terasa di dalam kepalaku, sepertinya aku mulai menerima ingatan tentang tubuh ini.     

Namanya Arsley. Sekarang aku ingat, bola cahaya yang kusentuh saat itu adalah jiwa milik orang ini. Jadi, bisa kupastikan kalau aku sekarang sudah masuk dalam quest kan ....     

Cklek!     

Suara pintu terbuka terdengar, disana seorang wanita yang bisa kuperkirakan berusia 25 keatas, dengan mata dan rambut panjang hitam.     

"Ars, apa kamu sudah merasa baikan?" tanyanya padaku.     

Saat ini posisiku sangat rentan. Ia seharusnya tidak tahu kalau aku bukan Ars yang asli, jadi aku harus berhati-hati dengan perkataanku.     

"Y-ya Master, aku tidak apa-apa." Kuharap ini benar, jika sesuai ingatan yang kudapat, wanita ini adalah master Arsley, Helena Xavierier.     

Dia mendekat dan duduk di ranjang tepat di sampingku. Mendekatkan wajahnya dan mulai menyentuh beberapa bagian wajah Arsley untuk memeriksa kondisinya.     

Dari wajahnya dan gerakan tangannya saat menyentuh tubuh ini, aku bisa memastikan satu hal. Kalau dia sangat menyayangi Arsley.     

Glup! "Sial, tubuh wanita ini benar-benar ... membuatku susah untuk melihat kemana-mana," batinku saat melihatnya.     

Aku benar-benar susah menatapnya langsung. Aku penasaran bagaimana reaksi Arsley yang asli jika mengetahui isi pikiranku ini.     

"Baiklah Ars, sebaiknya kamu beristirahat untuk beberapa hari. Libur latihan untuk sementara tidak masalah kan?"     

"B-baik Master, aku juga ingin memulihkan tubuhku terlebih dahulu."     

"Hm ... tumben kamu menjadi sangat penurut. Tapi itu bagus, tidak baik jika terlalu memaksakan diri," ucapnya sambil menepuk lembut kepala tubuh ini.     

Aku sempat khawatir karena aku tidak bisa mengakses inventory dan kondisi avatarku. Beberapa menu yang masih ada hanya setting dan log out.     

Setelah itu aku memutuskan untuk berpikir tentang apa yang harus kulakukan pada quest ini. Aku benar-benar tak menemukan petunjuk apapun. Satu-satunya yabg membantuku hanya potongan-potongan ingatan Arsley yang muncul di pikiranku.     

Kalau kupikir baik-baik, jiwa yang kupilih itu adalah jiwa Arsley yang telah mati kan ... entahlah aku hanya bisa menebak-nebak. Lalu, jika aku dikirim ke tubuhnya yang masih muda, apa mungkin tujuan quest ini adalah menyelesaikan penyesalan Arsley?     

"Ugh, ini benar-benar sulit," keluhku sambil menyentuh dahiku.     

Brak! Brak!     

Tiba-tiba dari luar aku mendengar suara gebrakan pintu, entah kenapa aku mulai merasa tidak enak. Helena yang sebelumnya keluar dari kamarku kembali lagi, dilihat dari raut wajahnya ia sangat gelisah dan khawatir.     

Tanpa berkata apa-apa dia mulai memabawaku keluar kamar. Saat aku keluar kamar, aku bisa melihat kondisi rumah ini dengan kebih baik..     

Di bagian depan kamarku terdapat kamar lagi, jadi posisiku sekarang seperti berada di lorong kecil. Jika aku ke kiri maka hanya akan ada jalan buntu, dan jika ke kanan terlihat kalau ada sebuah ruangan.     

Dan jika kutebak, itu adalah ruangan utama rumah ini, terlihat kalau di tengahnya terdapat sebuah pintu.     

Helena dengan tergesa-gesa membawaku ke arah kiri, kukira sebelumnya tidak ada apa-apa. Tapi aku terkejut kalau ada sebuah pintu menuju bawah tanah tepat di depanku.     

"Ars, kumohon masuklah. Lalu pergilah ke tempat itu, aku akan menyusulmu nanti. Kau mau berjanji akan menepatinya bukan?"     

Dilihat dari cara bicaranya ia terdengar sangat terburu-buru. Aku masih tidak paham dengan situasinya saat ini, jadi aku memutuskan untuk meng'iya'kan perkataannya saja.     

"Em," jawabku dengan sebuah anggukan.     

"Baguslah, anak yang baik."     

Lalu aku pun masuk ke pintu kecil itu. Saat aku di dalam, terdapat sebuah jalan yang menuju ke suatu arah. Pada bagian dindingnya terdapat cahaya dari sebuah kristal yang tidak kuketahui jenisnya, kristal itu ditempatkan secara merata berdasarkan jaraknya.     

"Ugh!!" Lagi-lagi sengatan muncul di kepalaku. Kali ini aku melihat sebuah pengelihatan, tentang Ars yang berlari sesuai perkataan masternya. Dan saat ia sampai di tempat tujuannya ia sudah keluar dari tanah. Lalu ia melihat kalau dari arah rumah Masternya muncul sebuah asap, dan setelah memeriksanya ....     

"Sial, sepertinya aku tidak bisa menepati janji yang kukatakan pada mastermu Asley," gumamku.     

Saat aku mencoba naik lagi, pintunya tidak mau terbuka. Tapi untungnya tersisa sebuah cela yang membuatku untuk bisa mengintip.     

Aku bisa melihat, kalau Helena sedang berhadapan dengan tiga pria. Mereka bertiga mengenakan pakaian layaknya prajutit pada abad pertengahan, dengan sebuah pedang yang tergantung di bagian pinggang mereka.     

....     

"Kalian ... aku penasaran ada kepentingan apa sampai ketiga ajudan Liliana sampai mampir ke sini," ucap Helena.     

"Ayolah nona Helen, kami hanya ingin bertamu," ucap pria sebelah kanan.     

"Benar, nona Liliana menyuruh kami untuk menyampaikan beberapa pesan untuk anda," lanjut pria sebelah kiri.     

"Cepat katakan tujuan asli kalian, aku tahu pasti ada yang ingin wanita itu inginkan kalau sampai mengirim kalian," balas Helena dengan ketus.     

"Sepertinya basa-basi sudah tidak berguna ya," ucap pria tengah yang salah satu tangannya mulai menarik pedang. "Kami di sini untuk mengambil nyawamu."     

Dengan tiga pedang yang mengarah langsung padanya, Helena dengan sigap mengambil posisi bertarung dan mulai merapalkan sihir. Terlihat kalau lingkarang sihir mulai muncul di kedua tangannya.     

Nahas lingkaran sihir itu hancur dan Helena tersungkur dengan darah yang mengalir dari mulutnya saat terbatuk. Wajah ketiga prajurit itu seketika berubah, di wajah mereka menggambarkan ekspresi kalau situasi ini sesuai dengan rencana mereka.     

"Bagaimana? Bahkan Nona Liliana sampai harus menunggu sekitar 5 tahun untuk membuat racun di tubuh anda benar-benar bekerja. Yah, itu juga karena anda termasuk penyihir yang hebat," jelas pria yang di tengah.     

Pria itu mulai melangkahkan kakinya mendekat ke Helena, dan ia mulai menarik rambutnya ke atas, memperlihatkan wajah Helena saat kesakitan.     

"Seharusnya Nona Helena tahu kalau sirkulasi mana anda telah hancur dan tubuh anda juga sudah mulai merapuh karena racun. And tahu kan, menggunakan sihir hanya akan mempercepat kematian. Lihatlah! Bahkan penyihir dengan sebutan Ratu tak Tersentuh pun bisa terlihat menyedihkan seperti ini," cibir pria itu melihat kondisi Helena.     

Helena saat ini benar-benar tidak bisa bergerak, mulutnya benar-benar kaku.     

"Oh ya, kalau tidak salah kau punya seorang murid bukan?" Mata Helena membelalak serta memperlihatkan tatapan permusuhan dan kemarahan pada pria itu. "Kalian berdua! Cepat cari anak itu! Dia harusnya ada di sekitar dalam rumah," perintahnya kepada dua pria yang lain.     

Setelah beberapa saat. "Kapten, kami tidak bisa menemukan siapapun lagi di rumah ini," lapor kedua bawahannya.     

"Huh? Yah, sudahlah. Lagipula dia juga akan mati dalam waktu dekat, kalian habisi wanita ini."     

Satu-persatu tikaman diarahkan ke tubuh Helena. Entah berapa tebasan, berapa tusukan yang ia dapat. Lalu saat ketiga pria itu akan meninggalkan tempat, mereka juga membakar tempat mereka berada.     

....     

"KEPARAT SIALAN!!!"     

Percuma, walaupun aku berteriak, tidak ada yang bisa mendengarku. Mungkin ada sesuatu yang menghalangi tepat di pintu masuk bawah tanah ini.     

Sial!! Walaupun aku tahu ini hanya game, melihat kematian tepat di depanku dan tidak bisa melakukan apapun membuatku kesal.     

Bahkan aku baru mengenalnya, sial bagaimana bisa aku sampai menangis? Benar, tubuh ini ... walaupun aku tidak berkeinginan menangis, tubuh yang telah hidup bertahun-tahun dengan wanita itu menangis sekarang. Secara alami tubuh ini merasakan kesedihan, dan itu berpengaruh kepadaku.     

Tempat ini sudah terbakar, sayangnya aku tidak bisa memakamkan Helena dengan baik. Sebelumnya, Helena bilang padaku untuk pergi ke tempat itu ... mungkin aku akan menemukannya jika mengikiti jalan ini.     

....     

Selama hampir satu jam aku berjalan, dan akhirnya sampai di suatu tempat. Tempat ini terlihat nyaman, dan satu hal yang mencolok, di sini penuh dengan buku tebal.     

Saat aku menuju pintu keluar, terlihat sebuah pemandangan daratan yang sangat luas. Sepertinya pintu bawah tanah di rumah sebelumnya terhubung dengan pintu bawah tanah rumah yang ada di atas tebing ini.     

[ Selamat, player telah menyelesaikan skenario pertama ]     

Setelah mendengar pesan suara tersebut aku dipindahkan lagi ke suatu tempat. Entah karena sudah terbiasa atau apa, aku tidak terkejut jika dipindahkan ke tempat yang gelap.     

Di tempat itu ada sebuah layar yang cukup besar, lalu diperlihatkan sebuah tayangan. Tunggu ....     

"Arsley?"     

Tayangan yang terlihat adalah Arsley dengan posisi yang sama saat tetakhir kali aku ada di tubuhnya. Dan tiba-tiba waktu di sana berjalan dengan cepat, aku bisa melihat pagi dan malam berganti hanya dengan hitungan detik.     

[ Laporan skenario pertama ]     

• Anda adalah Arsley, saat masih berumur 3 tahun ia dibuang orang tuanya di hutan yang penuh monster. Tapi Arsley beruntung karena ditemukan oleh Helena. Karena kejeniusannya ia berhasil menjadi murid dari Helena Xavierier, salah satu dari dua penyihir istana terhebat Kerajaan Twilight Star dengan julukan Ratu tak Tersentuh.     

Player menemukan fakta kalau Helena sudah lama menderita karena teracuni oleh Liliana Scarlet, yang merupakan sesama penyihir istana terhebat dengan Helena. Dan dengan begitu Player harus memenuhi hasrat Arsley untul membalas dendam kepada Liliana, juga termasuk ketiga ajudannya. •     

Jadi ini quest dengan target NPC. Mungkin aku tidak akan bisa terbiasa melakukan quest seperti ini. Tapi, melihat kelakuan para NPC itu sepertinya aku akan baik-baik saja, seharusnya tidak akan ada rasa bersalah yang muncul kan ....     

Dari yang kulihat pada tayangan yang ada di depanku, sepertinya sedang terjadi percepatan waktu. Jadi ini masa Arsley melatih dirinya dengan sihir. Tunggu, sepertinya aku melihat ada karakter baru yang muncul di sana.     

Oh ... seorang gadis, dan kalau dilihat penampilannya sepertinya kesatria. Tapi itu hanya dugaanku karena penampilannya juga berkesan mewah. Ada kemungkinan juga dia bangsawan.     

Tapi, jka dia bangsawan kenapa dia ada di dalam hutan yang penuh monster, aku bahkan tidak melihat satupun pengawal yang bersamanya. Oke lupakan, kalau dilihat baik-baik gadis itu mungkin akan menjadi lebih dekat dengan Arsley.     

Huh, bukankah pendekatan awal mereka cukup klise? Sang gadis hampir terbunuh oleh monster, lalu sang pria datang sebagai penyelamat. Dan pada akhirnya sang gadis mulai penasaran dengan si pria yang membuat mereka lebih sering berinteraksi.     

Ini menarik, mungkin dia adalah bagian kisah cinta Arsley melihat kedekatan mereka. Tapi ... kuharap gadis itu tidak akan merepotkanku saat menyelesaikan quest.     

[ Menyiapkan skenario kedua ]     

"Baiklah, aku hanya bisa menunggu sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.