Adventure World

[Do Not Open] [Not Done Yet]



[Do Not Open] [Not Done Yet]

0[masih proses]     

[harap bersabar]     

[proses mengejar ketinggalan]     

[jadi tunggu aja sebentar oke!]     

»Magus Tower«     

Luck bersama player High Order menjelajah masuk ke dalam Magus Tower. Mengejutkannya ruangan yang berada di dalam lebih besar dari pada perkiraan mereka.     

Setiap lantai memiliki isi yang berbeda, dimulai dari lantai pertama berupa sebuah aula, lalu lantai yang kedua terdapat sebuah kantin atau tempat makan, lantai ketiga adalah ruangan yang penuh dengan kursi dan meja. d     

Lali lantai keempat dan keenam merupakan sebuah labolatorium, dan di tengahnya lantai kelima merupakan perpustakaan. Di lantai ketujuh mereka menemukan ruangan yang di setiap sisinya terdapat kotak peti, dengan kata lain lantai ini adalah tempat penyimpanan.     

Perlu diketahui, walaupun banyak hal yang berserakan di tiap ruangan, tidak ada satupun barang yang bisa player ambil dari tempat ini. Ketika mereka dengan sengaja mengambil sesuatu, dalam beberapa langkah mereka menjauh dari posisi awal barang yang mereka ambil, secara otomatis barang tersebut akan kembali dengan sendirinya.     

Lalu untuk monster yang menghadang mereka, monster-monster ini berjenis Elemental, dengan nama Living Orb. Mereka merupakan monster dengan bentuk layaknya bola cahaya yan melayang, dan memiliki warna sesuai atribut mereka.     

Baiklah, kembali ke para player. Sejauh ini mereka telah mencapai lantai ke delapan, di lantai ini tidak ada apapun sejauh mata mereka memandang, hanya rauangan besar dengan dinding batu di sekitar mereka.     

Dan di saat ini, adalah kesempatan bagi Luck untuk beesinar. Ketahuilah sejauh perjalanan mereka berlangsung, Luck tidak pernah menemukan kesempatan baginya untuk bertarung.     

Melihat kemampuan bertarung dan kerja sama dari player High Order, ia sadar kalau guild tingkat atas memang berbeda. Mereka sangat terorganisir dan sangat fokus pada bagian mereka masing-masing.     

"Hmm~ tidak buruk. Beruntung sekali aku tidak perlu melakukan hal yang melelahkan," benak Luck.     

Dan apa yang dilakukan Luck sejauh ini? Tentunya ia tidak akan hanya mengikuti dari belakang saja, dengan Perfect Sense ia dapat diandalkan untuk mengetahui bagian-bagian tersembunyi tiap lantai, alasan bisa semudah itu, Luck sendiri tidak tahu. Intinya skill Perfect Sense miliknya benar-benar maksimal ketika di tempat inu.     

Beberapa kali ia menyelamatkan player High Order dari sebuah jebakan, bahkan ia juga dapat menemukan jalur menuju lantai selanjutnya jika saja jalan tersebut tersembunyi dan membutuhkan cara tertentu untuk memasukinya.     

"Hei, apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan?" ucap Luck kepada seorang player yang sejak awal terus menatapnya.     

Celyn pun malu ketika hal yang ia lakukan ternyata ketahuan sejak awal, laku dirinya memberanikan diri untuk mendekat ke Luck.     

"Kau, teman Zen bukan? Kenapa ia tidak bersamamu?"     

"Party kami saat ini sedang berpencar, dan dirinya saat ini sedang menuju Despero Mountain."     

"Despero Mountain ... begitukah, terima kasih karena mau memberitahuku."     

Lalu Celyn pun kembali ke posisi awalnya, Luck merasa aneh dengan tingkah Celyn, Luck penasaran apa memang gadis itu menghampirinya hanya untuk bertanya hal tersebut? Lalu decakkan lidah yang Celyn lakukan ketika mendengar Zen berada di Despero Mountain terdengar mencurigakan.     

"Yah, aku tidak perlu memikirkannya. Lagi pula itu bukan urusanku," gumam Luck.     

"Apa kau menemukan sesuatu Luck?" tanya Hiro yang tiba-tiba muncul di sebelah Luck.     

"Hmmm ...." Luck hanya memutar pandangannya ke sekitar ia berada, beberapa saat tatapannya juga berhenti di beberapa titik. Lalu ia pun mulai berjalan ke arah tengah ruangan.     

"Hei, apa kau yakin akan melakukannya sendiri?" tanya Hiro yang menghentikan langkah Luck.     

"Yup, karena ini sedikit rumit jika tidak kulakukan sendiri."     

Hiro pun akhirnya merelakan keputusan Luck. Lalu Luck pun menekan beberapa bagian yabg ada dilantai dengan urutan tertentu. Tentu saja semuanya yang melihatnya kebingungan dan penasaran apa yang Luck sedang lakukan.     

Sampai tiba-tiba, sisi sebrang para player datang, dinding yang sebelumnya kosong muncul sebuah jalan, namun dari jalan itu keluar banjir dari seekor Living Orb. Jumlah mereka memang cukup mengerikan jika dilihat secara langsung.     

Dan ketika mereka semua terfokus pada Living Orb, Luck tiba-tiba menghilng dari pandangan mereka. Seperti dilahap oleh ketiadaan, tidak ada yang menyadari keberadaan Luck di saat itu juga.     

Erika pun panik, padangannya dengan gila menuju ke segala arah, namun sekali pun Luck tidak muncul di pandangannya. Lalu Hiro sekarang terpaksa mementingkan untuk menyelesaikan kondisi yang mereka alami sekarang.     

....     

"Huh, yang benar saja. Aku tidak menyangka kalau akan seperti ini, kukira jatuhku akan sedikit lebih lembut. Yah, beruntung aku selamat dari ketinggian yang gila ini, terima kasih untuk bonus set armorku."     

Luck saat ini berada di sebuah lorong lain. Jika diketahui sebelumnya kalau dirinya menghilang secara tiba-tiba dengan misterius, kenyataannya adalah ketika ia selesai menekan urutan tombol yang ada di lantai, bukan hanya dinding saja yang membuka jalan, tetapi pijakan Luck juga membuka sebuah lubang menuju ke tempatnya yang sekarang.     

Luck melakukan hal ini dengan sengaja, karena ia seperti merasakan kalau dirinya harus melewati jalan ini.     

"Yah, jika intuisiku salah, aku hanya perlu mencari jalan kembali saja. Itulah yang ingin kulakukan tapi ... sepertinya tidak ada jalan lain selain lurus."     

Luck pun memulai langkahnya, ia tidak melihat jebakan apapun di sana. Namun beberapa Living Orb muncul, dan ia bis mengatasi mereka dengan mudah.     

"Hoo~ aku benar-benar beruntung. Siapa yang menyangka kalau tujuanku akan terpenuhi secepat ini."     

Luck menemukan sebuah ruangan di ujung lorong yang ia lalui, dan di tengah ruangan itu terdapat sebuah jantung yang dililit oleh beberapa rantai hitam.     

"Dengan ini tugasku selesai."     

[ Jejak energi sihir Mammon telah dihilangkan. ]     

Dan setelah mengucapkan hal tersebut, jalan yang ia lalui ketika memasuki tempat ini tertutup. Dan muncul sebuah tangga kayu biasa, Luck terkejut karena yabg muncul bukan tangga yabg normal. Melainkan tangga yang harus dipanjat, ia kemudian mencoba melihat bagian langit-langit yang ada di atasnya, dan ternyata jarak antara dirinya dan langit-langit ruangan ia berada sangatlah jauh.     

"Sepertinya aku benar-benar harus memanjat huh," guman Luck.     

.....     

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh menit, Luck akhirnya berhasil mencapai ujung tangga.     

"Oi oi, yang benar saja. Aku sampai di lantai Boss, dan mereka juga tengah menghadapi Boss juga. Kurasa aku harus mengawasi keadaan terlebih dahulu sebelum bergabung kembali."     

Sesuai perkataan Luck, ia sampai di lantai Boss, bagaimana ia bisa tahu? Karena player High Order berada di depannya, dan tengah menghadapi Boss tersebut.     

"Sepertinya mereka sudah menghadapi Boss itu cukup lama, melihat HP Boss yang sudah menyentuh angka 40%."     

•Fafnir•     

BOSS | ☆☆☆☆     

Lv. 60     

HP : 47.890     

Monster yang dihadapi High Order merupakan seekor naga dengan sisik berwarna keunguan, memiliki empat kaki, dan kaki depannya menyatu langsung dengan sayapnya.     

Monster ini menyemburkan api berwarna keemasan, gerakannya cukup gesit, dan ketika menerjang tidak pandang bulu, semuanya akan dilibas habis.     

Namun naga itu sekarang berada di kondisi yang cukup buruk. Salah satu matanya telah rusak, begitu juga dengan salah satu sayapnya, membuat dirinya tidak busa terbang.     

Luck memperhatikan pertarungan yang terjadi, dan ia akui kalau High Order saat ini berada di kondisi yang sangat unggul, dengan anggota mereka yang masih tersisa cukup banyak.     

"Yup, Erika memang menawan, baik di panggung ataupun medan pertempuran. Kecantikannya memang tidak tertandingi, beruntung bagiku memiliki dia," ucap Luck dengan fokus yabg hanya tertuju pada Erika.     

Dan bisa kita lihat kalau fokus dari Luck saat ini berganti ke Erika, ia tidak bisa mengalihkam perhatiannya sedetik pun dari gadis itu.     

Gaya bertarung Erika memang terlihat sedikit lebih unik, ia menggunakan sebuah greatsword kali ini, dan bukan hanya satu. Sekitar lima greatswords ia kenakan, dengan satu berada di genggamannya dan yang empat lainnya melayang.     

"Oho~ Valkyrie memang hebat," gumam Luck.     

Pertarungan terua berlanjut, namun Luck masih belum memutuskan untuk keluar dari tempat ia berada saat ini. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk melakukan sesuatu.     

Ia berencana untuk tidak keluar begitu saja, setidaknya ia akan keluar ketika pertarungan telah selesai. Namun bukan berarti ia tidak akan membantu.     

[Mutiform: Sniper]     

Salah satu tangannya pun berubah menjadi senapan sniper. Dengan mencari posisi yang cocok, Luck mulai membidik Fafnir. Yang ia targetkan kali ini adalah mata Fafnir yang lain, jika kedua pengelihatannya menghilang, keadaan tersebut setidaknya akan membuat pertarungan jauh lebih mudah.     

"Aku memang ingin menembak matanya, tetapi ini terlalu menantang. Mungkin beberapa skill akan membantu."     

[Charge Bullet]     

Lubang laras sniper Luck pun mulai bercahaya mengumpulkan energi. Dan ketika hampir selesai.     

[Absolute Target]     

Luck pun melepaskan senapannya, dan hal terasebut 100% berhasil mengenai mata Fafnir. Dan dapat diprediksi seperti apa pertarungan ini akan berakhir.     

"Ugh, aku ingin sekali mengambil beberapa drop item dari Boss, tetapi sepertinya itu sedikit mustahil. Yah, beruntungnya aku masih dapat bagian EXP dari mengalahkannya,"     

Ketika pertarungan mereka selesai, ruangan mereka berada tiba-tiba bergetar, lalu satu-persatu atap ruangan berjatuhan. Semua player panik di sana, kecuali seseorang sebab ia sudah tahu apa yang akan terjadi, siapa lagi kalau bukan Luck.     

....     

Ketika semua player membuka matanya, mereka menemukan kalau diri mereka saat ini berada di aula lantai pertama, dengan semua drop item yang mereka dapatkam dari lantai kesepuluh, atau lokasi Boss.     

Semuanya terduduk dengan ekspresi terheran-heran dan kepala yang masih pusing. Tetapu ada satu orang yang masih berdiri baik-baik saja, dan saat ini ia berjalan mendekat ke arah Erika dan berjongkok di hadapan gadis itu.     

"Yo! Apa dirimu bersenang-senang?"     

"Luck?!" ucap Erika dengan ekspresi yang membeku terkejut, seketika keasadarannya pulih sepenuhnya saat sosok di hadapannya.     

"Yup, ini Luck," jawab Luck dengan senyuman di wajahnya.     

Mengabaikan sekitarnya, Luck tanpa persiapan mendapatkan pelukam dari Erika secara tiba-tiba.     

"T-T-Tunggu, Erika?!"     

Beberapa pandangan pun tertuju ke arah mereka seketika. Lalu Hiro, yang secara tidak sengaja melihat ke ujung ruangan tempat Erika berada, seketika ekspresinya menunjukkan kepanikan.     

"Yang benar saja mereka ...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.